Anda di halaman 1dari 36

PROPOSAL

TUGAS AKHIR

KESELAMATAN DAN KEAMANAN ANGKUTAN


OJEK ONLINE MENURUT PERSEPSI PENUMPANG

Disusun Oleh :
Dina Lili Santi
No. Mhs : 16310210

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JANABADRA
YOGYAKARTA
2019

i
HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL
TUGAS AKHIR

KESELAMATAN DAN KEAMANAN ANGKUTAN


OJEK ONLINE MENURUT PERSEPSI PENUMPANG

Diajukan guna melengkapi salah satu persyaratan untuk


Tugas Akhir

Disusun Oleh :
Dina Lili Santi
No. Mhs : 16310210

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

1. Risdiyanto, S.T., M.T. _____________________


Dosen Pembimbing Utama Tanggal

2. Dr. Nindyo Cahyo Kresnanto, S.T.,M.T ______________________


Dosen Pe.mbimbing Pendamping Tanggal

ii
DAFTAR ISI

PROPOSAL..............................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................vi
KATA PENGANTAR...........................................................................................vii
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1. Latar Belakang................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah, dan Batasan Masalah.......................................................4
1.2.1 Rumusan masalah..............................................................................4
1.2.2 Batasan masalah.................................................................................5
1.3. Tujuan dan Manfaat........................................................................................5
1.3.1 Tujuan................................................................................................5
1.3.2 Manfaat..............................................................................................5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................8
2.1 Transportasi dan Angkutan.............................................................................8
2.2 Transportasi Online........................................................................................9
2.3 Ojek Sepeda Motor.........................................................................................9
2.4 Ojek Online sebagai Kendaraan Bermotor Umum.......................................10
2.5 Angkutan Umum..........................................................................................10
2.6 Pengguna Angkutan Umum..........................................................................12
2.7 Atribut Pelayanan Angkutan Umum menurut Wells (1975)........................12
2.8 Pengertian Presepsi.......................................................................................13
BAB 3 LANDASAN TEORI.................................................................................15
3.1 Jumlah Populasi dan Sampel........................................................................15
3.2 Statistical Package For Social Science (SPSS) 17........................................16
3.3 Skala Likert...................................................................................................17
3.4 Aspek Keselamatan dan Keamanan.............................................................18

iii
3.5 Manajemen Transportasi..............................................................................19
3.6 Jenis Alat Transportasi.................................................................................21
3.7 Permintaan dan Penawaran Jasa Transportasi..............................................21
3.7.1 Permintaan Jasa Transportasi...........................................................21
3.7.2 Penawaran Jasa Transportasi...........................................................21
BAB 4. METODE PENELITIAN.........................................................................23
4.1. Rencana Bagan Alir Penelitian...................................................................23
4.2. Lokasi Penelitian.........................................................................................24
4.3. Studi Pustaka...............................................................................................24
4.4. Jumlah Populasi dan Sampel.......................................................................24
4.5. Pengumpulan Data Primer dan Data Sekunder...........................................24
4.6. Analisis Data...............................................................................................25
4.7. Hasil dan Pembahasan................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................26

iv
DAFTAR GAMBAR

4.1. Rencana Bagan Alir Penelitian………...………………………………...

v
DAFTAR TABEL

vi
DAFTAR LAMPIRAN

vii
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala
Berkat dan Rahmatnya sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyusun
Proposal Tugas Akhir dengan judul “Keselamatan Dan Keamanan Angkutan
Ojek Online Menurut Persepsi Penumpang”.
Penyususnan Tugas Akhir ini merupakan salah satu persyaratan yang harus
dipenuhi untuk mendapatkan gelar Sarjana Strata-1 (S-1) pada Jurusan Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Janabadra Yogyakarta. Selama menyusun
Tugas Akhir ini penulis mendapatkan bimbingan serta bantuan dari berbagai
pihak oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapakan terima
kasih kepada:
1. Risdiyanto, S.T.,M.T., selaku Dosen Pembimbing Utama pada Tugas
Akhir ini.
2. Dr. Nindyo Cahyo Kresnanto, S.T.,M.T, selaku Dosen Pembimbing
Pendamping pada Tugas Akhir ini.
3. Ir. Suherminanta, M.T, selaku Dosen Penguji pada Tugas Akhir ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknik Sipil yang telah mendidik dan
memberikan ilmunya sehingga menjadi modal dasar bagi masa depan
penulis, segenap staf pengajaran dan karyawan yang ada di Universitas
Janabadra.
5. Serta semua pihak yang telah memberi bantuan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Tugas Akhir ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan . Penulis
mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan Tugas Akhir ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga Tugas Akhir ini memberikan banyak
manfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 06 September 2019

Penulis

viii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Layanan jasa transportasi ojek online dinyatakan bahwa angkutan tersebut ialah
illegal menurut Indonesia Traffic Watch (ITW) meskipun sudah muncul Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor PM 12 tahun 2019 (akurat.co, 2018). Secara prinsip
Bidang Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menolak legalitas
ojek online itulah alasan tidak menggunakan istilah angkutan umum
menggunakan kendaraan bermotor dalam PM tersebut, nama peraturan tersebut
menggunakan Pelindungan Keselamatan Pengguna Sepeda Motor Yang
Digunakan Untuk Kepentingan Masyarakat (Liputan6.com, 2019).

Berdasar hasil survei KKI (Komunitas Konsumen Indonesia) ditemukan bahwa


ada empat moda transportasi yang menjadi pilihan konsumen karena dianggap
memenuhi empat faktor, Empat faktor tersebut adalah keamanan, keselamatan,
kenyamanan dan keterjangkauan.. Keempat moda adalah ojek online, taksi online,
bus trans dan KRL. Dari hasil survei, 99,7% responden mengaku pernah atau
bahkan sering menggunakan jasa transportasi online. Namun isu keamanan dan
keselamatan muncul sebagai faktor utama yang menentukan preferensi konsumen
dalam memilih layanan aplikator mana yang akan digunakan dua brand jasa
transportasi online, yakni Gojek dan Grab, adalah yang paling melekat di
konsumen. Akan tetapi, preferensi konsumen untuk memilih layanan Gojek
ditunjukkan lebih tinggi, yaitu mencapai 36% dari total responden sedangkan
pengguna layanan Grab menunjukkan angka 32%, dan yang memanfaatkan
keduanya mencapai 32%.

Ada sejumlah faktor yang mendukung preferensi konsumen untuk lebih memilih
Gojek. Di antara pengguna ojek online, survei menunjukkan layanan Go-Ride dari
Go-Jek dinilai lebih aman (56%),lebih dapat diandalkan (55%), lebih ramah
(53%) serta lebih nyaman dan bersih (53%). Sementara kompetitornya di industri

1
ini, Grab Bike, diapresiasi dengan skor 44% untuk aspek keamanan, 45% pada
aspek kehandalan layanan, 47% pada aspek keramahan, dan 47% pada aspek
kenyamanan dan kebersihan. Di satu sisi, survei mencatat preferensi konsumen
untuk memilih layanan Grab lebih tinggi pada aspek keterjangkauan tarif (lebih
murah), yakni mencapai 53%, dibandingkan Gojek yang mencatat angka 47%.

Perbandingan pemenuhan hak konsumen ini semakin terlihat jelas pada layanan
taksi online. Di antara pengguna taksi online, Go-Jek memiliki tingkat preferensi
konsumen lebih tinggi daripada Grab pada semua aspek, yaitu pada aspek
keterjangkauan tarif (54%), aspek keamanan (59%), kehandalan layanan (60%),
keramahan (57%), dan kenyamanan serta kebersihan (59%). KKI mencatat dalam
surveinya bahwa jumlah penumpang yang mengaku pernah mengalami
kecelakaan pada layanan Grab-Bike tercatat lebih tinggi, yaitu mencapai 8,8%
daripada yang terjadi di layanan Go-Ride (6,6%). Selain itu, responden yang
mengakui pernah mengalami kekerasan pada layanan Grab-Bike juga tercatat
lebih tinggi, yaitu mencapai 6,4% daripada yang dialami pada layanan Go-Ride
(5,3%).

Sementara itu, perbandingan tingkat risiko keamanan di Taksi Online yang


dioperasikan oleh kedua aplikator tersebut semakin jauh, di mana Grab-Car
memiliki tingkat risiko kecelakaan nyaris dua kali lipat lebih tinggi daripada
risiko yang pernah dialami responden pengguna layanan Go-Car, yaitu 3,7%
berbanding 1,9%. Demikian juga pada risiko pelecehan, jumlah pengguna Grab-
Car yang mengaku mengalami pelecehan tercatat nyaris dua kali lipat lebih tinggi,
yaitu 3,5% dibandingkan jumlah pengguna layanan Go-Car (1,9%). Baik di moda
transportasi ojek online maupun taksi online, perempuan merupakan konsumen
terbanyak berdasar jenis kelamin. Berdasarkan risiko keamanan, konsumen
perempuan lebih rentan mengalami berbagai tindak kekerasan, pelecehan,
kehilangan maupun kecelakaan. Eksposur tertinggi terhadap risiko keamanan
yang dialami konsumen perempuan adalah terhadap risiko kecelakaan, di mana
pengguna layanan Grab-Bike mengaku lebih banyak mengalami risiko

2
kecelakaan, yaitu mencapai 6,1% daripada eksposur risiko serupa yang dialami
pengguna layanan Go-Ride, yakni 4,8% (IndoTelko).

Persepsi tentang keselamatan lalu lintas dan kepercayaan pada penumpang lain
adalah faktor penting dari keberhasilan angkutan umum. Keamanan sebagai emosi
memusatkan peran sentral yang diasumsikan oleh pengawasan dan kepolisian
swasta ketika kebijakan keamanan mengubah tujuan menjadi perasaan subyektif
para penumpang. Merasa aman dan terjamin dalam transportasi massal
berhubungan positif dengan frekuensi penggunaan angkutan umum. Studi di
Inggris menunjukkan bahwa 10 persen dari populasi akan mempertimbangkan
kembali menggunakan transportasi umum jika ketakutan mereka diatasi. Di
Melbourne, Australia, perasaan aman memiliki pengaruh positif yang kecil tetapi
signifikan terhadap seberapa sering orang menggunakan transportasi.
Keselamatan lalu lintas mengacu pada risiko di luar kendaraan seperti
kemungkinan terlibat dalam kecelakaan lalu lintas. 1,2 juta orang di seluruh dunia
meninggal setiap tahun dalam kecelakaan lalu lintas. 90 persen dari kecelakaan
lalu lintas disebabkan oleh kesalahan manusia (Salonen, 2018).

Transportasi merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi masyarakat.


Ketergantungan masyarakat pada transportasi sangat tinggi, dengan alasan untuk
mempersingkat waktu perjalanan. Ketergantungan dengan transportasi dan
didukung dengan perkembangan internet yang menghadirkan jasa transportasi
berbasis aplikasi online sangat berpengaruh bagi masyarakat dalam segala
aktifitas secara cepat dan efisien. Jika dahulu ojek dikelola secara konvensional
dan kepemilikan tunggal, sekarang menjadi suatu usaha komersial, yang
menyediakan jasa transportasi bagi umum dan dikelola secara profesional.

Perusahaan ojek online yang mulai berdiri pada 2014 kini sangat berkembang
pesat. Di setiap jalan raya, pusat perbelanjaan ataupun sekolah dan kampus
banyak ditemui para pengemudi ini. Selain karena pengguna jasa ojek online
banyak, tidak ada syarat khusus untuk bergabung menjadi pengemudi ojek online
(memiliki kendaraan dan STNK serta SIM).

3
Dengan adanya trasnportasi yang berbasis online ini, sangat membantu dalam
pergerakan orang menuju tujuannya masing-masing. Pertumbuhan penduduk dan
perkembangan perekonomian cukup tinggi sehingga aktivitas dan pergerakan
masyarakat semakin meningkat. Mulai dari berbagai macam profesi masyarakat
seringkali menggunakan salah satu moda transportasi ojek online sebagai
angkutan jarak dekat maupun menengah untuk melakukan perjalanan sesuai
kebutuhannya. Kehadiran ojek online ini tentunya memiliki berbagai presepsi dari
masyarakat pada aspek keselamatan dan aspek keamanan.

1.2. Rumusan Masalah, dan Batasan Masalah

Identifikasi masalah adalah proses terpenting dalam sebuah penelitian selain latar
belakang dan perumusan masalah. Begitu pentingnya, bahkan suatu kegiatan tidak
dikatakan sebagai sebuah penelitian jika identifikasi masalah yang dibuat asal-
asalan. Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari penelitian, bahkan juga
menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Masalah
penelitian secara umum bisa kita temukan lewat studi literatur atau lewat
pengamatan lapangan. Masalah penelitian bisa didefinisikan sebagai pernyataan
yang mempermasalahkan suatu variabel atau hubungan antara variabel pada suatu
fenomena. Sedangkan variabel itu sendiri dapat didefinisikan sebagai pembeda
antara sesuatu dengan yang lain. Identifikasi pada penelitian ini dibagi menjadi
dua bagian yaitu rumusan masalah dan batasan masalah. Kedua bagian ini
berperan penting untuk menentukan alur penelitian yang dilakukan.

1.2.1 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, mengacu pada aspek keselamatan dan aspek
keamanan transportasi ojek online, maka menarikuntuk meneliti kedua aspek
tersebut menurut presepsi penumpang. Penelitian ini setidaknya mampu melihat
kondisi yang kompleks terutama menurut pandangan pengguna transportasi ojek
online. Maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana aspek keselamatan dalam penggunaan transportasi ojek online
menurut presepsi penumpang.

4
2. Bagaimana aspek keamanan dalam penggunaan transportasi ojek online
menurut presepsi penumpang.

1.2.2 Batasan masalah

Agar penelitian ini lebih mengarah pada latar belakang dan permasalahan yang
telah dirumuskan maka diperlukan batasa-batasan masalah guna membatasi ruang
lingkup penelitian, sebagai berikut:

1. Lingkup penelitian ditujukan pada orang yang pernah menjadi penumpang


ojek online lebih dari dua kali.
2. Pengambilan data dilakukan dengan penyebaran kuisoner untuk domisili
Jogja.

1.3. Tujuan dan Manfaat

Penelitian hendaknya menghasilkan manfaat dan tujuan sehingga berguna baik


bagi peneliti maupun pembaca yang membaca dan menggunakan penelitian ini
sebagai referensi. Dibawah ini diuraikan tujuan dan manfaat penelitian ini.

1.3.1 Tujuan

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah:


1. Mengetahui tingkat keselamatan dalam menggunakan ojek online menurut
presepsi masyarakat
2. Mengetahui tingkat keamanan dalam menggunakan ojek online menurut
presepsi masyarakat

1.3.2 Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:


Penelitian tentang keselamatan dan keamanan angkutan ojek online menurut
presepsi penumpang, dapat menjadi bahan pertimbangan maupun tambahan
informasi kepada perusahaan. Hasil penelitian ini, juga dapat dimanfaatkan bagi

5
peneliti sebagai sumber informasi di dalam penulisan terkait aspek yang ditinjau
dalam sebuah keselamatan dan keamanan transportasi

6
7
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Transportasi dan Angkutan

Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat
lainnya dalam waktu tertentu dengan menggunakan sebuah kendaraan yang
digerakkan oleh manusia, hewan, maupun mesin. Defenisi transportasi menurut
beberapa ahli adalah sebagai berikut:
1. Menurut Bowersox (1981), transportasi adalah perpindahan barang atau
penumpang dari suatu tempat ke tempat lain, dengan produk yang dipindahkan ke
tempat yang dibutuhkan atau diinginkan.
2. Menurut Papacostas (1987), transportasi didefinisikan sebagai suatu system
yang terdiri dari fasilitas tertentu beserta arus dan sistem kontrol yang
memungkinkan orang atau barang dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat
lain secara efisien dalam setiap waktu untuk mendukung aktivitas manusia.
3. Menurut Morlok (1981), transportasi didefinisikan sebagai kegiatan
memindahkan atau mengangkut dari suatu tempat ke tempat lain.
4. Menurut Steenbrink (1874), mendefinisikan transportasi sebagai perpindahan
orang atau barang menggunakan kendaraan atau lainnya, diantara tempat tempat
yang dipisahkan secara geografis. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
definisi transportasi dari Steenbrink (1874), mendefinisikan transportasi sebagai
perpindahan orang atau barang menggunakan kendaraan atau lainnya, di antara
tempat-tempat yang dipisahkan secara geografis.

Secara umum transportasi adalah suatu kegiatan atau usaha untuk memindahkan
atau menggerakkan sesuatu (orang dan/atau barang) dari satu tempat asal ke
tempat tujuan untuk keperluan tertentu dengan mempergunakan alat tertentu.
Kegiatan transportasi bukan merupakan suatu tujuan melainkan mekanisme untuk
mencapai tujuan. Dalam melaksanakan kegiatan transportasi tersebut diperlukan
unsur-unsur dasar yang berupa prasarana dan sarana transportasi.

8
Transportasi secara umum sering dikaitkan dengan angkutan. Angkutan adalah
perpindahan orang atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan Kendaraan di Ruang Lalu Lintas Jalan (UU Nomor 22 Tahun 2009
Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan). Sementara Munawar (2005) dalam
Agustina (2017), mendefinisikan angkutan sebagai pemindahan orang dan atau
barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan

2.2 Transportasi Online

Transportasi online adalah alat angkut barang maupun manusia yang berbasis
internet. Alat angkut yang menggunakan kendaraan pribadi yang dihubungkan
dengan sebuah aplikasi. Aplikasi tersebut dapat diunduh atau yang biasa di kenal
dengan kata download, sebagai penghubung antara pengguna dan pengemudi
yang sangat mempermudah pemesanan. Transportasi online merupakan bagian
dari kemajuan teknologi. Teknologi diciptakan dengan tujuan untuk
mempermudah berbagai aktivitas manusia sehari-hari.

2.3 Ojek Sepeda Motor

Pengertian ojek menurut J.S. Badudu dan Sutan Mohammad Zain dalam Kamus
Umum Bahasa Indonesia dalam Agustina (2017), adalah sepeda motor yang
dibuat menjadi kendaraan umum untuk mengangkut penumpang ketempat
tujuannya. Peter Salim dan Yenny Salim dalam Agustina (2017), menyebutkan
bahwa ojek adalah sepeda atau sepeda motor yang disewakan dengan cara
mengangkut penyewanya. Berdasarkan Pasal 1 angka 20 UULLAJ, menyatakan
bahwa sepeda motor adalah kendaraan bermotor beroda dua dengan atau tanpa
rumah-rumah. Ojek merupakan sarana transportasi darat yang menggunakan
kendaraan roda dua (sepeda motor) untuk mengangkut penumpang dari satu
tujuan ke tujuan lainnya kemudian menarik bayaran.

9
2.4 Ojek Online sebagai Kendaraan Bermotor Umum

Pengertian angkutan menurut pasal 1 angka 3 UULLAJ adalah perpindahan orang


dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan
di ruang lalu lintas jalan. Menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 35
Tahun 2003 tentang penyelenggaraan angkutan orang di jalan dengan kendaraan
umum. Angkutan adalah perpindahan orang atau barang dari satu tempat ke
tempat lain dengan menggunakan kendaraan. Berdasarkan pasal 1 angka 10
UULLAJ, pasal 1 angka 5 PP Nomor 74 Tahun 2014, tentang angkutan jalan
menyatakan bahwa kendaraan bermotor umum adalah setiap kendaraan bermotor
yang digunakan untuk angkutan orang atau barang dengan dipungut biaya. Pada
dasarnya keberadaan ojek sepeda motor sebagai kendaraan bermotor roda dua
memiliki keunggulan dan keunikan tersendiri mengingat ojek bisa memberi
layanan door to door, dapat menjangkau lokasi sulit seperti lorong-lorong dan
jalan sempit, atau mampu melewati kemacetan. Namun ojek sepeda motor
dikatakan angkutan umum ilegal, karena belum adanya aturan yang mengatur
secara khusus mengenai ojek sepeda motor di dalam undang-undang.

Keberadaan ojek sepeda motor sendiri bisa dikatakan sangat dibutuhkan oleh
masyarakat.Ojek sepeda motor dikatakan sebagai angkutan orang dengan
kendaraan bermotor roda dua. Tidak diatur secara khusus mengenai sepeda motor
sebagai angkutan kendaraan bermotor umum, karena ada beberapa permasalahan
dalam administrasi pendaftaran ojek sebagai kendaraan bermotor umum di Dinas
Perhubungan.

2.5 Angkutan Umum

Angkutan adalah sarana untuk memindahkan orang atau barang dari suatu tempat
ke tempat lain. Tujuannya membantu orang atau kelompok orang menjangkau
berbagai tempat yang dikehendaki, atau mengirimkan barangdari tenmpat asalnya

10
ketempat tujuannya. Prosesnya dapat dilakukan menggunakan sarana angkutan
berupa kendaraan atau tanpa kendaraan (diangkut oleh orang). Angkutan Umum
adalah angkutan penumpang yang dilakukan dengan sistem sewa atau bayar.
Termasuk dalam pengertian angkutan umum penumpang adalah angkutan kota
(bus, minibus, dsb), kereta api, angkutan air dan angkutan udara (Warpani , 1990).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1993 tentang Angkutan Jalan
dijelaskan angkutan adalah pemindahan orang dan atau barang dari satu tempat ke
tempat lain dengan menggunakan kendaraan.

Sedangkan kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan


untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran. Pengangkutan orang
dengan kendaraan umum dilakukan dengan menggunakan mobil bus atau mobil
penumpang dilayani dengan trayek tetap atau teratur dan tidak dalam trayek.
Tujuan utama keberadaan angkutan umum penumpang adalah menyelenggarakan
pelayanan angkutan yang baik dan layak bagi msyarakat. Ukuran pelayanan yang
baik adalah pelayanan yang aman, cepat, murah dan nyaman. Selain itu,
keberadaan angkutan umum penumpang juga membuka lapangan kerja. Ditinjau
dengan kacamata perlalu- lintasan, keberadaan angkutan umum penumpang
mengandung arti pengurangan volume lalu lintas kendaraan pribadi, hal ini
dimungkinkan karena angkutan umum penumpang bersifat angkutan massal
sehingga biaya angkut dapat dibebankan kepada lebih banyak orang atau
penumpang. Banyaknya penumpang menyebabkan biaya penumpang dapat
ditekan serendah mungkin ( Warpani, 1990).

Menurut Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 35 tahun 2003 tentang


Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum, ada
beberapa kriteria yang berkenaan dengan angkutan umum. Kendaraan umum
adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh
umum dengan dipungut bayaran baik langsung maupun tidak langsung. Trayek
adalah lintasan kendaraan untuk pelayanan jasa angkutan orang dengan mobil bus,
yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap
maupun tidak terjadwal.

11
2.6 Pengguna Angkutan Umum

Menurut LPKM-ITB (1997) dalam Agustina (2017), ditinjau dari pemenuhan


akan kebutuhan mobilitasnya, masyarakat perkotaan dibagi menjadi dua
kelompok yaitu:

1) Kelompok choice merupakan sekelompok orang yang mempunyai pilihan


dalam pemenuhan kebutuhan mobilitasnya. Mereka terdiri dari orang-orang
yang dapat menggunakan kendaraan pribadi atau menggunakan angkutan
umum.
2) Kelompok captive yaitu sekelompok orang yang tergantung pada angkutan
umum untuk pemenuhan kebutuhan mobilitasnya.

2.7 Atribut Pelayanan Angkutan Umum menurut Wells (1975)

Tujuan dasar dari penyediaan angkutan umum, (Wells, 1975 dikitip Tamin 2000)
mengatakan bahwa menyediakan pelayanan angkutan yang baik, handal, nyaman,
aman, cepat dan murah untuk umum. Hal ini dapat diukur secara relative dari
kepuasan pelayanan beberapa kriteria angkutan umum ideal antara lain adalah:

1. Keandalan
a. Setiap saat tersedia;
b. Waktu singkat.
2. Kenyamanan
a. Pelayanan yang sopan;
b. Terlindung dari cuaca buruk;
c. Mudah turun naik kendaraan;
d. Tersedia tempat duduk setiap saat;
e. Tidak bersesak-sesak;
f. Interior yang menarik;
g. Tempat duduk yang enak.

12
3. Keamanan
a. Terhindar dari kecelakaan;
b. Bebas dari kejahatan.
4. Waktu perjalanan
a. Waktu di dalam kendaraan singkat.

Keamanan merupakan standar minimal yang harus dipenuhi untuk terbebasnya


pengguna jasa dari gangguan perbuatan melawan hukum dan/atau rasa takut.
Terbagi atas enam indikator pelayanan yaitu :

a. Identitas kendaraan berupa nomor dan nama kendaraan dengan nilai ukur
minimal terdapat satu stiker.
b. Tanda pengenal pengemudi berupa kartu dan nomor induk pengemudi dengan
jumlah minimal terdapat satu kartu.
c. Lampu isyarat tanda bahaya berupa tombol dan lampu isyarat tanda bahaya
minimal terdapat satu.
d. Lampu penerangan dengan nilai ukur ada dan berfungsi dengan baik.
e. Petugas keamanan dengan jumlah minimal ada ada satu petugas.
f. Kaca film dengan nilai ukur maksimal 60% kegelapan.

Keselamatan merupakan standar minimal yang harus dipenuhi untuk terhindarnya


dari resiko kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia, sarana dan prasarana.
Terdiri dari empat indikator yaitu :

a. Kelaikan kendaraan dengan nilai ukur lulus uji kelaikan kendaraan.


b. Peralatan keselamatan terdiri dari palu pemecah kaca, tabung pemadam
kebakaran, dan tombol pembuka pintu otomatis dengan nilai ukur ada dan
berfungsi dengan baik.
c. Fasilitas kesehatan berupa kotak P3K dengan nilai ukur minimal satu set setiap
kendaraan.
d. Informasi tanggap darurat berupa informasi pengaduan minimal terdapat satu
stiker.

13
2.8 Pengertian Presepsi

Menurut Jalaludin (1998), persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa,


atau hubungan – hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan, Menurut Ruch (1967), persepsi adalah suatu proses tentang
petunjuk – petunjuk inderawi (sensory) dan pengalaman masa lampau yang
relevan diorganisasikan untuk mmemberikan kepada kita gambaran yang
terstruktur dan bermakna pada suatu situasi tertentu.

14
BAB 3 LANDASAN TEORI

3.1 Jumlah Populasi dan Sampel

Secara definisi, populasi dapat diartikan sebagai jumlah dari keseluruhan obyek
yang akan diteliti karakteristiknya. Sedangkan sampel adalah sebagian dari
populasi yang ingin diteliti karakteristik. Sampel tersebut dianggap dapat
mewakili keseluruhan populasinya. Jadi pada dasarnya, jumlah sampel akan lebih
sedikit dari jumlah populasinya. Agar sampel yang kita ambil dapat benar-benar
mewakili populasinya, kita perlu standar ataupun cara dalam menentukan rumus.
Salah satunya adalah menggunakan rumus pendekatan yang digunakan untuk
menentukan jumlah sampel atau jumlah responden.

Dalam penelitian ini digunakan rumus Slovin. Rumus Slovin adalah sebuah rumus
atau formula untuk menghitung jumlah sampel minimal apabila perilaku dari
sebuah populasi tidak diketahui secara pasti. Rumus ini pertama kali
diperkenalkan oleh Slovin pada tahun 1960. Rumus slovin ini biasa digunakan
dalam penelitian survey dimana biasanya jumlah sampel besar sekali, sehingga
diperlukan sebuah formula untuk mendapatkan sampel yang sedikit tetapi dapat
mewakili keseluruhan populasi.
N
n =
1+N.e2
………………………………………………………………………………(3.1)

Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi

15
e = Batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Dalam rumus ada ketentuan sebagai berikut :
Nilai e = 0,1 (10%) untuk populasi dalam jumlah besar
Nilai e = 0,2 (20%) untuk populasi dalam jumlah kecil
Jadi rentang sampel yang dapat diambil dari teknik Solvin adalah antara 10–20%
dari populasi penelitian.

3.2 Statistical Package For Social Science (SPSS) 17

Statistical Package for Social Science (SPSS) 17 menurut Siregar (2013: 86)
pengolahan data dengan pendekatan kuantitatif adalah suatu proses dalam
memeroleh data ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau rumusan tertentu.
Pengolahan data meliputi kegiatan sebagai berikut:

a. Editting adalah proses pengecekan atau memeriksa data yang telah berhasil
dikumpulkan dari lapangan, karena kemungkinan data yang telah masuk tidak
memenuhi syarat atau tidak dibutuhkan.
b. Codeting adalah kegiatan pemberian kode tertentu pada tiap-tiap data yang
termasuk kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk
angka-angka atau huruf untuk membedakan antara data atau identitas data yang
akan dianalisis. Pemberian kode melalui program Microsoft exel sebelum
memasukkannya ke dalam program SPSS 17 yang berguna untuk
mempermudah peneliti menginput data kedalam SPSS 17.
c. Format Entry Data di Program SPSS 17 merupakan suatu proses pembuatan
format pengerjaan data pada program SPSS sebelum nantinya data dimasukkan
ke dalam computer. Adapun yang digunakan yaitu untuk mengukur uji
validitas dan reabilitas, uji hipotesis, dan data hasil kuesioner penelitian.
d. Pemindahan data adalah memasukkan data yang telah didapat (berupa kode) ke
dalam mesin pengolah data yaitu SPSS 17, sehingga nantinya didapatkan hasil
dari pengelolahan tersebut dalam bentuk tabel.

16
e. Tabulasi adalah proses penempatan data ke dalam bentuk tabel yang telah
diberi kode sesuai dengan kebutuhan analisis. Tabel-tabel yang dibuat
sebaiknya mampu meringkas agar memudahkan dalam proses analisis data.
f. Penyajian Data adalah suatu bentuk penyajian data ke dalam bentuk tabel, baik
itu dalam tabel distribusi frekuensi maupun tabel silang yang nantinya dapat
digunakan untuk penyajian data di dalam isi penelitian.

3.3 Skala Likert

Menurut Siregar (2013: 25) skala likert adalah skala yang dapat digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau
fenomena tertentu. Skala likert memiliki dua bentuk pernyataan, yaitu: pernyataan
positif dan negatif. Menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur
dijabarkan dari variabel menjadi dimensi, dari dimensi dijabarkan menjadi
indikator, dan dari indikator dijabarkan menjadi subindikator yang dapat diukur.
Akhirnya subindikator dapat dijadikan tolok ukur untuk membuat suatu
pertanyaan/pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden.

Menurut Firdaus (2012: 44) skala likert umumnya digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tertentu. variabel
yang diukur operasionalkan ke dalam indikator variabel. Selanjutnya indikator
tersebut dijadikan sebagai awal dalam menyusun instrumen yang dapat berupa
pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item instrument memunyai gradasi
dari sangat positif samapai sangat negatif. Skala likert dapat disusun ke dalam
bentuk checklist atau multiple choise.

Tabel 3.1. Contoh Kuisoner

Alternatif Jawaban
No Pertanyaan / Pernyataan
SS S N TS STS

Sepeda motor driver ojek online


1. sudah menggunakan sepeda motor   √
yang layak?      

17
Driver ojek online selalu
2. memberikan rasa aman dalam √  
mengemudi diperjalanan ?      

Sumber : Diolah oleh penulis tahun 2019

Sedangkan, contoh pengukuran skala likert dengan menggunakan petanyaan


multiple choice, sebagai berikut:

1. Sepeda motor driver ojek online sudah menggunakan sepeda motor yang

layak?

a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju

b. Setuju e. Sangat Tidak Setuju

c. Netral

2. Driver ojek online selalu memberikan rasa aman dalam mengemudi

diperjalanan?

a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju

b. Setuju e. Sangat Tidak Setuju

c. Netral

Sarwono (2006: 96) menyebutkan untuk melakukan kuantitatifikasi maka skala


tersebut kemudian diberi angka-angka sebagai simbol agar dapat dilakukan
penelitian. Umumnya dengan memberikan kode-kode angka yang relatif karena
angka-angka tersebut hanya merupakan simbol dan bukan angka sebenarnya.
Dalam penelitian ini menggunakan skala likert dengan pernyataan positif diberi
skor 5, 4, 3, 2 dan 1. Dalam penelitian ini sangat setuju diberi skor 5, setuju skor
4, netral skor 3, tidak setuju 2 dan sangat tidak setuju skor 1.

18
3.4 Aspek Keselamatan dan Keamanan

Menjamin terwujudnya penggunaan sepeda motor yang digunakan untuk


kepentingan masyarakat yang memenuhi standar keselamatan dan keamanan,
Peraturan Menteri Nomor PM 12 Tahun 2019 Tentang Pelindungan Keselamatan
Pengguna Sepeda Motor Yang Digunakan Untuk Kepentingan Masyarakat..
Program keselamatan dan keamanan penggunaan sepeda mot or yang digunakan
untuk kepentingan masyarakat memuat peraturan keselamatan & keamanan serta
sasaran keselamatan & keamanan bagi pengemudi dan penumpang. Pemenuhan
aspek keselamatan paling sedikit harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1. Pengemudi dalam keadaan sehat;
2. Pengemudi menggunakan STNK dan SIM yang masih berlaku;
3. Pengemudi mematuhi tata cara berlalu lintas dijalan;
4. Pengemudi menggunakan kendaraan yang memenuhi syarat teknis sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang – undangan;
5. Pengemudi mengendarai sepeda motor dengan wajar dan penuh konsentrasi;
6. Pengemudi menggunakan perlengkapan standar (jaket, celana panjang, sepatu,
sarung tangan dan jas hujan)
7. Pengemudi dan penumpang menggunakan helm Standar Nasional Indonesia.

Pemenuhan aspek keamanan yaitu berupa larangan membawa senjata tajam bagi
pengemudi dan penumpang , bagi pengguna sepeda motor yang digunakan untuk
kepentingan masyarakat denga aplikasi / ojek online untuk memenuhi aspek
keamanan paling sedikit harus memenuhi sebagai berikut :
1. Mencantumkan identitas penumpang yang melakukan pemesanan melalui
aplikasi;
2. Identitas pengemudi dan sepeda motor yang tercantum dalam aplikasi harus
sesuai dengan pengemudi dan sepeda motor yang melayani;
3. Mencantumkan nomor telepon layanan pengaduan didalam aplikasi;
4. Dilengkapi aplikasi dengan fitur tombol darurat (panic button) bagi
pengemudi dan penumpang.
5. Mencantumkan larangan untuk melakukan pelecehan seksual bagi pengemudi.

19
3.5 Manajemen Transportasi

Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal
ke tempat tujuan Nasution (1996) dalam Elisabet (2006), Dari definisi tersebut
dapat disimpulkan bahwa kegiatan transportasi akan terjadi apabila dipenuhi
beberapa persyaratan sebagai berikut :

1) Ada muatan yang diangkut.


2) Tersedia alat angkut yang memadai.
3) Terdapat fasilitas jalan dan jembatan yang akan dilalui.

Proses transportasi merupakan gerakan dari tempat asal, dari mana kegiatan
pengangkutan dimulai, ke tempat tujuan, ke mana kegiatan pengangkutan diakhiri.
Transportasi menyebabkan nilai barang lebih tinggi di tempat tujuan daripada di
tempat asal, dan nilai ini lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan untuk
pengangkutannya. Nilai yang diberikan oleh transportasi adalah berupa nilai
tempat dan nilai waktu. Kedua nilai ini diperoleh jika barang telah diangkut ke
tempat di mana nilainya lebih tinggi dan dapat dimanfaatkan tepat pada waktunya.

a) Dilihat dari segi ekonomi, keperluan akan jasa tranportasi mengikuti


perkembangan kegiatan semua faktor ekonomi. Transportasi dikatakan sebagai
derived demand yaitu permintaan yang timbul akibat adanya permintaan
adanya komoditi atau jasa lain (Morlok, 1998). Keperluan jasa tranportasi akan
bertambah dengan meningkatnya kegiatan ekonomi dan berkurang jika terjadi
kelesuan ekonomi. Manajemen transportasi adalah sebagai usaha dalam
mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan penghasilan jasa angkutan oleh
perusahaan angkutan sedemikian rupa, sehingga dengan tarif yang berlaku
dapat memenuhi kepentingan umum. Pada umumnya manajemen transportasi
menghadapi tiga tugas utama :
b) Menyusun rencana dan program untuk mencapai tujuan dan misi organisasi
secara keseluruhan.
c) Meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan.

20
d) Dampak sosial dan tanggung jawab sosial dalam mengoperasikan angkutan
kota.

Masalah umum manajemen lalu lintas adalah bagaimana mencapai optimalisasi


kapasitas angkutan. Kapasitas angkutan adalah kemampuan suatu alat angkut
untuk memindahakan muatan atau barang dari suatu tempat ke tempat tertentu.
Unsur-unsur kapasitas angkutan terdiri dari:

a. Berat muatan
b. Jarak tempuh
c. Waktu yang dibutuhkan

Untuk pemanfaatan maksimum dari kapasitas angkutan, manajemen lalu lintas


harus mampu:

a. Mencapai efisiensi, operasional yang tinggi.


b. Mencapai standar perawatan yang layak jalan dari kendaraan.
c. Mencapai organisasi yang sehat dengan standar tanggung jawab manajemen
yang tinggi.

3.6 Jenis Alat Transportasi

Sifat jasa, operasi, dan biaya membedakan alat transportasi dalam lima kelompok
sebagai berikut:

1) Angkutan Kereta Api (railroad transportation),


2) Angkutan motor dan jalan raya (motor/road/highway transportation),
3) Angkutan laut (water/sea transportation),
4) Angkutan udara (air transportation), dan
5) Angkutan pipa (pipeline)

21
3.7 Permintaan dan Penawaran Jasa Transportasi

3.7.1 Permintaan Jasa Transportasi

(Abbas Salim, 1993 : 15) dalam Elisabet (2006), menyatakan bahwa kebutuhan
akan jasa transportasi ditentukan oleh barang dan penumpang yang akan diangkut
dari satu tempat ke tempat lain. Untuk mengetahui berapa jumlah permintaan akan
jasa angkutan yang sebenarnya (actual demand) perlu dianalisis permintaan akan
jasa-jasa transportasi sebagai berikut:

1) Pertumbuhan penduduk
2) Pembangunan wilayah dan daerah
3) Industrialisasi
4) Transmigrasi dan penyebaran penduduk
5) Analisis dan proyeksi akan permintaan jasa transportasi

3.7.2 Penawaran Jasa Transportasi

Menurut Abbas Salim (1993 : 18) dalam Elisabet (2006), Penawaran jasa
transportasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat ada kaitannya dengan
permintaan akan jasa transportasi secara menyeluruh. Tiap model transportasi
mempunyai sifat karakteristik dan aspek teknis yang berlainan, hal mana akan
mempengaruhi terhadap jasa angkutan yang ditawarkan oleh pengangkutan. Dari
sisi penawaran jasa angkutan dapat kita bedakan dari beberapa segi sebagai
berikut:

1) Peralatan yang digunakan


2) Kapasitas yang tersedia
3) Kondisi teknis alat angkutan yang dipakai
4) Produksi jasa yang dapat diserahkan oleh perusahaan angkut
5) Sistem pembiayaan dalam pengoperasian alat angkut.

22
23
BAB 4. METODE PENELITIAN

4.1. Rencana Bagan Alir Penelitian

Mulai

Studi
Pust
aka

Data Primer :
Data Sekunder :
Survei pengguna ojek online
Jumlah populasi pengguna ojek online

Analisis Deskriptif :
Keselamatan dan keamanan ojek online menurut persepsi penumpang dengan metode SPSS

Pembahasan dan Kesimpulan

Selesai

Gambar 4.1 Rencana Bagan Alir Penelitian

24
4.2. Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilakukan dengan beberapa titik di wilayah Kota Yogyakarta,


dimana lokasi tersebut mempunyai potensi pengguna jasa ojek online, di
antaranya yaitu Kantor, Kampus, Café dan pusat perbelajaan.

4.3. Studi Pustaka

Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan penelitian transportasi, guna


memberikan pengetahuan dan informasi yang berhubungan dengan penelitian
yang dilakukan. Sehingga diharapkan mendapatkan hasil penelitian yang
maksimal.

4.4. Jumlah Populasi dan Sampel

Jumlah populasi terakhir yang diterbitkan oleh perusahaan Gojek wilayah Kota
Yogyakarta yaitu, untuk jumlah populasi pengguna sebesar 150.000 orang dan
untuk jumlah populasi driver sebesar 1.000 orang. Dalam penelitian ini jumlah n
(jumlah sampel), dapat ditentukan berdasarkan jumlah populasi terakhir. Maka
jumlah sampel yang diperoleh yaitu, untuk pengguna sebesar 150.00 orang.
Penelitian dengan menggunakan sampel berdasarkan rumus slovin, batas toleransi
kesalahan yang ditetepkan adalah 10%.

N
n=
1+N.e 2

150.000
n=
1+150.000 X 0,1 ²

n = 99,933 => Dibulatkan menjadi 100 orang

4.5. Pengumpulan Data Primer dan Data Sekunder

Data Primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari
sumber aslinya yang berupa wawancara, jajak pendapat dari individu atau
kelompok (orang) maupun hasil observasi dari suatu obyek, kejadian atau hasil
pengujian (benda). Sedangkan data sekunder adalah sumber data penelitian yang

25
diperoleh secara langsung dari sumber aslinya yang berupa wawancara, jajak
pendapat dari individu atau kelompok (orang) maupun hasil observasi dari suatu
obyek, kejadian atau hasil pengujian (benda).

Data yang dibutuhkan dalam penelitian Keselamatan dan Keamanan Angkutan


Ojek Online Menurut Persepsi Penumpang, meliputi :

1. Karakteristik pengguna ojek online


2. Keselamatan dan Keamanan ojek online menurut persepsi penumpang

4.6. Analisis Data

Setelah data didapat dari dilakukannya survei, kemudian data direkap dan diolah
sampai dapat digunakan sebagai data masukan dalam proses selanjutnya. Dalam
penelitian ini pengolahan data menggunakan metode Statistical Package for
Social Science (SPSS).

4.7. Hasil dan Pembahasan

Dalam tahap ini dilakukan pembahasan dan hasil yang didapatkan dari analisa
data yang telah di olah dalam analisa sebelumnya.

26
DAFTAR PUSTAKA

https://akurat.co/news/id-574636-read-itw-nilai-permenhub-no12-tahun-2019-
tentang-ojek-online-ilegal

https://www.liputan6.com/bisnis/read/3864905/pengamat-aturan-tak-legalkan-
ojek-online-jadi-angkutan-umum

https://www.indotelko.com/read/1564547336/konsumen-gojek-grab

Salonen, A. O. (2018). Passenger’s subjective traffic safety, in-vehicle security


and emergency management in the driverless shuttle bus in Finland. Transport
Policy, 61(November 2017), 106–110.
https://doi.org/10.1016/j.tranpol.2017.10.011

Amajida, F. D. (2014). Kreativitas digital dalam masyarakat risiko perkotaan :


studi tentang ojek online “ go-jek ” di jakarta.

Morlok, E. K. (1988). Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Jakarta:


Erlangga.

27
Nasution, H. (1993). Manajemen Transportasi. Jakarta: PT.Grafindo.

28

Anda mungkin juga menyukai