Anda di halaman 1dari 21

2013

Fisika Teknik 1

BAB IX. ROTASI


(Pertemuan ke 13 & 14)

PENDAHULUAN

Diskripsi singkat
Di dalam bab ini akan dibicarakan tentang keceptan sudut, percepatan sudut, rotasi
dengan percepatan sudut konstan. Selain itu, mengenai hubungan antara kecepatan-kecepatan
sudut dan linier dengan percepatan-percepatan sudut dan linier, energy kinetik rotasi, momen
kelembaman. Dibicarakan juga tentang usaha dan daya pada gerak rotasi, hubungan momen gaya
dan percepatan sudut, serta momentum sudut.

Manfaat
Secara umum, yang diicarakan dalam bab ini adalah mengen ai benda yang beputar
(rotasi). Dengan mempelajari ini, maka dapat menghitung kecepatan sudut dan linier sebuah
benda yang berotasi (berputar), mengetahui hubungan-hubungan antara kecepatan-kecepatan
sudut dan linier, percepatan-percepatan sudut dan linier, yang di nyatakan dalam bentuk rumus
(persamaan). Disamping itu, mengetahui rumus (persamaan) momen kelembaman berbagai
bentuk benda. Mengetahui energi rotasi benda-benda yang berputar.

Relevansi
Komponen-komponen mesin, banyak yang melakukan gerak rotasi, sehingga pengetahuan
tentang rotasi dapat diterapkannya. Misalnya pada sistem transmisi (gear box), rodagila (fly
wheel). Dengan berlandaskan pengetahuan tentang rotasi ini, maka dapat diketahui besarnya
reduksi kecepatan putar yang dihasilkan oleh sebuah gear box , energi yang tersimpan dalam
sebuah fly wheel apabila berputar pada kecepaan tertentu, dan lain sebagainya.

Learning Outcomes
Mahasiswa dapat memahami hubungan-hubungan antara kecepatan-kecepatan sudut dan
linier, percepatan-percepatan sudut dan linier, serta mampu menghitung kecepatan dan
percepatan tersebut pada sebuah benda yang berotasi. Mahasiswa mampu menghitung momen
kelembaman, berbagai bentuk benda, dan juga energi pada benda-benda yang berotasi,
terutama yang berkaitan dengan bidang mesin.

s. johanes, dtm sv ugm 158


2013
Fisika Teknik 1

PENYAJIAN

9.1. Kecepatan sudut

Gambar 9-1, melukiskan sebuah benda tegar sembarang bentuk, yang dapat berputar
terhadap sumbu tegaklurus bidang gambar melalui titik O. Garis OP, adalah garis tetap pada
benda dan ikut berputar. Posisi seluruh benda, dapat diterangkan dengan lengkap, berdasarkan
sudut , yang dibentuk oleh garis OP dan garis tetap Ox.
Gerak benda itu analog dengan gerak lurus sebuah partikel, yang posisinya dapat
diterangkan berdasarkan koordinat x dan y. Persamaan-persamaan gerak, akan lebih mudah jika
sudut dinyatakan dalam radian.

s=R s
P
1 rad R R

O
x
x (a) (b)
Gambar 9-1 Gambar 9-2

Satu radian ialah besar sudut di pusat lingkaran, yang panjang busurnya sama dengan
panjang jari-jari lingkaran, lihat Gambar 9-2(a). keliling lingkaran sama dengan 2π kali jari-jari (R),
satu lingkaran penuh = 360o atau 2π radian, maka

Lihat Gambar 9-2(b), jika adalah sudut yang panjang busurnya s, yaitu pada sebuah
lingkaran bejari-jari R, maka (dalam radian) sama dengan panjang busur s dibagi jari-jari R,
atau
atau

Lihat Gambar 9-3, pada saat t1, garis OP yang terletak pada sebuah benda berputar,
membuat sudut 1 terhadap referensi garis Ox. Kemudian saat t2, besar sudut bertambah menjadi
2. Kecepatan sudut rata-rata benda tersebut, dalam selang waktu antara t1 dengan t2

s. johanes, dtm sv ugm 159


2013
Fisika Teknik 1

didefinisikan sebagai perbandingan antara pergeseran sudut 2 - 1, atau Δ , dengan selang waktu
t2 - t1, atau Δt. Maka

(9-1)

Kecepatan sudut sesaat , didefinisikan sebagai harga limit kecepatan sudut rata-rata,
untuk Δt mendekati nol, maka

(9-2)

Karena yang dibicarakan adalah benda tegar, maka setiap garis yang lewat O, berputar
pada sudut yang sama besarnya. Kalau dinyatakan dalam radian, maka satuan kecepatan sudut
adalah radian/det. Satuan yang lain adalah putaran (revolution) per menit, disingkat rpm.

9.2. Percepatan sudut


Jika kecepatan sudut sebuah benda berubah-ubah, maka dikatakan benda itu mempunyai
percepatan sudut. Jika 1 adalah kecepatan sudut sesaat pada saat t1, dan 2 adalah kecepatan
sudut sesaat pada saat t2, maka definisi percepatan sudut rata-rata , adalah

Sedangkan percepatan sudut sesaat α, didefinisikan sebagai harga limit percepatan sudut
rata-rata, bila Δt mendekati nol, maka

(9-3)

Satuan percepatan sudut sesaat α, dinyatakan dalam rad/det2.


Seperti halnya pada gerak lurus, ada persamaan sudut yang lain, yaitu diperoleh dari
persamaan (9-3), berikut ini

(9-4)

Dari persamaan (9-2), (9-3) dan (9-4), tampak sekali bahwa kecepatan sudut dan
percepatan sudut mirip sekali dengan kecepatan dan percepatan linier.

9.3. Rotasi dengan percepatan sudut konstan


Gerak rotasi dengan percepatan yang paling sederhana adalah bila percepatan sudutnya
konstan. Persamaan-persamaan untuk koordinat sudut dan kecepatan sudut, dapat diperoleh
juga dengan integrasi, dapat pula diturunkan secara aljabar, berdasarkan kecepatan sudut rata-
rata, seperti yang dilakukan pada gerak linier. Persamaan itu sebagai berikut

s. johanes, dtm sv ugm 160


2013
Fisika Teknik 1

Jika o adalah kecepatan sudut ketika t = 0, maka konstanta integrasi, C1 = o, dan


(9-5)
Selanjutnya, karena = d /dt, maka

Secara umum, konstanta integrasi C2 adalah harga pada saat t = 0, yaitu o. Jika o = 0,
maka

(9-6)

Apabila percepatan sudut ditulis

Maka

Jika pada saat t = 0 sudut = 0, dan kalau kecepatan sudut awal ialah o, maka

dan

(9-7)

Persamaan-persamaan (9-5), (9-6) dan (9-7), mirip sekali, dengan persamaan-persamaan


yang bersesuaian, pada gerak linier dengan percepatan konstan.

Contoh 1. Pada saat t = 0, kecepatan sudut sebuah benda sama dengan 4 rad/det dan percepatan
sudutnya konstan, serta sama dengan 2 rad/det2. Suatu garis OP, pada benda tersebut,
terletak horizontal pada saat t = 0. (a) Berapakah besar sudut yang dibentuk oleh garis OP
dengan horizontal, pada saat t = 3 detik? (b) Berapakah kecepatan sudutnya, pada saat t =
3 detik?

s. johanes, dtm sv ugm 161


2013
Fisika Teknik 1

Penyelesaian

(a) Besar sudut yang dibentuk

(b) Keccepatan sudut

Dengan cara lain, berdasarkan persamaan (9-7):

9.4. Hubungan antara kecepatan sudut dan linier dengan perepatan sudut dan linier
Dalam beberapa bab yang sebelumnya telah dibicarakan kecepatan dan percepatan linier
dari partikel yang bergerak melingkar. Jika sebuah benda tegar berputar terhadap sumbu tetap,
maka semua titik pada benda tersebut bergerak dalam lingkaran, yang berpusat pada sumbu itu,
dan bidang lingkaran itu tegaklurus sumbu. Antara kecepatan dan percepatan sudut benda,
dengan kecepatan dan percepatan linier, dari titik-titik pada benda tersebut, terdapat beberapa
hubungan sederhana, yang perlu diketahui.
Misalkan, r adalah jarak dari sumbu ke
titik P, yang terletak pada benda tersebut. Oleh
P
karena itu, titik ini berputar pada lingkaran
dengan jari-jari r (lihat Gambar 9-4). Ketika jari- s
r
jari membentuk sudut dengan sumbu O
x
referensi, maka lintasan s, ialah

(9-8)

dan dinyatakan dalam radian. Gambar 9-4

s. johanes, dtm sv ugm 162


2013
Fisika Teknik 1

Dengan mendiferensialkan ruas-ruas persamaan tersebut ke t, maka diperoleh

Disini ds/dt adalah besar kecepatan linier v dari titik P, dan d /dt adalah kecepatan
sudut , dari benda yang berputar. Maka
(9-9)
Dengan mendiferensialkan persamaan (9-9) ke t, maka diperoleh

Disini dv/dt adalah besar komponen


singgung percepatan aT, dari titik P,
sedangkan d /dt adalah percepatan sudut P
α, benda yang berputar, maka diperoleh
(9-10)
Komponen radial percepatan titik P,
r
yaitu sama dengan v2/r, maka

(9-11) O

Gambar 9-5, melukiskan komponen x

singgung dan komponen radial percepatan


Gambar 9-5
titik P, dan a merupakan resultannya.

9.5. Energi kinetik rotasi dan momen kelembaman


Sudah diterangkan di depan, bahwa kecepatan partikel sebuah benda tegar yang berputar
adalah

dengan r adalah jarak dari partikel ke sumbu putar, dan adalah kecepatan sudut benda. Maka
energi kinetik partikel yang massanya m, adalah

Energi kinetik total benda tersebut adalah sama dengan jumlah energi kinetik semua
partikel dalam benda, yang besarnya

s. johanes, dtm sv ugm 163


2013
Fisika Teknik 1

Karena adalah sama untuk semua partikel, maka energi kinetik total benda, adalah

(9-12)

Massa tiap-tiap parikel dikalikan dengan kuadrat jaraknya ke sumbu, selanjutnya hasilnya
dijumlahkan untuk seluruh partikel pada benda tersebut, inilah yang disebut momen kelembaman
benda tersebut, terhadap sumbu putar, dan diberi simbul I. maka
(9-13)
Satuan momen kelembaman dinyatakan dalam kilogram meter persegi (kg.m 2), gram
centimeter persegi (g.cm2), atau slug.feet kuadrat (slug.ft2).
Maka energi kinetik rotasi benda tersebut, dapat dituliskan sebagai berikut

(9-14)

Bentuk persamaan tersebut di atas, analog dengan persamaan energi kinetik translasi,
yaitu

Maksudnya, pada gerak rotasi terhadap sumbu tetap, momen kelembaman I analog
dengan massa m (atau kelembaman), dan kecepatan analog dengan kecepatan linier v.
Untuk benda yang merupakan penyebaran zat yang kontinu, maka penjumlahan yang
tercantum dalam definisi momen kelembaman, , harus dihitung dengan integral.
Benda dianggap terbagi-bagi menjadi bagian-bagian kecil tak berhingga, masing-masing dengan
massa dm. Diasumsikan r adalah jarak dari sembarang bagian kecil massa dm ke sumbu putar. Jika
tiap-tiap massa dm dikalikan dengan kuadrat jaraknya dari sumbu, lalu hasilkali r2dm dijumlahkan
untuk seluruh benda, maka diperoleh momen kelembaman (inertia). Jadi

(9-15)

Apabila bentuk benda tak berketentuan, maka untuk menetukan momen kelembaman
dengan integral akan menemui kesulitan.

Contoh 1. Tentukan momen kelembaman sebuah silinder pejal, seperti tampak pada Gambar 9-6
Penyelesaian
Terlebih dulu dihitung momen kelembaman silinder tipis tak berhingga, dengan jari-jari r,
ketebalan dr dan tinggi L. jika ρ adalah rapat massa silinder, maka
(a)

s. johanes, dtm sv ugm 164


2013
Fisika Teknik 1

dV adalah volume silinder tipis, yang besarnya adalah


(b)
Karena itu
(c)
Jadi momen kelembamannya adalah
dm dr

Jika rapat massa ρ tidak sama


r
(konstan), atau bahan silinder tidak L
homogen, maka ρ sebagai fungsi jari-jari r
L
harus diketahui sebelum integrasi dilakukan.
Tetapi apabila rapat massa ρ serba
sama (konstan), maka
R

Gambar 9-6

Jika M adalah massa silinder tersebut, yaitu sama dengan , maka momen
kelembamannya dapat dinyatakan sebagai berikut

Gambar 9-7, menunjukkan persamaan-persamaan momen kelembaman (inertia),


beberapa benda yang teratur bentuknya.
R1 R2
massa = M
L
L

massa = M

(a) Tongkat langsing, (b)Tongkat langsing, (c)Silinder berlubang


sumbu lewat pusat sumbu lewat ujung
s. johanes, dtm sv ugm 165
2013
Fisika Teknik 1

massa = M massa = M

R R
2R
R

(d)Silinder pejal (e)Silinder berlubang (f)Bola pejal


dan berdinding tipis

Gambar 9-8

Jarak dari sumbu tertentu, ke suatu titik dimana massa benda (bagaimanapun bentuk
benda) dikonsentrasikan, dan besarnya momen kelembaman terhadap sumbu tersebut tidak
berubah, maka jarak tersebut dinamai jari-jari girasi, dan diberi simbul k.
Misalnya m adalah massa benda, terkonsentrasi sejauh k dari sumbu putar, maka momen
kelembamannya yaitu mk2. Karena momen ini sama dengan momen sesungguhnya, yaitu I, maka

atau

(9-16)

Persamaan (9-16) inilah dapat dianggap sebagai definisi jari-jari girasi.

Contoh. Tentukan jari-jari girasi sebuah batang langsing, massanya m, panjangnya L, terhadap
sebuah sumbu yang tegaklurus pada panjang batang, serta lewat tengah-tengahnya?
Penyelesaian.

Momen kelembaman terhadap sumbu lewat tengah-tengahnya ialah .maka

jari-jari girasinya ko, adalah

Seperti momen kelembaman, jari-jari girasipun tergantung letak sumbu putarnya.

s. johanes, dtm sv ugm 166


2013
Fisika Teknik 1

9.6. Usaha dan daya pada gerak rotasi


Gambar 9-8, melukiskan sebuah benda
berputar terhadap sumbu tegaklurus bidang F
gambar lewat titik O. Gaya luar F dikerjakan
pada benda di titik P. Ketika benda berputar φ
sebesar sudut kecil d , maka titik P menempuh
jarak sepanjang ds, pada lintasan berbentuk O
P
O r
busur lingkaran. Jadi

Komponen F dalam arah ds adalah F


cosφ, dan usaha dW yang dilakukan gaya ialah Gambar 9-8

Hasil kali antara F cosφ dengan r, ialah momen M, maka

(9-17)

Persamaan (9-17), adalah persamaan gerak rotasi, yang analog dengan persamaan F ds
untuk usaha yang dilakukan oleh suatu gaya F sepanjang pergeseran ds.
Usaha total yang dilakukan, pada pergeseran sudut yang terbatas ialah

Jika momen gaya konstan, maka

Bila ruas-ruas persamaan (9-17) dibagi dengan selang waktu yang singkat, yaitu dt, maka

dW/dt ialah rata-rata usaha, yang dilakukan per satuan waktu, atau disebut daya (P), dan
d /dt kecepatan sudut ( ). Maka

Persamaan ini, analog dengan P = Fv untuk gerak linier.

s. johanes, dtm sv ugm 167


2013
Fisika Teknik 1

9.7. Momen gaya dan percepatan sudut


Bila beberapa gaya bekerja pada sebuah benda, yang dapat berputar terhadap sumbu,
maka momen gaya M pada persamaan (9-17), harus diganti dengan momen gaya sultan ΣM,
sehingga usaha dW yang dilakukan untuk pergeseran sudut d , kecil tak berhingga, maka

Persamaan di atas, melukiskan usaha neto terhadap benda, dan besarnya sama dengan
tambahan energi kinetik benda, maka

(d /d ) adalah percepatan sudut α, sehingga

(9-18)

Persamaan (9-18), analog dengan hukum kedua Newton , berlaku pada gerak
rotasi benda tegar terhadap sumbu tetap.

Contoh. Sebuah roda massanya m2 dan jari-


jarinya R yang momen kelembamannya I, P
dipasangkan pada sumbu yang
bergandar tetap (gesekan pada gandar I
dapat diabaikan), seperti tampak pada R

Gambar 9-9. Pada tali lemas dan ringan,


m2g
yang dililitkan pada lingkaran roda itu, T
tergantung sebuah benda bermassa m1.
Bahaslah gerak sistem ini berdasarkan T
hukum kedua Newton dan juga
berdasarkan azas usaha dan energi.
Penyelesaian
Misalkan gaya tegangan tali adalah T
m1g
dan gaya yang dikerjakan oleh gandar terhadap
sumbu roda adalah P. Gambar 9-9

s. johanes, dtm sv ugm 168


2013
Fisika Teknik 1

Resultan momen putar roda tehadap sumbunya adalah TR, maka berdasarkan hukum
kedua Newton untuk rotasi

Gaya resultan pada benda yang tergantung adalah (m1g – T), maka berdasarkan hukum
kedua Newton untuk gerak linier

Arah ke bawah dianggap positif, hal ini disesuaikan gerakan roda yang berlawanan dengan arah
jarum jam, menghasilkan pergeseran sudut positif.
Karena percepatan linier benda yang tergantung adalah sama dengan percepatan
singgung keliling roda, maka

Jika persamaan-persamaan di atas dipecahkan bersama, maka diperoleh

Jika sistem ini bergerak dari keadaan diam, maka setelah benda yang tergantung itu turun
setinggi y, kecepatan liniernya adalah v. Besarnya kecepatan linier (v), dapat dinyatakan oleh
persamaan berikut

Jika persoalan ini ditinjau dari azas energi, maka perlu sistem ini dipandang secara
keseluruhan. Ketika benda yang tergantung itu turun setinggi y, maka akan terjadi perubahan
bentuk energi, yaitu energi potensial akan berubah menjadi energi kinetik, baik translasi maupun
rotasi. Atau berkurangnya energi potensial benda yang tergantung, setara dengan jumlah
tambahan energi kinetik rotasi roda dan tambahan energi kinetik translasi benda yang
tergantung. Maka

Karena atau

Maka

s. johanes, dtm sv ugm 169


2013
Fisika Teknik 1

9.8. Momentum sudut


Persamaan (9-18), kalau ditulis kembali adalah

Dapat juga ditulis sebagai

(9-19)

Hasil kali momen kelembaman I dengan kecepatan sudut untuk rotasi, analog dengan
hasil kali massa m dengan keceptan linier v. Hasilkali yang terakhir ini ialah momentum linier, dan
secara analog pula hasilkali I dinamakan momentum sudut (L). Atau
(9-20)
Persamaan (9-19), dapat ditulis menjadi

(9-21)

Artinya, resultante momen gaya luar, sama dengan besar perubahan momentum sudut rata-rata
per satuan waktu, seperti juga samanya resultante gaya luar dengan besar perubahan rata-rata
per satuan waktu dari momentum linier.
Kalau persamaan di atas diubah bentuknya menjadi

Lalu diintegralkan untuk selang waktu mulai t1 sampai t2, maka diperoleh

(9-22)

Ini merupakan analogi dari dalil impuls-momentum pada gerak linier, maka impuls sudut
dari momen gayanya didefinisikan sebagai integral waktu momen gaya itu. Jadi impuls sudut
resultan sama dengan perubahan momentum sudut.

Tugas untuk pertemuan 13: Selesaikan soal nomer 5, di Soal-soal di bawah ini.

Latihan untuk pertemuan 13: Untuk latihan adalah soal nomer 14.

Petunjuk: Misalkan tongkat berimpit dengan sumbu x. Sumbu putar diambill pada x = 0. Pada
sembarang jarak x sepanjang tongkat, ambillah unsur massa yang panjangnya dx. Jika
rapat massa adalah ρ, maka dm = ρ A dx.

Tugas untuk pertemuan 14: Selesaikan soal nomer 17, di Soal-soal di bawah ini.

s. johanes, dtm sv ugm 170


2013
Fisika Teknik 1

Latihan untuk pertemuan 14: Untuk latihan adalah soal nomer 16.

Petunjuk: Untuk menjawab pertanyaan (a) gunakan persamaan (9-5) untuk mendapatkan
percepatan sudut batu gerinda, setelah berputar selama 10 detik dan mencapai putaran
sebesar 300 rpm. Selanjutnya, untuk menghitung momen kelembaman batu gerinda, yang
bentuknya silinder pejal, gunakan persamaan pada gambar (9-8) (d). Untuk menghitung
momen yang diperlukan, gunakan persamaan (9-18). Untuk menjawab pertanyaan (b),
gunakan persamaan (9-14).

Soal-soal
1. (a) Tentukan besar sudut pusat pada sebuah lingkaran dengan jari-jari 4 ft, yang busurnya
sama dengan 6 ft? (b) Tentukan besar sudut pusat, dengan radian, pada sebuah lingkaran
jari-jari 50 cm yang busurnya 78,54 cm? Berapakah besar sudut ini dinyatakan dengan
derajat? (c) Sudut antara dua buah jari-jari sebuah lingkaran dengan jari-jari 200 cm besarnya
0,60 radian. Berapakah panang busurnya? Jika jari-jari 200 ft?
2. Hitunglah kecepatan sudut dengan rad/det, krukas mobil yang berputar dengan 4800
putaran/menit?
3. Sebuah silinder yang bergaris tengah 6 in diputar oleh mesin bubut dengan 750
putaran/menit. Berapakah kecepatan singgung permukaan silinder? (b) Kecepatan singgung
untuk membubut suatu benda dari besi tuang ialah kira-kira 2 ft/det. Dengan berapa putaran
per menitkah sebuah batang dari bahan tersebut harus diputar oleh mesin bubut, bila
diameter batang tadi 2 inci?
4. Pada sebuah sumbu sebuah motor listrik yang berputar dengan 1800 putaran/menit, ada tiga
buah roda yang diameternya berturut-turut 2, 4 dan 6 inci. Hitunglah kecepatan linier
permukaan tiap-tiap roda, dinyatakan dalam ft/det? Roda-roda tadi dapat dihubungkan
dengan sepasang roda yang serupa pada sumbu lain oleh pita mesin, roda 2 inci dengan roda
6 inci, yang 4 inci dengan yang 4 inci dan yang 6 inci dengan yang 2 inci. Tentukan kecepatan
sudut yang dapat dipunyai oleh tiga roda terakhir, dinyatakan dalam putaran/menit?
5. Kecepatan sudut sebuah rodagila (fly wheel) secara teratur dalam 5 detik berkurang dari
1000 putaran/menit menjadi 400 putaran /menit. Tentukan percepatan sudutnya serta
jumlah putaran yang dilakukan oleh roda, dalam selang waktu 5 detik itu. Berapa detik lagi
roda itu berhenti?

s. johanes, dtm sv ugm 171


2013
Fisika Teknik 1

6. Sebuah rodagila memerlukan waktu 3 detik untuk melalui sudut sebesar 234 radian. Pada
akhir selang waktu ini kecepatan sudutnya 108 put/det. Tentukan percepatan sudut
konstannya?
7. Sebuah roda, diameter 30 inci, berputar dengan kecepatan sudut awal 2 put/det terhadap
sebuah sumbu tetap. Percepatannya 3 put/det2. (a) Hitunglah kecepatan sudutnya sesudah 6
detik? (b) Selama selang waktu tersebut roda tadi sudah melalui sudut berapa besarnya? (c)
Berapakah kecepatan singgung sebuah titik di tepinya, pada saat t = 6 detik? (d) Berapakah
percepatan resultan sebuah titik, di tepi roda pada saat t = 6 detik?
8. Sebuah roda berdiameter 1 ft, dari keadaan diam, lalu bergerak memperoleh percepatan
sudut konstan, sehingga dalam waktu 5 detik kecepatn sudutnya menjadi 900 put/menit. (a)
Tentukan posisi sebuah titik pada akhir selang waktu 1 detik, jika posisi awal geraknya di
sebelah atas roda? (b) Hitung dan tunjukkanlah dengan diagram, besar serta arah percepatan
pada akhir 1 detik tadi?

9. Sebuah benda bergerak dalam bidang xy menurut persamaan & .


Disini x dan y merupakan koordinat benda, t adalah waktu, R dan adalah bilangan-bilangan
konstan. (a) Hitunglah t dari kedua persamaan ini untuk memperoleh persamaan dari kurva
yang dilalui benda tadi. Apakah kurva itu? (b) Diferensiasikanlah kedua persamaan di atas itu,
untuk mendapatkan komponen x dan y kecepatan benda itu. Gabungkanlah persamaan-
persamaan ini untuk memperoleh besar serta arah resultante kecepatan benda. (c)
Diferensiasikanlah lagi untuk mendapatkan besar serta arah resultante percepatan. Soal ini
melukiskan suatu cara lain, untuk menjabarkan persamaan-persamaan untuk kecepatn
singgung dan percepatan radial.

10. (a) Buktikanlah bahwa bila sebuah benda dari keadaan diam, berputar terhadap sebuah
sumbu tetap dengan percepatan sudut konstan, maka percepatan radial dari suatu titik pada
benda itu berbanding langsung dengan sudut pergeserannya? (b) Berapakah besar sudut
yang telah dilalui benda itu, ketika resultante percepatannya membuat sudut 60o dengan
percepatan radialnya?

11. Tentukan momen kelembaman sebuah batang yang diameternya 4 cm, panjangnya 2 m dan
massanya 8 kg, (a) terhadap sebuah sumbu tegaklurus lewat salah satu ujung batang, (b)
terhadap sumbu memanjang yang lewat pusat tongkat?

s. johanes, dtm sv ugm 172


2013
Fisika Teknik 1

12. Keempat benda pada Gambar 9-10 2R 2R


massanya sama, yaitu M. Benda A
adalah silinder pejal dengan radius R.
Benda B adalah tabung tipis dengan
radius R. Benda C adalah bujur sangkar
pejal dengan sisi 2R. Benda D berukuran A B
sama C, tetapi berlubang di tengah 2R 2R
(dibuat dari papan tipis). Tiap-tiap
benda mempunyai sumbu putar
tegaklurus bidang gambar dan lewat
pusat berat tiap-tiap benda. (a) Benda
manakah yang terkecil momen kelem C D
bamannya? (b) Benda manakah yang
Gambar 9-10
terbesar momen kelembamannya?

13. Jari-jari dalam sebuah tabung adalah 3 inci, jari-jari luarnya 4 inci, serta panjangnya 6 inci.
Tentukan jari-jari girasi tabung tersebut terhadap sumbunya?

14. Tentukan persamaan momen kelembaman sebuah tongkat langsing, panjangnya L, luas
penampang lintangnya A, dan rapat massanya serba sama (homogen), terhadap sumbu lewat
salah satu ujung dan tegaklurus tongkat.

15. Rapat massa dari sebatang tongkat langsing, panjang L dan berpenampang lintang konstan,
bertambah secara teratur dari pangkal ke ujung, menurut hubungan , disini a
dan b merupakan bilangan-bilangan konstan. Tentukan momen kelembaman dan jari-jari
girasi tongkat itu terhadap sumbu tegaklurus tongkat yang lewat titik x = 0.

16. Sebuah batu gerinda berbentuk silinder pejal, radiusnya 2 ft dan beratnya 96 lb. (a)
Berapakah harusnya besar momen putar, sehingga gerinda itu, dari keadaan diam untuk
mencapai kecepatan sudut 300 put/menit dalam 10 detik? (b) Berapakah energi kinetiknya,
ketika berputar 300 put/ menit?

s. johanes, dtm sv ugm 173


2013
Fisika Teknik 1

17. Gambar 9-11 melukiskan mesin Atwood.


Tentukan percepatan linier balok A dan B, B
C A
percepatan sudut roda C dan gaya tegangan
tali pada bagian kiri dan kanan, (a) jika pada C
permukaan roda itu tak ada gesekan, (b) jika S S
tali tidak bisa tergelincir pada permukaan A
roda. Berat A dan B berturut-turut 8 lb dan
B
4 lb, momen kelembaman roda terhadap
sumbunya 0,125 slug.ft2 dan radius roda 0,5 Gambar 9-11 Gambar 9-12
ft.

18. (a) Hitunglah momen putar yang dibangkitkan oleh mesin pesawat terbang, yang dayanya
2000 dayakuda pada 2400 put/menit. (b) Sebuah drum, diameter 18 inci, dipasangkan pada
sumbu mesin tadi, dan semua daya mesin digunakan untuk mengangkat beban dengan tali,
yang dililitkan pada drum itu. Berapakah berat beban yang dapat diangkat? (c) Berapakah
kecepatan beban ini naik?

19. Pada salah satu ujung tongkat ringan tapi kaku, panjangnya 100 cm, terdapat balok 50 g.
Pada ujung yang satunya dipasang cincin licin, sehingga tongkat dapat berputar dalam
lingkaran vertikal. Pada suatu ketika tongkat membuat sudut 53o dengan vertikal dan
kecepatan singgung dari balok itu 400 cm/det. (a) Tentukan komponen-komponen vetikal
dan horizontal kecepatan balok? (b) Berapakah momen kelembaman sistem ini? (c)
Berapakah percepatan radial balok tersebut? Berapakah percepatan singgungnya? (d)
Berapakah besar gaya tarik atau gaya tekan dalam tongkat?

20. Roda A dan B dipasangkan pada sumbu S-S, yang dapat dihubungkan atau dipisahkan oleh
kopling C, lihat Gambar 9-12. Momen kelembaman roda A setengahnya momen kelembaman
roda B. Dengan kopling terlepas, roda A diberi kecepatan sudut o. Kemudian momen putar
yang menyebabkan putaran disingkirkan, selanjutnya A dan B dihubungkan dengan
perantaraan kopling, Gesekan dapat diabaikan. Waktu hubungan dilakukan, di dalam kopling
ternyata timbul panas sebesar 3000 ft.lb. Berapakah energi kinetik awal dari roda A?

s. johanes, dtm sv ugm 174


2013
Fisika Teknik 1

Rangkuman
jika (dalam radian) adalah sudut yang panjang busurnya s, yaitu pada sebuah lingkaran
bejari-jari R, maka
atau

Faktor konversi:

Kecepatan sudut rata-rata, dalam selang waktu antara t1 dengan t2 didefinisikan


sebagai perbandingan antara pergeseran sudut 2 - 1, dengan selang waktu t2 - t1, Maka

Kecepatan sudut sesaat , didefinisikan sebagai harga limit kecepatan sudut rata-rata,
untuk Δt mendekati nol, maka

Kalau dalam radian, maka dalam radian/det. Satuan yang lain adalah rpm.
Percepatan sudut rata-rata , didefinisikan sebagai

Percepatan sudut sesaat α, didefinisikan sebagai harga limit percepatan sudut rata-rata,
bila Δt mendekati nol, maka

Satuan percepatan sudut sesaat α, dinyatakan dalam rad/det2.


Persamaan sudut yang lain:

Persamaan-persamaan untuk gerak rotasi dengan percepatan sudut konstan, adalah


sebagai berikut

Hubungan antara kecepatan sudut dan linier dengan perepatan sudut dan linier

s. johanes, dtm sv ugm 175


2013
Fisika Teknik 1

Ketika jari-jari lingkaran r membentuk sudut , maka lintasan (busur) s, ialah

dan dinyatakan dalam radian.


Jika besar kecepatan linier adalah v, adalah kecepatan sudut, maka

komponen singgung percepatan aT, dari titik yang berjari-jari r, sedangkan α adalah
percepatan sudut, adalah

Komponen radial percepatan titik yang berjari-jari r, adalah

Energi kinetik rotasi dan momen kelembaman


Energi kinetik total benda yang berputar, adalah sama dengan jumlah energi kinetik
semua partikel dalam benda, yang besarnya

Karena adalah sama untuk semua partikel, maka energi kinetik total benda, adalah

Momen kelembaman benda tersebut, terhadap sumbu putar, adalah

Satuan momen kelembaman dalam kg.m2, g.cm2, atau slug.ft2.


Maka energi kinetik rotasi benda tersebut, dapat dituliskan sebagai berikut

Bentuk persamaan di atas, analog dengan persamaan energi kinetik translasi, yaitu

Untuk benda yang merupakan penyebaran zat yang kontinu, harus dihitung dengan
integral.

s. johanes, dtm sv ugm 176


2013
Fisika Teknik 1

Persamaan jari-jari girasi, adalah

Momen gaya dan percepatan sudut


Bila beberapa gaya bekerja pada sebuah benda, yang dapat berputar terhadap sumbu,
maka usaha dW yang dilakukan untuk pergeseran sudut d , kecil tak berhingga, adalah

Persamaan di atas, melukiskan usaha neto terhadap benda, dan besarnya sama dengan
tambahan energi kinetik benda, maka

(d /d ) adalah percepatan sudut α, sehingga

Momentum sudut L

Resultante momen gaya luar, sama dengan besar perubahan momentum sudut rata-rata
per satuan waktu,

Kalau diintegralkan untuk selang waktu mulai t1 sampai t2, maka diperoleh

PENUTUP

Tes formatif dan kunci tes formatif


Kerjakan soal nomer 4. Kunci jawaban: 5π ft/det, 7,5π ft/det, 15π ft/det, 600 put/menit,
1800 put/menit, 5400 put/menit,

Petunjuk penilaian dan umpan balik


Penilaian hasil tugas, latihan dan ujian debiri skor (nilai) antara 0 sampai dengan 100.
Kesalahan hasil akhir bukanlan merupakan kesalahan yang fatal, kalaupun dikurangi skornya,

s. johanes, dtm sv ugm 177


2013
Fisika Teknik 1

hanya sedikit saja (atau bahkan tak perlu dikurangi), tetapi kesalahan proses itu yang perlu
pengurangan nilai .

Tindak lanjut
Bagi mahasiswa yang skornya kurang dari 50, wajib mempelajari lagi uraian di depan, dan
selanjutnya diuji lagi.

s. johanes, dtm sv ugm 178

Anda mungkin juga menyukai