Sikap sosial budaya terhadap beragam Sebagai catatan akhir sehubungan dengan
orientasi seksual dan identitas gender hak-hak LGBT di Indonesia adalah
mencerminkan kontras antara mereka yang pandangan masyarakat Indonesia terhadap
bersikap progresif dan bersedia menerima hukum dan penegakannya sebagai hal yang
dengan populasi jauh lebih besar yang sarat korupsi. Konteks ini secara luas
biasanya tidak memiliki pengetahuan tentang berdampak negatif pada upaya
masalah-masalah tersebut. Orang pengembangan hak-hak LGBT di Indonesia,
transgender mempunyai visibilitas yang lebih karena para aktivis dan individu bisa jadi
besar. Sebagian besar masyarakat tidak merasa tidak yakin bahwa peraturan undang-
mengenal orang LGBT yang membuka diri. undang dan kebijakan mampu melindungi
Orang dengan orientasi seksual atau identitas mereka. Di samping itu mereka juga enggan
gender yang beragam mungkin mendapatkan mengupayakan melalui jalur hukum dan
sekedar toleransi dari pada penerimaan, lembaga peradilan atau melakukan advokasi
meskipun hal ini hampir mustahil dapat untuk memperjuangkan perubahan di bidang
diharapkan dari anggota keluarga. ini, karena adanya faktor persepsi korupsi
ataupun korupsi nyata yang mereka hadapi.
Populasi Indonesia sebagian besar adalah
Tiga terminalogi penting menyangkut
pemeluk agama Islam, Katholik dan Kristen.
seksualitas manusia yaitu indentitas
Pada umumnya ajaran agama-agama ini
gender/seksual, orientasi seksual, dan
ditafsirkan secara konservatif sehingga tidak
perilaku seksual (Boelstorff, 2005: 282).
Identitas seksual adalah pengakuan individu lainnya, yang mempengaruhi orientasi
atau diri sendiri atas penentuan peran diri. seksualnya. Esensialisme seksual yang
Identitas seksual seseorang terbagi menjadi demikian itu menganggap seks itu tidak
tiga golongan, yaitu homoseksual, berubah, asosiasi dan transhistoris dianggap
heteroseksual, dan biseksual. Perilaku sebagai salah satu penjelasan yang sah
Seksual, yaitu segala perilaku yang dilakukan agamis tentang seksualitas. Bahwa
karena adanya dorongan seksual. Perilaku seksualitas merupakan sebuah konstruk
seksual adalah perilaku yang berhubungan sosial (socially constructed), bukan fakta
dengan fungsiorgan reproduksi. kromosomik biologis. Seperti yang
digambarkan Foucault sebagai akibat relasi
penguasa-pegetahuan-kenikmatan (power-
Orientasi Seksual adalah pola ketertarikan
knowledge-pleasure relation).
seksual emosional, romantik, dan atau
seksual terhadap lelaki, perempuan, Sebaliknya, konstruksionis berpendapat
keduanya, tidak satupun, atau jenis kelamin bahwa homoseksualitas adalah sebuah peran
lainnya. Americal Psychological Asociation sosial yang telah berkembang secara berbeda
(APA) menyebutkan bahwa istilah ini juga dalam budaya dan waktu yang berbeda. Oleh
merujuk pada perasaaan seseorang terhadap sebab itu tidak ada perbedaan antara
“identitas pribadi” dan sosial berdasarkan homoseksual dan heteroseksual secara
ketertarikan, perilaku pengungkapannya, dan lahiriah (Carroll, 2005). Sebagian besar ahli
keaggotaan pada komunitas yang homoseksualitas percaya bahwa tidak ada
sama.Kaum LGBT menyerukan bahwa faktor tunggal yang menyebabkan
mereka memiliki hak yang sama seperti homoseksualitas dan faktor bersifat
individu lainya hanya berbeda dalam pilihan individualberbeda-beda dari satu orang ke
orientasi seksual, dan pilihan tersebut bukan orang yang lain. Akibatnya, tidak ada satu
sebuah kejahatan seksual. orangpun yang mengetahui secara pasti
penyebab seseorang menjadi seorang
homoseksual (Santrock, 2002).
Membicarakan mengenai seksualitas dan
homoseksulitas, tentu tidak lepas dari adanya Namun menurut Cass (1979: 219-235)
peran teori. Teori homoseksual yang tahapan pembentukan perilaku
berkembang saat ini pada dasarnya homoseksual yang dikenal dengan cass
dapatdibagi menjadi dua golongan, yaitu identity model sebagai berikut :
esensialis dan konstruksionis. Esensialisme
(1) identity confusion, Individu mulai
berpendapat bahwa homoseksual berbeda
percaya bahwa perilakunya bisa didefinisikan
dengan heteroseksual sejak lahir, hasildari
sebagai gay atau lesbian; (2) identity
proses biologi dan perkembangan. Teori ini
comparison, Individu menerima potensi
menyiratkan bahwa homoseksualitas
identitas dirinya gay; menolak model
merupakan abnormalitas perkembangan,
heteroseksual tetapi tidak menemukan
yang membawa perdebatan bahwa
penggantinya. Orang yang berada dalam
homoseksualitas merupakan sebuah
tahapan ini masih menyangkal
penyakit. Identitas seksual yang dimiliki
homoseksualitasnya dan berpura-pura
seseorang (untuk menjadi homoseksual,
sebagai seorang heteroseksual; (3) identity
heteroseksual atau biseksual) tersebut
tolerance, individu mulai berpindah pada
merupakan bawaan dari lahir (given), yang
keyakinan bahwa dirinya mungkin gay atau
tidak dapat diubah-ubah lagi, individu
lesbian dan mulai mencari komunitas
tersebut memiliki gen yang berbeda dari
homoseksual sebagai kebutuhan sosial,
seksual dan emosional. Biasanya, individu kami jelas tertarik untuk melihat sisi lain dari
masih tidak membeberkan identitas barunya kasus ini menurut perspektif dan analitik
pada dunia heteroseksual dan tetap kesehatan mentalnya.
menjalankan gaya hidup ganda; (4) identity
acceptance, pandangan positif tentang PENGERTIAN LGBT
identitas diri mulai dibentuk, hubungan dan
jaringan gay dan lesbian mulai berkembang. Pengertian LGBT akan diuraikan terlebih
Pembukaan jati diri selektif kepada teman dahulu untuk menyamakan persepsi tentang
dan keluarga mulai dibuat, dan individu LGBT. Banyak sekali istilah-istilah yang
secara intens terlibat homoseksual; (5) dipakai berkaitan dengan isu gender ini, oleh
identity pride, kebanggaan sebagai karena itu agar terdapat kesamaan persepsi,
homoseksual mulai dikembangkan, dan dalam bab ini diuraikan pengertian masing-
kemarahan terhadap pengobatan dan masing. Istilah yang berkaitan dengan LGBT
penolakan heteroseksual. Individu merasa adalah homoseksual, yaitu seseorang yang
cukup bernilai dan cocok dengan gaya
cenderung mengutamakan orang yang
hidupnya; (6) identity synthesis, individu
berjenis kelamin sama sebagai mitra seksual
benar-benar merasa nyaman dengan gaya
hidupnya. Individu menjalani gaya hidup gay disebut homoseksual,1 senada dengan arti
yang terbuka sehingga pengungkapan jati diri tersebut Oetomo mendefinisikan sebagai
tidak lagi sebuah isu dan menyadari bahwa orientasi atau pilihan seks yang diarahkan
ada banyak sisi dan aspek kepribadian yang pada seseorang atau orang-orang dari jenis
mana orientasi seksual hanya salah satu aspek kelamin yang sama atau ketertarikan
tersebut. Proses pembentukan identitas telah seseorang secara emosional dan seksual
selesai. kepada seseorang atau orang-orang dari jenis
Namun, disisi lainnya, komunitas orang- kelamin yang sama.2 Dari kedua pendapat
orang LGBT nya, beserta orang-orang yang tersebut dapat disimpulkan bahwa
mendukung kebebasannya ini menjadikan homoseksual merupakan orientasi atai
HAM (Hak Asasi Manusia) sebagai alasan pilihan dari seseorang yang ditujukan pada
dasar menganai kebolehan dari individu atau beberapa individu dengan jenis
perilaku Lesbian, Gay, Biseksual dan kelamin yang sama. Homoseksual laki-laki
Transgender (LGBT) ini. Maka dari sisi disebut dengan “gay” sedangkan
sosial perbuatan kontra terhadap mereka ini homoseksual perempuan disebut “lesbian”.
merupakan perbuatan diskriminasi terhadap Lesbian, adalah istilah bagi perempuan yang
mereka. Dari sisi norma agama pun mereka mengarahkan orientasi seksualnya kepada
memberikan sanggahan bahwa kisah Kaum sesama perempuan, selain itu juga diartikan
Nabi Luth ini perlu dikaji dan reaktualisasi wanita yang mencintai atau merasakan
lagi sesuai perkembangan zaman sekarang rangsangan seksual sesama jenisnya, wanita
ini. homoseks.3Istilah ini juga merujuk kepada
perempuan yang mencintai perempuan baik
Pada sekarang ini fenomena secara fisik, seksual, emosional, atau secara
perilaku Lesbian, Gay, Biseksual dan spiritual.Gaymerupakan istilah yang
Transgender (LGBT) ini menjadi kasus digunakan untuk menggambarkan seorang
kontroversional yang tak berujung, bila pria yang secara seksual tertarik kepada
hanya melihat dari pegangan norma sosial, sesama pria dan menunjukkan pada
dan agama saja. Sehingga dalam makalah ini komunitas yang berkembang diantara orang-
orang yang mempunyai orientasi seksual patologis. Gejala perversi tadi antara lain
yang sama. Istilah gay biasanya dikontraskan disebabkan karena :
dengan straight.Biseksual adalah istilah yang
1. Wanita yang bersangkutan terlalu mudah
digunakan untuk menggambarkan orang-
menjadi jenuh dalam relasi heteroseksual
orang yang tertarik kepada dua jenis kelamin
dengan suaminya atau seorang pria.
sekaligus, jadi tipe ini tertarik pada laki-laki
juga tertarik pada perempuan. Transgender 2. Tidak pernah merasakan orgasme.
merupakan istilah untuk orang yang cara
berperilaku atau penampilannya tidak sesuai 3. Bisa juga disebabkan oleh pengalaman
dengan jenis kelaminnya, misalnya cowok traumatis dari wanita yang bersangkutan
tetapi tingkahlaku dan sikapnya seperti dengan seorang pria atau suami yang kejam,
cewek, bahkan berpakaiannya pun seperti sehingga timbul rasa benci dan antipasti
cewek atau sebaliknya. Sedangkan terhadap setiap laki-laki. Lalu ia lebih suka
transeksual berbeda dan transgender, melakukan relasi seks dan hidup bercinta
transeksual adalah orang yang merasa dengan seorang wanita lain. Jadi, relasi
identitas gendernya berbeda dengan orientasi heteroseksual tersebut tidak bisa membuat
seksualnya, orang ini merasa bahwa dirinya pribadi wanita tadi menjadi bahagia,
terjebak pada tubuh yang salah. sehingga dia ingin melakukan relasi seks
dengan seorang wanita sebagai kompensasi
1.Lesbianisme dari rasa tidak bahagia.
Manifestasi lesbianism yang sangat khas
Lesbianisme dari kata Lesbos = pulau di
ialah kedua partner wanita itu selalu berganti
tengah Lautan Egeis yang pada zaman kuno
peranannya yaitu secara bergantian
dihuni oleh para wanita. Homoseksualitas di
memainkan peran sebagai laki-laki dan
kalangan wanita disebut
peranan wanita. Biasanya yang melakukan
cinta lesbis atau lesbianism (Kartono, 1989:
peranan seorang pria bersikap maskulin, aktif
249).
dan sadis, sedangkan partnernya yang
Pada umumnya, cinta homoseksual wanita memainkan peranan wanita bersikap pasif-
(lesbianisme) itu sangat mendalam, dan lebih masokhistis feminine. Pemuasan seksual
hebat daripada cinta heteroseksual, pada cinta lesbian biasanya berlangsung
sungguhpun pada relasi lesbian tersebut secara oral (dengan mulut) dan melalui alat
sering tidak diperoleh kepuasan seksual kelamin bagian luar. Namun, ada kalanya
yang wajar.cinta lesbian tadi biasanya juga salah seorang memakai alat “celana atau
lebih hebat-ganas daripada cinta gordel atau sabuk yang “berpenis”. Lalu
homoseksual di antara kaum pria. kedua partner itu berganti-gantian
Elemen erotic dan nafsu-nafsu dahsyat yang memainkan peranan sebagai laki-laki.
bergelora pada cinta lesbian itu pada (Kartono, 1989: 241-250)
umumnya jauh lebih intensif daripada nafsu
heteroseksual. 2.Homoseksual (Gay)
Biasanya peristiwa perversi heteroseksual Homoseksualitas ialah relasi seks dengan
(perversi = salah bentuk) berupa lesbianism jenis kelamin yang sama atau rasa tertarik
itu akan mengarah pada bentuk yang dan mencintai jenis seks yang sama. Jumlah
pria yang homoseksual itu diperkirakan 3-4 Homoseksualitas pada pria bisa berlangsung
kali lebih banyak dari pada jumlah wanita dengan jalan memanipulasikan alat kelamin
homoseksual. partnernya dengan memasukkan penis ke
dalam mulut, dan menggunakan bibir, lidah
Ekspresi homoseksualitas ada tiga, yaitu :
dan mulut untuk menggelitik.
1.Aktif, bertindak sebagai pria yang agresif.
Ada oral erotism oral = segala sesuatu yang
2.Pasif, bertingkah laku dan berperan pasif- berkaitan dengan mulut). Stimulasi oral pada
feminin seperti wanita. penis disebut fellatio (fellare = mengisap).
Sedang stimuli oral pada vagina disebut
3.Bergantian peran, kadang-kadang cunnilingus (cunnilinctus ; cunnus = vulva,
memerankan fungsi wanita, kadang-kadang linquere = menjilat).
laki-laki.
Cara lain ialah bergantian melakukan
Banyak teori yang menjelaskan sebab-sebab senggama melalui dubur, jadi ada anal
homoseksualitas, antara lain: erotism (anal = segala sesuatu yang
1. Faktor herediter berupa ketidakimbangan berhubungan dengan anus atau dubur). Anal
hormon-hormon seks. erotisme disebut pula sebagai analisme seks
atau sodomi. Intercourse seksualitas atau
2. Pengaruh lingkungan yang tidak senggama melalui anus yang dilakukan
baik/menguntungkan bagi perkembangan terhadap anak laki-laki atau pemuda cilik,
kematangan seksual yang normal. disebut pederasty (paiderastia = cinta pada
3. Seseorang selalu mencari kepuasan relasi anak laki-laki). Bisa juga senggama
homoseks, karena ia pernah menghayati dilakukan dengan jalan interfemoral coitus.
pengalaman homoseksual yang Yaitu memanipulasikan zakar disela-sela
menggairahkan pada masa remaja. celah atau ruangan di antara kedua paha.
(Kartono, 1989: 247-249)
4. Seorang anak laki-laki pernah mengalami
pengalaman traumatis dengan ibunya, 3.Biseksual
sehingga timbul kebencian atau antipasti
terhadap ibunya dan semua wanita. Lalu Krafft-Ebing, salah seorang seksologis
muncul dorongan homoseks yang jadi Jerman menyebut biseksual dengan
menetap. sebutan psychosexual hermaphroditism yaitu
eksistensi dua seks biologis dalam satu
5. Penjara dan asrama-asrama putra. Tempat spesies atau kejadian yang merupakan
para pemuda dan kaum pria yang berdiam kebetulan dari karakteristik pria dan wanita
terpisah dari kaum wanita, banyak dalam satu tubuh (Bowie dalam Storr, 1999).
menelorkan peristiwa homoseksual. Juga Ellis (dalam Storr, 1999) kemudian
relasi heteroseks (seks dengan lain jenis meninggalkan istilah psychosexual
kelamin) yang tidak memuaskan dan hermaphroditism dan memperluas makna
meninggalkan bekas-bekas pengalaman yang dari biseksual sebagai hasrat seksual untuk
traumatis, banyak mendorong seseorang pria maupun wanita yang dialami oleh
mencari pengalaman relasi homoseks. individu. Menurut Freud (1905), biseksual
merupakan kombinasi dari maskulinitas dan
feminitas, sedangkan menurut Stekel (1920)
dan Klein (1978), biseksual bukanlah konvensional tentang gender laki-laki atau
merupakan kombinasi dari maskulinitas dan perempuan, melainkan menggabungkan atau
femininitas melainkan heteroseksualitas dan bergerak di antara keduanya.”
homoseksualitas (dalam Storr, 1999). Dalam
“Orang yang ditetapkan gendernya, biasanya
pengertian umumnya, biseksual adalah
pada saat kelahirannya dan didasarkan pada
orientasi seksual yang mempunyai ciri-ciri
alat kelaminnya, tetapi yang merasa bahwa
berupa ketertarikan estetis, cinta romantis,
deksripsi ini salah atau tidak sempurna bagi
dan hasrat seksual kepada pria dan wanita.
dirinya.”
Menurut Masters (1992), biseksual adalah
istilah untuk orang yang tertarik secara “Non-identifikasi dengan, atau non-
seksual baik itu terhadap laki-laki maupun representasi sebagai, gender yang diberikan
perempuan. Biseksual juga didefinisikan kepada dirinya pada saat kelahirannya.
sebagai orang yang memiliki ketertarikan
secara psikologis, emosional dan seksual LGBT dilihat dalam perspektif psikoanalitik
kepada laki-laki dan perempuan (Robin & dan budaya termasuk kategori BPD
Hammer, 2000 dalam Matlin, 2004).[1] (Borderline Personality Disorder) yang
menunjukkan bahwa masalah identitas
Dari beberapa pengertian di atas, dapat gender dan budaya pada masyarakat transisi,
disimpulkan bahwa biseksual adalah istilah hal ini diungkap oleh C. Silverstein,4 dan
untuk orang dengan orientasi seksual yang memang benar pada saat ini memang sedang
memiliki ketertarikan estetis, psikologis, menjadi isu besar kalangan pro LGBT yang
emosional dan seksual baik kepada laki- mengarahkan isu sentral menjadi hak asasi
laki maupun perempuan. dan berusaha mendapatkan posisi.
1. Banyak organisasi feminis, meskipun tidak 1. Kongres Perempuan Indonesia pada bulan
semua, yang memberikan dukungan semakin Desember 1998 secara resmi
besar bagi wacana tentang lesbian, pekerja mengikutsertakan perwakilan dari kaum
seks wanita dan mantan tahanan politik lesbian, wanita biseksual dan pria
perempuan. transgender (LBT). Dalam Kongres tersebut,
Koalisi Perempuan Indonesia untuk Keadilan
2. Sejumlah organisasi kesehatan seksual dan Demokrasi (KPI) menegaskan bahwa
dan reproduksi, khususnya asosiasi mereka secara resmi termasuk Sektor XV,
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia yang terdiri dari orang-orang LBT. Meskipun
(PKBI) dan organisasi layanan di beberapa provinsi yang lebih konservatif
penanggulangan HIV, menyediakan ruang terjadi sentimen yang keberatan terhadap
yang aman dan dukungan bagi kegiatan yang pengikutsertaan orangorang LBT, di wilayah
kadang-kadang diadakan, yang seringkali yang mengenal kerangka ini, orang LBT
disamarkan sebagai kegiatan bagi kaum dapat diberdayakan untuk mengorganisir diri.
muda. 2. Pendekatan yang berbasis hak asasi
manusia menjadi semakin nyata dalam karya
3 Srikandi (bahasa Sanskerta: Sikhandi) banyak organisasi LGBT, baik yang sudah
adalah tokoh cerita Mahabharata dari India, lama maupun yang baru muncul. Hal ini
yang sangat terkenal di berbagai budaya membuka peluang kerja sama lebih lanjut
Indonesia. Tokoh ini, tergantung pada versi dengan organisasi-organisasi hak asasi
cerita, adalah seorang perempuan yang manusia arus utama.
3. Sementara wacana media massa seputar dengan dua puluh organisasi LGBT yang
HIV selama dasawarsa sebelumnya telah bekerja berdampingan bersama organisasi
meningkatkan visibilitas permasalahan di yang disebut-sebut sebagai arus utama di
seputar pria gay dan waria, tanggapan ad hoc bidang hak asasi manusia (2011-2012).4
terhadap masalah HIV diganti dengan Dalam laporan disimpulkan bahwa sebagian
penyelenggaraan berbagai program yang besar aktivis LGBT di Indonesia umumnya
strategis, sistematis dan didanai secara lebih cenderung untuk berusaha
memadai. Pada 2001 dan 2004 diadakan mengadaptasi diri terhadap keadaan yang
konsultasi nasional dan pada awal 2007 telah ada, daripada mengubah tatanan sosial.
berdiri Jaringan Gay, Waria dan Laki-Laki Dengan demikian, yang secara kultural lebih
yang Berhubungan Seks dengan Laki-Laki mereka sukai adalah upaya mengakali
Lain (GWL-INA) dengan dukungan dari hambatan yang ada, daripada membawa
mitra kerja baik nasional, bilateral maupun perubahan mendasar pada tatanan sosial agar
internasional (Anonim 2012). 4. Setelah lebih memperlakukan mereka secara setara
Konferensi International Lesbian, Gay, dan sederajat atau menjadi lebih menerima.
Bisexual, Trans and Intersex Association
(ILGA) tingkat Asia yang ke-3 di Chiang Forum LGBTIQ Indonesia yang terorganisir
Mai, Thailand, yang diselenggarakan pada lebih longgar dan kurang mendapatkan
Januari 2008, enam organisasi LGBT yang sumber dana yang pasti seperti halnya
berkantor pusat di Jakarta, Surabaya dan Jaringan GWL-INA masih berhasil
Yogyakarta bergabung untuk memperkuat mengorganisir kegiatan di tingkat nasional
gerakan mereka. Langkah ini menjadi awal maupun regional (ASEAN). Forum ini
Forum LGBTIQ (Lesbian, Gay, Bisexual, berhasil mengintegrasikan satu bagian
Transgender, Intersex & Queer) Indonesia. tentang orientasi seksual serta identitas
gender (SOGI) dalam laporan masyarakat
Jaringan GWL-INA berhasil menjadi mitra madani yang dikoordinasi oleh Human
kerja Komisi AIDS Nasional dalam rangka Rights Working Group (HRWG) dalam
perumusan dan pelaksanaan peningkatan kerangka Universal Periodic Review
kapasitas yang menjangkau komunitas dan (Tinjauan Universal Berkala) kedua untuk
organisasi di berbagai daerah di Indonesia, Indonesia (2012) di Dewan Hak Asasi
walaupun tentu saja kekuatan dan kualitas Manusia PBB.5 Demikian pula Forum
program dapat bervariasi. Jaringan yang luas memasukkan bagian tersebut dalam
ini cukup berhasil dalam upaya memperluas peninjauan pada tahun 2013 di Komite Hak
kegiatan penanggulangan HIV, tetapi kurang Asasi PBB tentang Indonesia, sebagai
berhasil di bidang advokasi hak asasi penanda tangan Konvensi Internasional
manusia yang terkait dengan orientasi tentang Hak Sipil dan Politik (ICCPR).
seksual dan identitas gender. Pendekatan Dalam hal ini Forum mendapatkan dukungan
berbasis hak asasi manusia, walapun dari GAYa NUSANTARA and Arus Pelangi
merupakan bagian integral dalam Strategi sebagai dua organisasi yang mempunyai
AIDS Nasional 2011-2014, pada komitmen berkarya di bidang hak asasi
pelaksanaannya belum banyak dapat manusia, sedangkan HRWG merupakan
diterjemahkan menjadi tindakan nyata. koalisi organisasi hak asasi manusia yang
Sebuah laporan atas permintaan Hivos berkarya di tingkat internasional. Forum ini
membahas evaluasi program pelatihan dua juga berperan aktif pada ASEAN SOGI
tahun dalam rangka pemantauan dan Caucus (Kaukus Orientasi Seksual dan
dokumentasi hak asasi manusia LGBT, Identitas Gender ASEAN), termasuk
perdebatan sepanjang tahun 2012 seputar Faktor internal merupakan faktor yang
penyusunan Deklarasi Hak Asasi Manusia muncul karena adanya dorongan dan
ASEAN. kemauan dari individu itu sendiri. Pribadi
manusia dapat dipengaruhi oleh sesuatu,
Meskipun telah berhasil meraih pencapaian karena itu ada usaha untuk membentuk
ini di tingkat internasional, namun upaya di pribadi, membentuk watak atau mendidik
tingkat lokal dan nasional tidak selalu
watak seseorang. Sejak dahulu diketahui
berhasil sebagaimana diharapkan. Ada
bahwa pribadi tiap individu tumbuh atas dua
kepahaman yang sedang berkembang tentang
masalah hak asasi manusia dalam kaitan kekuatan, yaitu kekuatan dari dalam, yang
dengan orientasi seksual serta identitas sudah dibawanya sejak lahir atau bisa disebut
gender, terutama di kalangan aktivis muda. juga dengan kemampuan dasar dan
Namun masih banyak yang belum bisa kemampuan dari luar, yang diterima dan
membayangkan realitas atau keadaan yang dipelajari individu dari keadaan sekitarnya
berbeda mengenai keberadaan LGBT di dia berada. Adapun faktor tersebut
masyarakat Indonesia. Dalam hal ini, status diantaranya:
quo masih kuat. Kemampuan aktivis untuk
berpikir atau bertindak dengan cara yang Aspek Biologis
berbeda dihambat oleh wacana sangat
Perkembangan biologis merupakan salah satu
konservatif dan heteronormatif yang
mempertahankan norma-norma budaya dan bentuk ciri-ciri perubahan pada remaja yang
agama yang telah ada. Contoh wacana ini nampak dari luar, sehingga secara langsung
dapat mencakup pembahasan tentang apakah perubahan yang terjadi dapat dilihat oleh
pengungkapan jati diri (coming out) orang lain. Dari hal tersebut tentunya akan
merupakan hal yang patut dilakukan dalam memiliki dampak apabila remaja yang
konteks Indonesia, atau tentang tekanan mengalami perubahan pada fisiknya atau alat
opresif agar menikah secara heteroseksual. seksualnya (biologis) yang tidak terkontrol
Inilah konteks obyektif yang dihadapi oleh dengan baik. Hal ini dapat memancing
para aktivis dan organisasi hak LGBT dalam pemikiran negatif seseorang terhadap remaja
karya mereka. Konteks inilah yang perlu yang menyalah gunakan perubahan pada alat
diubah untuk menciptakan kondisi di dalam seksualnya (biologis). Penelitian telah pun
masyarakat yang lebih kondusif bagi
dibuat apakah itu terkait dengan genetika, ras,
perlindungan dan pemajuan hak-hak asasi
ataupun hormon. Seorang homoseksual
manusia bagi kaum LGBT Indonesia.
memiliki kecenderungan untuk melakukan
homoseksual karena mendapat dorongan dari
Faktor-faktor yang dalam tubuh yang sifatnya menurun/genetik.
Menyebabkan Perilaku LGBT Penyimpangan faktor genetika dapat diterapi
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi secara moral dan secara religius.[2] Bagi
terhadap perilaku LGBT (Lesbian, Gay, golongan transgender misalnya, karakter
Biseksual, Transgender) itu sendiri, laki-laki dari segi suara, fisik, gerak gerik dan
diantaranya : kecenderungan terhadap wanita banyak
dipengaruhi oleh hormon testeron. Jika
Faktor Internal hormon testeron seseorang itu rendah, ia bias
mempengaruhi perilaku laki-laki tersebut
mirip kepada perempuan.
Di alam medis, pada dasarnya kromosom kedua informan tidak bisa berpikir secara
laki-laki normal adalah XY, sedangkan logika bahwa apa yang telah mereka lakukan
perempuan normal pula adalah XX. Bagi merupakan hal yang salah. Keadaan tersebut
beberapa orang laki-laki itu memiliki genetik sesuai dengan pendapat Darmasih (2009:32)
XXY. Dalam kondisi ini, laki-laki tersebut yang menjelaskan bahwa apabila orang-
memiliki satu lagi kromosom X sebagai orang yang terlibat saling mencintai ataupun
tambahan. Justru, perilakunya agak mirip saling terikat menganggap bahwa hubungan
dengan seorang perempuan (S.Hassan, 2011: seks sebelum menikah dianggap “benar”.
35).
Faktor Eksternal
Aspek Motivasi Diri
Faktor eksternal merupakan faktor yang
Perilaku LGBT ini telah ada sejak remaja. datang dari luar individu, yang dapat
Masa remaja merupakan masa dimana mendorong mahasiswa untuk melakukan
seorang anak mulai dihadapkan pada realita seks bebas. Dalam hal ini dapat dikemukakan
kehidupan. Pada saat inilah jiwa seoarang beberapa faktor eksternal yang
remaja mengalami peralihan dari jiwa mempengaruhi fenomena yang terjadi,
kekanak-kanakan kearah pendewasaan. diantaranya :
Dalam masa peralihan ini tentunya akan
banyak mengalami peristiwa baru yang Aspek Keluarga
selama ini belum pernah dialami pada masa
sebelumnya. Peralihan keadaan inilah yang Di dalam keluarga jelas dibutuhkan adanya
dapat memicu timbulnya dorongan untuk komunikasi terutama orang tua dengan anak-
mencoba hal-hal baru yang selama ini belum anaknya, karena hal tersebut dapat
pernah mereka coba, tentunya tanpa memberikan kehangatan dan hubungan yang
pemikiran yang matang tentang akibat-akibat baik antara orang tua dan anak. Dengan
yang bisa ditimbulkan karena keterbatasan adanya komunikasi orang tua dapat
pemikiran pada usia dewasa. Sarwono (dalam memahami kemauan dan harapan anak,
Darmasih 2009:13) yang menjelaskan bahwa demikian pula sebaliknya. Sehingga akan
motivasi adalah dorongan bertindak untuk tercipta adanya saling pengertian dan akan
memuaskan suatu kebutuhan, dorongan sangat membantu di dalam memecahkan atau
dalam motivasi diwujudkan dalam bentuk mencari jalan keluar dari persoalan yang
tindakan. Dalam hal ini perilaku seks dihadapi anaknya. Komunikasi merupakan
menyimpang antara perempuan dan hal yang penting dalam keluarga, karena
perempuan melakukan hubungan seks dengan komunikasi dalam suatu keluarga
(Lesbian) dengan tujuan untuk menjaga terlihat adanya interaksi, hubungan yang
keutuhan hubungan yang telah mereka jalin akrab antar keluarga. Berbeda halnya ketika
bersama dengan pasangan masing-masing. seorang anak berada pada keluarga yang
Anggapan mereka bahwa dengan melakukan kurang adanya komunikasi antara orang tua
seks dapat menjaga keutuhan hubungan dengan anak. Hal ini dapat mengakibatkan
merupakan hal yang keliru. Tetapi pendapat anak akan merasa kesepian di dalam
tersebut justru mereka tolak, karena adanya keluarga. Kartono (1988:286) yang
ledakan perasaan yang berlebihan kepada menjelaskan bahwa keluarga memiliki
pasangan mereka. Hal ini yang membuat pengaruh yang luar biasa besarnya dalam
pembentukan watak dan kepribadian anak. sebaya dapat membawa seseorang kearah
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Taris positif dan negatif. Aspek positifnya adalah
dan Senim yang berpendapat bahwa remaja tersedianya saluran aspirasi, kreasi,
yang tidak memiliki hubungan erat dan pematangan kemampuan, potensi dan
pengawasan dengan orang tua cenderung kebutuhan lain sebagai output pendidikan
terlibat dalam hubungan seksual pranikah. orang tua dan potensinya. Akan tetapi jika
yang dimasukinya adalah lingkungan yang
Pengalaman atau trauma di masa anak-anak
buruk maka akan mendorong mereka kepada
misalnya: Dikasari oleh ibu/ayah hingga si
hal negatif. Pergaulan dengan teman sebaya
anak beranggapan semua pria/perempuan
yang di dalamnya terdapat keakraban dan
bersikap kasar, bengis dan panas bara yang
adanya intensitas pertemuan yang tinggi
memungkinkan si anak merasa benci pada
dapat memberikan pengaruh terhadap
orang itu. Predominan dalam pemilihan
individu lain di dalam kelompok tersebut. A.
identitas yaitu melalui hubungan
Islami (2012: 22-23) menjelaksan bahwa
kekeluargaan yang renggang. Bagi seorang
dengan adanya ikatan secara emosional
lesbian misalnya, pengalaman atau trauma
dalam kehidupan peer group akan
yang dirasakan oleh para wanita dari saat
mendapatkan berbagai manfaat dan pengaruh
anak-anak akibat kekerasan yang dilakukan
yang besar bagi individu yang berada dalam
oleh para pria yaitu bapa, kakaknya maupun
kelompok tersebut. Misalnya timbul rasa
saudara laki-lakinya. Kekerasan yang dialami
penasaran dan keinginan untuk mencoba
dari segi fisik, mental dan seksual itu
kebiasaan yang dilakukan oleh salah satu
membuat seorang wanita itu bersikap benci
individu dalam kelompok tersebut. Hal
terhadap semua pria. Selain itu, bagi
tersebut akan berdampak positif ketika
golongan transgender faktor lain yang
individu di dalam kelompok pergaulan
menyebabkan seseorang itu berlaku
meniru kebiasaan yang dilakukan oleh salah
kecelaruan gender adalah sikap orang tua
satu teman kelompoknya yang melakukan
yang idamkan anak laki-laki atau perempuan
perbuatan positif. Berbeda halnya ketika
juga akan mengakibatkan seorang anak itu
individu tersebut meniru perbuatan yang
cenderung kepada apa yang diidamkan.
negatif dari salah satu teman di dalam
(Ameenah & Zafar, 2003:85)
kelompoknya, maka kemungkinan besar
individu tersebut akan meniru perbuatan
Aspek Pergaulan negatif dari temannya. Hal ini sesuai dengan
Bagi remaja seorang teman merupakan suatu pendapat Adamassasmita (dalam A.Islami
kebutuhan, sehingga terkadang teman 2012:69) yang menjelaskan bahwa remaja
dianggap sebagai “orang tua kedua” bagi yang terlibat dengan tingkah laku delinquent
remaja. Dorongan untuk memiliki teman dan akan mengarah kepada tingkah laku
membentuk suatu kelompok juga dapat delinquent yang dibawa oleh teman-teman
dipandang sebagai usaha agar tidak sebayanya. Keadaan ini disebabkan karena
tergantung dengan orang yang lebih dewasa tingkat keakraban yang dekat dan intensitas
atau sebagai tindakan nyata dalam interaksi pertemuan yang tinggi.
sosial. Maka didalam lingkungan pergaulan
Kebiasaan pergaulan dan lingkungan menjadi
remaja selalu kita temukan adanya kelompok
faktor terbesar menyumbang kepada
teman sebaya. Pergaulan dengan teman
kekacauan seksual (LGBT) ini yang mana
salah seorang anggota keluarga tidak Faktor Penyebab Terjadinya LGBT
menunjukkan kasih sayang dan sikap orang
tua yang merasakan penjelasan tentang seks 1. Faktor Lingkungan
adalah suatu yang tabu.[3] Keluarga yang Faktor lingkungan bisa memicu
terlalu mengekang anaknya. Bapak yang terjadinya LGBT, misalnya saja karena
kurang menunjukkan kasih sayang kepada salah pergaulan. Dalam berteman,
anaknya. Hubungan yang terlalu dekat sudah selayaknya kita "memilih" teman
dengan ibu sementara renggang dengan yang memiliki perilaku baik. Ketika
bapak. Kurang menerima pendidikan agama seseorang berteman dengan orang yang
yang benar dari kecil. Selain itu, pergaulan termasuk LGBT, ada kecenderungan
dan lingkungan anak ketika berada di sekolah dia akan ikut menjadi anggota LGBT
berasrama yang berpisah antara laki-laki dan disebabkan faktor pengaruh teman.
perempuan turut mengundang terjadinya Jadi, lingkungan dan kebiasaan
hubungan gay dan lesbian. menjadi faktor pemicu paling besar
terjadinya LGBT di Indonesia. Adanya
Aspek Media Massa pengaruh budaya barat yang masuk ke
Indonesia juga bisa menyebabkan
Dampak yang ditimbulkan oleh media massa
penyimpangan perilaku ini terjadi.
bisa beraneka ragam diantaranya, misalnya
terjadinya perilaku yang menyimpang dari 2. Faktor keluarga
norma-norma sosial atau nilai-nilai budaya Jika seorang anak mengalami
yang ada. Pengaruh media massa baik kekerasan di lingkungan keluarganya,
televisi, majalah, handphone dan internet hal ini bisa menjadi salah satu faktor
sering kali di salah gunakan oleh kaum yang menyebabkan dia menjadi LGBT.
remaja dalam berperilaku sehari-hari, Sebagai contoh, seorang anak
misalnya saja remaja yang sering melihat perempuan yang mendapatkan
tontonan kebudayaan barat, mereka melihat perlakukan kasar dari ayah atau saudara
perilaku seks itu menyenangkan dan dapat laki-lakinya akan berpikir untuk
diterima dilingkungannya. Kemudian dari hal membenci lawan jenisnya. Alhasil, dia
tersebutlah kaum remaja mulai memilih untuk hidup sebagai LGBT
mengimitasikan pada pola kehidupan mereka karena pengalaman hidup yang tidak
sehari-hari. Adanya dorongan dan motivasi mengenakkan.
dari film barat yang mereka tonton bersama
menimbulkan tindakan untuk mencotoh apa Oleh sebab itulah, peranan di dalam
yang telah mereka anggap sebagai keluarga sangat penting. Kehangatan
perwujudan rasa romantis dalam dan keharmonisan keluarga akan
mengungkapkan cinta dan sayang kepada mendorong anak untuk tumbuh normal
pasangannya. Hal tersebut sesuai dengan dan wajar. Selain itu, jika kedua orang
pendapat Jones dalam Singarimbun tua memberikan pendidikan agama dan
(1997:210) yang menjelaskan bahwa media moral yang baik, hal ini akan
massa seperti film, musik, bacaan dan televisi membentengi seseorang untuk
telah mengajarkan kepada mereka bahwa menyimpang menjadi LGBT.
seks itu romantis, merangsang dan
menggairahkan.
3. Faktor Genetik dapat menghindari perilaku menyimpang
Kemudian, faktor penyebab LGBT bisa seks tersebut.
terjadi ialah karena faktor genetik.
Maksudnya ialah penyimpangan Bahaya LGBT
seksual seperti Lesbian, Gay, Biseksual
ataupun Transgender bisa terjadi Faktanya, penyebaran LGBT begitu
karena adanya riwayat keturunan dari cepat. Bahkan, yang tadinya terlahir
anggota keluarga sebelumnya. sebagai perempuan atau laki -laki
"normal" dapat terkena hal tersebut.
Dalam tubuh manusia, kromosom Hal tersebut tidak boleh dibiarkan
seorang laki-laki normal ialah XY dan begitu saja karena dampaknya sangat
perempuan yaitu XX. Namun, di besar. LGBT bisa membahayakan
kehidupan nyata, bisa ditemukan bahwa kesehatan, pendidikan dan moral
seorang laki-laki memiliki kromosom seseorang.
XXY. Kelebihan kromosom ini bisa
menyebabkan dia memiliki perilaku a. Kanker anal atau dubur
menyerupai seorang perempuan. Para gay melakukan hubungan sek anal
sehingga mereka memiliki resiko tinggi
4. Ahklak dan Moral terkena penyakit kanker anal.
Ada beberapa hal yang dapat berpengaruh
pada perubahan akhlak dan moral seseorang
b. Kanker mulut
yaitu, ketika seseorang memiliki tingkat
keimanan yang rapuh dan lemah sangat besar Kebiasaan melakukan oral seks bisa
kemungkinan untuk melakukan tindakan menyebabkan kanker mulut. Sebab,
yang menyimpang, karena iman adalah faktanya rokok bukanlah satu-satunya
pondasi yang paling tepat untuk membatasi penyebab kanker mulut terjadi. Hal ini
diri mengendalikan hawa nafsu. Dimana sesuai dengan studi di New England
seseorang yang memiliki keimanan rendah Journal of Medicine yang dimuat di
akan lebih sulit mengendalikan dirinya dari situs Dallasvoice.
perilaku menyimpang salah satunya
kebiasaan seks. Diperparah dengan c. Meningitis
banyaknya rangsangan seksual dari beberapa Meningitis atau radang selaput otak
hal contoh: majalah porno, VCD porno atau terjadi karena infeksi mikroorganisme,
video-video yang bebas kita akses diinternet kanker, penyalahgunaan obat-obatan
sebagai pemicu aktifitas seksual lainnya. tertentu dan mengalami peradangan
tubuh. Namun, hal lain diungkapkan
5. Pendidikan dan pengetahuan dalam tulisan di DetikHealth bahwa
tentang agama meningitis terjadi karena penularan
Pengetahuan serta pemahaman agama hubungan seks yang dilakukan oleh
seseorang yang sangat rendah dapat memicu LGBT .
beberapa penyimpangan. Karena dalam
d. HIV/AIDS
semua agama tidak ada yang mendukung
Umumnya, para LGBT memiliki gaya
perilaku menyimpang LBGT sehingga
seharusnya seseorang yang memiliki hidup seks bebas dengan banyak orang
pendidikan dan pemahaman agama yang baik sehingga kecenderungan terkena virus
HIV/ AIDS sangat tinggi. Karena dampak LGBT sangat
mengerikan, sebaiknya ada upaya untuk
e. Dampak Pendidikan mencegah timbulnya LGBT. Caranya
antara lain sebagai berikut ini:
Selain berdampak pada kesehatan,
LGBT juga mempengaruhi pendidikan 1. Menjaga pergaulan
seseorang. Sebab faktanya, seorang 2. Menutup segala celah pornografi
LGBT memiliki permasalahan putus misalnya dari gadget. Orang tua harus
sekolah 5 kali lebih besar dibandingkan aktif dalam hal ini.
dengan siswi atau siswa normal. 3. Diadakan kajian atau seminar
mengenai bahaya LGBT di sekolah -
f. Dampak keamanan sekolah
Adanya LGBT ini menyebabkan 4. Adanya undang-undang yang
terjadinya pelecehan seksual terjadi di melarang adanya LGBT sehingga hal
mana-mana. Bahkan, banyak kasus ini tidak menyebar semakin parah.
yang mana pelecehan tersebut terjadi 5. Diadakan penyuluhan keagamaan
pada anak-anak. mengenai LGBT yang menyimpang
dari aturan agama.
g. Dampak sosial
6.Menerapkan Usulan Untuk
Beberapa dampak sosial yang
Menanggulangi Wabah LGBT di
ditimbulkan akibat LGBT adalah
Indonesia.
sebagai berikut: Penelitian menyatakan
“seorang gay mempunyai pasangan Penyelesaian masalah LGBT dalam
antara 20-106 orang per tahunnya. lingkup yang lebih luas seperti yang
Sedangkan pasangan zina seseorang terjadi di masyarakat, dapat dilakukan
tidak lebih dari 8 orang seumur dengan cara, yaitu18:
hidupnya.”13 43% dari golongan kaum
a. Dalam jangka pendek, perlu
gay yang berhasil didata dan diteliti
dilakukan peninjauan kembali
menyatakan bahwasanya selama
peraturan perundang-undangan yang
hidupnya mereka melakukan homo
memberikan kebebasan melakukan
seksual dengan lebih dari 500 orang.
praktik hubungan seksual sejenis. Perlu
28% melakukannya dengan lebih dari
ada perbaikan dalam pasal 292 KUHP,
1000 orang. 79% dari mereka
misalnya, agar pasal itu juga mencakup
mengatakan bahwa pasangan homonya
perbuatan hubungan seksual sejenis
tersebut berasal dari orang yang tidak
dengan orang yang sama-sama dewasa.
dikenalinya sama sekali. 70% dari
Pemerintah dan DPR perlu segera
mereka hanya merupakan pasangan
menyepakati untuk mencegah
kencan satu malam atau beberapa menit
menularnya legalisasi LGBT itu dari
saja.14 Hal itu jelas-jelas melanggar
AS dan negara-negara lain, dengan cara
nilai-nilai sosial masyarakat
memperketat peraturan perundang-
undangan. Bisa juga sebagian warga
masyarakat Indonesia yang sadar dan
Upaya Penanggulangan LGBT
peduli untuk mengajukan gugatan hak-haknya sesuai dengan prinsip
judicial review terhadap pasal -pasal kemanusiaan, sambil terus disadarkan
KUHP yang memberikan jalan akan kekeliruan tindakan mereka.
terjadinya tindak kejahatan di bidang Dalam hal ini, perlu segera dilakukan
seksual. pendidikan khusus untuk mencetak
tenaga-tenaga dai bidang LGBT. Lebih
b. Dalam jangka pendek pula,
bagus jika program ini diintegrasikan
sebaiknya ada Perguruan Tinggi yang
dalam suatu prodi di Perguruan Tinggi
secara resmi mendirikan Pusat Kajian
dalam bentuk „Konsentrasi Program
dan Penanggulangan LGBT. Pusat
studi‟.
kajian ini bersifat komprehensif dan
integratif serta lintas bidang studi. f. Para pemimpin dan tokoh-tokoh umat
Aktivitasnya adalah melakukan Islam perlu banyak melakukan
penelitian-penelitian serta konsultasi pendekatan kepada para pemimpin di
psikologi dan pengobatan bagi media massa, khususnya media tel evisi,
pengidap LGBT. agar mencegah dijadikannya media
massa sebagai ajang kampanye bebas
c. Masih dalam jangka pendek,
penyebaran paham dan praktik LGBT
sebaiknya juga masjid-masjid besar
ini.
membuka klinik LGBT, yang
memberikan bimbingan dan g. Secara individual, setiap Muslim,
penyuluhan keagamaan kepada harus aktif menyuarakan kebenaran,
penderita LGBT, baik secara langsung melakukan amar ma‟ruf dan nahi
maupun melalui media online, bahkan munkar. Kepada siapa pun yang
juga pengobatan-pengobatan terhadap terindikasi ikut melakukan penyebaran
penderita LGBT. Bisa dipadukan terapi paham legalisasi LGBT. Sebagaimana
modern dengan beberapa bentuk tuntunan Al-Quran, dakwah perlu
pengobatan seperti bekam, ruqyah dilakukan dengan hikmah, mauidhatil
syar’iyyah, dan sebagainya. hasanah dan berdebat dengan cara yang
baik.
d. Pemerintah bersama masyarakat
perlu segera melakukan kampanye h. Lembaga-lembaga donor dan kaum
besar-besaran untuk memberikan berpunya di kalangan Muslim, perlu
penyuluhan tentang bahaya LGBT, memberikan beasiswa secara khusus
termasuk membatasi kampanye- kepada calon-calon doktor yang
kampanye hitam kaum liberalis yang bersedia menulis disertasi dan
memberikan dukungan kepada bersungguh-sungguh untuk menekuni
legalisasi LGBT. serta terjun dalam arena dakwah khusus
penyadaran pengidap LGBT.
e. Kaum muslimin, khususnya, perlu
memberikan pendekatan yang integral i. Media-media massa muslim perlu
dalam memandang kedudukan LGBT di menampilkan sebanyak mungkin kisah -
tengah masyarakat. kisah pertobatan orang-orang LGBT
Bagaimana pun LGBT adalah bagian dan mengajak mereka untuk aktif
dari umat manusia yang harus diberikan menyuarakan pendapat mereka, agar
masyarakat semakin optimis, bahwa adalah keluarga, pasangan, keluarga
penyakit LGBT bisa disembuhkan. pasangan.
j. Orang-orang yang sadar dari LGBT Kekerasan emosional
perlu didukung dengan sarana dan
prasarana yang memadai, khususnya Biasanya orang LGBT mengalami penolakan
oleh pemerintah agar mereka dapat dari keluarga setelah mereka mengaku atau
berhimpun dan memperdayakan dirinya ketahuan sebagai LGBT. Kekerasan yang
dalam menjalani aktivitas kehidupan dilakukan keluarga dapat berupa ancaman
sehari-hari dan melaksanakan aktivitas untuk menyembunyikan orientasi
penyadaran kepada para LGBT yang seksualnya, membatasi pergaulan, memaksa
belum sadar akan kekeliruannya. untuk ”berobat”, penolakan, ataupun
Dengan hal-hal tersebut, diharapkan pengusiran. Kekerasan emosional yang lain
LGBT dapat dicegah dan juga dilakukan oleh media dengan membuat
penyebarannya tidak semakin luas. pemberitaan yang mendiskreditkan kalangan
LGBT merupakan suatu masalah LGBT, misalnya dalam kasus pembunuhan
kejiwaan yang perlu ditangani oleh berantai yang dilakukan Ryan.
semua pihak baik dari pelaku maupun
lingkungan sekitar. Dengan adanya
Tindakan Diskriminatif yang
kerja sama yang baik, bukan tidak dialami Kelompok LGBT
mungkin masalah LGBT yang menjadi
Diskriminasi untuk mendapatkan
kontroversi ini bisa diatasi dengan baik
pekerjaan
Kelompok LGBT mengalami penolakan
Bentuk Kekerasan yang untuk diterima bekerja sesuai bidangnya
sehingga meskipun ada kelompok LGBT
dialami oleh Kaum LGBT yang capable untuk bekerja sesuai bidang
Kekerasan seksual ilmunya, pada akhirnya mereka bekerja pada
bidang yang menerima mereka, misalnya
Kekerasan seksual paling banyak dialami salon.
oleh kelompok LGBT. Penelitian yang
dilakukan oleh Ardhanary Institute dengan Diskriminasi dalam hal akses
metode wawancara menemukan 9 dari 10 terhadap keadilan
orang LBT yang diwawancarai mengalami
Kasus-kasus kekerasan yang dialami oleh
kekerasan seksual baik berupa perkosaan
kelompok LGBT seringkali diselesaikan di
maupun pemaksaan aktivitas seksual yang
luar pengadilan karena dianggap aib,
lain. Pelaku kekerasan mulai dari keluarga,
memalukan. Hal tersebut menyebabkan
aparat penegak hukum, dokter, maupun
korban enggan untuk melapor.
masyarakat umum.
Diskriminasi dalam pemilihan
Kekerasan fisik pasangan
Kekerasan yang dialami dapat berupa Kelompok LGBT tidak mendapatkan haknya
pemukulan, tamparan, meludahi. Pelaku
untuk memilih pasangan. Misalnya, banyak
yang dipaksa untuk menikah dengan lawan terkoordinasi berdasarkan strategi yang
jenisnya sehingga sepanjang masa sudah mereka susun dan sepakati.
pernikahannya korban merasa diperkosa. Dalam skala nasional, hingga 2013 terdapat
Kekerasan dan diskriminasi menyebabkan 119 organisasi atau komunitas LGBT di 28
dari 34 provinsi di Indonesia. Itu belum
terganggunya ketenangan hidup.
termasuk organisasi-organisasi HAM yang
Ketidaktenangan hidup tidak secara langsung
memperjuangkan hak-hak LGBT.
dipengaruhi oleh kemerosotan faktor luar
(lingkungan) tetapi lebih disebabkan karena Secara nasional ada dua jaringan organisasi
ketidakmampuan mengahadapi faktor luar nasional LGBT yaitu Jaringan Gay, Waria
tersebut dengan tidak wajar. Sehingga dari dan Laki-laki yang Berhubungan Seksual
dengan Laki-laki/LSL Indonesia (GWL-
fakta-fakta ini kaum LGBT termasuk pada
INA) dan Forum Lesbian, Gay, Biseksual,
kelompok yang belum mampu mengahadapi
Transgender, Interseks, dan Queer
faktor lingkungan sekitar mereka. (LGBTIQ).
Mayoritas pimpinan agama Kristiani dan Pandangan agama Hindu, yaitu agama
Islam bersikap konservatif dalam segala mayoritas orang Bali, dan agama Budha
hal yang berhubungan dengan seksualitas serta Kong Hu Chu, agak kurang jelas,
dan beberapa malah sangat vokal dan seringkali disamaratakan dengan
menyatakan pandangannya yang sikap sosial budaya dalam menjadi
homofobia atau transfobia. Sebagian anggota masyarakat serta perkawinan
besar orang LGBT yang dibesarkan heteroseksual, nilai-nilai keluarga dan
dalam masyarakat yang dipimpin oleh pemujaan leluhur. Tidak ada penyataan
tokoh agama demikian, menginternalisasi tegas yang mengecam perilaku
homofobia dan transfobia ini sehingga transgender atau homoseksualitas. Dalam
mengalami kesulitan untuk sepenuhnya prakteknya, waria diijinkan dan diketahui
menerima orientasi seksual dan identitas ikut ambil bagian dalam tari-tarian dan
gender mereka sendiri. Kadang-kadang pertunjukan lain yang menjadi bagian
ada tokoh-tokoh agama yang berbicara di dari ritual Hindu Bali. Namun pernah ada
depan umum dengan menyatakan bahwa kasus, pria transgender tidak diizinkan
keberadaan LGBT berlawanan dengan masuk ke dalam pura karena "tidak
fitrah dan kehendak Tuhan. Dalam berpakaian rapi" atau dengan kata lain
prakteknya, segregasi gender secara ketat memakai pakaian dari gender yang
malah seringkali menimbulkan hubungan berlawanan. Belum pernah ada wacana
homoseksual yang melembaga di sejumlah yang menentang pendapat umum, dengan
komunitas Muslim, sebagian besar mengupayakan penerimaan keragaman
terpusat di sekitar pesantren tetapi juga orientasi seksual dan identitas gender di
yang terjadi di lingkungan mesjid, tanpa kalangan umat agama-agama tersebut
menerapkan identitas gay atau lesbian
(Kholifah 2005, Dzulkarnain 2006, Zuhri
2006).
RENCANA TINDAKAN nikah jelas kurang realistis, mengingat begitu
banyaknya materi yang berkaitan dengan
1.Memberikan Pendidikan tentang hubungan seksualitas tersedia di media massa maupun
seks di tiap jenjang Pendidikan baik formal dunia maya.
maupun non formal
Walaupun banyak materi yang berkaitan
lingkungan sekolah formal tidak atau kurang dengan seks dapat ditemukan dalam berbagai
menyediakan pendidikan seksualitas yang majalah remaja, tidak selalu diulas tentang
komprehensif dan terlembaga. Instansi keberagaman orientasi seksual dan identitas
pemerintah di bidang pendidikan formal gender. Keberagaman ini seringkali diangkat
tidak melihat pentingnya subyek tersebut dengan stigma yang melekat padanya. Materi
atau melihatnya sebagai sesuatu yang malah dunia maya juga tersedia secara luas, tetapi
akan menjuruskan kaum muda melakukan kaum muda LGBT seringkali kurang bisa
seks pranikah. Juga menjadi tantangan dalam membedakan mana yang akurat dan
pelaksanaannya mengingat pembicaraan mendukung.
seputar seks dianggap tabu karena
kebanyakan orang mengasosiasikan Semua ini justru menyebabkan banyak kaum
seksualitas dengan moralitas agama. Apabila muda LGBT memiliki harga diri yang
di sekolah diberikan pelajaran yang disebut rendah, karena informasi tentang orientasi
sebagai pendidikan keterampilan hidup, seksual dan identitas gender masih terkait
maka isi materinya biasanya mengenai aspek erat dengan stigma dan diskriminasi. Rasa
jasmani dan biomedis dari konsepsi, dan bersalah, dosa dan abnormalitas adalah
hampir selalu disertai peringatan agar para perasaan yang sering ditemukan pada
siswa tidak terlibat dalam perilaku seksual pemuda LGBT dan berpotensi menjurus pada
sebelum menikah. Wacana resmi tentang masalah kesehatan negatif.
seksualitas menyatakan bahwa orang
seharusnya
Laporan LGBT Nasional Indonesia - Hidup 2. Terapi LGBT yang kami maksud adalah
Sebagai LGBT di Asia Brainwave Homoseksual Therapy, yaitu
sebuah terapi modern yang dirancang khusus
oleh para ahli untuk mengatasi gangguan
homoseksual, menghilangkan gangguan
kelainan homoseks, lesbian dan biseksual.
dan menjadikan hidup lebih baik dan lebih
normal.
38