id/hima
TOPIK VIII
HAK HAK ASASI MANUSIA
HAM adalah kumpulan hak yang melekat erat (inheren) di dalam diri setiap individu
sejak ia lahir kedunia ini hingga ia kembali pada tuhanNya. Hak hak dasar yang menempel pada
setiap manusia didapatkan berdasarkan martabat asasinya sebagai manusia hak itu diperoleh
karena hakikat diri sebagai manusia ini adalah hak yang tidak dapat dihilangkan atau
dimusnahkan oleh otoritas negara sekalipun.
Hak hak asasi manusia tersebut bersifat universal, umum, dan publik yang artinya hak
hak ini dimiliki semua orang di bumi ini, berlaku di mana mana, kapan saja dan terhadap siapa
saja. misal hak hidup, hak bekerja, hak bekeluarga, dll.
TOPIK IX
MULTIKULTURALISME
Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan
seseorang tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan
tentang penerimaan terhadap adanya keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural)
yang ada dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan
politik yang mereka anut.
Secara horizontal atau lazim disebut dengan diferensiasi sosial ciri masyarakat multikultural
dasarkan pada keanekaragaman ras, suku bangsa, dan agama. Sementara itu secara vertikal atau
lazim disebut dengan stratifikasi sosial, ciri masyarakat multikultural di antaranya dapat dilihat
dari tolok ukur kriteria ekonomi, sosial, politik, dan masyarakat feodal.
Faktor-faktor yang memengaruhi terbentuknya masyarakat multikultural adalah kondisi
geografis, pengaruh budaya asing, dan iklim.
makana, pakaian, gerak secara fisik, berbicara, cara mengendalikan diri atau
social, kesenangan, sakit, cita – cita, mimpi,kepekaan estetika dan moral.
Ketiga pemikiran itu sama – sama menunjukan kritik terhadap monism moral dan
memberikan dasar alternatifbagi munculnya suatu prespektif puralisme budaya.
3. Menuju Multikulturalisme
Pada awalnya multikulturalisme muncul untuk menyikapi para imigran dari negara lain
masuk kedalam negara tertentu. Ketika para imigran masuk ke suatu negara baru, mereka pun
menuntut pengakuan atas identitas budaya mereka dinegara baru sebagai wujud aspirasi
memperjuangkan hak-haknya. Disini muncul problem dilematis budaya. Disuatu sisi perbedaan
budaya tidak dapat ditolak secara informal, disisi lain identitas dimaksud perlu diakui secara
formal dalam konteks nasional negara tujuan yang baru.
Hans George Gadamer pernah mengatakan “kita harus belajar hidup bersama”. Gadamer
sesungguhnya mendeklarasikan suatu kebenaran mendasar bahwa kita manusia masih harus
terus belajar untuk hidup bersama dalam peraksis social kita. Penghayatan koeksistensi sebagai
manusia bukanlah suatu pengalaman yang sudah final, melainkan sebuah ziarah dalam proses
menjadi yang belum tuntas. Perjalanan menuju peradaban selalu mengandaikan capaian puncak-
puncak karena masih harus bergerak menuju puncak lain. Persoalan baru dalam konteks
kebersamaan sebagai makhluk social (zoon politicon), menyitir istilah filosofinya Aristoteles.
Ziarah dinamika kebudayaan seolah-olah menjadi perjalanan menuju horizon yang tak terbatas.
Kebersamaan makhluk berbudaya selalu tak pernah bebas dari masalah. Kebersamaan kita
masih mencuat seabrek persoalan dalam berbagai ekspresi (konflik agama, konflik suku, konflik
kelompok, komflik koma dll). Kebersmaan kita bukan tanpa masalah, namun justru eksistensi
Rangkuman CB : Pancasila [UAS] scdc.binus.ac.id/hima
kita masih menimbulkan masalah. Maka, multikulturalisme hadir sebagai term yang urgent –
relevan bagi wacana diskursif kita akan realitas perbedaan (diversity).
Filosofi multikulturalisme merupakan refleksi kritis dalam konteks realitas pluralisme
masyarakan kontemporer dalam berbagai dimensi termasuk ras, etnis, sub-etnis, golongan,
agama dll. Diperlukan filosofi multikulturalisme sebagai trategi kebudayaan yang masih relevan
– urgent diaplikasikan di dunia. Multikulturalisme merujuk pada suatu konstruksi cara pandang
yang bertujuan menjelaskan, menjustifikasi, dan mempromosikan diversitas budaya, kesadaran
akan perbedaan kultur, dan semkaan keterbukaan dalam menghayati identitas perbedaan social
kita. Multikulturalisme perlu di rujuk sebagai ideology penting yang perlu di sosialisasikan
secara meluas dalam rana social kemasyarakatan. Multikulturalisme juga harus menjadi strategi
kebudayaan untuk menyiasati globalisasi – modernisasi melalui penciptaan kebijakan politik.
4. Hakikat multikulturalisme
Multi artinya banyak, sedangkan kulturalisme artinya aliran / ideology budaya,
multikulturalisme berarti pandangan yang mengakomodasi banyak aliran atau ideology budaya.
Multikultiralisme mengkonsepkan pandangan terhadap keanekaragaman kehidupan ataupun
kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap adanya keragaman yang
dianut dalam konteks tertentu. Multikulturalisme sudah diuraikan oleh banyak pemikir budaya
diantaranya Raz dan Will Kymlicka. Tokoh ini dan beberapa tokoh lain sudah membuka ruang
wacana penting kearah munculnya fajar matahari kulturalisme. Multikulturalisme adalah kajian
yang berkembang decade ini ketika kenyataan pluralisme tidak mendapatkan ruang ekspresi
toleransinya untuk tumbuh unik dan berbeda terutama ketika system polotik negara hukum
dengan ‘equality before the law’. Padahal substansi multikulturalisme merujuk pada tatanan
ideal dimana individu – individu biasa yang ada bersama dalam realitas masyarakat, dengan
identitas berbeda bisa saling menerima tanpa takut ditolak, apalagi didiskriminasi.
Dimensi dasar filosofi multikulturalisme memiliki banyak kristalisasi makna. Masyarakat
multicultural merujuk pada masyarakat yang menunjukan tiga keanekaragaman utama yakni:
keanekaragaman subcultural, keanekaragaman perspektif, dan keanekaragaman komunal.
Multikulturalisme menjadi suatu strategi budaya dalam memahami dan mengkonsepkan
manusia serta hubungan-hubungan social yang di bangun sebagai makhluk social dan makhluk
kebudayaan.
5. Multikulturalisme di Indonesia
Masyarakan indonesia sebagai suatu bangsa dengan latarbelakang primordial yang tumbuh
di dalamnya, maka indonesia tak mungkin mengadopsi monokultiralisme sebagai perekat hidup
Rangkuman CB : Pancasila [UAS] scdc.binus.ac.id/hima
bersama yang serba beraneka ini. Multikulturalisme mengakui dan menghormati perbedaan
social dan unsur-unsur latarbudaya kita sebagai suatu rahmat, suatu anugerah, suatu kekayaan,
suatu hadiah. Indonesia sebagai penganut multikulturalisme satu satunya nation stape dengan
etnis terbanyak menyebar di seantero ribuan pulau negeri ini,dalam kondisi pluralistic inilah kita
hidup bersama menuju peningkatan kualitas kehidupan lebih baik. Indonesia patut menerapkan
filosofi multikulturalisme karena negara ini sungguh kaya akan perbedaan. Indonesia berbeda
dalam aspek etnis, budaya, agama dan ras. Ini semua terjadi karena negeri kita memiliki kondisi
geografis, iklim dan linhgkungan alam yang berbeda-beda. Semua ini memungkinkan suku-
etnis di Indonesia berbeda dalam dimensi sosio-budaya. Multikulturalisme perlu disadari dan
diperjuangkan dalam praksis hidup harian menuju kebaikan bersama sebagai negara bangsa.
masih ingin komit bersama menjadi bangsa Indonesia dalam bingkai NKRI maka kita perlu
kritis, arif dan bijak untuk merefleksikan kenyataan hidup bersama.
TOPIK X
INTERAKSI ANTAR BUDAYA
Kebudayaan dalam aplikasi praktis hidup manusia, umumnya memiliki banyak fungsi
dan peranan.
Fungsi kebudayaan bagi masyarakat : melindungi diri terhadap alam dan menguasainya,
mengatur hubungan antarmanusia, dan sebagai wadah pengungkapan perasaan. Kebudayaan
sangat menentukan harkat dan martabat manusia.
kesulitan berkomunikasi, kesulitan pemahaman atau pengetahuan dan lain – lain. Dari
sisi aplikasi tentang konsep yang baik (etis) akan suatu hal dalam kegiatan
pembangunan dapat mencuatkan hambatan bahakan konflik horizontal maupun vertical
yang fundamental.
Dinamika Budaya menerapkan nilai – nilai etik, suatu aspirasi pembangunan yang
kadang – kadang melibatkan pertentangan nilai.
Tantangan lain yang bersifat personal – individual misalnya cara berpikir, cara bersikap,
cara berperilaku dan cara merespon terhadap orang lain yang berbeda – beda budaya.
Tantangan psiko-pribadi: kecemasan, syok, antipati, rasis, etnosentris, kecurigaan,
intoleransi, pemikiran negatif, eksklusif, dll.
Seperti yang dilansir oleh Samuel Huntington, Interaksi budaya pasti menimbulkan
Benturan Budaya. Tantangan serius interaksi lintas budaya dalam konteks Indonesia
adalah disorientasi budaya.
Mudji Sutrisno melansir gejala disorientasi nilai budaya yang menyeruak di Indonesia,
antara lain :
1. Disorientasi nilai mengenai yang benar, apa yang baik dan yang indah berubah
radikal dari keakraban/komunitas yang membatinkan nilai – nilai.
2. Orientasi hidup berbangsa dan bernegara dengan dasar utama kultural.
3. Nilai hasil karya kreatif manusia dari nilai intrinsik estetis.
4. Kebudayaan informasi dan digitalisasi serta media massa elektronika.
5. Imaji dan ruang pencecapan dan pengenalannya bergeser antara konstruksi
narasi dan sejarah menuju anti sejarah dan antinarasi.
6. Hidup ekonomi dan sosial dipusatkan pada konsumsi symbol dan gaya hidup
lebih daripada kreasi produksi barang.
7. Bersandingnya produsen barang dagang konsumtif.
8. Berlangsungnya hibrida klasifikasi kultural.
2. Transformasi
3. Osmosis
TOPIK XI
KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS
A. Konsep kepemimpinan
Suatu organisasi atau komunitas akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar
ditentukan oleh kepemimpinan.
B. Cara untuk mengerti arti dari kepemimpinan ( menurut Hughes, R. L. et. Al., Leadership,
McGraw-Hill, Boston, 2009, p.4) :
1. Proses dimana seorang agen membuat bawahannya untuk berperilaku sesuai dengan
yang diinginkannya
2. Mengarahkan dan mengatur pekerjaan dari anggota grup
3. Sebuah hubhngan interpersonal dimana yang lain mengikuti bukan karena sesuatu
yang harus tetapi oleh karena keinginan mereka
4. Proses untuk mempengaruhi sebuah grup yang telah terorganisir terhadap
penyelesaian tujuan
5. Tindakan yang memusatkan sumber daya untuk menciptakan kesempatan yang
diinginkan
6. Pekerjaan seseorang pemimpin adalah untuk menciptakan sebuah kondisi agar tim
dari pemimpin tersebut menjadi lebih efektif
7. Kepemimpinan bukanlah sebuah pekerjaan tetapi sebuah aktivitas yang dilakukan
seumur hidup
8. Kepemimpinan merupakan sebuah proses bukan sebuah posisi
D. Perbedaan antara seorang pemimpin dan seorang manager, adalah sebagai berikut :
F. Kesimpulan :
1. Pemimpin adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi
perilaku orang lain didalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan.
2. Tugas pemimpin dalam kepemimpinan meliputi :
Menyelami kebutuhan – kebutuhan kelompok.
Meyakinkan kelompoknya mengenai apa saja yang menjadi
kehendak mereka ( mana yang realistis mana yamg khayalan )
Rangkuman CB : Pancasila [UAS] scdc.binus.ac.id/hima
TOPIK XII
DEMOKRASI PANCASILA
1. Pengertian
Demokrasi Pancasila adalah suatu paham demokrasi yang bersumber dari
pandanan hidup atau falsafah hidup bangsa Indonesia ang digali berdasarkan
kepribadian rakyat Indonesia sendiri. Dari falsafah hidup bangsa Indonesia, kemdian
akan timbul dasar falsafah negara yang disebut dengan Pancasila yang terdapat,
tercemin, terkandung dalam Pembukaan UUD 1945.
Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi yang konstitusional berdasarkan
mekanisme kedaulatan rakyat di setipa penyelenggaraan negara dan penyelenggaraan
pemerintahan menurut konstitusi yaitu UUD 1945. Sebagai demokrasi Pancasila terikat
dengan UUD 1945 dan implementasinya (pelaksanaannya) wajib sesuai dengan apa
yang terdapat dalam UUD 1945.
TOPIK XIII
KEADILAN SOSIAL
Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia menunjukkan bahwa manusia
Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam
masyarakat Indonesia. Keadilan sosial memiliki unsur pemerataan, persamaan dan kebebasan
yang bersifat komunal
Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap
dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Untuk itu dikembangkan sikap adil terhadap
sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang
lain. Nilai keadilan sosial mengamatkan bahwa semua warga negara mempunyai hak yang sama
dan bahwa semua orang sama di hadapan hukum.
Dengan sikap yang demikian maka tidak ada usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain, juga untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan hidup bergaya mewah
serta perbuatan-perbuatan lain yang bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
Demikian juga dipupuk sikap suka kerja keras dan sikap menghargai hasil karya orang lain yang
bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama. Kesemuanya itu
dilaksanakan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
Rangkuman CB : Pancasila [UAS] scdc.binus.ac.id/hima
Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung nilai-nilai bahwa setiap
peraturan hukum, baik undang-undang maupun putusan pengadilan mencerminkan semangat
keadilan. Keadilan yang dimaksudkan adalah semangat keadilan sosial bukan keadilan yang
berpusat pada semangat individu. Keadilan tersebut haruslah dapat dirasakan oleh sebagian
besar masyarakat Indonesia, bukan oleh segelintir golongan tertentu.
Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung makna sebagai dasar
sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur secara lahiriah
maupun batiniah.
Penegakan hukum dan keadilan ini ialah wujud kesejahteraan manusia lahir dan batin,
sosial dan moral. Kesejahteraan rakyat lahir batin, terutama terjaminnya keadilan sosial bagi
seluruh rakyat, yaitu sandang, pangan, papan, rasa keamanan dan keadilan, serta kebebasan
beragama/kepercayaan. Cita-cita keadilan sosial ini harus diwujudkan berdasarkan UUD dan
hukum perundangan yang berlaku dan ditegakkan secara melembaga berdasarkan UUD 1945.
A. Pengertian
Definisi keadilan yang dikemukakan dalam konteks hukum menurut pengarang
roma ,Ulpianus ,yang dalam hal ini mengutip orang yang bernama
Celsus,menggambarkan keadilan dengan singkat sekali sebagai :’’tribuere cuique
suum”dalam bahasa inggris “to give everybody his own”dalam bahasa Indonesia “
memberikan kepada setiap orang yang dia empunya”.penjelasan hukum roma
tentang keadilan itu bisa diterjemahkan juga sebagai : “memberikan setiap orang
yang menjadi haknya”.Bagi kita,titik tolak untuk refleksi tentang keadilan memang
sebaiknya demikian : “ keadilan adalah memberikan kepada setiap orang apa yang
menjadi haknya”.
B. Pembagian Keadilan
Berikut adalah jenis – jenis pembagian keadilan yang ada ,antara lain yaitu :
1. Pembagian Klasik
Rangkuman CB : Pancasila [UAS] scdc.binus.ac.id/hima
Menurut Thomas Aquinas pembagian klasik ini mudah bisa dikaitkan dengan
pengertian keadilan dari zaman kekaisaran roma .Keadilan bisa di bagi atas
Tiga, berkaitan dengan tiga kewajiban (hak ) yang bisa dibedakan di sini
.keadilan dapat menyangkut kewajiban individu – individu terhadap
masyarakat,lalu kewajiban masyarakat terhadap individu – individu ,dan
akhirnya kewajiban antara individu – individu satu sama lain.
Tiga macam keadilan ini masing – masing disebut sebagai :
Keadilan umum
Berdasarkan keadilan ini para anggota masyarakat diwajibkan
untuk memberi kepada msyarakat (secara konkret berarti : Negara )
apa yang menjadi haknya.keadilan umum ini manyajikan landasan
untuk paham common good (kebaikan umum atau kebaikan bersama).
Keadilan distributive
Berdasarkan keadilan ini Negara (secara konkret berarti :
pemerintah) harus membagi segalanya dengan cara yang sama kepada
para anggota masyarakat.
Keadilan komulative
Berdasarkan keadilan ini setiap orang harus memberikan
kepada orang lain apa yang menjadi haknya.
2. Pembagian Pengarang Modern
Pembagian keadilan yang dikemukakan oleh beberapa pengarang
modern tentang etika bisnis ,khususnya Jhon Boatright dan Manuel
Velasquez atas dasar pemikiran Aristoteles dalam teori keadilan adalah
sebagai berikut
a. Keadilan distributive
Benefit and burdens,hal – hal yang enak untuk di dapat maupun
hal – hal yang menuntut pengorbanan ,harus dibagi dengan adil
b. Keadilan retributif
Berkaitan dengan terjadinya kesalahan.Hukuman atau denda
yang diberikan kepada orang yang bersalah harus adil.
c. Keadilan kompensatoris
Menyangkut juga kesalahan yang dilakukan ,tetapi menurut
aspek lain.berdasarkan keadilan ini orang mempunyai kewajiban moral
untuk memberikan kompensasi atau ganti rugi kepada orang atau
instansi yang dirugikan.
Rangkuman CB : Pancasila [UAS] scdc.binus.ac.id/hima
7. Keadilan Ekonomis.
Keadilan memiliki peran yang sangat penting dalam ekonomi dan bisnis.karena
menyangkut barang yang diincar banyak orang untuk memiliki atau memakai.
Rangkuman CB : Pancasila [UAS] scdc.binus.ac.id/hima
Referensi
1
http://www.artikelsiana.com/2015/08/pengertian-demokrasi-pancasila-ciri-prinsip-fungsi-para-
ahli.html
2
C. S. T. Kansil, 1986. Hukum Tata Pemerintahan Indonesia. Penerbit Ghalia Indonesia :
Jakarta.
3
Abdulkarim A. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Kelas XII SMA. Cet.1. Bandung:
Grafindo Media Pratama.Hlm25-27
4
Indrayana, Denny (2007). "Indonesia dibawah Soeharto: Order Otoliter Baru". Amandemen
UUD 1945: antara mitos dan pembongkaran. Mizan Pustaka. hlm. 141
5
Israil, Idris. 2005. Pendidikan Pembelajaran dan Penyebaran Kewarganegaraan. Malang :
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.Hlm 27