1 1
T = f=
f T
Besaran-besaran GHS
Amplitudo
Pergeseran sbg fungsi waktu t
x(t) = xm cos(ωt + ϕ)
Frekuensi sudut Waktu Sudut fase
𝒅𝒙 𝒕 𝒅
Kecepatan → 𝒗 𝒕 = = [xm cos (ωt + ϕ)]
𝒅𝒕 𝒅𝒙
= −ω xm sin (ωt + ϕ)
𝒅𝒗 𝒕 𝒅
Percepatan → 𝒂 𝒕 = = [−ω xm sin (ωt + ϕ)]
𝒅𝒕 𝒅𝒙
= −ω2 xm cos (ωt + ϕ)
= −ω2 x(t)
Hukum Gaya pada GHS (pegas)
F = ma = m(−ω2 x) = −(mω2) x → F = −k x
Maka: k = mω2
𝑘 𝑚
Sehingga: 𝜔 = dan: 𝑇 = 2𝜋
𝑚 𝑘
Frekuensi sudut Perioda
Energi pada GHS
1 1
Energi kinetic → 𝐾= 𝑚 𝑣2 = mω2 𝑥𝑚2 sin2 (ωt + ϕ)
2 2
1 2 sin2 (ωt + ϕ)
= 𝑘 𝑥𝑚
2
1 2 1 2 cos2 (ωt + ϕ)
Energi potensial → 𝑈= 𝑘 𝑥 = 𝑘 𝑥𝑚
2 2
Waktu berubah, energi saling bertukar Posisi berubah, energi saling bertukar
antara K dan U, tetapi jumlahnya konstan antara K dan U, tetapi jumlahnya konstan
Energi Total GHS
E= 𝑈 + 𝐾
1 2 1 2
E= 𝑘 𝑥𝑚 cos2 (ωt + ϕ) + 𝑘 𝑥𝑚 sin2 (ωt + ϕ)
2 2
1 2
= 𝑘 𝑥𝑚
2
GHS dan Gerak Melingkar Beraturan
P’ adalah partikel yang
bergerak melingkar
𝐹𝑑 = −𝑏𝑣
𝑑𝑥 𝑑2𝑥
Apabila disubstitusi 𝑣 = dan 𝑎 =
𝑑𝑡 𝑑𝑡 2
maka diperoleh persamaan diferensial:
𝑑2 𝑥 𝑑𝑥
𝑚 2 +𝑏 + 𝑘𝑥 = 0
𝑑𝑡 𝑑𝑡
Penyelesaian dari persamaan tersebut adalah:
𝑘 𝑏2
𝜔′ = −
𝑚 4𝑚2
(Halliday & Resnick)
𝑘
Apabila 𝑏 = 0 (tidak ada redaman), maka 𝜔 = 𝑚
2
Untuk osilator tak teredam, energy mekaniknya konstan yaitu 𝐸 = 12 𝑘𝑥𝑚
Untuk osilator teredam, energy mekaniknya tidak konstan tetapi
menurun sebagai fungsi waktu.
Untuk redaman yang kecil, kita dapat menghitung 𝐸(𝑡) dengan
mengganti 𝑥 𝑚 menjadi 𝑥𝑚 𝑒 −𝑏𝑡 /2𝑚 (amplitude osilator teredam),
maka:
1 2 −𝑏𝑡 /𝑚
𝐸 𝑡 ≈ 2 𝑘𝑥𝑚 𝑒
(1) Frekuensi angular natural system (ω), yaitu frekuensi angular yang terjadi
ketika system diberi gaya dorong sekali saja dan kemudian dibiarkan
berosilasi sendiri.
(2) Frekuensi angular 𝜔𝑑 dari gaya luar yang menyebabkan terjadinya osilasi
terpaksa.
Pada system osilasi terpaksa, yang berosilasi dengan
frekuensi angular 𝜔𝑑 dari gaya luar, kita dapat menghitung
simpangan (displacement) :
𝑥 𝑡 = 𝑥𝑚 (𝑐𝑜𝑠(𝜔𝑑 𝑡 + 𝜙)
dimana 𝑥𝑚 adalah amplitudo simpangan dari osilasi.