Benda yang massanya terpusat pada suattu bidang disebut lapisan tipis bidang.teorema
sumbu tegal lurus berlaku untuk lapisan tipis bidang. Teorema sumbu tegak lurus berlaku untuk
lapisan tipis pada bidang XY-, untuk rotasi pada sumbu Z, momen inersia tentang Smbu Z
diberikan oleh:
Jika benda yang berputar terhadap sumbu X, momen inersianya terhadap sumbu X akan
(untuk lapisna tipis z yang tipis z = 0; maka tdak ada panjang z2)
𝐼𝑥 = ∭ 𝑦 2 𝜌 𝑑𝑉
𝐼𝑦 = ∭ 𝑥 2 𝜌 𝑑𝑉
𝐼𝑧 = 𝐼𝑥 + 𝐼𝑦
Yang menjadi teorema sumbu tegak lurus dan dapat dinyatakan sebagai berikut
Teorema sumbu tegak lurus. Jumlah dari momen inersia dari suatu lapisan tipis bidang
sekitar ada dua sumbu tegak lurus pada bidang alpisan tipis tersebut sama dengan momen inersia
pada sumbu yang melewati titik persimpangan dan tegak lurus terhadap bidang lapisan.
Pertimbangkan lingkaran atau cincin M massa dan radius. Semua M massa terkonsentrasi
pada jarak dari sumbu. Oleh karena itu momen inersia tentang sumbu Z
𝐼𝑧 = 𝑀𝑎2
Ketika diterapkan pada situasi teorema sumbu tegak lurus diterapkan ke lapisan tipis pada
bisang XY, didapat
Ketika sekarang dapat menerapkan teorema sumbu sejajar untuk menemukan momen
inersia terhadap sumbu BB’, dengan demikian
1 3
𝐼𝐵𝐵′ = 𝐼𝑥 + 𝑀𝑎2 = 𝑀𝑎2 + 𝑀𝑎2 = 𝑀𝑎2
2 2
Jadi momen inersia dari atas silinder atau silinder berongga massa M, jari-jari, dan
panjang I dapat dihitung dengan cara yang sama dengan cincin sebelumnya.
Radius Rotasi
Hal ini sesuai untuk menyatakan momen inersia yang dalam hal jarak k, yang disebut
jari-jari rotasi, didefinisikan sebagai
1
𝐼 = 𝑀𝑘 2 , 𝑘=√
𝑀
Artinya, jari-jari rotasi adalah jarak dari sumbu rotasi dimana kita dapat menganggap
semua massa benda akan terpusat. Oleh karena itu, misalnya, jari rotasi k dari batang tipis
dengan sumbu rotasi melewati pusat adalah:
1
1 √12 𝑀𝑎2 𝑎
𝑘=√ = =
𝑀 𝑀 √12
Setelah kita mengetahui k untuk benda tegar berotasi pada sumbu yang diberikan, momen
inersia hanya dihitung dari 𝐼 = 𝑀𝑘 2 .
𝑑𝐼 = 𝑟 2 𝑑𝑚
Dimana r adalah jari-jari cincin. Momen inersia dari disk dapat ditulis sebagai:
𝑎 𝑎 𝑎
2𝑀
𝐼 ∫ 𝑑𝑙 = ∫ 𝑟 2 𝑑𝑚 = ∫ 𝑟 2 𝑟 𝑑𝑟
0 0 0 𝑎2
Artinya
1
𝐼 = 𝑀𝑎2
2
Untuk mendapatkan momen inersia tentang sumbu yang berbeda kita dapat memanfatkan paralel
dan teorema sumbu tegak lurus.