Anda di halaman 1dari 9

LGBT DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Hasan Zaini
Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Batusangkar
Jl. Jenderal Sudirman No. 137, Lima Kaum Batusangkar
e-mail: hasan.zaini@yahoo.co.id

Abstract: Issues concerning with LGBT seem to be never lasting discussions. These are due to several disciplines,
such as health, psychology, Islamic law, other related ones, that may give significant affects in the
process making decisions concerning with the issues. Among the issues are dealing with positioning of
LGBT either as nature or nurture, given or socially constructed, inherited or deviant, normal or
diseased, and so forth. Such abnormal behaviors lead this group to the false understanding about sex
in the wrong ways. This points out that the people that gets involved in LGBT fail to synchronize
their desire and principles of life. This paper, therefore, aims at analyzing the perspectives of Islamic
scholars of Islamic jurisprudence (fiqh) concerning with LGBT and the effects as well caused by.

Kata kunci: LGBT, homoseksualitas, al-sahaq, heteroseksual, biseksual

PENDAHULUAN selalu mencari alasan sehingga menolak


informasi-informasi dari Allah
S
eks adalah salah satu potensi
terbesar yang diberikan Tuhan kepada menyebabkan munculnya berbagai
manusia. Potensi itulah yang dapat penyakit seperti AIDS, penyakit kelamin,
menjadikan manusia dapat dan sebagainya.
berhubungan seks dan melahirkan Laporan diskusi dialog komunitas
keturunan. Dengan potensi seks LGBT Nasional Indonesia menyatakan
tersebut kelestarian hidup manusia bahwa perilaku seksual dan identitas
terjaga. Secanggih apa pun gender telah dikenal di wilayah
teknologi perkembangbiakan diciptakan tidak nusantara sejak dahulu, identitas
akan dapat mengalahkan proses homoseksual baru muncul di kota-kota
reproduksi manusia secara alamiah besar pada awal abad
melalui hubungan seks yang normal XX. Pada akhir tahun 1960 gerakan LGBT
antara pria dan wanita. Seluruh agama mulai berkembang melalui kegiatan
telah menetapkan ketentuan pernikahan pengorgansasian yang dilakukan oleh
yang sah agar sakralitas kelompok wanita transgender, atau waria.
hubungan seks terjamin legalitasnya Mobilisasi pria gay dan wanita lesbian
(Anang Harris Himawan, 2007: 67). Allah terjadi pada tahun 1980-an, melalui
Swt telah melarang seluruh perilaku yang penggunaan media cetak dan
menyimpang karena menyimpan pembentukan kelompok-kelompok kecil
beberapa hikmah yang apabila di seluruh Indonesia. Mobilisasi ini
direnungkan sangat banyak semakin mendapatkan dorongan dengan
manfaatnya bagi manusia. maraknya HIV pada tahun 1990-an,
Namun, sikap dan perilaku manusia yang termasuk pembentukan berbagai
organisasi di lebih banyak lokasi.
Setelah peristiwa dramatis tahun 1998 atau hubungan seksual di antara orang
yang membawa perubahan mendasar yang berjenis kelamin sama, bisa sebagai
pada sistem politik dan pemerintahan gay atau lesbian. Istilah gay adalah istilah
Indonesia, gerakan LGBT berkembang tertentu yang digunakan untuk merujuk
lebih besar dan luas dengan kepada pria homoseks. Sedangkan
pengorganisasian yang lebih kuat di tingkat lesbian adalah suatu istilah tertentu yang
nasional, program yang mendapatkan digunakan untuk merujuk kepada wanita
pendanaan secara formal, serta homoseks.
penggunaan wacana HAM untuk Islam adalah agama yang beradab
melakukan advokasi perubahan kebijakan dan selalu memberikan perhatian penuh
di tingkat nasional (Laporan LGBT kepada umatnya terutama dalam masalah
Nasional Indonesia - Hidup Sebagai LGBT yang tidak lazim menurut Islam. Lesbian
di Asia, 2013). dalam kitab fiqh disebut dengan as-sahaq
Fenomena LGBT tumbuh dengan atau al-musahaqah berarti hubungan
subur di Indonesia karena kran seksual yang terjadi di antara sesama
kebebasan semakin terbuka, sehingga wanita. Rasulullah bersabda (Al-Baihaqi,
kampanye- kampanye terbuka dapat 1994: 233):
dilakukan dengan memainkan isu Hak
Azazi Manusia. Dengan adanya Dari Abi Musa, Rasulullah bersabda:
keterbukaan ini komunitas LGBT apabila ada laki-laki mendatangi
merapatkan barisan untuk (berhubungan intim) dengan laki-laki maka
mempengaruhi pemuda-pemuda yang keduanya telah berzina, dan apabila wanita
belum tersentuh dengan berbagai modus mendatangi wanita maka keduanya telah
dan yang lebih penting lagi adalah berzina (HR. Al-Baihaqi).
keberadaan para aktivis yang dianggap Sedangkan gay dikenal dengan
pahlawan untuk memperjuangkan istilah liwat yang merupakan peninggalan
eksistensi LGBT. dari Nabi Luth As. Nama lain dari gay ini
Di Barat, isu moral yang terus adalah sexual inversion, contrary sexual
menggoncang dan memicu kontroversi feeling atau urning.
hebat hingga saat ini adalah masalah Penelitian ini bertujuan untuk
homoseksualitas, bahkan kalangan Gereja mengetahui posisi hukum LGBT ditinjau
Kristen direpotkan dalam penentuan batas- dari pandangan Hukum Islam dan
batas moral mengenai aplikasi hukum tersebut dalam konteks
homoseksualitas. Homoseksualitas Indonesia.
telah dicap sebagai praktek kotor dan
maksiat oleh agama, namun kemudian
berubah menjadi praktek yang
manusiawi dan harus dihormati
sebagai bagian dari penghormatan
Hak Azazi Manusia (Adian Husaini,
2005: 4).
Homoseksualitas adalah istilah yang
mengacu pada interaksi seksual atau
romantis antara pribadi yang berjenis
kelamin sama. Homoseks adalah kata
sifat yang digunakan untuk hubungan
intim
METODE PENELITIAN Teori tentang homoseksualitas yang
Metode penelitian dalam penelitian berkembang saat ini pada dasarnya dibagi
ini menggunakan metode kualitatif menjadi dua golongan: esensialis dan
dengan menggunakan pendekatan konstruksionis. Esensialisme berpendapat
deskriptif-analitis yang bertujuan untuk bahwa homeseksual berbeda dengan
memberikan gambaran tentang hukum heteroseksual sejak lahir, hasil dari proses
yang berkaitan dengan LGBT dan biologi dan perkembangan. Teori ini
menganalisis permasalahan yang menyatakan bahwa homoseksualitas
dikemukakan antara dua gejala atau adalah abnormalitas perkembangan yang
lebih. Prinsip dasar penelitian kualitatif membawa perdebatan bahwa
adalah penelitian yang dimulai dari homoseksualitas adalah penyakit. Sebaliknya
persoalan mengapa, bagaimana, apa, di konstruksionis berpendapat bahwa
mana, dan bilamana tentang suatu homoseksualitas adalah sebuah peran
fenomena-fenomena atau gejala-gejala sosial yang telah berkembang secara
sosial yang terjadi di lapangan. Penelitian berbeda dalam budaya dan waktu
kualitatif yang baik juga menyediakan berbeda, dan hal ini menyebabkan bahwa
pemerhatian deskriptif yang sistematik homoseksual dan heteroseksual tidak ada
dan berdasarkan konteks, karena pendekatan perbedaan secara lahiriah (Janell L. Caroll,
ini memberikan ruang bagi peneliti untuk 2005: 284).
belajar tentang suatu sistem serta Di antara beberapa teori yang
hubungan semua aktivitas dalam sistem menyebabkan terjadi homoseksualitas
tersebut yang dapat dilihat secara total adalah:
dan bukan secara sebagian saja 1. Faktor herediter berupa
(Iskandar, 2008: 188). ketidakseimbangan hormon-hormon seks.
Yang menjadi sumber primer dalam 2. Pengaruh lingkungan yang tidak baik
atau tidak menguntungkan bagi
penelitian ini adalah kitab fiqh empat
perkembangan kematangan seksual
mazhab, sedangkan sumber sekunder
adalah laporan-laporan yang berkaitan normal.
3. Seseorang selalu mencari kepuasan
dengan LGBT.
relasi homoseks, karena ia pernah
menghayati pengalaman homoseksual
PEMBAHASAN yang menggairahkan pada masa
remaja.
Tinjauan Pustaka 4. Seorang anak laki-laki pernah
Hampir seluruh sistem sosial mengalami traumatis dengan ibunya,
berbagai negara di dunia menolak adanya sehingga timbul kebencian atau
homoseksual. 74 negara dari 204 negara antipati terhadap ibunya dan semua
yang ada di dunia menganggap bahwa wanita, lalu muncul dorongan
perilaku homoseksual adalah ilegal. homoseksual (Kartono Kartini, 1989:
Negara-negara tersebut berasal dari 248).
kultur Islam dan merupakan negara- Deviasi tersering lebih lazim terjadi
negara komunis atau bekas koloni Inggris pada masa ramaja dan pria
(Colin Spencer, 2004: 469). (homoseksualitas fakultatif). Ditemukan
dalam banyak mamalia tidak matang serta
dalam kebudayaan manusia yang orientasi seksual, dan rasa identitas
terkadang tidak membangkitkan celaan pribadi atau sosial. Hawkin menjelaskan
dan hukuman. Mungkin satu dari tiga pria bahwa istilah gay atau lesbian merupakan
semasa hidupnya pernah mendapatkan identitas diri atau identitas sosial.
pengalaman homoseksual, tetapi hanya Sedangkan Soekanto menjelaskan
sekitar empat persen yang benar-benar homoseksual adalah seseorang yang cenderung
homoseksual. Faktor mempunyai makna mengutamakan orang yang sejenis
yang meragukan. Penelitian hormon kelaminnya sebagai mitra seksual
memperlihatkan tidak ada perbedaan (Soerjono Soekanto, 2004: 381).
dalam kadar testoteron, walaupun diduga Homoseksual merupakan sebutan
ada defiensi androgen perinatal. Dalam secara umum kepada orang yang
beberapa kasus terlihat ada faktor bersangkutan atau homoseks. Sebutan
psikogenik mis. Terganggunya hubungan tersebut hanya digunakan sebagai suatu
orang tua-anak atau adanya godaan dan tanda pengenal pembeda dengan
pengalaman traumatik semasa kanak- heteroseksual dan biseks. Istilah
kanak (I.M Ingram, dkk., 1993: 86). homoseksual hanya digunakan pada
Masalah LGBT belakangan ini telah hubungan sejenis saja baik laki-laki
memasuki tahap serius, hal ini terbukti maupun perempuan, istilah ini masih
dengan dikeluarkannya fatwa MUI yang banyak disalahartikan sebagai sebagai
menyerukan berbagai hukuman mulai hubungan gay, namun istilah gay hanya
dari hukuman cambuk hingga hukuman digunakan untuk pria homoseks,
mati bagi pelaku homo seksual pada sedangkan lesbian digunakan untuk
Maret 2015. Menurut Hasanuddin AF, wanita homoseks. Yang termasuk dalam
fatwa ini dikeluarkan karena
kategori homoseks adalah transgender dan
penyimpangan seksual semakin
biseksual, baik female to male maupun male
meningkat bahkan telah menyusup ke
to female.
sekolah-sekolah. Sedangkan menurut Dalam teori Born that Why yang
Asrorun Ni’am Sholeh, sodomi lebih diusulkan oleh Le Vay tahun 1996.
buruk daripada perzinaan dan seks di Menurutnya banyak faktor yang
luar nikah dan dihukum dengan hukuman bertanggung jawab atas keberadaan orientasi
lebih keras (Nahimunkar.com, homoseksual dalam masyarakat. Teori
https://www.nahimunkar.com, akses pada ini juga menyatakan bahwa tempramental
31 Mei 2016). dan lingkungan adalah penyebab utama
terjadinya homoseksual. Tempramental
Hasil terdiri dari kombinasi gen, jaringan otak,
LGBT dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi dan lingkungan hormon prenatal (sebelum
lahir). Lingkungan merupakan penyebab
Orientasi seksual digambarkan sebagai
homoseksual yang terbentuk dari orang
objek impuls seksual seseorang:
tua, teman sebaya, dan pengalaman.
heteroseksual (jenis kelamin berlawanan,
homoseksual (jenis kelamin sama) atau
Gen + Brain Writing + Lingkungan Prenatal
biseksual (kedua jenis kelamin). Istilah
= Tempramental
homoseksual kerap digunakan untuk
Orang tua + teman sebaya + pengalaman =
menggambarkan perilaku jelas seseorang,
Lingkungan
Oleh sebab itu, tempramental + lingkungan modern. Ini disebabkan sebagian besar
= orientasi homoseksual gay dan lesbi di Indonesia tidak bisa
LGBT dalam pandangan psikologi berbahasa Inggris serta tidak bepergian
dibagi menjadi dua bagian, yaitu yang ke negeri-negeri Barat (Tom Boeollstorff,
menerima atas orientasi seksualnya dan 2006: 3).
yang tidak menerima namun tidak Komentar al-Qur’an mengenai Fenomena
mempunyai daya untuk mengatasinya LGBT
sehingga ia merasa terganggu. Di
Islam menginginkan pernikahan
Indonesia perilaku LGBT dikategorikan
antar lawan jenis (laki-laki dan perempuan)
sebagai gangguan jiwa yang terangkum bukan semata-mata hanya memenuhi
dalam PPDGJ (Panduan Pedoman
hasrat biologis namun sebagai ikatan suci
Diagnostik Gangguan Jiwa. Akan tetapi
untuk menciptakan ketenangan hidup
pada tahun 1983 LGBT telah dikeluarkan dengan membentuk keluarga sakinah dan
dari PPDGJ. Dengan demikian perilaku mengembangkan keturunan umat
tersebut sudah tidak tergolong lagi dalam manusia yang bermartabat.
bentuk gangguan jiwa tetapi hanya Dalam Alquran peristiwa homoseksual
merupakan salah satu bentuk orientasi ini menjadi perhatian pening, hal ini
seksual semata (Dede Oetomo, 2001: 24). terbukti dengan adanya beberapa ayat
Posisi antara seseorang homoseksual
yang berbicara mengenai hal ini, seperti
sebagai penyimpangan seksual atau
Q.S. al- A’raf: 80, Q.S. An-Naml: 54, Q.S.
sebagai perilaku alamiah dan normal
selalu diperdebatkan hingga sekarang, Asyu’ara: 165, dan Q.S. Hud: 77-82.
karena hal ini menyangkut usaha para Allah Swt berfiman dalam surat Al-
A’raf 80:
aktivis dan pelaku LGBT agar kegiatan
tersebut diterima dan dilegalkan. Kegiatan ini
menimbulkan hasil yang memuaskan bagi
mereka, karena pada tahun 1974 APA dilakukan oleh seorang pun di dunia.
(American Psychiatric Association) Sesungguhnya kalian mendatangi laki-laki
menghapus homoseksual dari salah satu untuk melepaskan nafsu kepada mereka
kelainan jiwa. bukan kepada perempuan. Bahkan kalian
Tom Boellstorff menganalisis bahwa semua adalah orang yang telah melampaui
dalam konteks Indonesia istilah gay dan batas. (Q.S. al-A’Raf [7]: 80-81)
lesbi mulai populer pada tahun 1970 Pada ayat di atas dijelaskan bahwa
hingga 1980. Istilah ini tidak dipelajari Nabi Luth mempertanyakan kepada
dari orang tua, tetangga, dan guru-guru kaumnya ketika melakukan kedurhakaan
agama Islam melainkan dari media yang besar, apakah kamu melakukan
massa, termasuk kolom-kolom gosip di
majalah dan koran. Hal ini sesuai dengan
pendapat Anderson (1983) tentang
peranan penting media massa sebagai
sarana penciptaan sentimen
nasionalisme kolektif di era

Dan ingatlah ketika Luth berkata kepada


kaumnya: “Mengapa kalian melakukan
perbuatan kotor yang belum pernah
fahisyah, yaitu melakukan pekerjaan yang [27]: 54-55)
buruk (homoseksual) yang belum pernah Dari ayat di atas Nabi Muhammad
dilakukan oleh seseorangpun di alam ini. Saw diingatkan dengan perilaku umat
Perbuatan demikian merupakan bentuk Nabi Luth bahwa apakah kamu tidak
kedurhakaan mereka terhadap Allah Swt. berakal atau tidak malu mengerjakan
Nabi Luth dalam ayat ini sedikit berbeda
perbuatan fahisyah, yaitu sikap yang
dengan Nabi-nabi sebelumnya. Beliau
sangat buruk dalam pandangan akal dan
tidak berpesan tentang tauhid, hal ini
adat kebiasaan manusia. Kamu
tidak berarti beliau tidak mengajak
menyaksikan manusia bahkan hewan
kepada tauhid, namun satu masalah yang
melampiaskan hawa nafsu kepada lawan
sangat jelek harus beliau selesaikan
jenisnya, laki- laki dengan perempuan
bersama pelurusan akidah. Orang yang
dan jantan dengan betina. Dampak yang
melakukan homoseksual hanya
dihasilkan dari perbuatan ini adalah
mengharapkan kenikmatan jasmani yang
penyakit yang belum ditemukan obatnya
menjijikkan.
(M. Quraish Shihab, 2002: 241).
Dalam tafsir al-Manar dijelaskan
Pelajaran yang dapat diambil dari
bahwa Nabi Luth diutus Allah untuk
ayat ini adalah keadaan istri Nabi Nuh
memperbaiki akidah serta akhlak
dan Luth ada dua orang wanita yang
kaumnya yang tinggal di negeri Sadum,
mengkhianati suami mereka. Pengkhianatan
Adma’, Sabubim dan Bala’ di Tepi Laut
ini bukan hanya menyeleweng atau
Mati. Nabi Luth menetap di kota yang berzina akan tetapi tidak mempercayai
paling besar dari lima kota tersebut, yaitu kenabian mereka dan pura-pura
Sadum. Sadum mengalami kehancuran menampakkan keimanan padahal keduanya
moral, kaum laki-laki lebih senang
kafir. As-Sya’rawi menyatakan jangan
bersyahwat kepada sesama jenisnya yang
kalian menganggap isteri kedua Nabi
lebih muda dan tidak bersyahwat kepada
tersebut angkuh terhadap suami mereka,
wanita (Rasyid Ridha, 1950: 509).
sebenarnya keduanya tunduk terhadap
Perbuatan homoseksual tidak
kepemimpinan suami mereka, namun
pernah dibenarkan dalam keadaan
persoalan iman dan kufur adalah
apapun. Pembunuhan dapat dibenarkan
kebebasan individu dan Nabi tidak
apabila untuk membela diri atau
memaksakan kehendak mereka terhadap
menjatuhkan sanksi hukum, begitu juga
isterinya.
hubungan seks dengan lawan jenis
Adanya beberapa orang yang
dibolehkan oleh agama kecuali berzina,
apabila terjadi dalam keadaan syubhat, melakukan perbuatan liwat pada kaum
maka dapat ditoleransi dengan batas- Nabi Luth memberikan pengaruh yang
kuat kepada masyarakat yang lain pada
batas tertentu.
waktu itu. Lingkungan memberikan
Dalam surat an-Naml: 54 Allah Swt
pengaruh
menjelaskan:
Dan (ingatlah kisah) Luth, ketika Dia
berkata kepada kaumnya: “Mengapa kamu
mengerjakan fahisyah sedang kamu
memperlihatkannya. Mengapa kamu mendatangi
laki-laki untuk memuaskan nafsumu, bukan
mendatangi wanita? Sebenarnya kamu adalah
kaum yang tidak mengetahui. (Q.S. an-Naml
yang kuat terhadap perilaku yang jelek ditetapkan pada umat Nabi Luth. Oleh
tersebut, seperti dijelaskan oleh Paul karena itu para imam mazhab kecuali
Cameron: Hanafi menetapkan hukuman rajam
1. Sub-kultul homoseksual yang tampak hingga mati bagi pelaku homoseksual.
dan diterima secara sosial akan Sedangkan Hanafi berpandangan hal ini
mengundang rasa ingin tahu dan termasuk maksiat yang tidak ditetapkan
menumbuhkan rasa ingin mencoba.
secara pasti oleh Allah, maka dihukum ta’zir
2. Pendidikan yang pro-homoseksual (hal
(pemberian pelajaran), karena bukan
ini terjadi apabila para pendukung
bagian dari zina (Ibn al-Qayyim al-
homoseksual berhasil masuk ke
Jauziyah, 1996: 168).
kurikulum sekolah).
Menurut Sayid Sabiq liwat atau
3. Toleransi sosial dan hukum terhadap
homoseks merupakan perbuatan yang
perilaku homoseksual.
dilarang oleh syara’ dan merupakan
4. Adanya figur yang secara terbuka
jarimah yang lebih keji daripada zina.
berperilaku homoseksual.
Liwat merupakan perbuatan yang
5. Penggambaran bahwa
bertentangan dengan akhlak dan fitrah
homoseksualitas adalah perilaku
manusia dan berbahaya bagi manusia
normal dan dapat diterima.
yang melakukannya (Sayyid Sabiq, 1981:
Analisis Hukum Islam terhadap Perilaku 361). Para ulama fiqh berbeda pendapat
LGBT tentang hukuman homoseks, di
Islam mengakui bahwa manusia antaranya adalah:
memiliki hasrat untuk melangsungkan 1. Dibunuh secara mutlak.
hubungan seks, terutama terhadap lawan 2. Dihad seperti had zina. Bila pelakunya
jenis. Islam mengatur hal ini dalam jejaka maka didera dan rajam apabila
sebuah lembaga yang dinamakan dengan di telah menikah.
perkawinan. Melalui perkawinan, fitrah 3. Dikenakan hukum ta’zir. (Sayyid Sabiq,
manusia dapat terpelihara dengan baik, 1981: 432).
sebab perkawinan mengatur hubungan Mengenai larangan perilaku homoseksual,
seks antara pria dan wanita. Dengan Rasulullah Saw bersabda:
adanya perkawinan yang disyariatkan,
maka Islam melarang segala bentuk
hubungan seks di luar perkawinan. Sebab
akan berdampak kepada kekacauan
hubungan biologis dan bisa merusak
garis keturunan dan menyebabkan Dari Ikrimah, dari Ibn Abbas, Rasulullah
permusuhan dan pembunuhan (Sudiman, bersabda: “Barang siapa yang kamu dapati
2002: 91). melakukan perbuatan kaum Nabi Luth
Pembicaraan mengenai homoseksual (homoseksual) maka bunuhlah si pelaku
selama ini selalu berujung pada hukuman dan yang dikerjainya (objeknya)”. (HR.
bagi para pelakunya, karena dalil Lima ahli Hadis kecuali an-Nasa’i)
keharamannya menurut ahli fiqh telah
ditetapkan oleh Alquran seperti yang
Ibn al-Qayyim menjelaskan bahwa banyak manfaatnya bagi manusia.
kerusakan yang diakibatkan oleh Namun, sikap dan perilaku manusia yang
perilaku homoseksual sangat besar. selalu mencari alasan sehingga menolak
Mengenai kedudukan hukum antara informasi- informasi dari Allah menyebabkan
homoseksual dan zina terdapat tiga munculnya berbagai penyakit seperti
pendapat, antara lain (Ibn al-Qayyim al- AIDS, penyakit kelamin, dan sebagainya.
Jawziyah, t.th.: 241): Perbuatan liwat atau homoseks
1. Abu Bakar al-Shiddiq, Ali ibn Abi merupakan perbuatan yang dilarang oleh
Thalib, Khalid ibn Walid, Abdullah ibn
syara’ dan merupakan jarimah yang lebih
Zubair, Abdullah ibn Abbas, Jabir ibn
keji daripada zina. Liwat merupakan
Zaid, Abdullah ibn Ma’mar, Az-Zuhri,
perbuatan yang bertentangan dengan
Rabi’h ibn Abi Abdirrahman, Malik, akhlak dan fitrah manusia dan berbahaya
Ishaq ibn Rawaih, Ahmad, dan As- bagi manusia yang melakukannya. Para
Syafi’i menyatakan hukum liwat lebih ulama fiqh berbeda pendapat tentang
berat daripada zina dan hukumnya hukuman homoseks, di antaranya adalah:
adalah dibunuh. 1. Dibunuh secara mutlak.
2. Atha’ ibn Rabah, Hasan al-Basri, Sa’id 2. Dihad seperti had zina. Bila pelakunya
ibn Musayyab, Ibrahim An-Nakh’i, jejaka maka didera dan rajam apabila
Qatadah dan Al-Auza’i menyatakan di telah menikah.
hukumnya sama dengan zina
3. Dikenakan hukum ta’zir.
3. Al-Hakam dan Abu Hanifah
menyatakan hukumnya adalah selain
zina, yaitu ta’zir. DAFTAR KEPUSTAKAAN
Yusuf Al-Qaradhawi berpandangan Al-Baihaqi. 1994. Sunan al-Kubra. Makkah:
bahwa perilaku homoseksual Maktabah Dar al-Bazz,
bertentangan dengan fitrah manusia dan
Boeollstorff, Tom. 2006. “Gay dan Lesbian
merusak sifat kelaki-lakian dan Indonesia serta Gagasan
merampas hak-hak perempuan. Nasionalisme” terj. Iwan Meulia,
Perbuatan ini dapat merusak tatanan
Social Analisys.
masyarakat dan manusia tidak lagi
menghiraukan etika, kebaikan dan Caroll, Janell L.. 2005. Sexuality Now:
perasaan (Yusuf al-Qaradhawi, 1997: 151). Embracing Diversity. Belmont,
CA:Wadsworth/Thomson.

PENUTUP Himawan, Anang Harris. 2007. Bukan


Salah Tuhan Mengazab: Ketika
Kesimpulan Perzinahan menjadi Berhala Kehidupan.
Solo: Tiga Serangkai.
Seluruh agama telah menetapkan
ketentuan pernikahan yang sah sebagai https://www.nahimunkar.com diakses
penjaga sakralitas hubungan suami isteri pada Selasa, 31 Mei 2016
yang telah terjamin legalitasnya. Allah Husaini, Adian. 2005. Wajah Peradaban
Swt telah melarang seluruh perilaku yang Barat: Dari Hegemoni Kristen ke
menyimpang karena menyimpan
beberapa hikmah yang apabila
direnungkan sangat
Dominasi Sekuler-Liberal. Jakarta: Oetomo, Dede. 2001. Memberi Suara pada
Gema Insani Press. Yang Bisu. Yogyakarta: Galang
I.M Ingram, dkk., 1993. Catatan Kuliah Press.
Psikiatri Terj. Petrus Andrianto Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir al-Misbah:
(Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an.
EGC). Jakarta: Lentera Hati.
Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Soekanto, Soerjono. 2004. Sosiologi
Pendidikan dan Sosial (Kualitatif & Keluarga: tentang Ihwal Keluarga,
Kuantitatif). Jakarta: Gang Persada Remaja dan Anak. Jakarta: PT. Rineka
Press. Cipta.
Kartini, Kartono. 1989. Psikologi Abnormal Spencer, Colin. 2004. Sejarah Homoseksualitas.
dan Abnormalitas Seksual. Bandung: Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Mandar Maju.
Laporan LGBT Nasional Indonesia -
Hidup Sebagai LGBT di Asia. 2013

Anda mungkin juga menyukai