Anda di halaman 1dari 12

HAL-HAL PENTING DAN TATA CARA PERENCANAAN PASAK

A. Hal-hal penting yang harus di perhatikan dalam mendesain sebuah pasak:


1. Bahan pasak yang dipilih harus lebih lemah/lunak daripada bahan poros
atau bahan elemen mesin lain yang harus di tahan oleh pasak.
2. Gaya tangensial yang bekerja pada pasak:

𝒅
T = FT . 𝟐

dengan :

T : Torsi [Nmm]

FT : Gaya Tangensial [N]

d : diameter poros [mm]

3. Tegangan geser yang bekerja pada penampang mendatar :

𝐅𝐬
τ= 𝑨𝒔

dengan:
τ : Tegangan geser
Fs : Gaya geser
As : Luas bidang geser yang tergantung pada jenis pasak

4. Tekanan pada poros akibat gaya dari pasak:


Gaya keliling pasak yang digunakan (F) dalam kg terlihat seperti gambar
pada tegangan geser di atas dikenakan pada kuas permukaan samping pasak.
Jika kedalaman pada alur pasak pada poros dinyatakan dengan t1, dan
kedalaman alur pasak pada naf dengan t2. Abaikan pengurangan luas
permukaan oleh pembuatan sudut pasak.
Dalam hal ini tekanan permukaan p [𝑘𝑔⁄𝑚𝑚² ] adalah :

ZARRINA ELTRI FEBRYANE 1


𝑭
p = 𝒍 𝒙 (𝐭𝟏 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐭𝟐)

Dari harga tekanan permukaan yang diizinkan pa [kg], panjang pasak yang
diperlukan dapat dihitung dari :

𝑭
pa ≥ 𝒍 𝒙 (𝐭𝟏 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐭𝟐)

Harga pa adalah sebesar 8[𝑘𝑔⁄𝑚𝑚² ] untuk poros dengan diameter kecil,


10[𝑘𝑔⁄𝑚𝑚²] untuk poros dengan diameter besar, dan setengah dari harga-
harga diatas untuk poros berputaran tinggi.

5. Jika tegangan geser bahan pasak (τ) dan angka keamanan (SF), maka τ =
τ
𝑆𝐹

6. Gaya-gaya yang bekerja pada pasak


Saat poros digunakan untuk mentransmisikan daya, maka pada pasak akan
bekerja gaya – gaya seperti :

a. Gaya Radial ( FR )
Gaya yang memberikan tekanan pada pasak dengan arah tegak lurus
sumbu poros.

b. Gaya Tangensial ( FT )
Gaya tangensial adalah gaya yang yang menimbulkan tegangan
geser dan tekanan bidang pada pasak. Pada saat meneruskan tenaga
putar, pada konstruksi pasak, Gaya Tangensial ( FT ) memberikan
nilai terbesar dibandingkan dengan Gaya Radial ( FR ).

B. Material Pasak
Karena beban pasak adalah geser, maka digunakan material ulet dan
lunak. Baja karbon rendah adalah material yang sering digunakan. Untuk
keadaan korosif, digunakan

ZARRINA ELTRI FEBRYANE 2


kuningan atau stainless steel.
C. Perancangan Pasak
Diameter poros di mana alur pasak berada mempengaruhi lebar pasak,
tinggi pasak juga dipengaruhi oleh lebar pasak. Sehingga variabel perancangan
yang digunakan adalah panjang dan jumlah pasak tiap hub-nya. Panjang pasak
paralel dan miring bisa sama dengan panjang hub. Untuk lebar pasak
woodrufftertentu, terdapat beberapa diameter dan menentukan panjang
masuknya pasak pada hub. Semakin besar diameter pasak woodruff, semakin
dalam alur pasak, sehingga poros semakin lemah. Kalau dibutuhkan 2 buah,
pasak kedua bisa ditambahkan pada posisi 90° dari pasak pertama.
Jika terjadi overload beban, pasak dirancang supaya gagal terlebih
dahulu sebelum alur pasak atau bagian lain dari poros gagal. Pasak berperan
sebagai pengaman untuk melindungi bagian yang lebih mahal karena pasak
relatif lebih murah dan mudah untuk diganti. Hal ini menjadi alasan kenapa
material pasak dipilih ulet dan lunak dengan
kekuatan lebih rendah dibanding dengan material poros.

D. Konsentrasi Tegangan pada Alur Pasak


Pasak memiliki sisi relatif tajam (jari-jari<0.02 inch), sehingga alur
pasak juga demikian, dan mengakibatkan adanya konsentrasi tegangan pada alur
pasak. Macam alur pasak bisa dilihat pada gambar.

Gambar 1. Macam alur pasak pada poros


Dari percobaan yang dilakukan oleh Peterson pada alur pasak end -
milled, didapat kurva konsentrasi tegangan untuk pembebanan bending dan torsi
pada poros

ZARRINA ELTRI FEBRYANE 3


Gamabar Faktor konsentrasi tegangan pada alur pasak dengan ujung di
freis pada pembebanan bending (Kt) dan torsi (Kts)

E. Perhitungan kekuatan pasak

Perhitungan kekuatan pasak dilakukan berdasarkan kekuatan torsi dan


jenis pasak yang dipilih. Untuk membantu perhitungan tabel ukuran pasak dapat
dipergunakan. Dengan demikian, perhitungan dan penggunaan tabel pasak dapat
dipergunakan sekaligus.

F. Perhitungan kekuatan pasak memanjang

Konstruksi pasak ini dilukiskan pada gambar 6.7 dengan penunjuk ukuran-
ukuran pasak b,h dan l, serta ukuran diameter poros d

Kekuatan pasak dapat ditinjau terhadap tegangan geser, dan tekanan


bidang.

ZARRINA ELTRI FEBRYANE 4


• Tegangan Geser

besarnya torsi T dan gaya tangensial F dihitung berdasarkan daya T dan


putaran n yang diteruskan oleh poros

𝟔𝟎 𝑷
𝑻= 𝟐𝝅𝒏

dan

𝟐𝑻
𝑭= 𝒅

gaya F ini akan menimbulkan tegangan geser pada penampang pasak seluas
A = b x l, sehingga gaya ini dapat juga dinyatakan sebagai

𝑭 = 𝝉𝒈 𝒃 𝑳

𝐹 = 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑒𝑛𝑠𝑖𝑎𝑙 ( 𝑁 )

T = torsi (Nm) atau (Ncm)

n = jumlah putaran per menit (rpm)

d = diameter poros (m) atau (cm)

b = lebar poros ( m) atau (cm)

L = lebar pasak (m) atau (cm)

h = tinggi pasak (m) atau (cm)

g = tegangan geser (N/m2 ) atau ( kg/cm2 )

• Tegangan bidang permukaan

Bidang-bidang sisi pasak dengan poros dan nuf mengalami tekanan akibat
gaya F. Besarnya tekanan bidang sisi pasak dan nuf dapat dihitung dengan
persamaan :

ZARRINA ELTRI FEBRYANE 5


𝐹
𝑃𝑎 =
𝐿 ℎ1

F = gaya bidang

h1 = tinggi pasak bagian atas

Pa = tekanan bidang antara pasak dengan naf

L = panjang pasak

Tekanan bidang pa, seperti terlihat pada gambar 6.8, terjadi pada
bidang sisi pasak dan naf. Besarnya pa tidak boleh melebihi tekanan pa yang
terlemah, agar sambungan aman, karena pasak dan naf tidak selalu di buat
dari bahan yang sama. Bahan naf biasanya adalah besi tuang dan baja tuang,
sedangkan bahan pasak adalah baja.

Bidang sisi pasak dan poros juga mengalami tekanan bidang Pa yang
besarnya:

𝐹
𝑃𝑎 =
𝐿 ℎ2

h2 = tinggi pasak bagian bawah ( cm )

Pa = tekanan bidang antara pasak dan poros ( N/cm2 )

ZARRINA ELTRI FEBRYANE 6


h2 = tinggi pasak bagian bawah ( cm )

Pa = tekanan bidang antara pasak dan poros ( N/cm2 )

Tekanan bidang Pa dipilihyang terlemah antara pasak dan poros.

Sepasang gaya bidang F ini menimbulkan kopel sebesar F x a . kopel ini


diimbangi oleh gaya-gaya bidang atas dan bawah antara pasak – naf dan
pasak – poros, yang juga menimbulkan kopel K x c . dengan demikian, maka

Fxa=Kxc

Dimana


a= dan
2

c = d/3

sehingga di peroleh:

F ( h/2 ) = K ( b/3 )

ZARRINA ELTRI FEBRYANE 7


𝟐 𝒃
F =𝟑 𝒉𝑲

K = gaya bidang ( akibat tekanan bidang )

Sementara itu, besarnya tekanan bidang, berdasarkan distribusi tekanan


bidang, adalah setengah dari tekanan bidang maksimum, yaitu :

𝟏
Pa = 𝟐 𝑷a max

Pa = tekanan bidang ( permukaan ) (N/cm2 )

Pa max = tekana permukaan maksimum ( N/cm2 )

Persamaan 6.3 dan 6.4 menghasilkan rumus :

Besarnya permukaan ( tekana bidang = Pa ) adalah :

• Poros dengan diameter kecil 10 kg/mm2


• Poros dengan diameter besar 8 kg/mm2
• Poros dengan putaran tinggi setengahnya harga tersebut

Menurut wertwijen, besarnya tekanan bidang besi tuang antara 300-600


kg/cm2 dan baja antara 400-800 kg/cm2 . harga yang terkecil untuk
pembebanan berubah, harga terbesar untuk pembebanan statis.

Ukuran pasak hasil perhitungan dan ukuran pasak stadar, sesuai tabel 6.1
menjadi dasar penetapan ukuran pasak.

ZARRINA ELTRI FEBRYANE 8


ZARRINA ELTRI FEBRYANE 9
Tabel 1.16 Pasak Standar

• Kegagalan pada pasak


Ada dua macam kegagalan pada pasak, yaitu geser dan bearing. Pertama
kegagalan geser terjadi ketika pasak dibebani geser pada bidang yang
sejajar bidang pertemuan antara poros dan hub. Kedua kegagalan bearing
terjadi karena penekanan pada kedua sisi pasak.

a. Kegagalan geser Tegangan karena beban geser langsung :

F adalah gaya yang bekerja, 𝐴𝑠ℎ𝑒𝑎𝑟 adalah perkalian antara lebar (w)
dengan panjang (L) pasak. Gaya yang bekerja pada pasak adalah hasil
bagi torsi dengan jari-jari.

ZARRINA ELTRI FEBRYANE 10


Pada pembebanan dengan torsi konstan terhadap waktu, faktor
keamanannya adalah perbandingan tegangan geser dengan kekuatan
yield material

dimana 𝑠𝑠𝑦 adalah tegangan geser yang diijinkan, 𝑁𝑠 aktor keamanan,


dan

dimana 𝑠𝑦 adalah kekuatan yield.

Pada pembebanan dengan torsi yang berubah terhadap waktu, pasak


akan gagal karena fatigue. Faktor keamanan dicari dengan menghitung
tegangan geser rata-rata dan alternating, menghitung tegangan von
misses rata-rata dan alternating. Kemudian digunakan diagram Goodman
yang dimodifikasi.

b. Kegagalan bearing/Tegangan bearing :

F adalah gaya yang bekerja, Abearingadalah luasan kontak antara


sisi pasak dengan poros atau hub. Untuk pasak paralel, 𝐴𝑏𝑒𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔 adalah
perkalian panjang pasak (L) dengan setengah tingginya (h/2). Tegangan
bearing dihitung dengan gaya maksimal, baik gaya konstan maupun
berubah terhadap waktu. Karena tegangan tekan tidak mengakibatkan
kegagalan fatigue, pembebanan adalah statik. Faktor keamanan adalah
perbandingan antara tegangan bearing maksimal dengan kekuatan yield
material untuk tekan.

ZARRINA ELTRI FEBRYANE 11


dengan 𝑠𝑦𝑐 adalah tegangan normal yang diijinkan

ZARRINA ELTRI FEBRYANE 12

Anda mungkin juga menyukai