Anda di halaman 1dari 15

Tasya Shofwa Mahira

200401110299
Psikologi G

Metode Penelitian Dalam Komunitas

Psikolog bisa menggunakan banyak metode berbeda untuk melakukan penelitian. Setiap
metode memiliki keuntungan dan kerugiannya sendiri, membuatnya dapat dicocokkan untuk
situasi tertentu dan tidak cocok untuk situasi lainnya. Rentang metode yang luas digunakan
dalam ilmu psikologi. Metode – metode ini bervariasi dari sumbernya dimana informasi
didapatkan, bagaimana informasi tersebut dicontohkan dan tipe instrumen yang digunakan
dalam pengumpulan data.

Metode juga dapat bervariasi berdasarkan bagaimana peneliti mengumpulkan data kualitatif
dan kuantitatif atau keduanya. Penelitian kualitatif terjadi ketika penemuan para peneliti tidak
datang secara statistik atau prosedur kuantitatif lain. Sedangkan penelitian kuantitatif yaitu
ketika hasil penelitian ditemukan dari model matematika dan perkiraan statistik atau
keterlibatan data statistik. Karena informasi kualitatif dapat ditangani secara statistik,
perbedaan yang ada lebih berhubungan dengan metode daripada dengan topik yang dipelajari.

A. Metode Penelitian Dalam Psikologi Umum

Para peneliti ilmu psikologi mempelajari berbagai topik dalam rentang yang bervariasi,
mulai dari perkembangan bayi hingga perilaku kelompok sosial. Psikolog
menggunakan metode ilmiah untuk menyelidiki pertanyaan secara sistematis dan
empiris. Memilih topik, metode riset dan memperkirakan bagaimana cara menganalisis
data yang diambil dapat menjadi proses yang mengintimidasi khususnya jika Anda
memiliki sedikit atau tidak ada pengalaman dalam melakukan penelitian. Metode dalam
mempelajari psikologi umum yang biasa dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Eksperimen

Metode dalam mempelajari psikologi umum berupa eksperimen adalah yang paling
berguna diantara semua metode ilmiah karena kebanyakan fakta dasar dalam
psikologi berasal dari hasil penelitian eksperimental. Metode eksperimen dalam
psikologi ini pada umumnya dilakukan dalam laboratorium dan melibatkan banyak
variabel terkontrol. Metode eksperimen sosial adalah penelitian yang banyak
berhubungan dengan psikologi sosial, merupakan penelitian yang dilakukan di
lingkungan alami daripada di dalam laboratorium.
Tasya Shofwa Mahira
200401110299
Psikologi G

b. Survei

Ini adalah metode dalam mempelajari psikologi umum yang paling sering
digunakan. Ada dua alat pengukuran yang bisa digunakan seorang peneliti dalam
metode survei, yaitu kuesioner dan interview. Kuesioner paling baik digunakan
ketika penelitian membutuhkan banyak responden untuk menghemat banyak
waktu. Sementara interview digunakan ketika jumlah responden sedikit dan juga
ketika responden tidak dapat membaca atau menulis.

c. Studi Kasus dan Studi Klinis

Metode ini digunakan ketika penyelidikan intensif mengenai kasus tertentu


dibutuhkan. Dalam metode ini, para peneliti harus menggali ke dalam semua jenis
catatan mengenai subjek, termasuk catatan rumah sakit, pendidikan, latar belakang
keluarga dan semua data lain yang diperlukan. Metode ini juga merupakan jenis –
jenis metode penelitian dalam psikologi perkembangan .

d. Observasi

Ada dua macam teknik observasi dalam psikologi yaitu observasi dengan
partisipan, dimana peneliti telah bergabung dengan sebuah kelompok untuk
mendapatkan data yang lebih mendalam dan intensif. Sementara observasi non
partisipan atau observasi alami menempatkan peneliti sebagai pengamat, dan
seringkali subjek tidak tahu jika sedang diamati. Pada observasi alami, peneliti
mengamati perilaku dalam setting alaminya sementara berusaha menghindari untuk
mengontrol dan mempengaruhinya. Observasi ini dilakukan dalam setting alami
tanpa adanya persiapan atau partisipasi peneliti, karena itu tempat observasi adalah
tempat umum, rumah, jalanan, atau sekolah. Metode ini juga banyak digunakan
pada metode penelitian dalam biopsikologi. Adapun 13 macam teknik dalam
observasi, yakni :

• Teknik Observasi Partisipan

Adapun teknik observasi partisipan yaitu suatu teknik observer yang ikut
seta dalam kegiatan individu yang akan diobservasi tersebut, serta
Tasya Shofwa Mahira
200401110299
Psikologi G

bertanggung jawa akan hasil dari suatu objek yang sedang diteliti. Baca juga
mengenai teknik interogasi dalam psikologi forensik.

• Teknik Observasi Non Partisipan

Teknik observasi non partisipan merupakan kebalikan dari partisipan itu


sendiri, yaitu suatu teknik dimana observer tidak ikut dalam dalam kegiatan
observasi, melainkan hanya sebagai pengamat yang menilai atau melihat
dari jauh, namun tetap mengontrolnya.

• Teknik Observasi Overt

Teknik observasi overt yaitu suatu teknik dimana keadaan subjek dalam
observasi tersebut mengetahui dan mengerti bahwasanya ia sedang
diobservasi oleh sang observer. Baca juga mengenai strategi behavioristik
dalam modifikasi perilaku.

• Teknik Observasi Covert

Teknik observasi covert yaitu kebalikan dari teknik overt, yaitu suatu teknik
dimana keadaan subjek dalam observasi tersebut tidak mengetahui dan
tidak mengerti bahwasanya ia sedang diobservasi oleh sang observer.

• Teknik Observasi Alamiah

Teknik observasi alamiah yaitu sutau teknik observasi dimana obser tidak
mengendalikan situasi pada saat dilakukannya observasi. Baca juga
mengenai ruang lingkup kesehatan mental.

• Teknik Observasi Buatan


Teknik observasi buatan yaitu suatu teknik observasi dimana observer
dengan sengaja menciptakan pengendalian situasi pada saat melakukan
observasi .

• Teknik Observasi Legal Setting


Teknik observasi ini digunakan dalam hal psikologi yang berkaitan dengan
peradilan, lembaga pemasyarakatan, atau tempat rehabilitasi untuk
Tasya Shofwa Mahira
200401110299
Psikologi G

membantu proses peradilan supaya permasalahan psikologi yang dialami


oleh seseorang dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan.

• Teknik Observasi Clinical Setting


Teknik observasi ini digunakan pada usaha untuk mendeteksi gangguan
psikis yang dialami oleh individu atau klien dan untuk mengukur
kemampuan untuk kekuatan pribadi yang dimiliki individu tersebut,
sehingga dapat diterapkan pada pola ataupun terapi atau treatment yang
efektif. Hal ini sudah terbukti ya sobat, karena pada saat sekarang ini
sudah banyak Rumah Sakit yang sudah menggunakan teknik ini, pusat
kesehatan mental, ataupun dengan klinik – klinik psikologi tertentu sudah
banyak yang berhasil menggunakan teknik yang satu ini.

• Education And Vocational Guidance


Teknik observasi ini adalah sebuah teknik yang fokus pemeriksaannya
atau pemeriksaa ataupun penelitiannya lebih ditekankan dalam bidang
pengembangan studi dan kerja, yang nantinya pengembangan dan studi
kerja tersebu dapat digunakan untuk menyempurnakan hasil penelitian
selnajutnya agar hasil penelitiannya semakin valid.

• Education And Vocational Selection


Teknik observasi ini adalah sebuah teknik yang biasanya digunakan untuk
proses recruitmen diperusahaan dalam bidang pekerjaan, penempatan
pekerjaan, mutasi pekerjaan dan lain sebagainya yang berhubungan dengan
pekerjaan yang ada dalam perusahaan tersebut.

• Teknik Observsi dan Resarching


Teknik observasi yang satu ini merupakan sebuah teknik yang biasanya
digunakan untuk kepentingan pengembangan ilmu dan pengembangan
teknik dengan menggunakan metode diagnostic.
Tasya Shofwa Mahira
200401110299
Psikologi G

• Teknik Observasi Longitudinal


Teknik observasi longitudinal adalah sebuah teknik dengan melakukan
pendekatan penelitian yang digunakan untuk meneliti perkembangan
psikologi anak dalam rentan waktu yang cukup lama. Teknik observasi ini
akan melibatkan beberapa subjek yang sama hingga beberapa tahun
lamanya.

• Teknik Observasi Cross Culture


Teknik observasi Cross Culture ini merupakan sebuah teknik observasi yang
melakukan pendekatan dengan menggunakan pertimbangan faktor – faktor
lingkungan budaya yang bisa saja berpengaruh pada perkembangan
psikologi setiap individu yang ada dalam kelompok masyarakat tersebut.

e. Metode Tes
Metode dalam mempelajari psikologi umum ini menggunakan tes psikologis
sebagai instrumennya. Contoh dari tes psikologi ini antara lain tes IQ, cek list
masalah, tes bakat, teknik asosiasi bebas yang biasanya digunakan untuk
mempelajari pasien dengan masalah mental, dan tes kebiasaan belajar. Karena itu
metode ini sering digunakan sebagai metode psikologi pendidikan.
f. Riset Arsip
Riset ini adalah jenis penelitian yang melibatkan mencari dan menarik bukti dari
catatan arsip, sering digunakan sebagai metode dalam psikodiagnostik. Catatan –
catatan ini mungkin ada di lembaga arsip seperti perpustakaan dan museum atau
dalam penjagaan organisasi seperti pemerintah, bisnis, keluarga atau agensi lain
yang pada awalnya mengumpulkan dan mengakumulasikannya. Riset arsip bisa
dikontraskan dengan riset sekunder yang melibatkan mengidentifikasi dan
konsultasi sumber sekunder yang berhubungan dengan topik penelitian dan dengan
tipe riset utama lain serta investigasi empiris seperti pekerjaan lapangan dan
eksperimen.
g. Simulasi Komputer
Pendekatan dengan simulasi komputer adalah dilakukannya reproduksi pada
perilaku dari satu sistem menggunakan komputer untuk mensimulasi hasil akhir
dari model matematis yang dihubungkan dengan sistem lain, mengecek reliabilitas
Tasya Shofwa Mahira
200401110299
Psikologi G

dari model matematis yang dipilih. Simulasi komputer telah menjadi alat yang
berguna untuk model matematis dari banyak sistem alami antara lain dalam
memprediksi perilaku manusia, ilmu sosial, psikologi dan banyak lagi.
h. Self Report
Metode ini termasuk tes, kuesioner dan interview, semua yang akan melakukan hal
yang sama, memberi subjek stimulus seperti pertanyaan dan mendapatkan respons.
Keuntungan dari menggunakan metode ini adalah mengumpulkan banyak data
dengan cepat dan dengan biaya yang minim. Cara ini memungkinkan psikolog
untuk membandingkan hasil dari satu orang atau grup dengan banyak orang lainnya.
Kerugiannya adalah bahwa peneliti tidak selalu mengatakan bagaimana respons
subjek, namun menganggap apa yang dikatakan subjek adalah respons yang
memadai. Ketahui juga salah satu contoh metode introspeksi dalam psikologi
pendidikan.
i. Studi Korelasional
Metode yang menggunakan analisis statistik menunjukkan hubungan antara dua
variabel. Contohnya ketika peneliti menunjukkan bahwa ketergantungan alkohol
berhubungan dengan depresi, maka semakin banyak alkohol yang dikonsumsi ,
orang akan semakin depresi. Di lain pihak, hal yang sebaliknya juga bisa terjadi.
Semakin depresi seseorang, semakin mungkin mereka akan mengonsumsi alkohol.
Studi korelasional ada hanya untuk menggambarkan atau memprediksi perilaku dan
tidak untuk menjelaskannya.
j. Studi Deskriptif
Studi yang tidak menguji hubungan tertentu diantara variabel disebut studi
deskriptif. Dalam metode dalam mempelajari psikologi umum yang ini, perilaku
umum atau spesifik atau atribut diamati dan diukur tanpa adanya respek pada satu
sama lain. Studi – studi ini pada umumnya merupakan rancangan pilihan untuk
memasuki area baru dengan sejumlah informasi baru yang dikoleksi. Contohnya
adalah penelitian yang dilakukan seorang kepada kualitas institusi kesehatan
mental. Penelitian ini akan dilakukan dengan cara observasi atau pengukuran
terhadap berbagai kriteria sebagai lawan terhadap hubungan berbagai variabel.
Secara alternatif, studi ini bisa dilakukan tanpa adanya kriteria tertentu dalam
pikiran peneliti. Ada pula metode analisis karya dalam psikologi yang digunakan
untuk meneliti aspek psikologis dari suatu karya sastra.
Tasya Shofwa Mahira
200401110299
Psikologi G

Tujuan dari studi psikologis adalah untuk menggambarkan, menjelaskan, dan


memprediksi bahkan mempengaruhi proses atau perilaku mental. Untuk melakukan
ini, psikolog menggunakan metode ilmiah untuk mengadakan penelitian psikologis.
Metode ilmiah ditetapkan dari sejumlah prinsip dan prosedur yang digunakan para
peneliti untuk mengembangkan pertanyaan, mengumpulkan data dan mencapai
kesimpulan. Metode dalam mempelajari psikologi umum bisa bervariasi, namun
langkah dasar yang digunakan para psikolog dan ilmuwan dalam meneliti perilaku
manusia adalah sama. Langkah – langkah penelitian tersebut yaitu:
• Melakukan pengamatan
Sebelum seorang peneliti bisa memulai, mereka harus memilih topik untuk
dipelajari. Setelah itu, para periset harus melakukan review menyeluruh
mengenai literatur yang ada untuk mendapatkan informasi berguna
mengenai apa yang telah dipelajari mengenai suatu topik dan pertanyaan
apa yang masih harus dijawab.
• Merumuskan pertanyaan
Ketika pengamatan telah dilakukan dan mendapatkan sejumlah latar
belakang untuk topik ini, langkah berikut adalah untuk merumuskan
pertanyaan. Peneliti akan menyusun hipotesis yang merupakan tebakan
terpelajar mengenai hubungan antara dua atau lebih variabel. Contohnya,
merumuskan pertanyaan mengenai hubungan antara tidur dan penampilan
akademis. Apakah murid yang mendapatkan tidur cukup dapat tampil lebih
baik di sekolah?
• Menguji hipotesis dan mengumpulkan data
Ketika hipotesis solid telah didapatkan, langkah berikut pada metode ilmiah
adalah untuk mengetesnya dengan mengumpulkan data. Metode tepat yang
digunakan untuk menyelidiki sebuah hipotesis bergantung kepada apa
tepatnya yang sedang dipelajari. Riset dsekriptif digunakan ketika variabel
penelitian sulit dimanipulasi, seperti studi kasus, observasi alami, dan studi
korelasional. Sedangkan studi eksperimen digunakan untuk mengeksplorasi
hubungan sebab akibat antara dua variabel.
• Menguji hasil dan menarik kesimpulan
Jika para peneliti telah merancang studi dan mengumpulkan data, waktunya
untuk menguji informasi ini dan menarik kesimpulan mengenai temuan
Tasya Shofwa Mahira
200401110299
Psikologi G

mereka menggunakan statistik untuk menyimpulkan data, menganalisa hasil


berdasarkan bukti yang ada. Setelah kesimpulan berhasil didapatkan,
langkah berikutnya adalah untuk berbagi hasilnya dengan komunitas
lainnya.
• Melaporkan hasil penelitian
Langkah final metode dalam mempelajari psikologi umum adalah untuk
melaporkan penemuannya, yang seringkali dilakukan dengan menulis
deskripsi tentang penelitian dan mempublikasikan artikel dalam jurnal
akademik atau profesional. Langkah ini merupakan bagian penting dari
proses karena dapat menyumbang kepada dasar pengetahuan secara
keseluruhan dan bisa membantu ilmuwan lain untuk menemukan bidang
penelitian lain untuk dieksplor.
Metode dalam mempelajari psikologi umum digunakan para peneliti untuk
menyelidiki fenomena psikologis dan mempelajari aspek – aspek berbeda
dari bagaimana orang berpikir dan berperilaku. Proses ini tidak saja
memungkinkan para peneliti untuk menyelidiki dan memahami fenomena
psikologis berbeda, namun juga menyediakan cara bagi para peneliti untuk
berbagi dan mendiskusikan hasil dari penelitian tersebut. Metode penelitian
psikologi tersebut merupakan proses langkah – langkah yang digunakan
oleh peneliti untuk menentukan apakah ada tipe hubungan tertentu diantara
dua atau lebih variabel sehingga penilaian mengenai perilaku manusia tidak
bersifat subyektif dan menghakimi, dan agar mendapatkan hasil yang lebih
sistematis serta objektif.

B. Perkembangan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif


Pada masa pra-positivisme, sekitar abad ke 17 mulamula orang masih berpandangan
bahwa apa saja yang terjadi itu bersifat alamiah. Dalam pandangan semacam ini,
peneliti bersifat pasif, hanya mengamati secara pasif apa yang terjadi dan tidak dengan
sengaja melakukan percobaan dengan melakukan manipulasi terhadap lingkungan.
Dalam perkembangannya, terdapat perubahan pandangan yaitu pada masa
positiviemesekitar abad ke 18. Pada masa inu berkembang anggapan bahwa peneliti
dapat mengadakan perubahan dengan sengaja terhadap lingkungan sekitar dengan
melakukan berbagai eksperimen. Dari perubahan pandangan ini muncullah metode
ilmiah (scientific method)yang selanjutnya ditemukan aturan-aturan, hukum-hukum,
Tasya Shofwa Mahira
200401110299
Psikologi G

prinsip-prinsip umum tentang dunia kenyataannya, baik dalam ilmu alam maupun ilmu
sosial. Menurut Basrowi &Suwandi (2008:2). dalam paradigma positivisme, realitas
sosial dipandang sebagai sesuatu yang bersifat tunggal, statis, dan konkrit.
Syamsudin dan Damaianti (2009:129) menyampaikan bahwa dalam pandangan
positivisme, realitas tersebut dapat dipecah menjadi bagian-bagian, dan hukum yang
berlaku pada setiap bagian juga berlaku bagi keseluruhan. Pengalaman bersifat objektif
dan dapat diukur, realitasnya hanya satu yang mempunyai hukum dan ciri-ciri tertentu
yang dapat diselidiki. Pandangan positivisme ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Logika eksperimen dengan memanipulasi variabel yang dapat diukur secara
kuantitatif agar dapat diberi hubungan di antara berbagai variabel.
b. Mencari hukum universal yang dapatmeliputi semua kasus,walaupun dengan
pengolahan statistik dicapai tingkat probalitas dengan mementingkan sampling
untuk generalisasi.
c. Netralitas pengamatan dengan hanya meneliti gejalagejala yang dapat diamati
dan diukur dengan instrumen yang valid dan reliabel.Pandangan positivisme ini
dalam bidang penelitian dikenal sebagai pandangan kuantitatif.
Menurut Kartodirdjo (dalam Syamsudin dan Damaianti, 2009:129), pada sekitar tahun
1950 an, beberapa pakar mulai meragukan pendekatan positivisme dalam ilmu sosial.
Muncul pendapat bahwa data statistik hanya dapat mendeskripsikan fenomena yang
telah diakui. Akan tetapi statistik tidak dapat membuat prediksi fenomena baru, atau
fenomena yang sedang berubah. Sealin itu, muncul pandangan bahwa pengalaman itu
begitu kompleks, sehingga tidak dapat diikat hanya oleh satu teori tertentu. Pada
dasarnya teori itu harus bersifat open ended, dan non dogmatic.
Gerakan yang mengkritik pendekatan positivisme ini disebutdengan post-positisme.
Dalam pandangan ini penelitian dilakukan dalam situasi yang wajar atau dalam latar
alami (natural setting), maka modelnya disebut dengan metode naturaistic. Karena
pengumpulan datanya bersifat kualitatif maka penelitiannya sering juga disebut dengan
pendekatan kualitatif (qualitative design), yang pada hakikatnya mengamati orang
dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, dan memahami dunia
sekitarnya. Metode penelitian kualitatif ini muncul pada masa postpositisme, yang
ditandai dengan adanya perubahan paradigma dalam memandang suatu realitas atau
fenomena. Kualitatif merupakan sebuah pendekatan yang didasari oleh filsafat
fenomenologis dan humanistis.
Tasya Shofwa Mahira
200401110299
Psikologi G

Pendekatan kualitatif ini berseberangan dengan tradisi pemikiran positivisme dalam


pendekatan kuantitatif. Menurut sejarah, penelitian dengan pendekatan kualitatif lahir
untuk memenuhi kebutuhan dalam menjawab rasa ingin tahu manusia yang terus ada,
meskipun pada awalnya penelitian dengan pendekatan kualitatif ini, selalu
dipertentangkan dengan penelitian kuantitatif. Semula penelitian kuantitatif lebih
populer untuk kegiatan penelitian pada semua bidang ilmu. Sementara itu, penelitian
kualitatif dipandang sebagai suatu kegiatan penelitian yang tidak bisa dipercaya dan
bahkan tidak ilmiah. Namun dengan terbuktinya kekuatan pada masing-masing,
pertentangan orang tentang kedua jenis metodologi penelitian dengan pendekatan yang
berbeda tersebut mulai mereda.
Dewasa ini, metodologi penelitian kualitatif telah menduduki posisi yang sepadan
dengan metodologi penelitian kuantitatif. Pendekatan kualitatif telah diakui oleh para
pakar sebagai alternatif metodologi yang layak untuk digunakan dalam memperoleh
pengetahuan. Bahkan kini kedua jenis metodologi penelitian itu dapat digunakan untuk
saling membantu dalam memperkuat hasil dari suatu penelitian. Dalam
perkembangannya, banyak istilah yang digunakan untuk menyebut bentuk-bentuk
penelitian dengan pendekatan kualitatif ini, antara lain: penelitian naturalistik,
pascapositivistik, etnografik, fenomenologis, subjektif, studi kasus, humanistik, dan
sebagainya.
Menurut Lincoin & Guba (dalam Sutopo, 2006:1), istilah-istilah itu muncul atas dasar
pandangan yang berbeda mengenai perspektif dan sifat yang paling penting, yang
kemudian menjadikan dasar untuk memilih istilah khusus guna membedakan asas
tertentu dari asas yang lainnya. Pada umumnya, istilah penelitian naturalistik digunakan
dalam bidang sosiologi, etnografi digunakan untuk penelitian bidang antropologi,
sementara itu, studi kasus digunakan dalam penelitian bidang psikologi, dan kritik seni
digunakan untuk penelitian bidang humaniora. Bogdan dan Taylor (1975:5),
mendefinisikan metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati.
Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh), tidak
mengisolasi individu ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi memandangnya sebagai
bagian dari keutuhan. Sejalan dengan pendapat itu, Kirk dan Miller (dalam Moeleong,
1990:3), mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi dalam ilmu
pengetahuan sosial yangsecara fundamental bergantung pada pengamatan manusia
Tasya Shofwa Mahira
200401110299
Psikologi G

dalam kawasan sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasa
dan peristilahannya.
Istilah kualitatif menurut Kirk dan Miller (dalam Moeleong,1990:2) pada mulanya
bersumber pada pengamatan kualitatif yang bertentangan dengan pengamatan
kuantitatif. Kuantitatif menunjuk pada jumlah, atau angka dan penghitungan,
sedangkankualitatif menunjuk pada segi alamiah, kualitas, dan tidak mengadakan
penghitungan. Menurut Denzin dan Lincoln (2009:16) kata kualitatif mengisyaratkan
penekanan pada proses dan makna yang tidak dikaji secara ketat atau belum diukur dari
sisi kuantitas, jumlah, intensitas, atau frekuensinya Para peneliti kualitatif menekankan
sifat realita yang terbangun secara sosial, serta hubungan erat antara peneliti dan subjek
yang diteliti dan tekanan situasi yang membentuk penelitian. Peneliti kualitatif
mementingkan sifat penelitian yang syarat dengan nilai-nilai.
Peneliti kualitatif mencari jawaban atas pertanyaan yang menyoroti tentang cara
munculnya pengalaman sosial sekaligus perolehan maknanya. Sebaliknya, penelitian
kuantitatif menitikberatkan pada pengukuran dan analisis hubungan sebab akibat antara
bermacam-macam variabel, bukan mementingkan prosesnya. Penelitian dipandang
berada dalam kerangka yang bebas nilai. Menurut Strauss dan Corbin (2007:1),
penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang temuannya tidak diperoleh
melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Meskipun datanya dapat
dihitung dan disampaikan dalam angka-angka sebagaimana dalam sensus, analisis
datanya bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif merujuk pada analisis data non-
matematis. Prosedur ini menghasilkan temuan yang diperoleh melalui data-data yang
dikumpulkan dengan beragam sarana, antara lain wawancara, pengamatan, dokumen
atau arsip, dan tes.
Dalam tradisi kualitatif, proses penelitiannya tidak sesederhana penelitian kuantitatif.
Dalam penelitian kualitatif, sebelum hasil penelitian dapat memberikan sumbangan
kepada ilmu pengetahuan, perlu melampaui tahapan proses berpikir kritis-ilmiah, yaitu
proses berpikir secara induktif untuk menangkap fakta dan fenomena-fenomena sosial
yang terjadi di lapangan melalui pengamatan. Hasil pengamatan itu merupakan temuan
yang perlu dianalisis, untuk selanjutnya menjadi dasar dalam melakukan teorisasi.
Terdapat beberapa alasan mengapa orang melakukan penelitian dengan pendekatan
kualitatif. Salah satunya karena ada kemantapan peneliti berdasarkan pengalamannya.
Menurut Strauss dan Corbin (2007:5), beberapa peneliti yang berlatar belakang bidang
pengetahuan antropologi, atau yang terkait dengan filsafat seperti fenomenologi, pada
Tasya Shofwa Mahira
200401110299
Psikologi G

umumnya disarankan untuk menggunakan pendekatan kualitatif guna mengumpulkan


dan menganalisis datanya. Alasan yang lainnya adalah karakteristis dari sifat masalah
yang diteliti. Dalam beberapa bidang studi, sesungguhnya lebih tepat apabila diteliti
dengan pendekatan atau metode kualitatif. Seperti misalnya ingin mengungkapkan
bagaimana pengalaman dari orang yang merasakan sakit, berganti agama,
ketergantungan obat, peningkatan semangat belajar, tumbuhnya motivasi, dan
sebagainya. Dalam kasus semacam itu, metode kualitatif dapat mengungkap dan
memahami sesuatu di balik fenomena yang belum diketahui. Metode ini juga dapat
memberikan rincian yang kompleks tentang fenomena yang sulit ditangkap dan
diungkapkan melalui metode kuantitatif.

C. Metode Penelitian dalam Komunitas


Psikologi sebagai ilmu tentang tingkah laku manusia merupakan sains karena pada
dasarnya pengetahuan psikologi diperoleh melalui saringan metode ilmiah, bukan
sekedar sekumpulan informasi dan pengalaman sporadis belaka. Perkembangan
psikologi sebagai sains terwujud dalam berbagai teori dan prinsip-prinsip psikologi
ditemukan melalui pemikiran dan penelitian dengan menerapkan metode ilmiah.
Metode ilmiah yang digunakan dalam psikologi adalah pendekatan kuantitatif dan
kualitatif dengan teknik-teknik seperti observasi, wawancara, tes, eksperimen dan
survey (Bastaman, 1995). Kedua pendekatan tersebut sama-sama diperlukan psikologi
untuk perannya dalam menggambarkan, menjelaskan, memprediksi dan mengontrol
perilaku manusia. Namun dalam kenyataan terdapat perbedaan pendapat di antara para
ahli psikologi tentang pendekatan yang digunakan dalam penelitian psikologi.
Dilema penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dalam bidang psikologi
menarik untuk dicermati karena hal ini akan mewarnai perkembangan khasanah
psikologi. Dilema penelitian psikologi dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif
sebenarnya terpusat kepada masalah apakah ada hubungan antara paradigma penelitian
dan tipe kedua penelitian tersebut (Moleong, 1991). Metode penelitian dalam
komunitas berdasarkan data yang dipelajari baik verbal maupun numerik. Secara garis
besar dibedakan menjadi 2, yakni :
1. Kualitatif
Jika kualitatif, yang digali lebih dalam adalah apakah fenomena yang terjadi
diantara subjek memiliki makna lebih dalam atau tidak. Penelitian ini memiliki
tujuan untuk memahami konteks relasi antara partisipan dengan peneliti. Jadi,
Tasya Shofwa Mahira
200401110299
Psikologi G

peneliti dengan metode ini harus benar-benar membangun kedekatan dengan


partisipan. Pendekatan kualitatif berlandaskan dengan filsafat rasionalisme dan
fenomenologi. Selanjutnya dijelaskan bahwa kebenaran itu tidak hanya dapat
diukur dengan indera, ada kebenaran yang dapat ditangkap dari pemaknaan
manusia atas empiri sensual, kemampuan manusia untuk menggunakan pikir dan
akal-budi memahami empiri sensual itu lebih memberi arti daripada empiri sensual
itu sendiri.
Landasan Metode penelitian adalah filsafat post-positivisme. Digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (lawan eksperimen), dimana peneliti
sebagai instrument kunci. Teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi
(gabungan). Analisis data bersifat induktif/kualitatif. Hasil penelitian kualitatif
menekankan makna dari pada generalisasi. Chua (1986) menyatakan bahwa metode
kuantitatif yang menekankan pada hipotesis-deduktif memiliki keterbatasan dalam
menjangkau permasalahan yang diteliti. Dengan keterbatasan tersebut, diperlukan
adanya metode alternatif yang bisa menjawab pertanyaan-pernyataan yang tidak
bisa dijawab dengan metode penelitian kuantitatif. Metode tersebut adalah metode
kualitatif.
Menurut Patton (1987) metode kualitatif memungkinkan peneliti untuk meneliti
isu yang terpilih, kasus-kasus atau kejadian secara mendalam dan detail, fakta
berupa kumpulan data tidak dibatasi oleh kategori yang telah ditetapkan
sebelumnya. Selanjutnya dijelaskan bahwa kelebihan metode kualitatif adalah
dengan prosedur yang khusus menghasilkan data detail yang kaya tentang sejumlah
keci! orang dan kasus-kasus. Kelebihan lainnya adalah bahwa pendekatan kualitatif
menghasilkan data yang mendalam dan detail serta penggambaran yang hati-hati
tentang situasi, kejadian-kejadian, orang-orang, interaksi dan perilaku yang
teramati. Penggambaran yang detail, kutipan-kutipan langsung, dan dokumentasi
kasus dari metode b:ualitatif dikumpulkan melalui cerita yang tidak terbatas tanpa
berusaha untuk membatasi aktivitas atau pengalaman orang dalam ketetapan yang
telah ditentukan sebelumnya, seperti halnya kategori yang telah terstandar dalam
pilihan respons yang ada pada kuesioner atau tes. (Afiatin, 1997).

2. Kuantitaif
Jika kuantitatif, adanya statistical comparisons yakni membandingkan hal mana
yang lebih efektif. Metode ini bersumber dari wawasan filsafat positivisme dari
Tasya Shofwa Mahira
200401110299
Psikologi G

Auguste Comte yang menolak metafisik dan teologik (Muhadjir, 1992).


Materialisme mekanistik sebagai perintis pengembangan metodologi ini
mengemukakan bahwa hukum-hukum mekanik itu inheren di dalam benda itu
sendiri. Ilmu dapat menyajikan gambar dunia secara lebih meyakinkan didasarkan
pada penelitian empirik daripada spekulasi filosofik. Ilmu itu bergerak naik dari
fakta-fakta khusus phenomenal ke generalisasi teoretik. Ilmu yang valid adalah
ilmu yang dibangun dari empiri.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-
bagian dan fenomena serta kausalitas hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian
kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis,
teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Metode
penelitian kuantitatif berlandaskan pada filsafat positivisme, dipakai untuk meneliti
pada populasi ataupun sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan alat ukur
(instrumen) penelitian, analisa data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan
untuk menguji dan membuktikan hipotesis yang telah dibuat/ditetapkan. Secara
umum metode kuantitatif terdiri atas metode survey dan metode eksperimen.
a. Metode Survei
Metode penelitian survei adalah metode penelitian kuantitatif yang
digunakan untuk mendapatkan data yang terjadi pada masa lampau atau saat
ini, tentang keyakinan, pendapat, karakteristik perilaku, hubungan variabel
dan untuk menguji beberapa hipotesis tentang variabel sosiologis dan
psikologis dari sampel yang diambil dari populasi tertentu. Teknik
pengumpulan data dengan pengamatan (wawancara atau kuisioner) dan
hasil penelitian cenderung untuk digeneralisasikan.
b. Metode Eksperimen, merupakan metode penelitian kuantitatif yang
digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen
(treatment/perlakuan) terhadap variabel dependen (hasil) dalam kondisi
yang terkendalikan. Kondisi dikendalikan agar tidak ada variabel lain
(selain variabel treatment) yang mempengaruhi variabel dependen. Agar
kondisi dapat dikendalikan, maka dalam penelitian eksperimen
menggunakan kelompok kontrol. Penelitian eksperimen sering dilakukan di
laboratorium.
Tasya Shofwa Mahira
200401110299
Psikologi G

Referensi
Widiningsih, Y., Marettih, A. K. E., & Hirmaningsih. (2018). Psikologi Komunitas.
Al-Mujtahadah Press, 52.
Afiatin, T. (1997). Kontroversi Pendekatan Kuantitatif Vs Pendekatan Psikologi.
Buletin Psikologi, V(1), 36–49.
Gertrude Jaeger Selznick, Ph.D. pada Sofaer (1999). “Behind everyquantity there
must lie a quality”
https://fisipol.uma.ac.id/metode-penelitian/

Anda mungkin juga menyukai