Kompetensi Dasar
Mengetahui konsep
dasar gerak harmonik Indikator
gerak osilasi/periodik
Beberapa Istilah Dalam GHS
Posisi Setimbang : Posisi pada y=0
Simpangan (y) : Jarak dari posisi setimbang
Amplitudo (A) : Simpangan terjauh
Satu getar : Satu kali bolak-balik (dari satu posisi ke
posisi berikut dengan fasa yang sama)
Perioda (T) : Waktu untuk menempuh satu getar
Frekuensi (f) : Banyaknya getaran dalam 1 detik
Berlaku hubungan:
1 1
f atau T
T f
A : Amplitudo GHS (cm)
w : frekuensi sudut = 2pf
t : waktu (detik)
y : simpangan (m/cm)
Frekuensi menunjukkan seberapa cepat GHS
berlangsung, dalam grafik y-t frekuensi yang lebih
besar ditunjukkan dengan grafik sinusoidal yang
lebih rapat
y = simpangan (m)
A = amplitudo (m)
y A sin t A sin 2ft = kecepatan sudut (rad/s)
f = frekuensi (Hz)
t = waktu tempuh (s)
Jika pada saat awal benda pada posisi 0, maka
y A sin (t 0 ) A sin (2ft 0 )
Besar sudut (t+0) disebut sudut fase (), sehingga
t t 0
t 0 2 0 2 2
T T 2
t 0
disebut fase getaran dan
T 2
disebut beda fase.
t 2 t1
2 1
T
Kecepatan Gerak Harmonik Sederhana
Untuk benda yg pada saat awal 0 = 0, maka kecepatannya adalah
dy d
v ( A sin t ) wA cos t
dt dt
v y w A2 y 2
Percepatan Gerak Harmonik Sederhana
Untuk benda yg pada saat awal 0 = 0, maka percepatannya adalah
dv d
a ( A cos t ) w 2 A sin t w 2 y
dt dt
am w 2 A
?
Perpindahan : x = A cos (wt +)
T = 2p/w
p p p p
A
PHYSI S
SHM Solusi...
Penggambaran A cos(wt + )
p p p p
PHYSI S
SHM Solusi...
Penggambaran A cos(wt - p/2)
=
p/2
p p p p
= A sin(wt)!
PHYSI S
Persamaan-persamaan Persamaan-persamaan GHS
GHS untuk pegas untuk bandul sederhana
?
F
Wsina
W
Persamaan-persamaan Persamaan-persamaan GHS
GHS untuk pegas untuk bandul sederhana
?
Frekuensi GHS Pegas
Apa yang mempengaruhi GHS sebuah pegas?
1 l
f Bandul
2p g
Semakin besar massa
beban m maka frekuensi
menjadi kecil, dan
sebaliknya.
Energi mekanik:
KONSERVASI ENERGI
Apabila EK dan EP pada GHS kita hitung:
Energi mekanik:
Energi pada Gerak Harmonik Sederhana
Energi kinetik benda yg melakukan gerak harmonik sederhana,
misalnya pegas, adalah
Ek 12 mv2 12 mw 2 A2 cos 2 t
Karena k = m2, diperoleh
Ek 12 kA2 cos 2 t
Energi potensial elastis yg tersimpan di dalam pegas untuk setiap
perpanjangan y adalah
1
EM mA2w 2
2
A : Tetap
W : Tetap
m : Tetap
Dengan demikian EM tetap atau kekal/conserve
Meskipun EM tetap, namun EK dan EP senantiasa
berubah setiap saat.
EK mencapai maksimum pada saat nilai v
maksimum, yakni pada posisi setimbang
EP maksimum pada y maksimum, yakni pada saat
beban mencapai titik terjauh (y=A)
Osilasi teredam
g Osilasig paksa
Modulus Young:
Menggambarkan keuletan bahan, Mod. Young
besar, bahan semakin susah ditarik / tekan.
Modulus Geser:
Menggambarkan kekakuan bahan, Mod. Geser
besar, bahan semankin susah di puntir.
Modulus Bulk:
Menggambarkan kemampuan bahan untuk dimampatkan.
Dr. Linus Pasasa MS /Fisika Dasar I Bab 7-31
DEPARTMEN FISIKA ITB
Modulus Young
F
Tegangan Normal F A, gaya normal
A
Tegangan = modulus elastisitas Regangan
F L
E
A L0
Regangan
Tegangan E: Modulus Young
Dimensi sama dengan tegangan
L
F = E A
Lo Dr. Linus Pasasa MS /Fisika Dasar I Bab 7-32
DEPARTMEN FISIKA ITB
Modulus Geser
F//
Tegangan Geser , F A
A
Tegangan = modulus elastisitas Regangan
F// X
G
A h
Regangan geser
Tegangan geser
G: Modulus Geser
Dimensi sama dengan tegangan
Tegangan hidrolik
V
pB
V
Regangan volume
Tegangan, tekanan
B: Modulus Bulk
Kompresibilitas: Dimensi sama dengan tegangan
k 1/ B
Dr. Linus Pasasa MS /Fisika Dasar I Bab 7-34
DEPARTMEN FISIKA ITB
Kurva Tegangan-Regangan
Batas Oa: bersifat elastis
proporsional
d Hukum Hooke berlaku
c: permanen
Bersifat elastis
O <1% c 30%
Regangan
Dr. Linus Pasasa MS /Fisika Dasar I Bab 7-35
DEPARTMEN FISIKA ITB
Hukum Hooke
Hukum Hooke menyatakan
hubungan antara gaya F yang
meregangkan pegas dengan
pertambahan panjang pegas pada
daerah elastis pegas.
F = gaya pada pegas (N)
F kx x = pertambahan panjang (m)
k = tetapan pegas (N/m)
Susunan Pegas
Untuk memperoleh konstanta pegas sesuai yang
diinginkan, pegas dapat disusun seri, paralel, dan
seri-paralel (campuran)
xs x1 x2 x3 ...
Fs F1 F2 F3
...
k s k1 k 2 k3
1 1 1 1
...
k s k1 k 2 k3
Pada susunan pegas paralel, gaya pegas sama dengan jumlah
gaya masing-masing pegas
F1 F2 F3 ... Fparalel
x1 x2 x3 ... x paralel
Fp F1 F2 F3 ...
k p x p k1 x1 k2 x2 k3 x3 ...
k p k1 k 2 k3 ...