200401110299
Psikologi G
KEMISKINAN
A. Definisi Kemiskinan
Secara etimologis, “kemiskinan” berasal dari kata “miskin” yang berarti tidak
berharta benda dan serba kekurangan. Secara umum, kemiskinan merupakan kondisi
dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya
untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Konsep
yang dipakai BPS dan juga beberapa negara lain adalah kemampuan memenuhi
kebutuhan dasar (basic needs approach), sehingga kemiskinan merupakan kondisi
ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan
bukan makanan (diukur dari sisi pengeluaran). Penduduk miskin adalah penduduk yang
memiliki rata-rata pengeluaran per kapita perbulan di bawah Garis Kemiskinan (GK),
yang diperoleh dari hasil survei (sampel).
Angka kemiskinan yang dirilis BPS merupakan data makro dan merupakan
hasil Susenas (Survey Sosial Ekonomi Nasional) yang menunjukkan persentase
penduduk miskin terhadap jumlah penduduk dalam suatu wilayah. Indikator yang
biasanya digunakan untuk menetukan kemiskinan yaitu tingkat upah, pendapatan,
konsumsi, mortalitas anak usia balita, imunisasi, kekurangan gizi pada anak, dan lain
sebagainya. Selain itu, tolak ukur tingkat kemiskinan juga bisa dilihat dari tingkat
kesehatan, pendidikan, dan pelakuan adil di muka hukum.
Kemiskinan adalah keadaan saat ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan
• Malas
• Etos kerja yang rendah
• Mudah menyerah pada nasib
• Budaya masyarakat yang suka korupsi, kolusi, dan nepotisme
• Menolak adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
• Menggantungkan bantuan dari pihak lain, termasuk pemerintah
• Minder
• Suka foya-foya dan konsumtif berlebihan
• Suka mencuri dan memilih jalan pintas untuk sukses
• Mengandalkan harta warisan orang tua
• Tidak berdiri di atas kaki (tidak mandiri)
Dengan demikian persoalannya mungkin menjadi lain, yaitu tidak adanya pembagian
kekayaanyang merata sehingga terjadilah dan terciptanya penyimpangan sosial yang
menuntut seseorang untuk berbuat segala cara menjadi halal seperti tindak kejahatan
untuk mendapatkan uang secara instan tanpa bekerja keras demi sebuah gengsi dan
pengakuan dari orang-orang yang berada di desa tersebut, salah satu bentuk
penyimpangan sosial yang sering terjadi di desa Komering Agung adalah tindakan
pencurian dan pembegalan.
Hal ini kemudian diperkuat oleh Kamanto Sunarto yaitu Penyimpangan merupakan
perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar
batas toleransi. Meskipun masyarakat telah berusaha agar setiap anggota keluarga
berperilaku sesuai dengan harapan masyarakat, namun dalam tiap masyarakat kita
selalu menjumpai adanya anggota yang menyimpang menjumpai adanya
penyimpangan atau non konformitas. (Nur, 2017). Fenomena kemiskinan merupakan
lingkaran setan (vicious circle) yang sulit untuk dipecahkan, diperlukan usaha yang
tepat sasaran dan berkesinambungan. Penduduk miskin di Indonesia masih cukup besar
dibandingkan dengan jumlah penduduk.
a) Fenomena urbanisasi
Fenomena urbanisasi menyebabkan pertumbuhan wilayah perkotaan yang semakin
luas, sehingga akan mempengaruhi struktur fisik kota dimana tidak hanya bagi kota
besar tetapi juga bagi kota kecil. Kemiskinan di Indonesia, umumnya mereka yang
tergolong miskin adalah kelompok masyarakat yang berpendidikan rendah dan
hidup di daerah pinggiran (periphery). Karena pendidikannya rendah dan
menempati sektor geografis yang jauh dari penguasaan aset-aset produksi, maka
sangat sulit bagi mereka untuk memperoleh pendidikan layak. (Fikri et al., 2016)
b) Fenomena Kemiskinan di Aceh
Aceh menerima pukulan yang keras dari krisis keuangan pada tahun 1997-1998,
sama halnya dengan daerah-daerah lain di Indonesia, yang berakibat pada tingkat
pertumbuhan yang negatif selama empat tahun berturut-turut. Setelah tahun 2001,
sementara daerah-daerah lain di Indonesia telah pulih dan mulai bertumbuh,
ekonomi Aceh terus mengalami penurunan. Kemiskinan di Aceh sedikit meningkat
pasca bencana tsunami, dari 28,4 persen pada tahun 2004 mencapai 32,6 persen
pada tahun 2005. Peningkatan tersebut termasuk relative kecil mengingat besarnya
kerusakan dan kerugian yang disebabkan oleh tsunami dan juga mencerminkan
dampak yang positif dari upaya awal rekontruksi.
Tasya Shofwa Mahira
200401110299
Psikologi G
D. Dampak Kemiskinan
Dampak kemiskinan di Indonesia seperti berikut:
1. Meningkatnya angka pengangguran.
2. Banyaknya kasus putus sekolah.
3. Muncul berbagai masalah kesehatan di masyarakat.
4. Menurunnya kualitas generasi penerus.
5. Muncul tindakan kriminalitas.
b) Transformative Intervention
Intervensi ditujukan bukan hanya fokus pada wellbeing, namun juga untuk merubah
hubungan kekuasaan (power relation) dan berupaya untuk mengakhiri penindasan.
Contoh Intervensi Fenomena Kemiskinan
a) Intervensi Kemiskinan di Bogor
Intervensi kemiskinan, kata Edgar, juga ditempuh melalui program lingkungan
sehat perumahan, dengan sumber dana dari APBD, tanggung jawab sosial
perusahaan (CSR) Bank Jabar, serta PNPM. Dalam program tersebut telah
diperbaiki sebanyak rumah tidak layak huni (RTLH) untuk 196 kepala keluarga
(KK). Di samping itu, juga dilakukan perbaikan sarana/prasarana lingkungan
perumahan pemukiman seperti perbaikan jalan setapak sepanjang 30.687,41 m2,
pembangunan saluran pembuangan air hujan pemukiman sepanjang 6.965,09 m,
dan peningkatan jembatan lingkungan pemukiman sebanyak 116 jembatan. Dinas
Pengawasan Bangunan dan Permukiman Kota Bogor juga telah membangun
pengelolaan air minum dan air limbah, serta telah dibangun MCK komunal di
Kelurahan Tegallega dan Harjasari yang dapat melayani sebanyak 600 KK.
Dari pendekatan pendidikan, telah diterapkan program wajib belajar pendidikan
dasar 9 tahun dengan pemberian Biaya Operasional Sekolah (BOS) kepada siswa
SD sebanyak 96.321 siswa SD dan 19.314 siswa SMP. Dinas Pendidikan Kota
Bogor juga telah menyelenggaraan Program pendidikan non-formal bagi
Kelompok Belajar paket A,B dan C, dengan tujuan memperluas akses pendidikan
terutama masyarakat yang putus sekolah hingga keterbatasan ekonomi.
Penanganan kemiskinan juga ditempuh melalui pelayanan Keluarga Berencana,
yang pada 2011, peserta KB pasangan usia subur di Bogor mencapai 5.324 orang,
sehingga capaian kinerjanya 98,25 persen. Selain itu, juga dikembangkan
Lembaga Ekonomi Kelurahan, yakni pelaksanaan Kelompok Usaha Bersama
(KUBE) dengan tujuan meningkatkan pendapatan keluarga miskin.
b) Strategi Pengentasan Kemiskinan Melalui Sinergi Program Pemberdayaan
Masyarakat.
Sasaran pembangunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2020-2024 adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri,
maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang.
Pembangunan diharapkan berlandaskan pada keunggulan kompetitif di berbagai
wilayah yang di dukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing. Sementara,
Tasya Shofwa Mahira
200401110299
Psikologi G
Dengan prinsip – prinsip pemberdayaan tersebut, jika perangkat daerah dan stakeholder
sudah tidak melakukan pembinaan/ pendampingan semua tetap dapat dijalankan oleh
masyarakat dan pemerintah desa. (Mardikanto, n.d.). Program-program pemberdayaan
masyarakat dalam bentuk:
Referensi :
1. https://www.gramedia.com/literasi/kemiskinan/
2. Mayssara A. Abo Hassanin Supervised, A. (2014). Pengertian Kemiskinan. Paper Knowledge .
Toward a Media History of Documents, 2008, 10–37.
3. https://katadata.co.id/sitinuraeni/berita/620636c38eedf/penyebab-kemiskinan-dan-
dampak-yang-
ditimbulkan#:~:text=Definisi%20Kemiskinan&text=BPS%20juga%20mengartikan%
20bahwa%20kemiskinan,dasar%20minimal%20untuk%20hidup%20layak.
4. Hildegunda, W. (2010). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Penduduk Miskin
di Wilayah Pemekaran Tingkat Kabupaten (Studi Kasus Perbandingan Jumlah Penduduk
Miskin Sebelum Dan Sesudah Pemekaran di Kabupaten Nagekeo Propinsi NTT Tahun 2005-
2009). Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.