Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6
PENUTUP ............................................................................................................ 13
A. Kesimpulan ................................................................................................. 13
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
A. Pengertain LGBT
LGBT merupakan singkatan dari LESBIAN, GAY, BISEKSUAL, dan
TRANSGENDER pengertian LGBT tersebut secara global akan kita bahas mengenal
lebih jauh tentang dunia LGBT:
a. Lesbian yaitu orientasi seksual seorang perempuan yang hanya mempunyai hasrat
sesama perempuan.
b. Gay yaitu orientasi seksual seorang pria yang hanya mempunyai hasrat kepada
sesama pria saja
c. Biseksual yaitu orientasi sexual seorang Pria/Wanita yang menyukai dua jenis
kelamin baik Pria/Wanita
d. Transgender yaitu orientasi seksual seorang Pria/wanita yang dengan
mengidentifikasi dirinya menyerupai Pria/ Wanita (Misal: Waria) "Queer" adalah
istilah payung untuk minoritas seksual, yang bukan heteroseksual, heteronor-
mative atau biner gender, istilah ini melimdungi dari cemoohan orang tentang
LGBT. Misalnya pada orang yang biseksual artinya bisa merasakan atraksi seksual
terhadap semua gender, juga pada orang yang bisa mempunyai perasaan cinta
romantic dalam hubungan yang "not straight, seringkali menyebut dirinya "Queer".
Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) merupakan penyimpangan
orientasi seksual bertentangan dengan fitrah manusia, agama dan adat masyarakat
Indonesia.
Dari semua pengertian memiliki sebuah kesamaan yaitu mencari kesenangan
baik dari segi prikis ataupun psikologis dan mereka bisa melakukan hubungan
dengan sesama jenis, bukan melakukannya dengan lawan jenis
seperti orang normal.
Kondisi LGBT adalah upaya yang tidak mudah dan bahkan setelahnyapun
bukan tanpa masalah, banyak persoalan dan risiko muncul ketika remaja muda
mulai terlibat dalam hubungan sejenis, untuk remaja pria kurangnya pengetahuan
mengenai risiko hubungan seks dapat menyebabkan mereka mudah terpapar HIV
dan pelecehan seksual dari yang lebih berpengalaman. Ketidaktahuan keadaan diri
mereka juga bisa menimbulkan gejolak sosial dan depresi. Pandangan masyarakat
mengenai isu LGBT masih beragam tergantung latar belakang budaya, agama,
kelompok sosial, media, keluarga, pergaulan sebaya, gender dan interaksi
dengan 4 individu LGBT.
Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender di Indonesia masih merupakan hal yang
tabu khususnya bagi kelompok yang pemikirannya didasari agama. Sebagian besar
menghujat perilaku dan orientasi seksual kelompok LGBT. Ada juga sebagian
masyarakat bersikap netral, menerima keadaan LGBT namun tidak mendukung
LGBT melakukan kegiatan secara terbuka. Kelompok ini beranggapan semua orang
mempunyai hak yang sama untuk hidup, memenuhi hak-hak sebagai manusia
namun tetap mempertimbangkan konteks lokal. Sedangkan kelompok yang
pendukung adalah kelompok LGBT, para aktivis dan penggerak kesetaraan yang
menginginkan LGBT juga punya hak yang sama tanpa batasan dalam konteks
apapun, termasuk dalam perkawinan sejenis. Berdasarkan hak-hak reproduski,
salah satunya adalah hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk
termasuk perlindungan dari pelecehan, perkosaan, kekerasan, penyiksaan seksual.
Pada umumnya kelompok LGBT yang terbuka di Indonesia masih mengalami
banyak kekerasan dan diskriminasi dalam kesempatan kerja dan tempat tinggal,
pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan. LGBT sulit mengakses pekerjaan,
terutama pekerjaan di sektor formal, karena banyak pemberi kerja yang
homophobic dan karena lingkungan (pada umumnya) tidak ramah terhadap kaum
LGBT. Sementara, mereka yang berhasil mendapatkan pekerjaan juga kerap
mengalami perlakuan diskriminatif seperti dihina, dijauhi, diancam, dan bahkan
mengalami kekerasan secara fisik.
Dalam dunia kerja, kelompok LGBT yang masih tertutup, dalam situasi tertentu
masih dapat masuk ke dunia kerja tanpa diskriminasi berarti, hal sebaliknya terjadi
pada kelompok yang terbuka. Oleh karena itu LGBT yang terbuka lebih banyak.
mengembangkan diri pada situasi pekerjaan yang tidak begitu terikat dengan
norma-norma seperti menjadi wirausaha mandiri. Sedangkan kelompok
transgender (waria) adalah kelompok yang paling banyak mendapatkan
diskriminasi karena penampilannya yang berbeda. Kelompok ini banyak
mengembangkan diri pada sektor-sektor informal seperti salon, industri kreatif,
hiburan dan beberapa diantaranya masuk dalam dunia prostitusi.
Kelompok LGBT umumya mengharapkan perlakuan yang lebih seimbang dan
adil dari pemerintah, mereka ingin orientasi seksual dan perilaku seksual tidak
menjadi hambatan bagi mereka dalam bermasyarakat, berkarya, berprestasi dan
berkontribusi dalam pembangunan. Masyarakat sendiri masih memiliki stigma
terkait dengan LGBT, khususnya akibat paparan media yang berlebihan dan tindak
laku LGBT itu sendiri yang mendatangkan kekhawatiran, seperti kasus HIV-AIDS,
dan kasus kejahatan seksual pada anak, ditambah lagi berlawanan dengan
pemikiran yang dilandasi agama
A. Isu-isu yang mencakup LGBT dan solusinya
Isu-isu seputar LGBT mencakup hak-hak individu, penerimaan sosial, dan
kebijakan publik. Beberapa orang mendukung kesetaraan dan hak asasi LGBT,
sementara yang lain mungkin memiliki pandangan yang berbeda berdasarkan faktor
budaya, agama, atau nilai-nilai pribadi. Diskusi mengenai isu-isu ini sering melibatkan
pertimbangan etika, hak asasi manusia, dan perubahan sosial.
Menangani isu-isu LGBT melibatkan pendekatan yang mencakup pemahaman,
toleransi, dan inklusi. Beberapa solusi melibatkan:
a. Pendidikan dan Kesadaran: Memberikan pendidikan yang luas mengenai
identitas gender dan orientasi seksual untuk mengurangi stereotip dan
meningkatkan pemahaman.
b. Perlindungan Hukum: Menyediakan perlindungan hukum yang setara untuk
semua individu tanpa memandang orientasi seksual atau identitas gender.
c. Inklusi Sosial: Membangun masyarakat yang inklusif dan mendukung dengan
mengurangi diskriminasi dan stigmatisasi.
d. Dialog Terbuka: Mendorong dialog terbuka antara berbagai kelompok masyarakat
untuk memahami perspektif yang berbeda dan mencapai kesepakatan.
e. Dukungan Mental dan Kesehatan: Menyediakan layanan dukungan mental dan
kesehatan yang sensitif terhadap isu-isu LGBT.
f. Partisipasi Politik: Mendorong partisipasi politik untuk memperjuangkan hak-hak
LGBT melalui perubahan kebijakan dan legislasi yang mendukung kesetaraan.
B. Pandangan agama di Indonesia tentang LGBT
Agama yang dianut oleh bangsa Indonesia adalah Islam, Kristen [Katolik dan
Protestan], Hindu, Buddha dan Konghucu. Semua agama itu, mempercayai kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan menyakini Kitab Sucinya serta mengikuti para Nabinya.
Kalau mengimani Kepada Tuhan Yang Maha Esa berarti tidak akan melakukan
hubungan sejenis atau berbuat homoseksual karena Tuhan sendiri melarang hubungan
homoseksual dan melanggar fitrah kemanusiaannya. Bahkan Tuhan telah menjadikan
manusia itu berpasang-pasangan antara laki-laki dan perempuan untuk menjadi
keluarganya sehingga melahirkan keturunan. Oleh karena itu, bagaimana agama-agama
di Indonesia menyikapi hal tersebut, apakah membolehkan hubungan sejenis atau
pun melarangnya.
1. Agama Islam
Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. untuk
menyelamatkan umat manusia, baik kehidupan di dunia maupun kehidupan di
akhirat. Islam adalah agama rasional yang tidak membenarkan perbuatan
homoseksual karena hal itu sudah melanggar fitrah manusia yang Allah ciptakan
dan melanggar pula terhadap sunnatullah bahwa laki-laki sudah dipasangkan
dengan perempuan. Bukan sebaliknya laki-laki senang kepada lali-laki dan
perempuan senang kepada perempuan. Hal ini, yang bertentangan dengan firman
Allah dalam surat Al-Hujurat ayat 13 sebagai berikut:
A. Kesimpulan
Kondisi LGBT adalah upaya yang tidak mudah dan bahkan
setelahnyapun bukan tanpa masalah, banyak persoalan dan risiko muncul
ketika remaja muda mulai terlibat dalam hubungan sejenis, untuk remaja pria
kurangnya pengetahuan mengenai risiko hubungan seks dapat menyebabkan
mereka mudah terpapar HIV dan pelecehan seksual dari yang lebih
berpengalaman. Ketidaktahuan keadaan diri mereka juga bisa menimbulkan
gejolak sosial dan depresi. Pandangan masyarakat mengenai isu LGBT
masih beragam tergantung latar belakang budaya, agama, kelompok sosial,
media, keluarga, pergaulan sebaya, gender dan interaksi
dengan 4 individu LGBT.
Agama-agama di Indonesia, baik Islam, Kristen Katolik dan Protestan,
Hindu, Buddha dan Konghucu sama-sama menolak perilaku homoseksual
atau LGBT dan menolak pula pernikahan sesama jenis. Namun agama
Hindu, Buddha dan Konghucu tidak terlalu tegas terhadap perilaku
homoseksual atau LGBT karena dalam ajarannya tidak mengencam secara
tegas yang ada dalam kitab sucinya. Berbeda dengan Islam dan Kristen
dengan tegas menyatakan bahwa homoseksual atau LGBT adalah kejahatan
dan dosa yang dilaknat Tuhan, bahkan pelakunya harus dihukum mati atau
dibunuh disaatkan melakukan hubungan dengan sesama jenis. Tetapi kalau
mereka bertobat kepada Tuhan yang menciptakan manusia itu berpasang-
pasangan, maka Tuhan akan mengampuninya dan terus menjaga kesucianya
sebagaimana manusia yang normal. Bahkan masyarakat pun akan
menerimanya dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ariani Hanny Puspita, dkk, 2022, Asuhan Kebidanan pada Perempuan dan anak
dengan kondisi rentan untuk mahasiswa kebidanan, Malang: Rena Cipta
Mandiri.
Maryati, 2023, Asuhan kebidanan pada Perempuan dan anak kelompok rentan,
Surabaya: Scopindo Media Pustaka.