Anda di halaman 1dari 5

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

Disusun oleh :
Muchammad Ekal Alkausar 18.53.019955

Dosen : Farid Zaky Yopiannor, M.Si

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA


2019
1 .Analisa Kasus

1. Unsur apakah yang menciptakan keragaman dimasyarakat Desa Turgo?


2. Mengapa masyarakat Turgo mampu menciptakan kehidupan yang harmoni
meski memiliki keragaman?
3. Menurut Anda, sifat-sifat apa yang perlu dihindari agar harmoni dalam
keragaman masyarakat Turgo tetap terjaga?
4. Mungkinkah masyarakat Turgo suatu saat nanti terjadi disharmoni, bahkan
disintegrasi? Faktor-faktor apa yang dapat memicu hal Tersebut?
5. Agama merupakan tali pengikat sosial masyarakat, tetapi agama dapat pula
menjadi pemicu konflik di masyarakat. Apa sikap Anda terhadap pernyataan
ini?

2. Analisa Konsep

Untuk meminimalkan potensi konflik yang ada dalam masyarakat majemuk perlu
dihindari sifat-sifat, seperti prasangka, stereotip, etnosentrisme, rasisme,
diskriminasi, dan scape goating. Di samping itu, perlu ditumbuh kembangkan sifat-
sifat antara lain:

a. Nasionalis,
b. Pluralis,
c. Humanis,
d. Demokratis, dan
e. Inklusif
1.Analisa Kasus
1. Unsur yang menciptakan keragaman di masyarakat di desa turgo yaitu agama
dan keyakinan. Walaupun di masyarakat desa turgo memiliki agama keyakinan
berbeda contohnya yaitu Islam, Kristen protestan,Khatolik, tetapi mereka saling
menghormati antar umat yang beragama.
2. Karena masyarakat desa turgo walaupun perbedaan agama tetapi masyarakat
desa turga memiliki kebersamaan. Contohnya seluruh warga menyumbangkan
tenaga pemulihan masjid, bergotong – royong membersihkan jalan di kampung sore,
dan juga masyarakat desa turgo memiliki kerja sama tanpa memandang agama.
3. – Sifat egois mementingkan diri sendiri tanpa melihat sekelilingnya.
- Prasangka buruk sesama masyarakat.
- Terjadinya iri dengan sesama masyarakat
- Diskriminasi oleh suatu kelompok yang lebih dominan, sehingga kelompok lain
merasa tertindas dan menimbulkan perpecahan.
4. – Adanya isu – isu yang mengandung sara.
- Perbedaan pendapat.
- Berkurang rasa solidaritas yang dapat menimbulkan disharmonisasi.
- Adanya fanatisme terhadap suatu agama oleh kelompok masyarakat.
5. Agama merupakan tali pengikat sosial masyarakat memang benar, karena Agama
mengajarkan kebenaran, kedamaian, dan kasih sayang yang membuat masyarakat
menjadi sejahtera. Tetapi agama juga dapat menjadi pemicu konflik, biasanya
disebabkan karena kesalahan topik dalam berbicara yang menyangkut pautkan
agama tanpa memandang agama lawan bicara.
sehingga sikap saya sebagai masyarakat adalah menjaga akhlak, berbuat baik
kepada semua orang tanpa memandang ras, agama, maupun suku, memilih topik
pembicaraan yang tidak menyangkut pautkan agama, dan yang terpenting tetap
percaya pada keyakinan masing-masing.
2. Analisa Konsep
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan
sebuah negara (dalam bahasa Inggris nation) dengan mewujudkan satu konsep identitas
bersama untuk sekelompok manusia.
Para nasionalis menganggap negara adalah berdasarkan beberapa "kebenaran politik"
(political legitimacy). Bersumber dari teori romantisme yaitu "identitas budaya", debat
liberalisme yang menganggap kebenaran politik adalah bersumber dari kehendak rakyat,
atau gabungan kedua teori itu. Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola
pikirnya mulai merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu
wilayah tertentu dan tak beranjak dari situ. Saat itu, naluri mempertahankan diri sangat
berperan dan mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempatnya hidup dan
menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tubuhnya ikatan ini, yang notabene lemah dan
bermutu rendah. Ikatan ini pun tampak pula dalam dunia hewan saat ada ancaman pihak
asing yang hendak menyerang atau menaklukkan suatu negeri. Namun, bila suasananya
aman dari serangan musuh dan musuh itu terusir dari negeri itu, sirnalah kekuatan ini.
Dalam zaman modern ini, nasionalisme merujuk kepada amalan politik dan ketentaraan
yang berlandaskan nasionalisme secara etnik serta keagamaan, seperti yang dinyatakan di
bawah. Para ilmuwan politik biasanya menumpukan penyelidikan mereka kepada
nasionalisme yang ekstrem seperti naziisme, pengasingan dan sebagainya.
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya memiliki hak setara
dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi
mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui perwakilan
dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi
sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara
bebas dan setara. Kata ini berasal dari bahasa Yunani δημοκρατία (dēmokratía) "kekuasaan
rakyat"yang terbentuk dari δῆμος (dêmos) "rakyat" dan κράτος (kratos) "kekuatan" atau
"kekuasaan" pada abad ke-5 SM untuk menyebut sistem politik negara-kota Yunani, salah
satunya Athena; kata ini merupakan antonim dari ἀριστοκρατία (aristocratie) "kekuasaan
elit". Secara teoretis, kedua definisi tersebut saling bertentangan, namun kenyataannya
sudah tidak jelas lagi.[2] Sistem politik Athena Klasik, misalnya, memberikan
kewarganegaraan demokratis kepada pria elit yang bebas dan tidak menyertakan budak dan
wanita dalam partisipasi politik. Di semua pemerintahan demokrasi sepanjang sejarah kuno
dan modern, kewarganegaraan demokratis tetap ditempati kaum elit sampai semua
pendudu k dewasa di sebagian besar negara demokrasi modern benar-benar bebas setelah
perjuangan gerakan hak suara pada abad ke-19 dan 20. Kata demokrasi (democracy)
sendiri sudah ada sejak abad ke-16 dan berasal dari bahasa Perancis Pertengahan dan
Latin Pertengahan lama.
Ada beberapa jenis demokrasi, tetapi hanya ada dua bentuk dasar. Keduanya menjelaskan
cara seluruh rakyat menjalankan keinginannya. Bentuk demokrasi yang pertama adalah
demokrasi langsung, yaitu semua warga negara berpartisipasi langsung dan aktif dalam
pengambilan keputusan pemerintahan. Di kebanyakan negara demokrasi modern, seluruh
rakyat masih merupakan satu kekuasaan berdaulat namun kekuasaan politiknya dijalankan
secara tidak langsung melalui perwakilan; ini disebut demokrasi perwakilan. Konsep
demokrasi perwakilan muncul dari ide-ide dan institusi yang berkembang pada Abad
Pertengahan Eropa, Era Pencerahan, dan Revolusi Amerika Serikat dan Perancis
Suatu pemerintahan demokratis berbeda dengan bentuk pemerintahan yang kekuasaannya
dipegang satu orang, seperti monarki, atau sekelompok kecil, seperti oligarki. Apapun itu,
perbedaan-perbedaan yang berasal dari filosofi Yunani ini[3] sekarang tampak ambigu
karena beberapa pemerintahan kontemporer mencampur aduk elemen-elemen demokrasi,
oligarki, dan monarki. Karl Popper mendefinisikan demokrasi sebagai sesuatu yang berbeda
dengan kediktatoran atau tirani, sehingga berfokus pada kesempatan bagi rakyat untuk
mengendalikan para pemimpinnya dan menggulingkan mereka tanpa perlu melakukan
revolusi
Humanisme adalah istilah umum untuk berbagai jalan pikiran yang berbeda yang
memfokuskan dirinya ke jalan keluar umum dalam masalah-masalah atau isu-isu yang
berhubungan dengan manusia. Humanisme telah menjadi sejenis doktrin beretika yang
cakupannya diperluas hingga mencapai seluruh etnisitas manusia, berlawanan dengan
sistem-sistem beretika tradisonal yang hanya berlaku bagi kelompok-kelompok etnis
tertentu.
Inklusif diambil dari kata inclusion yang bermakna ikut serta, atau memasukkan
sesuatu.Lawan katanya adalah exclusion, yang bermakna memisahkan atau memasukkan.
Dari pengertian etimologis tersebut di atas dapat kita ambil kesimpulan dengan apa yang
dimaksud Masyarakat Inklusif tersebut Masyarakat inklusif disebutkan dalam
situskartunet.com adalah masyarakat yang terbuka dan universal serta ramah bagi semua,
yang setiap anggotanya saling mengakui keberadaan, menghargai,dan mengikut sertakan
perbedaan.

Anda mungkin juga menyukai