STRUKTUR BAJA
Pendahuluan
• Konstruksi baja merupakan kesatuan dari batang-
batang yang tersusun menjadi suatu struktur.
• Hubungan antar batang dalam struktur baja
berupa sambungan.
• Peran sambungan tak kalah penting dari batang-
batang penyusun.
• Perancanaan sambungan menyesuaikan
karakteristik batang yang disambung.
• Konsep perencanaan sambungan: aman, hemat
bahan/ekonomis, mudah dibuat dan mudah
dikerjakan.
• Sambungan menggunakan alat sambung
Jenis Alat Sambung
• Baut (Bolt)
– Baut hitam
– Baut mutu tinggi (High Tension Bolt/High Strength
Bolt)
• Paku keling (Rivet)
• Las (Weld)
dimana:
p = kekuatan sambungan
Ntu = kekuatan tumpu/gaya tumpu
mN = tahanan gesek akibat jepitan
u
Tipe kegagalan sambungan
a. Kegagalan geser baut, baut patah
b. Kegagalan geser pelat, retak pada pelat muka atau
pelat antara dua lubang baut
c. Kegagalan tumpu baut, hancurnya permukaan selimut
baut yang menumpu pada pelat
d. Kegagalan tumpu pelat, hancurnya bidang penumpu
pada pelat
e. Kegagalan tarik baut, baut patah akibat gaya tarik
f. Kegagalan lentur baut, baut mengalami lenturan yang
berlebihan (bengkok)
g. Kegagalan tarik pelat, pelat mengalami retak pada
lubang baut
Klasifikasi Sambungan
Berdasarkan kemampuan batang-
batang sambungan untuk berotasi:
Sambungan kaku
Sambungan sederhana
Sambungan kaku
o Sambungan memiliki kekakuan cukup untuk
mempertahankan sudut-sudut antara komponen struktur
yang disambung.
o Deformasi titik kumpul harus sedemikian rupa sehingga
tidak terlalu berpengaruh terhadap distribusi gaya
maupun terhadap deformasi keseluruhan struktur.
.
Sambungan semi kaku
• Sambungan tidak memiliki kekakuan cukup untuk
mempertahankan sudut-sudut antara komponen struktur
yang disambung, namun mampu memberi kekangan
yang dapat diukur terhadap perubahan sudut. Pada
sambungan semi kaku, perhitungan kekakuan,
penyebaran gaya, dan deformasinya harus
menggunakan analisis mekanika yang hasilnya
didukung oleh percobaan eksperimental
Sambungan Sendi
Sambungan pada kedua ujung komponen yang disambung tidak ada
momen. Sambungan sendi harus dapat berubah bentuk agar
memberikan rotasi yang diperlukan pada sambungan. Sambungan
tidak boleh mengakibatkan momen lentur terhadap komponen struktur
yang disambung. Detail sambungan harus mempunyai kemampuan
rotasi yang cukup. Sambungan harus dapat memikul gaya reaksi yang
bekerja pada eksentrisitas yang sesuai dengan detail sambungannya.
Sambungan Baut
• Pelubangan dengan bor atau hydraulic puncher
• Hydraulic puncher menimbulkan tegangan sisa
(residual stress) akibat bekerjanya tegangan
yang besar sewaktu pelubangan. Lubang bor
hydraulic puncher lebih kecil (± 3 mm) dari
lubang rencana, setelah di-pucher dibesarkan
dengan bor. Proses ini sekaligus untuk
membersihakn retak-retak baja di sekitar lubang
puncher.
• Beberapa contoh bentuk sambungan baut
disajikan pada gambar berikut.
Ukuran diameter lubang
• Menurut PPBBI
– Baut hitam : Ølubang = Øbaut + 1 mm
– Baut mutu tinggi : Ølubang = Øbaut + 2 mm
• Menurut AISC
• Didasarkan pada diameter efektif
• Øefektif = Øbaut + 2 x 1/16’’
Jarak lubang
s1 s s s1
g
g
s1
s1 s s s1
g
g
s1
s1 s2 s2 s2 s1
Bersih 0,35
Digalvanis 0,16 - 0,26
Dicat 0,07 - 0,10
Berkarat, dengan
pembersihan karat 0,45 - 0,70
yang lepas
dibersihkan dengan
0,40 - 0,70
sand blasting
Sambungan Momen
• Sambungan yang mendukung momen
• Terjadi pada struktur yang bersifat kaku (portal
baja)
• Sambungan batang yang mengalami lenturan
(gelagar)
• Sambungan pada konsul (korbel baja)
• Pada sambungan, setiap alat sambung
mendukung beban dengan orientasi terhadap
sumbunya.
• Besarnya beban tergantung dari jarak alat
sambung terhadap pusat berat sambungan.
Sambungan Las
Dua macam sistem pengelasan:
• Las menggunakan gas acetylen (gas karbit) dan
oksigen. Untuk pengelasan ringan dengan bahan yang
tipis.
• Elektroda las – las listrik. Arus listrik dialirkan melalui
elektroda pada batang yang akan disambung, terjadi
hubungan pendek yang mengakibatkan batang dan
elektroda meleleh bersama-sama.
E XXab
E XXAB
E Electrode
XXX Bilangan (2 atau 3 angka) yang menunjukkan kuat tarik ultimit
minimum (Ksi)
A Bilangan yang menunjukkan posisi pengelasan yang sesuai
untuk elektroda ini
angka 1 : pengelasan segala posisi
angka 2 : pengelasan horisontal dan miring
angka 3 : pengelasan terbaring
B Bilangan yang menunjukkan jenis arus listrik (AC atau DC)
serta polaritasnya
Contoh : E 6013
60 : kuat tarik ultimit ; 60 Ksi
1 : pengelasan segala posisi
3 : bisa dengan arus AC maupun C
BERBAGAI BAGIAN LAS
LAS TUMPUL
Penjelasan
• Las Tumpul Penetrasi Penuh: las tumpul di mana
terdapat penyatuan antara las dan bahan induk
sepanjang kedalaman penuh sambungan.
• Las Tumpul Penetrasi Sebagian: las tumpul di mana
kedalaman penetrasi lebih kecil daripada kedalaman
penuh sambungan.
Ukuran las
Ukuran las adalah jarak antara permukaan luar las
(tidak termasuk perkuatannya) terhadap kedalaman
penetrasinya yang terkecil. Khusus sambungan
antara dua bagian yang membentuk T atau siku,
ukuran las penetrasi penuh adalah tebal bagian yang
menumpu.
L
A
S
T
U
M
P
U
L
Tebal rencana las
Tebal rencana las ditetapkan sebagai berikut:
a) Las Tumpul Penetrasi Penuh: tebal rencana las untuk
las tumpul penetrasi penuh adalah ukuran las;
b) Las Tumpul Penetrasi Sebagian: tebal rencana las
untuk las tumpul penetrasi sebagian ditetapkan sesuai
dengan ketentuan dibawah ini:
(i) Sudut antara bagian yang disambung 60
Satu sisi: tt =(d - 3) mm
Dua sisi: tt =(d3 + d4 - 6) mm
(ii)Sudut antara bagian yang disambung >
Satu sisi: tt =d mm 60
Dua sisi: tt =(d3 + d4) mm
dengan d adalah kedalaman yang dipersiapkan untuk las
(d3 dan d4 adalah nilai untuk tiap sisi las).
Panjang efektif
Panjang efektif las tumpul adalah panjang las
ukuran penuh yang menerus.
Luas efektif
Luas efektif las tumpul adalah perkalian panjang
efektif dengan tebal rencana las.
tw
tw
tt 1. Pengantar tw
tw
tt
Perkuatan
tw
tw
tw
tw
tt
tw
tw
Sela akar
tw
tw