Anda di halaman 1dari 27

Gerak Harmonik Sederhana

Teredam, Terpaksa, dan Resonansi


Gejala Getaran
Misalnya:
• getaran pada sinar gitar saat dipetik,
• getaran beduk saat dipukul,
• getaran pada pita suara,
• getaran pada bandul yang diayun,
• getaran pada mistar yang ditarik
• dll.

• Getaran = gerak periodik dengan menempuh lintasan


yang sama
• Gerak periodik = gerak benda secara berulang-ulang
dalam selang waktu yang sama
Topik/materi

a. Gerak Harmonik Sederhana


b. Energi Gerak Harmonik Sederhana
c. Angular Osilator Harmonik
Sederhana
d. Gerak Harmonik Sederhana
Teredam
e. Gerak Harmonik Sederhana
Terpaksa
f. Resonansi
Gerak Harmonik Apabila suatu partikel bergerak bolak
Sederhana (GHS) balik terhadap suatu titik tetap (titik
kesetimbangan) dengan gerakan yang
sama secara waktu, jarak, dan
merupakan fungsi sinusoidal terhadap
waktu
Sebuah partikel berosilasi bolak balik sepanjang sumbu x,
antara titik terjauh +xm dan -xm

1 1
T = f=
f T
Besaran-besaran GHS
Amplitudo
Pergeseran sbg fungsi waktu t

x(t) = xm cos(ωt + ϕ)
Frekuensi sudut Waktu Sudut fase

Amplitudo berbeda Amplitudo sama Nilai negatif sudut fase meng-


Frekuensi dan Perioda sama Frekuensi dan Perioda berbeda geser kurva cosinus ke kanan
Pergeseran, Kecepatan, dan Percepatan GHS

Pergeseran → x(t) = xm cos(ωt + ϕ)

𝒅𝒙 𝒕 𝒅
Kecepatan → 𝒗 𝒕 = = [xm cos (ωt + ϕ)]
𝒅𝒕 𝒅𝒙
= −ω xm sin (ωt + ϕ)

𝒅𝒗 𝒕 𝒅
Percepatan → 𝒂 𝒕 = = [−ω xm sin (ωt + ϕ)]
𝒅𝒕 𝒅𝒙
= −ω2 xm cos (ωt + ϕ)
= −ω2 x(t)
Hukum Gaya pada GHS (pegas)

Osilator harmonik sederhana. Tidak


ada gaya gesek baik dengan lantai
maupun udara

F = ma = m(−ω2 x) = −(mω2) x → F = −k x

Maka: k = mω2
𝑘 𝑚
Sehingga: 𝜔 = dan: 𝑇 = 2𝜋
𝑚 𝑘
Frekuensi sudut Perioda
Energi pada GHS
1 1
Energi kinetic → 𝐾= 𝑚 𝑣2 = mω2 𝑥𝑚2 sin2 (ωt + ϕ)
2 2
1 2 sin2 (ωt + ϕ)
= 𝑘 𝑥𝑚
2
1 2 1 2 cos2 (ωt + ϕ)
Energi potensial → 𝑈= 𝑘 𝑥 = 𝑘 𝑥𝑚
2 2

Waktu berubah, energi saling bertukar Posisi berubah, energi saling bertukar
antara K dan U, tetapi jumlahnya konstan antara K dan U, tetapi jumlahnya konstan
Energi Total GHS

E= 𝑈 + 𝐾
1 2 1 2
E= 𝑘 𝑥𝑚 cos2 (ωt + ϕ) + 𝑘 𝑥𝑚 sin2 (ωt + ϕ)
2 2
1 2
= 𝑘 𝑥𝑚
2
GHS dan Gerak Melingkar Beraturan
P’ adalah partikel yang
bergerak melingkar

P adalah proyeksi Kecepatan P dan P’


gerak melingkar dari gerak
pada GHS melingkar dan GHS Percepatan P dan P’
dari gerak
melingkar dan GHS

GHS adalah proyeksi Gerak Melingkar Beraturan pada diameter lingkarannya


Gerak Harmonik
Sederhana (GHS)
Teredam
Apabila gerak dari suatu osilator
tereduksi oleh suatu gaya luar, maka
osilator dan geraknya disebut teredam
Contoh ideal untuk menggambarkan osilator
teredam adalah seperti pada gambar, dimana
sebuah kotak bermassa m berosilasi vertical
dengan pegas yang mempunyai konstante k
Kotak tersebut disambung dengan batang
dan lempengan (vane) yang keduanya
dianggap tidak bermassa, dimasukkan dalam
bak berisi cairan.
Apabila kotak berosilasi, maka lempengan
juga ikut bergerak naik turun di dalam bak
cairan, menimbulkan gaya gesek yang juga
diderita oleh kotak tersebut.

(Halliday & Resnick)


Seiring dengan waktu energy mekanik dari system kotak-
pegas akan berkurang karena energy tersebut dirubah
menjadi energy panas pada cairan dan lempeng.

Diasumsikan cairan menimbulkan gaya redaman yang


sebanding dengan kecepatan dari lempeng dan kotak
(diasumsikan akan akurat apabila lempeng bergerak
perlahan)
Diasumsikan cairan menimbulkan gaya redaman 𝐹𝑑 yang sebanding dengan
kecepatan 𝑣 dari lempeng dan kotak (diasumsikan akan akurat apabila lempeng
bergerak perlahan)
Berlaku hubungan antara gaya redaman dengan kecepatan di sepanjang sb x sbb:

𝐹𝑑 = −𝑏𝑣

Dimana 𝑏 adalah konstanta redaman, yang besarnya tergantung pada karakteristik


lempengan dan cairan, mempunyai satuan dalam SI adalah kilogram per sekon.
Tanda minus menunjukkan bahwa 𝐹𝑑 berkebalikan dengan arah gerakan.
Gaya pada kotak (blok) yang mengikuti pegas adalah 𝐹𝑠 = −𝑘𝑥

Diasumsikan tidak ada gaya gravitasi pada kotak tersebut


relative terhadap 𝐹𝑑 dan 𝐹𝑠

Maka berdasarkan Hukum Newton II untuk komponen


Osilasi sepanjang sumbu x (𝐹𝑛𝑒𝑡 ,𝑥 = 𝑚𝑎𝑥 ) dapat kita tuliskan:
Teredam −𝑏𝑣 − 𝑘𝑥 = 𝑚𝑎

𝑑𝑥 𝑑2𝑥
Apabila disubstitusi 𝑣 = dan 𝑎 =
𝑑𝑡 𝑑𝑡 2
maka diperoleh persamaan diferensial:

𝑑2 𝑥 𝑑𝑥
𝑚 2 +𝑏 + 𝑘𝑥 = 0
𝑑𝑡 𝑑𝑡
Penyelesaian dari persamaan tersebut adalah:

𝑥 𝑡 = 𝑥𝑚 𝑒 −𝑏𝑡 /2𝑚 cos⁡


(𝜔′ 𝑡 + 𝜙)

dimana 𝑥𝑚 adalah amplitude dan 𝜔′ adalah frekuensi angular


dari osilator teredam.

Frekuensi angular dapat dituliskan sebagai:

𝑘 𝑏2
𝜔′ = −
𝑚 4𝑚2
(Halliday & Resnick)

𝑘
Apabila 𝑏 = 0 (tidak ada redaman), maka 𝜔 = 𝑚

yaitu frekuensi angular untuk osilator yang tidak teredam.

Apabila konstanta redaman sangat kecil tetapi

tidak sama dengan nol (𝑏 ≪ 𝑘𝑚) maka 𝜔′ ≈ 𝜔


Energi Redaman

Berdasarkan persamaan ini 𝑥 𝑡 = 𝑥𝑚 𝑒 −𝑏𝑡 /2𝑚 cos⁡(𝜔′ 𝑡 + 𝜙)


yang merupakan fungsi cosinus, maka amplitudonya ( 𝑥𝑚 𝑒 −𝑏𝑡 /2𝑚 )
akan berkurang sebagai fungsi waktu, sesuai dengan yang
ditunjukkan pada Gambar di atas

2
Untuk osilator tak teredam, energy mekaniknya konstan yaitu 𝐸 = 12 𝑘𝑥𝑚
Untuk osilator teredam, energy mekaniknya tidak konstan tetapi
menurun sebagai fungsi waktu.
Untuk redaman yang kecil, kita dapat menghitung 𝐸(𝑡) dengan
mengganti 𝑥 𝑚 menjadi 𝑥𝑚 𝑒 −𝑏𝑡 /2𝑚 (amplitude osilator teredam),
maka:

1 2 −𝑏𝑡 /𝑚
𝐸 𝑡 ≈ 2 𝑘𝑥𝑚 𝑒

Dalam osilator teredam, seperti halnya amplitude energy juga


berkurang sebagai fungsi waktu.
Apabila seseorang mengayunkan suatu ayunan tanpa memberi
Osilasi dorongan, maka ayunan akan mengalami osilasi bebas.
Terpaksa dan
Resonansi Apabila ada dorongan periodik pada ayunan, maka ayunan akan
menjadi terpaksa dan menghasilkan Osilasi Terpaksa.
Ada 2 frekuensi angular yang berasosiasi dengan system osilasi terpaksa, yaitu:

(1) Frekuensi angular natural system (ω), yaitu frekuensi angular yang terjadi
ketika system diberi gaya dorong sekali saja dan kemudian dibiarkan
berosilasi sendiri.
(2) Frekuensi angular 𝜔𝑑 dari gaya luar yang menyebabkan terjadinya osilasi
terpaksa.
Pada system osilasi terpaksa, yang berosilasi dengan
frekuensi angular 𝜔𝑑 dari gaya luar, kita dapat menghitung
simpangan (displacement) :
𝑥 𝑡 = 𝑥𝑚 (𝑐𝑜𝑠(𝜔𝑑 𝑡 + 𝜙)
dimana 𝑥𝑚 adalah amplitudo simpangan dari osilasi.

Seberapa besar nilai amplitude simpangan 𝑥𝑚 tergantung


dari kekompleksan fungsi 𝜔𝑑 dan 𝜔.
Besarnya amplitudo kecepatan 𝑣𝑚 dari osilasi
dapat dihitung.
Akan bernilai maksimum apabila 𝜔𝑑 = 𝜔.
Kondisi ini disebut dengan Resonansi.
Pada kondisi tersebut besarnya amplitudo system 𝑥𝑚
adalah maksimum. Jadi apabila kita tekan ayunan pada
frekuensi angular naturalnya, maka maka simpangan
dan kecepatannya akan bertambah besar,
tetapi apabila ayunan ditekan di luar frekuensi angular
naturalnya (lebih besar atau lebih kecal), maka simpangan
dan kecepatannya akan lebih kecil.
Gambar di atas menunjukkan hubungan amplitude simpangan
(Halliday & Resnick) dari suatu osilator yang tergantung dari frekuensi angular gaya
luar 𝜔𝑑 untuk 3 nilai konstanta redaman 𝑏.
Contoh Akibat Resonansi
Sebagai contoh sebuah gedung akan bergoyang hebat
ketika ada gempa yang frekuensi angularnya sama atau
mendekati sama dengan frekuensi angular natural gedung
(Gempa sebagai driving force)

Sebuah jembatan gantung akan bergoyang hebat ketika


diterpa angin yang frekuensi angularnya sama atau mendekati
sama dengan frekuensi angular natural jembatan tsb.
Sekian

Anda mungkin juga menyukai