200401110299
Psikologi G
Psikolog bisa menggunakan banyak metode berbeda untuk melakukan penelitian. Setiap
metode memiliki keuntungan dan kerugiannya sendiri, membuatnya dapat dicocokkan untuk
situasi tertentu dan tidak cocok untuk situasi lainnya. Rentang metode yang luas digunakan
dalam ilmu psikologi. Metode – metode ini bervariasi dari sumbernya dimana informasi
didapatkan, bagaimana informasi tersebut dicontohkan dan tipe instrumen yang digunakan
dalam pengumpulan data.
Metode juga dapat bervariasi berdasarkan bagaimana peneliti mengumpulkan data kualitatif
dan kuantitatif atau keduanya. Penelitian kualitatif terjadi ketika penemuan para peneliti tidak
datang secara statistik atau prosedur kuantitatif lain. Sedangkan penelitian kuantitatif yaitu
ketika hasil penelitian ditemukan dari model matematika dan perkiraan statistik atau
keterlibatan data statistik. Karena informasi kualitatif dapat ditangani secara statistik,
perbedaan yang ada lebih berhubungan dengan metode daripada dengan topik yang dipelajari.
Para peneliti ilmu psikologi mempelajari berbagai topik dalam rentang yang bervariasi,
mulai dari perkembangan bayi hingga perilaku kelompok sosial. Psikolog
menggunakan metode ilmiah untuk menyelidiki pertanyaan secara sistematis dan
empiris. Memilih topik, metode riset dan memperkirakan bagaimana cara menganalisis
data yang diambil dapat menjadi proses yang mengintimidasi khususnya jika Anda
memiliki sedikit atau tidak ada pengalaman dalam melakukan penelitian. Metode dalam
mempelajari psikologi umum yang biasa dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Eksperimen
Metode dalam mempelajari psikologi umum berupa eksperimen adalah yang paling
berguna diantara semua metode ilmiah karena kebanyakan fakta dasar dalam
psikologi berasal dari hasil penelitian eksperimental. Metode eksperimen dalam
psikologi ini pada umumnya dilakukan dalam laboratorium dan melibatkan banyak
variabel terkontrol. Metode eksperimen sosial adalah penelitian yang banyak
berhubungan dengan psikologi sosial, merupakan penelitian yang dilakukan di
lingkungan alami daripada di dalam laboratorium.
Tasya Shofwa Mahira
200401110299
Psikologi G
b. Survei
Ini adalah metode dalam mempelajari psikologi umum yang paling sering
digunakan. Ada dua alat pengukuran yang bisa digunakan seorang peneliti dalam
metode survei, yaitu kuesioner dan interview. Kuesioner paling baik digunakan
ketika penelitian membutuhkan banyak responden untuk menghemat banyak
waktu. Sementara interview digunakan ketika jumlah responden sedikit dan juga
ketika responden tidak dapat membaca atau menulis.
d. Observasi
Ada dua macam teknik observasi dalam psikologi yaitu observasi dengan
partisipan, dimana peneliti telah bergabung dengan sebuah kelompok untuk
mendapatkan data yang lebih mendalam dan intensif. Sementara observasi non
partisipan atau observasi alami menempatkan peneliti sebagai pengamat, dan
seringkali subjek tidak tahu jika sedang diamati. Pada observasi alami, peneliti
mengamati perilaku dalam setting alaminya sementara berusaha menghindari untuk
mengontrol dan mempengaruhinya. Observasi ini dilakukan dalam setting alami
tanpa adanya persiapan atau partisipasi peneliti, karena itu tempat observasi adalah
tempat umum, rumah, jalanan, atau sekolah. Metode ini juga banyak digunakan
pada metode penelitian dalam biopsikologi. Adapun 13 macam teknik dalam
observasi, yakni :
Adapun teknik observasi partisipan yaitu suatu teknik observer yang ikut
seta dalam kegiatan individu yang akan diobservasi tersebut, serta
Tasya Shofwa Mahira
200401110299
Psikologi G
bertanggung jawa akan hasil dari suatu objek yang sedang diteliti. Baca juga
mengenai teknik interogasi dalam psikologi forensik.
Teknik observasi overt yaitu suatu teknik dimana keadaan subjek dalam
observasi tersebut mengetahui dan mengerti bahwasanya ia sedang
diobservasi oleh sang observer. Baca juga mengenai strategi behavioristik
dalam modifikasi perilaku.
Teknik observasi covert yaitu kebalikan dari teknik overt, yaitu suatu teknik
dimana keadaan subjek dalam observasi tersebut tidak mengetahui dan
tidak mengerti bahwasanya ia sedang diobservasi oleh sang observer.
Teknik observasi alamiah yaitu sutau teknik observasi dimana obser tidak
mengendalikan situasi pada saat dilakukannya observasi. Baca juga
mengenai ruang lingkup kesehatan mental.
e. Metode Tes
Metode dalam mempelajari psikologi umum ini menggunakan tes psikologis
sebagai instrumennya. Contoh dari tes psikologi ini antara lain tes IQ, cek list
masalah, tes bakat, teknik asosiasi bebas yang biasanya digunakan untuk
mempelajari pasien dengan masalah mental, dan tes kebiasaan belajar. Karena itu
metode ini sering digunakan sebagai metode psikologi pendidikan.
f. Riset Arsip
Riset ini adalah jenis penelitian yang melibatkan mencari dan menarik bukti dari
catatan arsip, sering digunakan sebagai metode dalam psikodiagnostik. Catatan –
catatan ini mungkin ada di lembaga arsip seperti perpustakaan dan museum atau
dalam penjagaan organisasi seperti pemerintah, bisnis, keluarga atau agensi lain
yang pada awalnya mengumpulkan dan mengakumulasikannya. Riset arsip bisa
dikontraskan dengan riset sekunder yang melibatkan mengidentifikasi dan
konsultasi sumber sekunder yang berhubungan dengan topik penelitian dan dengan
tipe riset utama lain serta investigasi empiris seperti pekerjaan lapangan dan
eksperimen.
g. Simulasi Komputer
Pendekatan dengan simulasi komputer adalah dilakukannya reproduksi pada
perilaku dari satu sistem menggunakan komputer untuk mensimulasi hasil akhir
dari model matematis yang dihubungkan dengan sistem lain, mengecek reliabilitas
Tasya Shofwa Mahira
200401110299
Psikologi G
dari model matematis yang dipilih. Simulasi komputer telah menjadi alat yang
berguna untuk model matematis dari banyak sistem alami antara lain dalam
memprediksi perilaku manusia, ilmu sosial, psikologi dan banyak lagi.
h. Self Report
Metode ini termasuk tes, kuesioner dan interview, semua yang akan melakukan hal
yang sama, memberi subjek stimulus seperti pertanyaan dan mendapatkan respons.
Keuntungan dari menggunakan metode ini adalah mengumpulkan banyak data
dengan cepat dan dengan biaya yang minim. Cara ini memungkinkan psikolog
untuk membandingkan hasil dari satu orang atau grup dengan banyak orang lainnya.
Kerugiannya adalah bahwa peneliti tidak selalu mengatakan bagaimana respons
subjek, namun menganggap apa yang dikatakan subjek adalah respons yang
memadai. Ketahui juga salah satu contoh metode introspeksi dalam psikologi
pendidikan.
i. Studi Korelasional
Metode yang menggunakan analisis statistik menunjukkan hubungan antara dua
variabel. Contohnya ketika peneliti menunjukkan bahwa ketergantungan alkohol
berhubungan dengan depresi, maka semakin banyak alkohol yang dikonsumsi ,
orang akan semakin depresi. Di lain pihak, hal yang sebaliknya juga bisa terjadi.
Semakin depresi seseorang, semakin mungkin mereka akan mengonsumsi alkohol.
Studi korelasional ada hanya untuk menggambarkan atau memprediksi perilaku dan
tidak untuk menjelaskannya.
j. Studi Deskriptif
Studi yang tidak menguji hubungan tertentu diantara variabel disebut studi
deskriptif. Dalam metode dalam mempelajari psikologi umum yang ini, perilaku
umum atau spesifik atau atribut diamati dan diukur tanpa adanya respek pada satu
sama lain. Studi – studi ini pada umumnya merupakan rancangan pilihan untuk
memasuki area baru dengan sejumlah informasi baru yang dikoleksi. Contohnya
adalah penelitian yang dilakukan seorang kepada kualitas institusi kesehatan
mental. Penelitian ini akan dilakukan dengan cara observasi atau pengukuran
terhadap berbagai kriteria sebagai lawan terhadap hubungan berbagai variabel.
Secara alternatif, studi ini bisa dilakukan tanpa adanya kriteria tertentu dalam
pikiran peneliti. Ada pula metode analisis karya dalam psikologi yang digunakan
untuk meneliti aspek psikologis dari suatu karya sastra.
Tasya Shofwa Mahira
200401110299
Psikologi G
prinsip-prinsip umum tentang dunia kenyataannya, baik dalam ilmu alam maupun ilmu
sosial. Menurut Basrowi &Suwandi (2008:2). dalam paradigma positivisme, realitas
sosial dipandang sebagai sesuatu yang bersifat tunggal, statis, dan konkrit.
Syamsudin dan Damaianti (2009:129) menyampaikan bahwa dalam pandangan
positivisme, realitas tersebut dapat dipecah menjadi bagian-bagian, dan hukum yang
berlaku pada setiap bagian juga berlaku bagi keseluruhan. Pengalaman bersifat objektif
dan dapat diukur, realitasnya hanya satu yang mempunyai hukum dan ciri-ciri tertentu
yang dapat diselidiki. Pandangan positivisme ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Logika eksperimen dengan memanipulasi variabel yang dapat diukur secara
kuantitatif agar dapat diberi hubungan di antara berbagai variabel.
b. Mencari hukum universal yang dapatmeliputi semua kasus,walaupun dengan
pengolahan statistik dicapai tingkat probalitas dengan mementingkan sampling
untuk generalisasi.
c. Netralitas pengamatan dengan hanya meneliti gejalagejala yang dapat diamati
dan diukur dengan instrumen yang valid dan reliabel.Pandangan positivisme ini
dalam bidang penelitian dikenal sebagai pandangan kuantitatif.
Menurut Kartodirdjo (dalam Syamsudin dan Damaianti, 2009:129), pada sekitar tahun
1950 an, beberapa pakar mulai meragukan pendekatan positivisme dalam ilmu sosial.
Muncul pendapat bahwa data statistik hanya dapat mendeskripsikan fenomena yang
telah diakui. Akan tetapi statistik tidak dapat membuat prediksi fenomena baru, atau
fenomena yang sedang berubah. Sealin itu, muncul pandangan bahwa pengalaman itu
begitu kompleks, sehingga tidak dapat diikat hanya oleh satu teori tertentu. Pada
dasarnya teori itu harus bersifat open ended, dan non dogmatic.
Gerakan yang mengkritik pendekatan positivisme ini disebutdengan post-positisme.
Dalam pandangan ini penelitian dilakukan dalam situasi yang wajar atau dalam latar
alami (natural setting), maka modelnya disebut dengan metode naturaistic. Karena
pengumpulan datanya bersifat kualitatif maka penelitiannya sering juga disebut dengan
pendekatan kualitatif (qualitative design), yang pada hakikatnya mengamati orang
dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, dan memahami dunia
sekitarnya. Metode penelitian kualitatif ini muncul pada masa postpositisme, yang
ditandai dengan adanya perubahan paradigma dalam memandang suatu realitas atau
fenomena. Kualitatif merupakan sebuah pendekatan yang didasari oleh filsafat
fenomenologis dan humanistis.
Tasya Shofwa Mahira
200401110299
Psikologi G
dalam kawasan sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasa
dan peristilahannya.
Istilah kualitatif menurut Kirk dan Miller (dalam Moeleong,1990:2) pada mulanya
bersumber pada pengamatan kualitatif yang bertentangan dengan pengamatan
kuantitatif. Kuantitatif menunjuk pada jumlah, atau angka dan penghitungan,
sedangkankualitatif menunjuk pada segi alamiah, kualitas, dan tidak mengadakan
penghitungan. Menurut Denzin dan Lincoln (2009:16) kata kualitatif mengisyaratkan
penekanan pada proses dan makna yang tidak dikaji secara ketat atau belum diukur dari
sisi kuantitas, jumlah, intensitas, atau frekuensinya Para peneliti kualitatif menekankan
sifat realita yang terbangun secara sosial, serta hubungan erat antara peneliti dan subjek
yang diteliti dan tekanan situasi yang membentuk penelitian. Peneliti kualitatif
mementingkan sifat penelitian yang syarat dengan nilai-nilai.
Peneliti kualitatif mencari jawaban atas pertanyaan yang menyoroti tentang cara
munculnya pengalaman sosial sekaligus perolehan maknanya. Sebaliknya, penelitian
kuantitatif menitikberatkan pada pengukuran dan analisis hubungan sebab akibat antara
bermacam-macam variabel, bukan mementingkan prosesnya. Penelitian dipandang
berada dalam kerangka yang bebas nilai. Menurut Strauss dan Corbin (2007:1),
penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang temuannya tidak diperoleh
melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Meskipun datanya dapat
dihitung dan disampaikan dalam angka-angka sebagaimana dalam sensus, analisis
datanya bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif merujuk pada analisis data non-
matematis. Prosedur ini menghasilkan temuan yang diperoleh melalui data-data yang
dikumpulkan dengan beragam sarana, antara lain wawancara, pengamatan, dokumen
atau arsip, dan tes.
Dalam tradisi kualitatif, proses penelitiannya tidak sesederhana penelitian kuantitatif.
Dalam penelitian kualitatif, sebelum hasil penelitian dapat memberikan sumbangan
kepada ilmu pengetahuan, perlu melampaui tahapan proses berpikir kritis-ilmiah, yaitu
proses berpikir secara induktif untuk menangkap fakta dan fenomena-fenomena sosial
yang terjadi di lapangan melalui pengamatan. Hasil pengamatan itu merupakan temuan
yang perlu dianalisis, untuk selanjutnya menjadi dasar dalam melakukan teorisasi.
Terdapat beberapa alasan mengapa orang melakukan penelitian dengan pendekatan
kualitatif. Salah satunya karena ada kemantapan peneliti berdasarkan pengalamannya.
Menurut Strauss dan Corbin (2007:5), beberapa peneliti yang berlatar belakang bidang
pengetahuan antropologi, atau yang terkait dengan filsafat seperti fenomenologi, pada
Tasya Shofwa Mahira
200401110299
Psikologi G
2. Kuantitaif
Jika kuantitatif, adanya statistical comparisons yakni membandingkan hal mana
yang lebih efektif. Metode ini bersumber dari wawasan filsafat positivisme dari
Tasya Shofwa Mahira
200401110299
Psikologi G
Referensi
Widiningsih, Y., Marettih, A. K. E., & Hirmaningsih. (2018). Psikologi Komunitas.
Al-Mujtahadah Press, 52.
Afiatin, T. (1997). Kontroversi Pendekatan Kuantitatif Vs Pendekatan Psikologi.
Buletin Psikologi, V(1), 36–49.
Gertrude Jaeger Selznick, Ph.D. pada Sofaer (1999). “Behind everyquantity there
must lie a quality”
https://fisipol.uma.ac.id/metode-penelitian/