Anda di halaman 1dari 5

Tujuan QFD

 Berikut ini adalah tujuan dari penerapan metode QFD pada proses produksi:

o Mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan agar produk yang dihasilkannya dapat
memenuhi tingkat kualitas yang baik sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
o Melakukan pengembangan kebutuhan produk dan menjamin bahwa keinginan dari
pelanggan mendapatkan perhatian yang baik.
o Sebagai alat bantu dalam melakukan analisa kompetitor atau persaingan usaha baik dari
segi teknis maupun dari sudut pandang konsumen sehingga diperoleh strategi pemasaran yang
tepat.
o Menetapkan prioritas atau tujuan jangka pendek dan jangka panjang suatu perusahaan.
o Membuat suatu proses komunikasi yang formal atau resmi.
o Memumculkan ide dan perbaikan produk secara terus menerus (continuous
improvement), sehingga desain sasaran produk sesuai dengan keinginan konsumen.

Penerapan QFD

Berikut ini adalah tahapan dalam penerapan Metode QFD :

1. Perencanaan Produk (Product planning)


Tahap pertama, perusahaan melakukan identifikasi mengenai kebutuhan konsumen melalui
pengumpulan informasi dan analisa kebutuhan tersebut.

Kemudian berbagai kebutuhan tersebut diterjemahkan kedalam format kebutuhan teknis


(technical requirements). 

Dimulai dengan identifikasi kebutuhan konsumen, yang selalu dinyatakan dalam item kualitatif
seperti :

o Tampilan yang bagus


o Keefektifan penggunaan
o Keamanan
o Kesesuaian dengan tujuan yang diharapkan

Penerapan QFD menurut para ahli

Berikut adalah beberapa metode Penerapan QFD menurut para ahli.


Lou Cohen (1995:60)
Metode QFD menurut Lou Cohen memiliki beberapa tahap perencanaan dan pengembangan
melalui matriks, yaitu :

1. Matrik perencanaan produk (House of Quality)


HOQ lebih dikenal dengan rumah pertama, yang terdiri dari 7 bagian utama yaitu :

o Customer needs
o Technical requirment
o Co-relationship
o Relationship
o Customer competitive evaluation
o Competitive technical assement
o Targets
2. Matrik perencanaan part (Part Deployment)
Disebut juga rumah kedua, yaitu metrik yang mengidentifikasi faktor-faktor teknis yang kritikal
terhadap pengembangan produk.

3. Matrik Perencanaan proses (Process Planing)


Lebih dikenal dengan rumah ketiga, merupakan matrik untuk mengidentifikasi pengembangan
proses pembuatan suatu perencanaan pengembangan mengetahui proses perencanaan matik
HOQ.

4. Matrik perencanaan manufacturing


Lebih dikenal dengan rumah keempat, yang memaparkan tindakan yang perlu diambil didalam
perbaikan.

Implementasi QFD terdiri dari tiga tahap, dimana seluruh kegiatan yang dilakukan pada masing-
masing tahapan dapat diterapkan seperti layaknya suatu proyek.

Ketiga tahapan tersebut menurut Lou Cohen (1995) adalah :

1. Tahap pengumpulan Suara Pelanggan (Voice of Customer)


 Tahap ini adalah melakukan survey untuk memperoleh suara pelanggan.

Proses ini membutuhkan data pelanggan yang ditulis sebagai atribut-atribut dari produk atau
service.

Atribut-atribut atau kebutuhan-kebutuhan ini merupakan keuntungan potensial yang dapat


diterima pelanggan dari produk atau servicenya.
Tiap atribut mempunyai beberapa data numerik yang berkaitan dengan kepentingan relatif atribut
bagi pelanggan dan tingkat performasi kepuasan pelanggan dari produk yang mirip berdasarkan
atribut tersebut.

Atribut ini biasanya disebut data pelanggan kualitatif dan informasi numerik tiap atribut sebagai
data kuantitatif.

Prosedur umum dalam perolehan suara pelanggan adalah untuk menentukan atribut-atribut
pelanggan (data kualitatif) dan mengukur atribut-atribut (data kuantitatif).

Data kualitatif secara umum diperoleh dari pembicaraan dan observasi dengan pelanggan,
sementara data kuantitatif diperoleh dari survey atau penarikan suara (Poling).

2. Tahap penyusunan rumah kualitas (House of Quality)


Penerapan metode QFD dalam proses perancangan produk dan jasa diawali dengan pembentukan
matriks perencanaan produk atau sering disebut sebagai House of Quality (rumah kualitas).

3. Tahap analisa dan implementasi.


Menurut Tony Wijaya (2011:79), aktifitas utama dari QFD terdiri dari :

1. Penjabaran persyaratan konsumen;


2. Penjabaran karakteristik kualitas yang dapat diukur
3. Penentuan hubungan antara kebutuhan kualitas dan karakteristik kualitas
4. Penerapan sejumlah nilai berdasarkan sejumlah angka tertentu terhadap masing-masing
karakteristik kualitas
5. Penyatuan karakteristik kualitas ke produk
6. Perancangan produksi dan pengendalian kualitas produk.
Tahapan dalam QFD terdiri dari :

(1) penjaminan kualitas produk atau jasa

(2) penjabaran persyaratan konsumen melalui pendapat konsumen (angket, survei)

(3) penjabaran karakteristik kebutuhan konsumen (checklist)

(4) Pembuatan matriks House of Quality yang dimulai dengan :

o Penentuan hubungan antara kebutuhan kualitas dan karakteristik kualitas


o Penerapan sejumlah nilai berdasarkan sejumlah angka tertentu terhadap masing-masing
karakteristik kualitas
o Penyatuan karakteristik kualitas ke produk
o Perancangan produksi dan pengendalian kualitas produk

Manfaat QFD

Berikut adalah berbagai manfaat dari penerapan QFD sebagai metode perbaikan proses di suatu
perusahaan :

1. Fokus pada pelanggan


QFD memerlukan pengumpulan masukan dan umpan balik dari pelanggan, hal ini menunjukkan
bahwa organisasi yang menerapkan QFD terbukti berfokus pada pelanggan.

2. Efisiensi waktu
QFD dapat mengurangi waktu pengembangan produk, karena memfokuskan pada persyaratan
pelanggan yang spesifik dan melakukan identifikasi dengan jelas.

3. Orientasi kerja sama tim (Teamwork Oriented)


QFD merupakan pendekatan kerjasama tim, semua keputusan dalam proses didasarkan
konsensus dan dicapai melalui diskusi mendalam dan brainstorming.

4. Orientasi pada dokumentasi


Salah satu produk yang dihasilkan dari proses QFD adalah dokumen komprehensif, yang berisi
mengenai semua data yang berhubungan dengan segala proses yang ada dan perbandingannya
dengan persyaratan pelanggan.

Dari 4 point diatas, dapat kita ketahui bahwa secara spesifik manfaat penerapan QFD adalah
sebagai berikut :

o Meningkatkan Keandalan Produk, Kualitas Produk, Kepuasan Konsumen.


o Memperpendek waktu peluncutan produk (time to market).
o Mereduksi biaya perancangan.
o Meningkatkan komunikasi, Produktivitas, keuntungan perusahaan.

2. Penilaian Konsumen (Assessment of customers)


Tahap ini adalah melakukan penilaian terhadap harapan pelanggan yang berupa perkiraan atau
keyakinan pelanggan mengenai apa yang diterima dan dirasakannya setelah membeli dan
menggunakan produk atau jasa.

Penilaian konsumen ini tidak dapat diukur secara langsung melalui pengukuran yang obyektif.

Untuk mendapatkan penilaian konsumen tersebut dapat dilakukan dengan dua metode yaitu
angket dan survei :
2.1 Angket
Angket  adalah suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
pertanyaan kepada responden terpilih.

Penyusunan angket adalah dengan mengumpulkan sejumlah pertanyaan untuk mengetahui


pendapat responden mengenai kelebihan dan kekurangan produk yang dihasilkan oleh
perusahaan.

2.2 Survei
Survey merupakan suatu metode pengumpulan data untuk mengetahui kebutuhan konsumen
dengan cara bertatap muka langsung dengan responden.

Adanya interaksi tatap muka tersebut dapat menjadikan perusahaan memperoleh informasi
penting yang lebih detail mengenai apa saja yang perlu diperbaiki dari sebuah produk.

Anda mungkin juga menyukai