Anda di halaman 1dari 40

GERAK HARMONIK

gerak harmonik, gerak periodik,


Daftar periode, frekuensi, frekuensi
Istilah sudut, amplitudo, osilasi paksa,
osilasi teredam, resonansi
Memperhatikan contoh Standar Kompetensi
sederhana sistem yang
mengalami gerak harmonik

Kompetensi Dasar

Mengetahui konsep
dasar gerak harmonik Indikator

Menyebutkan contoh gerak osilasi/periodik


Menyatakan persamaan gerak harmonik sederhana
Menjelaskan pengertian osilasi teredam
Menjelaskan pengertian osilasi paksa
Menjelaskan pengertian resonansi
GETARAN
Getaran adalah gerak
bolak-balik benda di
sekitar titik setimbang
Terdapat banyak
fenomena getaran di
alam dan di keseharian
Mengapa Bergetar
Sebuah benda/sistem bergetar karena ia cenderung
melawan dan mempertahankan dirinya pada
keadaan normal
Contohnya sebuah pegas, jika ditekan di balik
menekan. Namun jika ditarik, ia balik menarik ke arah
berlawanan
Sebuah bandul juga demikian, jika diberi simpangan
ke kiri, ia akan bergerak ke kanan. Jika diberi
simpangan ke kanan, ia akan menormalkan dirinya
dengan bergerak ke kiri.
Pada dasarnya seluruh benda demikian
Gerak Harmonik Sederhana
Salah satu jenis getaran yang paling sederhana
disebut gerak harmonik sederhana (GHS) atau
simple harmonic oscillation (SHO)
Mengapa dinamakan GHS?
Harmonik : Bentuk/pola getaran selalu berulang
pada waktu tertentu
Sederhana : Dianggap tidak ada gaya disipasi,
sehingga amplitudo dan energi tetap/kekal
Contoh GHS yang paling lazim adalah:
Sistem pegas dengan beban m
Sistem bandul dengan tali l dan beban m
Karakteristik:
bersifat berulang
terdapat gaya pemulih

gerak osilasi/periodik
Beberapa Istilah Dalam GHS
Posisi Setimbang : Posisi pada y=0
Simpangan (y) : Jarak dari posisi setimbang
Amplitudo (A) : Simpangan terjauh
Satu getar : Satu kali bolak-balik (dari satu posisi ke
posisi berikut dengan fasa yang sama)
Perioda (T) : Waktu untuk menempuh satu getar
Frekuensi (f) : Banyaknya getaran dalam 1 detik
Berlaku hubungan:

1 1
f atau T
T f
A : Amplitudo GHS (cm)
w : frekuensi sudut = 2pf
t : waktu (detik)
y : simpangan (m/cm)
Frekuensi menunjukkan seberapa cepat GHS
berlangsung, dalam grafik y-t frekuensi yang lebih
besar ditunjukkan dengan grafik sinusoidal yang
lebih rapat

Frekuensi GHS yang ditunjukkan kurva merah


lebih tinggi dari kurva hitam
Simpangan, Kecepatan, Percepatan
Simpangan Gerak Harmonik Sederhana

y = simpangan (m)
A = amplitudo (m)
y A sin t A sin 2ft = kecepatan sudut (rad/s)
f = frekuensi (Hz)
t = waktu tempuh (s)
Jika pada saat awal benda pada posisi 0, maka
y A sin (t 0 ) A sin (2ft 0 )
Besar sudut (t+0) disebut sudut fase (), sehingga
t t 0
t 0 2 0 2 2
T T 2
t 0
disebut fase getaran dan
T 2
disebut beda fase.
t 2 t1
2 1
T
Kecepatan Gerak Harmonik Sederhana
Untuk benda yg pada saat awal 0 = 0, maka kecepatannya adalah

dy d
v ( A sin t ) wA cos t
dt dt

Nilai kecepatan v akan maksimum pada saat cos t = 1, sehingga


kecepatan maksimumnya adalah
vm wA

Kecepatan benda di sembarang posisi y adalah

v y w A2 y 2
Percepatan Gerak Harmonik Sederhana
Untuk benda yg pada saat awal 0 = 0, maka percepatannya adalah

dv d
a ( A cos t ) w 2 A sin t w 2 y
dt dt

Nilai percepatan a akan maksimum pada saat sin t = 1, sehingga


percepatan maksimumnya adalah

am w 2 A

Arah percepatan a selalu sama dengan arah gaya pemulihnya.


Persamaan-persamaan Persamaan-persamaan GHS
GHS untuk pegas untuk bandul sederhana

?
Perpindahan : x = A cos (wt +)

Kecepatan: v = -Aw sin (wt +)

Percepatan: a = -w2A cos (wt +) = -w2x


Penggambaran A cos(wt )
A = amplitudo getaran

T = 2p/w

p p p p
A

Physics Study Program - FMIPA | Institut Teknologi Bandung

PHYSI S
SHM Solusi...

Penggambaran A cos(wt + )

p p p p

Physics Study Program - FMIPA | Institut Teknologi Bandung

PHYSI S
SHM Solusi...
Penggambaran A cos(wt - p/2)

=
p/2

p p p p

= A sin(wt)!

Physics Study Program - FMIPA | Institut Teknologi Bandung

PHYSI S
Persamaan-persamaan Persamaan-persamaan GHS
GHS untuk pegas untuk bandul sederhana
?

F
Wsina

W
Persamaan-persamaan Persamaan-persamaan GHS
GHS untuk pegas untuk bandul sederhana

?
Frekuensi GHS Pegas
Apa yang mempengaruhi GHS sebuah pegas?

1 l
f Bandul
2p g
Semakin besar massa
beban m maka frekuensi
menjadi kecil, dan
sebaliknya.

Di sisi lain, jika nilai k


ditambah, maka frekuensi
getar menjadi tinggi
ENERGI PADA GHS
Dalam GHS terdapat dua energi. Yakni ENERGI
KINETIK (EK) dan ENERGI POTENSIAL PEGAS
(EP)
EK seperti yang kita ketahui berhubungan dengan
kecepatan gerak v:
1
EK mv2
2
EP berhubungan dengan posisi atau jarak y:
1 2
EP ky
2
Jumlah keduanya EP dan EK disebut energi total
atau energi mekanik (EM):
EM EK EP
GHS: jenis osilasi yang
terjadi jika gaya pemulih F = -kx
sebanding dengan simpangan

Persamaan-persamaan Persamaan-persamaan GHS


GHS untuk pegas untuk bandul sederhana

Energi mekanik:
KONSERVASI ENERGI
Apabila EK dan EP pada GHS kita hitung:

Energi mekanik:
Energi pada Gerak Harmonik Sederhana
Energi kinetik benda yg melakukan gerak harmonik sederhana,
misalnya pegas, adalah

Ek 12 mv2 12 mw 2 A2 cos 2 t
Karena k = m2, diperoleh

Ek 12 kA2 cos 2 t
Energi potensial elastis yg tersimpan di dalam pegas untuk setiap
perpanjangan y adalah

E p 12 ky2 12 kA2 sin 2 t 12 mw 2 A2 sin 2 t


Jika gesekan diabaikan, energi total atau energi mekanik pada getaran
pegas adalah

EM E p Ek 12 kA2 ( sin 2 t cos 2 t )


EM E p Ek 12 ky2 12 mv2 12 kA2
Jadi kita peroleh bahwa energi total (EM) adalah:

1
EM mA2w 2
2
A : Tetap
W : Tetap
m : Tetap
Dengan demikian EM tetap atau kekal/conserve
Meskipun EM tetap, namun EK dan EP senantiasa
berubah setiap saat.
EK mencapai maksimum pada saat nilai v
maksimum, yakni pada posisi setimbang
EP maksimum pada y maksimum, yakni pada saat
beban mencapai titik terjauh (y=A)
Osilasi teredam
g Osilasig paksa

Jika energi mekanik Jika energi harus


gerak osilasi
g berkurang diberikan ke gdalam sistem
terhadap waktu agar tetap berosilasi

Energi mekanik Resonansi


g
berkurang
karena adanya
g Sistem berosilasi dengan suatu
suatu gesekan
amplitudo yang jauh lebih besar
dan hambatan
daripada amplitudo gaya paksa,
udara g
jika frekuensi paksa hampir
sama dengan frekuensi alami
sistem
Tegangan dan Regangan
Ada tiga jenis perubahan bentuk benda: rentangan,
mampatan, dan geseran
mampatan rentangan geseran

Perubahan bentuk benda terjadi karena gaya yang


bekerja pada benda, disebut tegangan.
Tegangan (stress) didefinisikan sebagai gaya per
satuan luas
F F = gaya (N)
A = luas (m2)
A = Tegangan (N/m2)
Perubahan ukuran panjang akibat tarikan atau tekanan
disebut regangan (strain)
Regangan (strain) didefinisikan sebagai perbandingan
perubahan panjang mula-mula dengan panjang benda
L L= perubahan panjang (m)
L = panjang mula-mula (m)
L0 = regangan
Perbandingan antara suatu tegangan (stress)
terhadap regangannya (strain) disebut : MODULUS
ELASTISITAS ATAU MODULUS KELENTINGAN.
tegangan t arik/desak Stress
Modulus elastisitas = = Strain =
regangan t arik/desak
DEPARTMEN FISIKA ITB
Modulus Elastisitas

Modulus Young:
Menggambarkan keuletan bahan, Mod. Young
besar, bahan semakin susah ditarik / tekan.

Modulus Geser:
Menggambarkan kekakuan bahan, Mod. Geser
besar, bahan semankin susah di puntir.

Modulus Bulk:
Menggambarkan kemampuan bahan untuk dimampatkan.
Dr. Linus Pasasa MS /Fisika Dasar I Bab 7-31
DEPARTMEN FISIKA ITB
Modulus Young

F
Tegangan Normal F A, gaya normal
A
Tegangan = modulus elastisitas Regangan
F L
E
A L0
Regangan
Tegangan E: Modulus Young
Dimensi sama dengan tegangan
L
F = E A
Lo Dr. Linus Pasasa MS /Fisika Dasar I Bab 7-32
DEPARTMEN FISIKA ITB
Modulus Geser

F//
Tegangan Geser , F A
A
Tegangan = modulus elastisitas Regangan
F// X
G
A h
Regangan geser
Tegangan geser
G: Modulus Geser
Dimensi sama dengan tegangan

Dr. Linus Pasasa MS /Fisika Dasar I Bab 7-33


DEPARTMEN FISIKA ITB
Modulus Bulk

Tegangan hidrolik

V
pB
V
Regangan volume
Tegangan, tekanan

B: Modulus Bulk
Kompresibilitas: Dimensi sama dengan tegangan

k 1/ B
Dr. Linus Pasasa MS /Fisika Dasar I Bab 7-34
DEPARTMEN FISIKA ITB

Kurva Tegangan-Regangan
Batas Oa: bersifat elastis
proporsional
d Hukum Hooke berlaku

Ob: batas proporsional


Titik patah
c Batas elastis Material kembali ke panjang
b
Semula jika tegangan di hilangkan
a
Tegangan

c: permanen

Bersifat plastik d : batas patah

Bersifat elastis

O <1% c 30%
Regangan
Dr. Linus Pasasa MS /Fisika Dasar I Bab 7-35
DEPARTMEN FISIKA ITB

Hukum Hooke
Hukum Hooke menyatakan
hubungan antara gaya F yang
meregangkan pegas dengan
pertambahan panjang pegas pada
daerah elastis pegas.
F = gaya pada pegas (N)
F kx x = pertambahan panjang (m)
k = tetapan pegas (N/m)

Berdasarkan Hukum III Newton (aksi-


reaksi), pegas akan mengadakan
gaya yang besarnya sama tetapi arah
berlawanan
Fp F
Fp = gaya pegas
Fp k x

Dr. Linus Pasasa MS /Fisika Dasar I Bab 7-36


DEPARTMEN FISIKA ITB

Susunan Pegas
Untuk memperoleh konstanta pegas sesuai yang
diinginkan, pegas dapat disusun seri, paralel, dan
seri-paralel (campuran)

Dr. Linus Pasasa MS /Fisika Dasar I Bab 7-37


Pada susunan pegas seri, gaya tarik yang dialami
pegas sama besar
F1 F2 F3 ... Fseri
x1 x2 x3 ... xseri
F
F kx x
k
F
F kx x
k

xs x1 x2 x3 ...
Fs F1 F2 F3
...
k s k1 k 2 k3
1 1 1 1
...
k s k1 k 2 k3
Pada susunan pegas paralel, gaya pegas sama dengan jumlah
gaya masing-masing pegas

F1 F2 F3 ... Fparalel
x1 x2 x3 ... x paralel

Fp F1 F2 F3 ...

k p x p k1 x1 k2 x2 k3 x3 ...

k p k1 k 2 k3 ...

Pada susunan pegas seri-parelel, konstanta pegas diperoleh


dengan mengkombinasikan susunan pegas seri dengan
susunan pegas paralel
BUKU SUMBER
1. Tipler, 1998, Fisika untuk Sains dan Teknik,
Jakarta: Erlangga.
2. Giancoli, 2001, Fisika, Jakarta: Erlangga.
3. Young and Freedman, 2002, Fisika Universitas,
Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai