Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“ ISU-ISU TENTANG AGAMA, APAKAH LGBT ITU DISETUJUI


ATAU TIDAK DI INDEONESIA ”

Dosen pengampu: Kamaruddin, M.Sos

Disusun oleh kelompok 6:

➢ M. Noris Alfian (2302060073)


➢ M. Toriq Ramadhan (2302060074)
➢ M. Kholid Fikri (2302060076)
➢ Madinul Umam (2302060077)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS PENDIDIKAN
UNIVERITAS NAHDLATUL ULAMA NUSA TENGGARA BARAT
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa penulis
curahkan Sholawat serta salam tidak lupa kita curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan penulis berharaplebih
jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-
hari.

Bagi penulis sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak


kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasanpengetahuan
dan pengalaman penulis. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan.

Mataram, 15 November 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2

DAFTAR ISI........................................................................................................... 3

BAB I ...................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN .................................................................................................. 4

A. Latar Belakang .............................................................................................. 4

B. Rumusan Masalah......................................................................................... 4

C. Tujuan Masalah ............................................................................................. 5

BAB II .................................................................................................................... 6

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6

A. Pengertian LGBT ......................................................................................... 6

B. Isu-isu yang mencakup LGBT dan solusinya............................................... 8

C. Pandangan agama tentang LGBT di Indonesia ............................................ 9

BAB III ................................................................................................................. 13

PENUTUP ............................................................................................................ 13

A. Kesimpulan ................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia saat ini, dikejutkan dengan maraknya perbincangan, baik di


media massa, televi dan internet maupun juga dibicarakan oleh para tokoh
agama, politisi, penjabat dan masyarakat mengenai homoseksial yang
dikenal di Indonesia dengan nama LGBT adalah lesbian, gay, beseksual dan
transgender. Propaganda LGBT ini dapat meresahkan keluarga dan
masyarakat serta pemerintah. Kalau LGBT tidak berhenti melakukan
propaganda maka akan menimbulkan gesekan-gesakan dengan masyarakat,
tentu akan menggagu kedamaian dan keamanan Pemerintahan
Republik Indonesia.

Isu-isu seputar LGBT di Indonesia melibatkan perdebatan tentang hak


asasi manusia, norma sosial, dan toleransi. Beberapa isu mencakup
penolakan terhadap komunitas LGBT, pembatasan hak mereka, serta upaya
untuk meningkatkan kesadaran dan dukungan terhadap hak LGBT.
Pemahaman dan pendekatan terhadap isu ini dapat bervariasi di berbagai
lapisan masyarakat.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan LGBT?

2. Apa saja yang mencakup isu-isu tentang LGBT dan solusinya?

3. Bagaimana pandangan agama di Indonesia tantang LGBT?


C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian LGBT
2. Untuk mengetahui isu-isu LGBT
3. Untuk mengetahui pandangan agama di Indonesia tentang LGBT
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertain LGBT
LGBT merupakan singkatan dari LESBIAN, GAY, BISEKSUAL, dan
TRANSGENDER pengertian LGBT tersebut secara global akan kita bahas mengenal
lebih jauh tentang dunia LGBT:
a. Lesbian yaitu orientasi seksual seorang perempuan yang hanya mempunyai hasrat
sesama perempuan.
b. Gay yaitu orientasi seksual seorang pria yang hanya mempunyai hasrat kepada
sesama pria saja
c. Biseksual yaitu orientasi sexual seorang Pria/Wanita yang menyukai dua jenis
kelamin baik Pria/Wanita
d. Transgender yaitu orientasi seksual seorang Pria/wanita yang dengan
mengidentifikasi dirinya menyerupai Pria/ Wanita (Misal: Waria) "Queer" adalah
istilah payung untuk minoritas seksual, yang bukan heteroseksual, heteronor-
mative atau biner gender, istilah ini melimdungi dari cemoohan orang tentang
LGBT. Misalnya pada orang yang biseksual artinya bisa merasakan atraksi seksual
terhadap semua gender, juga pada orang yang bisa mempunyai perasaan cinta
romantic dalam hubungan yang "not straight, seringkali menyebut dirinya "Queer".
Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) merupakan penyimpangan
orientasi seksual bertentangan dengan fitrah manusia, agama dan adat masyarakat
Indonesia.
Dari semua pengertian memiliki sebuah kesamaan yaitu mencari kesenangan
baik dari segi prikis ataupun psikologis dan mereka bisa melakukan hubungan
dengan sesama jenis, bukan melakukannya dengan lawan jenis
seperti orang normal.
Kondisi LGBT adalah upaya yang tidak mudah dan bahkan setelahnyapun
bukan tanpa masalah, banyak persoalan dan risiko muncul ketika remaja muda
mulai terlibat dalam hubungan sejenis, untuk remaja pria kurangnya pengetahuan
mengenai risiko hubungan seks dapat menyebabkan mereka mudah terpapar HIV
dan pelecehan seksual dari yang lebih berpengalaman. Ketidaktahuan keadaan diri
mereka juga bisa menimbulkan gejolak sosial dan depresi. Pandangan masyarakat
mengenai isu LGBT masih beragam tergantung latar belakang budaya, agama,
kelompok sosial, media, keluarga, pergaulan sebaya, gender dan interaksi
dengan 4 individu LGBT.
Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender di Indonesia masih merupakan hal yang
tabu khususnya bagi kelompok yang pemikirannya didasari agama. Sebagian besar
menghujat perilaku dan orientasi seksual kelompok LGBT. Ada juga sebagian
masyarakat bersikap netral, menerima keadaan LGBT namun tidak mendukung
LGBT melakukan kegiatan secara terbuka. Kelompok ini beranggapan semua orang
mempunyai hak yang sama untuk hidup, memenuhi hak-hak sebagai manusia
namun tetap mempertimbangkan konteks lokal. Sedangkan kelompok yang
pendukung adalah kelompok LGBT, para aktivis dan penggerak kesetaraan yang
menginginkan LGBT juga punya hak yang sama tanpa batasan dalam konteks
apapun, termasuk dalam perkawinan sejenis. Berdasarkan hak-hak reproduski,
salah satunya adalah hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk
termasuk perlindungan dari pelecehan, perkosaan, kekerasan, penyiksaan seksual.
Pada umumnya kelompok LGBT yang terbuka di Indonesia masih mengalami
banyak kekerasan dan diskriminasi dalam kesempatan kerja dan tempat tinggal,
pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan. LGBT sulit mengakses pekerjaan,
terutama pekerjaan di sektor formal, karena banyak pemberi kerja yang
homophobic dan karena lingkungan (pada umumnya) tidak ramah terhadap kaum
LGBT. Sementara, mereka yang berhasil mendapatkan pekerjaan juga kerap
mengalami perlakuan diskriminatif seperti dihina, dijauhi, diancam, dan bahkan
mengalami kekerasan secara fisik.
Dalam dunia kerja, kelompok LGBT yang masih tertutup, dalam situasi tertentu
masih dapat masuk ke dunia kerja tanpa diskriminasi berarti, hal sebaliknya terjadi
pada kelompok yang terbuka. Oleh karena itu LGBT yang terbuka lebih banyak.
mengembangkan diri pada situasi pekerjaan yang tidak begitu terikat dengan
norma-norma seperti menjadi wirausaha mandiri. Sedangkan kelompok
transgender (waria) adalah kelompok yang paling banyak mendapatkan
diskriminasi karena penampilannya yang berbeda. Kelompok ini banyak
mengembangkan diri pada sektor-sektor informal seperti salon, industri kreatif,
hiburan dan beberapa diantaranya masuk dalam dunia prostitusi.
Kelompok LGBT umumya mengharapkan perlakuan yang lebih seimbang dan
adil dari pemerintah, mereka ingin orientasi seksual dan perilaku seksual tidak
menjadi hambatan bagi mereka dalam bermasyarakat, berkarya, berprestasi dan
berkontribusi dalam pembangunan. Masyarakat sendiri masih memiliki stigma
terkait dengan LGBT, khususnya akibat paparan media yang berlebihan dan tindak
laku LGBT itu sendiri yang mendatangkan kekhawatiran, seperti kasus HIV-AIDS,
dan kasus kejahatan seksual pada anak, ditambah lagi berlawanan dengan
pemikiran yang dilandasi agama
A. Isu-isu yang mencakup LGBT dan solusinya
Isu-isu seputar LGBT mencakup hak-hak individu, penerimaan sosial, dan
kebijakan publik. Beberapa orang mendukung kesetaraan dan hak asasi LGBT,
sementara yang lain mungkin memiliki pandangan yang berbeda berdasarkan faktor
budaya, agama, atau nilai-nilai pribadi. Diskusi mengenai isu-isu ini sering melibatkan
pertimbangan etika, hak asasi manusia, dan perubahan sosial.
Menangani isu-isu LGBT melibatkan pendekatan yang mencakup pemahaman,
toleransi, dan inklusi. Beberapa solusi melibatkan:
a. Pendidikan dan Kesadaran: Memberikan pendidikan yang luas mengenai
identitas gender dan orientasi seksual untuk mengurangi stereotip dan
meningkatkan pemahaman.
b. Perlindungan Hukum: Menyediakan perlindungan hukum yang setara untuk
semua individu tanpa memandang orientasi seksual atau identitas gender.
c. Inklusi Sosial: Membangun masyarakat yang inklusif dan mendukung dengan
mengurangi diskriminasi dan stigmatisasi.
d. Dialog Terbuka: Mendorong dialog terbuka antara berbagai kelompok masyarakat
untuk memahami perspektif yang berbeda dan mencapai kesepakatan.
e. Dukungan Mental dan Kesehatan: Menyediakan layanan dukungan mental dan
kesehatan yang sensitif terhadap isu-isu LGBT.
f. Partisipasi Politik: Mendorong partisipasi politik untuk memperjuangkan hak-hak
LGBT melalui perubahan kebijakan dan legislasi yang mendukung kesetaraan.
B. Pandangan agama di Indonesia tentang LGBT
Agama yang dianut oleh bangsa Indonesia adalah Islam, Kristen [Katolik dan
Protestan], Hindu, Buddha dan Konghucu. Semua agama itu, mempercayai kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan menyakini Kitab Sucinya serta mengikuti para Nabinya.
Kalau mengimani Kepada Tuhan Yang Maha Esa berarti tidak akan melakukan
hubungan sejenis atau berbuat homoseksual karena Tuhan sendiri melarang hubungan
homoseksual dan melanggar fitrah kemanusiaannya. Bahkan Tuhan telah menjadikan
manusia itu berpasang-pasangan antara laki-laki dan perempuan untuk menjadi
keluarganya sehingga melahirkan keturunan. Oleh karena itu, bagaimana agama-agama
di Indonesia menyikapi hal tersebut, apakah membolehkan hubungan sejenis atau
pun melarangnya.
1. Agama Islam
Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. untuk
menyelamatkan umat manusia, baik kehidupan di dunia maupun kehidupan di
akhirat. Islam adalah agama rasional yang tidak membenarkan perbuatan
homoseksual karena hal itu sudah melanggar fitrah manusia yang Allah ciptakan
dan melanggar pula terhadap sunnatullah bahwa laki-laki sudah dipasangkan
dengan perempuan. Bukan sebaliknya laki-laki senang kepada lali-laki dan
perempuan senang kepada perempuan. Hal ini, yang bertentangan dengan firman
Allah dalam surat Al-Hujurat ayat 13 sebagai berikut:

"Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki


dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujurat [49]:
13).
Allah menjadikan laki-laki dan perempuan supaya saling mengenal, saling
memahami, saling mencintai sehingga terjadi kepada hubungan yang lebih erat lagi
untuk dijadikan sebagai suami-istri yang syah menurut syariat Islam. Hal ini, yang
dibolehkan menikah dengan lawan jenis bukan sesama jenis karena Allah telah
memasangkan jodohnya masing-masing sesuai dengan yang dicintai dan yang
disenangi sehingga mendatangkan sakinah merasa tentram), mawaddah penuh
cintal warahmah [kasih sayang].
2. Agama Hindu
Hindu adalah agama yang dibawa oleh para Rishi untuk keselamatan umat
manusia. Agami ini melarang hubungan lawan jenis walaupun tidak secara
gamblang dijelaskan dalam kitab Sucinya, namun dalam persoalan pernikahan
dijelaskan secara jelas sebagaimana yang diungkapan oleh I Made Titip bahwa
tujuan perkawinan adalah mendambakan hidup sejahtera dan bahagia. Kitab
Manavadharmasastra menyatakan bahwa tujuan perkawinan itu meliputi
dharmasampatti [bersama, suami istri mewujudkan pelaksaan Dharma), praja
[melahirkan keturunan dan rati [menikmati kehidupan seksual dan kepuasan indria
lainnyal. Jadi tujuan utana perkawinan adalah melaksanakan dharma. Dalam
perkawinanan, suami istri hendaknya berupaya jangan sampai ikatan tali
perkawinan retak atau lepas. Pasangan suami istri hendaknya dapat mewujudkan
kebahagian, tidak terpisahkan [satu dengan yang lainnyal, bermain riang gembira
dengan anak-anak dan cucu-cucunya.
"Thaiva stam mavi yaustam, visvam ayur eyasnutam, kridantau putrair
napirbhih, modamanau sve grhe" (Rgveda X.85.42].
"Ya, pasangan suami-istri, semoga anda tetap di sini dan tidak pernah
terpisahkan. Semoga anda berdua mencapai hidup yang penuh kebahagian. Somaga
anda, bermaian dengan anak-anak lakimu dan cucu cucu lakimu, tinggal di rumah
ini dengan gembira" (Rgveda X.85.42].
Perkawinan dalam Hindu adalah bertujuan untuk mendapatkan Dharma,
keturunan dan kebahagian dalam segama. Berarti perkiwanan beda agama pun di
larang dalam agama Hindu karena menurut Gde Pudja bahwa suatu perkawinan
batal karena tidak memenuhi syarat bila perkawinan itu dilakukan menurut Hukum
Hindu tetapi tidak memenuhi syarat untuk pengesahanya, misalnya mereka tidak
menganut agama yang sama pada saat upacara perkawinan itu dilakukan, atau
dalam hal perkawinan antar agama tidak dapat dilakukan menurut
hukum agama Hindu.
Perkawinan dalam agama Hindu tidak menghendaki beda agama melainkan
seagama dan juga tidak menghendaki perkawinan lawan jenis karena tidak akan
menurunkan keturunan dan kebahagian. Bahkan ajaran agama Hindu tidak
menganggap homoseksual atau LGBT sebagai kejahatan melainkan sebagai
perbuatan dosa yang harus ditanggung oleh pribadi masing-msing. Dalam hal ini,
Shri Sri Ravi Shankar menyatakan bahwa homoseksual tidak pernah dianggap
sebagai kejahatan dalam ajaran agama Hindu. Akan tetapi agama Hindu tidak
membenarkan perkawinan antara pria dengan pria [gay], wanita dengan wanita
[lesbi].
Penyimpangan pelaku seks ini tidak diberikan hak untuk mendapatkan upacara
perkawinan dengan puja mantra Veda." Walhasil, bahwa ajaran agama Hindu tidak
menerima perkawinan sesama jenis walaupun tidak dibahas secara rinci namun
agama ini membahas tentang karma yang akan mereka dapatkan balasannya atas
perbuatan yang dilakukan karena hal itu merupakan penyimpangan dari nilai-
nilai moral.
3. Agama Buddha
Buddha adalah agama yang dibawa oleh Buddha Gautama untuk
menyelamatkan umat manusia. Agama ini, tidak mengutuk dan menghukum
homoseksoal atau LGBT dan tidak keras pula terhadap pernikhan sesama jenis.
Bahkan tidak terlalu ketat pula dalam mengatur pernikahan karena dalam ajaran
Buddha, perknikahan dianggap sebagai kebiasaan sosial dan bukan sebagai tugas
religius melainkan suatu lembaga yang dianut oleh manusia demi kesejahteraan dan
kebahagian manusia untuk membedakan manusia dari kehidupan hwan dan untuk
memelihara keuntuhan dan keselarasan dalam proses berkembang biak. Sang
Buddha tidak memperlakukan aturan tentang kehidupan pernikahan tapi memberi
nasihat yang perlu tentang bagaimana menjalani kehidupan
pernikahan yang bahagia.
Salah satu penyebab kerusakan pernikahan menurut Sang Buddha adalah
kejatuhan manusia disebabkan dengan wanita lain dan sebaliknya wanita yang
terlibat dengan banyak pria akan terikat pada penderitaan. Maka orang harus
menyadari kesusilaan, godaan dan kesengsaraan yang harus dijalaninnya untuk
memelihara sebuah kehidupan keluarga agar menjauhi penyelemengan atau
penyimpangan seksual.
pernikahan dalam agama Buddha adalah ikatan setia pada pasangan dan tidak
bernafsu serta mengejar pasangan lain. Sebagaimana yang diungkapkan dalam
buku Nasihat Perkawinan Agama Buddha dari Departemen Agama, bahwa
perkawinan merupakan suatu ikatan suci yang harus dijalin dengan cinta kasih
sayang seperti yang diajarkan oleh Sang Buddha yang bertujuan untuk mencapai
kebahagian lahir dan batin, baik dalam kehidupan sekarang maupun masa
yang akan dating.
4. Agama Konghucu
Konghuchu adalah agama yang dibawa oleh Kong Hu Tsu untuk kesalamat
umatnya. Agama ini, tidak menolak secara tegas terhadap pelaku homoseksual atau
LGBT dan termasuk menikah sesama jenis, baik sesama lelaki maupun sesama
perempuan. Walaupun ajaran agama Konghuchu mendukung pernikahan antara
laki-laki dengan perempuan. yang dicintai karena pernikahan diartikan sebagai
salah satu tugas suci manusia yang memungkinkan manusia melangsungkan
sejarahnya dan mengembangkan benih-benih firman Tuhan. Tuhan yang Maha Esa
yang mewujudkan kebaikan, yang bersemayam di dalam dirinya serta selanjutnya
memungkinkan manusia membimbing putra-putrinya. Hal ini, sesuai dengan tujuan
utama pernikahan adalah yang harmonis 28 Berarti keluarga yang harmonis berarti
ada cinta kasih sebagaimana yang dinyatakan dalam Kitab Susi:
"Bila dalam keluarga saling mengasihi niscaya seluruh negara akan di dalam
cinta kasih. Bila dalam tiap keluarga saling mengalah, niscaya seluruh negara akan
di dalam suasana saling mengalah" [Tai Hak IX. 3].
Pernikahan dalam ajaran Konghucu adalah bertujuan untuk menjadikan
keluarga yang harmonis dan penuh cinta kasih serta mendapatkan keturunan. Kalau
demikian, berarti agama Konghucu tidak membolehkan pernikahan beda agama
dan apalagi pernikahan sesame jenis. Walaupun agama ini, tidak menolak secara
tegas terhadap pelaku homoseksual atau LGBT, namun menekankan kepada
pernikahan beda jenis supaya mendapatkan keturunan. Dalam kaitan ini, Uung
Sendana sebagai wakil Majlis Tinggi Agama Konghucu Indonesia [MATAKIN].
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kondisi LGBT adalah upaya yang tidak mudah dan bahkan
setelahnyapun bukan tanpa masalah, banyak persoalan dan risiko muncul
ketika remaja muda mulai terlibat dalam hubungan sejenis, untuk remaja pria
kurangnya pengetahuan mengenai risiko hubungan seks dapat menyebabkan
mereka mudah terpapar HIV dan pelecehan seksual dari yang lebih
berpengalaman. Ketidaktahuan keadaan diri mereka juga bisa menimbulkan
gejolak sosial dan depresi. Pandangan masyarakat mengenai isu LGBT
masih beragam tergantung latar belakang budaya, agama, kelompok sosial,
media, keluarga, pergaulan sebaya, gender dan interaksi
dengan 4 individu LGBT.
Agama-agama di Indonesia, baik Islam, Kristen Katolik dan Protestan,
Hindu, Buddha dan Konghucu sama-sama menolak perilaku homoseksual
atau LGBT dan menolak pula pernikahan sesama jenis. Namun agama
Hindu, Buddha dan Konghucu tidak terlalu tegas terhadap perilaku
homoseksual atau LGBT karena dalam ajarannya tidak mengencam secara
tegas yang ada dalam kitab sucinya. Berbeda dengan Islam dan Kristen
dengan tegas menyatakan bahwa homoseksual atau LGBT adalah kejahatan
dan dosa yang dilaknat Tuhan, bahkan pelakunya harus dihukum mati atau
dibunuh disaatkan melakukan hubungan dengan sesama jenis. Tetapi kalau
mereka bertobat kepada Tuhan yang menciptakan manusia itu berpasang-
pasangan, maka Tuhan akan mengampuninya dan terus menjaga kesucianya
sebagaimana manusia yang normal. Bahkan masyarakat pun akan
menerimanya dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Ariani Hanny Puspita, dkk, 2022, Asuhan Kebidanan pada Perempuan dan anak
dengan kondisi rentan untuk mahasiswa kebidanan, Malang: Rena Cipta
Mandiri.

Maryati, 2023, Asuhan kebidanan pada Perempuan dan anak kelompok rentan,
Surabaya: Scopindo Media Pustaka.

Syafi’in Mansyur, 2017, Homeseksual pada perspektif agama-agama di Indonesia,


Vol. 08. No. 01. Aqlania.

Anda mungkin juga menyukai