Anda di halaman 1dari 29

Alat Pengikat

Struktur (baut)
Disusun :
Keompok 4

AGUS NUR CHALIMI (41118310077)


FAJAR ROHMAT DIANTO (41118310085)
HANANTO IMAWAN (41118310104)
KUNTORO DEDID K. (41118310078)
SINTIA CANDRA N. (41118310090)
VIRGO SAPUTRA N. (41118310070)
Alat Pengikat Struktur

• Setiap struktur adalah gabungan dari bagian-bagian tersendiri atau


batang-batang yang harus disambung bersama (biasanya di ujung
batang) dengan beberapa cara. Sambungan terdiri dari komponen
sambungan (pelat pengisi, pelat buhul, pelat pendukung, dan pelat
penyambung) dan alat pengencang (baut dan las).
Alat Pengikat Struktur
Tipe Sambungan
• Sambungan tipe Tumpu
sambungan yang dibuat dengan mengunakan
baut yang dikencangkan dengan tangan atau baut
mutu tinggi yang dikencangkan untuk menimbulkan
gaya tarik minimum
• Sambungan tipe Friksi
sambungan yang dibuat dengan mengunakan
baut mutu tinggi yang dikencangkan untuk
menimbulkan tarikan baut minimum yang
disyaratkan sedemikian rupa sehingga gaya-gaya
geser rencana disalurkan melalui jepitan yang
bekerja dalam bidang kontak dan gesekan yang
ditimbulkan antara bidang- bidang kontak
Baut
Tipe – tipe Baut
Tahanan Nominal Baut

• Suatu baut yang memikul beban terfaktor Ru , sesuai


persyaratan LRFD harus memenuhi :

Ru ≤ ɸ.Rn

• Dengan Rn adalah tahanan baut sedangkan ɸ adalah


faktor reduksi yang diambil sebesar 0,75. Besarnya Rn
berbeda-beda untuk masing-masing tipe sambungan
Tahanan Nominal Baut
Tahanan Geser Baut
• Tahanan nominal satu buah baut yang
memikul gaya geser memenuhi persamaan :

𝑏
𝑅𝑛 = 𝑚. 𝑟1 . 𝑓𝑢 . 𝐴𝑏
Dimana,
m = jumlah bidang geser
𝑟1 = 0,5 untuk bidang geser baut tak berulir
= 0,4 untuk bidang geser baut berulir
= 0,6 untuk paku keling
𝑓𝑢𝑏 = kuat Tarik putus baut (Mpa)
𝐴𝑏 = Luas bruto penampang baut pada daerah tak berulir (mm2)
Tahanan Nominal Baut
Tahanan Tarik Baut
• Baut yang memikul gaya Tarik tahanan
nominalnya dihitung menurut:

𝑅𝑛 = 0,75. 𝑓𝑢𝑏 . 𝐴𝑏
Dimana,
𝑓𝑢𝑏 = kuat Tarik putus baut (Mpa)
𝐴𝑏 = Luas bruto penampang baut pada
daerah tak berulir (mm2)
Tahanan Nominal Baut
Tahanan Tumpu Baut
• Tahanan tumpu nominal tergantung kondisi yang terlemah
dari baut atau komponen pelat yang disambung, Besarnya
di tentukan sebagai berikut

𝑅𝑛 = 2,4. 𝑑𝑏 . 𝑡𝑝 . 𝑓𝑢
Dimana,
𝑑𝑏 = diameter baut pada daerah tak berulir
𝑡𝑝 = tebal plat
𝑓𝑢 = Kuat Tarik putus terendah dari baut atau pelat
Tahanan Nominal Baut
Dengan :
Baut Tipe Friksi 𝑉𝑢 : gaya geser terfaktor
• Pada Sambungan tipe friksi yang menggunakan baut 𝑉𝑑 : gaya kuat geser rencana baut
mutu tinggi yang slipnya dibatasi, satu baut yang 𝑉𝑛 : gaya kuat geser nominal baut
hanya memikul gaya geser terfaktor 𝑉𝑢 , dalam μ : koefisien gesek = 0,35
bidang permukaan friksi harus memenuhi : 𝑚 : jumlah bidang geser
𝑇𝑏 : gaya Tarik baut minimum
ɸ = 1,0 untuk lubang standart
𝑉𝑢 < 𝑉𝑑 (= ɸ. 𝑉𝑛 ) ɸ = 0,85 untuk lubang selot
pendek dan lubang besar
ɸ = 0,70 untuk lubang selot
Kuat rencana , 𝑉𝑑 = ɸ𝑉𝑛 , adalah kuat geser satu baut panjang tegak lurus arah gaya
dalam sambungan tipe friksi yang besarnya dihitung ɸ = 0,6 untuk lubang selot selot
menurut : Panjang sejajar arah gaya

𝑝𝑟𝑜𝑜𝑓𝑙𝑜𝑎𝑑 = 0,75 . 𝐴𝑏 . 𝑃𝑟𝑜𝑜𝑓 𝑠𝑡𝑟𝑒𝑒𝑠


𝑉𝑑 = ɸ.𝑉𝑛 = 1,13. ɸ.μ. 𝑚. 𝑝𝑟𝑜𝑜𝑓𝑙𝑜𝑎𝑑
Tahanan Nominal Baut
Baut Tipe Friksi

Resultance
clamping
forces

Bolt Tension ( 𝑇𝑏)


Plane Of Friction
Geser Eksentris
• Apabila gaya P bekerja pada garis kerja yang tidak
melewati titik berat kelompok baut, maka akan timbul
efek akibat gaya eksentris tersebut.

• Beban P yang mempunyai eksentrisitas sebesar e, adalah


ekuivalen statis dengan momen P dikali e ditambah
dengan sebuah gaya konsentris P yang bekerja pada
sambungan.

• Karena baik momen maupun beban konsentris tersebut


memberi efek geser pada kelompok baut, kondisi ini
sering disebut sebagai geser eksentris.
Geser Eksentris
Geser Eksentris
Dalam mendisain sambungan seperti ini, dapat
dilakukan dua macam pendekatan yaitu :

• analisa elastik, yang mengasumsikan tak ada


gesekan antara pelat yang kaku dan alat pengencang
yang elastik

• analisa plastis, yang mengasumsikan bahwa


kelompok alat pengencang dengan beban eksentris P
berputar terhadap pusat rotasi sesaat dan deformasi
di setiap alat penyambung sebanding dengan
jaraknya dari pusat rotasi.
Geser Eksentris
Analisa Elastik
• Prosedur analisa ini didasarkan pada konsep
mekanika bahan sederhana, dan digunakan
sebagai prosedur konservatif
Geser Eksentris
Analisa Elastik
Apabila gaya R, diuraikan dalam arah x dan y,
maka dapat dituliskan komponen gaya dalam
arah x dan y :
Karena d2 = x2 + y2, maka

Dengan hukum penjumlahan vektor, maka

Untuk menghitung gaya total akibat beban eksentris, maka pengaruh gaya Rv
memberikan kontribusi gaya kepada tiap baut sebesar

dengan N adalah jumlah baut, sehingga


Geser Eksentris
Analisa Plastis
• Cara analisa ini dianggap lebih
rasional dibandingkan cara elastik.
Beban P yang bekerja dapat
menimbulkan translasi dan rotasi
pada kelompok baut. Translasi dan
rotasi ini dapat direduksi menjadi
rotasi murni terhadap pusat rotasi
sesaat.
Lihat gambar 6.6
KOMBINASI GESER DAN TARIK
• Pada umumnya sambungan yang ada merupakan
kombinasi geser dan Tarik.

• Akibat momen maka baut


A tepi atas akan mengalami
Tarik yang sebanding dengan
momen yang bekerja
• Sambungan ini digunakan bila
momen tidak terlalu besar

B • Momen disalurkan melalui


sayap dan diterima oleh
baut-baut pada sayap
KOMBINASI GESER DAN TARIK
Dengan ,
𝑟1 = 0,5 - Tanpa ulir di bidang geser
Sambungan Tipe Tumpu 𝑟1 = 0,4 - dengan ulir di budang geser
• Dalam perencanaan sambungan
yang memikul kombinasi geser dan 𝐴𝑏 : luas penampang bruto
tarik, ada dua persyaratan yang ɸ𝑓 : 0,75 – factor reduksi kekuatan
harus dipenuhi : untuk fraktur
𝑓𝑢𝑏 : kuat Tarik putus baut (Mpa)
𝑚 : jumlah bidang geser
𝑛 : jumlah baut
𝑇𝑑 : kuat Tarik rencana baut
𝑇n : kuat Tarik nominal
𝑇𝑑 : kuat Tarik rencana baut
𝑇𝑢 : kuat Tarik terfaktor
𝑓t : teganagn Tarik dengan
memperhitungakan ada atau tidaknya
ulir pada bidang geser
KOMBINASI GESER DAN TARIK
Dengan ,
𝑉𝑢 : gaya geser terfaktor
Sambungan Tipe Friksi 𝑉𝑛 : gaya kuat geser nominal baut
𝑇𝑢 : gaya Tarik terfaktor
• Untuk sambungan tipe friksi pada
𝑇𝑏 : gaya pra Tarik baut minimum
sambungan kombinasi geser dan yang diberikan pada saat pengencangan
Tarik harus memenuhi : 𝑛 : jumlah baut

𝑉𝑢 𝑇𝑢 𝑛 ɸ = 1,0 untuk lubang standart


≤ ɸ.𝑉𝑛 1 − / ɸ = 0,85 untuk lubang selot
𝑛 1,13 . 𝑝𝑟𝑜𝑜𝑓𝑙𝑜𝑎𝑑
pendek dan lubang besar
ɸ = 0,70 untuk lubang selot
panjang tegak lurus arah gaya
ɸ = 0,6 untuk lubang selot selot
Panjang sejajar arah gaya
𝑝𝑟𝑜𝑜𝑓𝑙𝑜𝑎𝑑 = 0,75 . 𝐴𝑏 . 𝑃𝑟𝑜𝑜𝑓 𝑠𝑡𝑟𝑒𝑒𝑠
Gaya Aksial

Balok pada Gambar 2.1 dibebani tarik sepanjang axis


oleh gaya P pada tiapujungnya. Balok ini mempunyai
penampang yang seragam (uniform), dan luas
penampang A yang konstan.
Gaya Aksial
Tegangan.
Dua gaya P menghasilkan beban tarik
sepanjang axis balok, menghasilkantegangan
normal tarik σ
sebesar: 𝑃
• σ=
𝐴

Sambungan rantai besi cor seperti Gambar 2.2 di


bawah ini dipakai untuk mentransmisikan beban
tarik yang tetap sebesar 45 kN. Tentukan
tegangan tarik yang terjadi dalam material rantai
pada potongan A-A dan B-B.
Gaya Aksial
Diketahui :
P = 45 kN = 45.103 N
Tegangan Tarik σt1 yang terjadi penampang A-A adalah:
A1= 20.45 = 900 𝑚𝑚2
σt1 = P/A1= 45.103 N/900 𝑚𝑚2 = 50 N/ 𝑚𝑚2 = 50 Mpa
Tegangan Tarik σt2 yang terjadi penampang B-B adalah:
A2 = 20.(75-40) = 700 𝑚𝑚2
σt2 = P/A2 = 45.102 N/700 𝑚𝑚2 = 64,3 N/ 𝑚𝑚2 = 64,3 MPa.
Regangan
Gaya aksial pada Gambar 2.1 juga menghasilkan regangan aksial ε
ε =δ/L Dengan δ adalah pertambahan panjang (deformasi) dan L
adalah panjang balok.
Gaya Aksial
Bidang Kerja Sejajar (Pembebanan Dalam Bidang)
Adalah pembebanan yang gaya dan momen lentur rencananya berada dalam
bidang sambungan sedemikian rupa sehingga gaya yang ditimbulkan dalam
komponen sambungan hanya gaya geser
Geser dan Tarik Akibat Beban Eksentris

• Pada tipe sambungan ini beban bekerja tidak lagi pada bidang sambungan,
maka akan timbul gaya lintang dan momen lentur pada bidang sambungan
itu.
Geser dan Tarik Akibat Beban Eksentris

• Untuk sambungan dengan beban A, maka beban menjadi geser sentris,


sehingga beban Pu dibagi secara merata pada tiap baut
Ku = Pu/n
• Untuk sambungan dengan beban B, momen Mu merupakan momen yang
menyebabkan sambungan melentur, dimana bagian atas akan tertarik dan
bagian bawah tertekan
• Bila alat penyambung digunakan baut mutu tinggi tipe friction, maka akibat
dari pengencang baut akan memberikan gaya tekan pada bidang sambungan,
tapi bila digunakan baut biasa (tipe tumpu) maka gaya tekan ini dapat
diabaikan
• Untuk sambungan baut tipe tumpu dapat diselesaikan dengan cara elastis
atau ultimate sedangkan sambungan baut tipe friction diselesaikan dengan
memperhitungkan gaya tekan
Contoh Latihan
Contoh Latihan
Contoh Latihan
Contoh Latihan

Anda mungkin juga menyukai