Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

LOMBA PENDIDIKAN REMAJA SEBAYA

“LGBT”

OLEH:
PMR SMKN 1 Gambut

1
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “LGBT” dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.

Makalah ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami sampaikan banyak terima kasih kepada
segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah
ini.

Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat
maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , saya selaku penyusun
menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Dengan karya ini kami berharap dapat membantu mengurangi penyalahgunaan


narkotika.

Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah
ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.

Gambut , 14 April 2018

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

HALAMAN BUKU……………………………………………………………1

KATA PENGANTAR…………………………………………………………2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………...3

BAB I PEMBAHASAN

A .PENGERTIAN LGBT………...……………………………………4

B. SEJARAH LGBT DI DUNIA……………………………………....4

C. SEJARAH LGBT DI INDONESIA………………………………...5

D. FAKTOR LGBT………………………………………………….....5

E. DAMPAK LGBT………..………………………………………....13

F. PENANGGULANGAN LGBT……………………………………..15

BAB II PEMBAHASAN MASALAH

A. ANALISIS KASUS…………………………………………….…17
B. GAMBARAN MASALAH………..…………………………...…21

BAB III PENUTUP


KESIMPULAN………………………………………………………22
SARAN………………………………………………………………22

3
BAB I PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN LGBT

LGBT atau GLBT adalah akronim dari "lesbian, gay, biseksual, dan transgender".
Istilah ini digunakan semenjak tahun 1990-an dan menggantikan frasa "komunitas
gay" karena istilah ini lebih mewakili kelompok-kelompok yang telah disebutkan.

Akronim ini dibuat dengan tujuan untuk menekankan keanekaragaman "budaya yang
berdasarkan identitas seksualitas dan gender". Kadang-kadang istilah LGBT
digunakan untuk semua orang yang tidak heteroseksual, bukan hanya homoseksual,
biseksual, atau transgender. Maka dari itu, seringkali huruf Q ditambahkan agar queer
dan orang-orang yang masih mempertanyakan identitas seksual mereka juga terwakili
(contoh. "LGBTQ" atau "GLBTQ", tercatat semenjak tahun 1996).

Istilah LGBT sangat banyak digunakan untuk penunjukkan diri. Istilah ini juga
digunakan oleh mayoritas komunitas dan media yang berbasis identitas seksualitas
dan gender di Amerika Serikat dan beberapa negara berbahasa Inggris lainnya.

Tidak semua kelompok yang disebutkan setuju dengan akronim ini. Beberapa orang
dalam kelompok yang disebutkan merasa tidak berhubungan dengan kelompok lain
dan tidak menyukai penyeragaman ini. Beberapa orang menyatakan bahwa
pergerakan transgender dan transeksual itu tidak sama dengan pergerakan kaum
"LGB". Terdapat pula keyakinan "separatisme lesbian & gay", yang meyakini bahwa
kelompok lesbian dan gay harus dipisah satu sama lain. Selain itu, ada juga yang
tidak menggunakan istilah ini karena mereka merasa bahwa: akronim ini terlalu
politically correct; akronim LGBT merupakan sebuah upaya untuk mengategorikan
berbagai kelompok dalam satu wilayah abu-abu; dan penggunaan akronim ini
menandakan bahwa isu dan prioritas kelompok yang diwakili diberikan perhatian
yang setara. Di sisi lain, kaum interseks ingin dimasukkan ke dalam kelompok LGBT
untuk membentuk "LGBTI" (tercatat sejak tahun 1999). Akronim "LGBTI"
digunakan dalam The Activist's Guide of the Yogyakarta Principles in Action.

B.SEJARAH LGBT DI DUNIA


LGBT memulai kiprahnya mulai dari tahun 1960-an di hampir seluruh daratan Eropa
untuk menuntut persamaan dan hak legalitas tanpa memandang orientasi seksual
mereka. Pada tahun 1960-an kaum “sodomites” dan “homosex” secara resmi
mengganti nama dengan sebutan LGBT, dan pada tahun 1988 Amerika meresmikan

4
LGBT, dan pada tahun 1990-an LGBT resmi berada di beberapa negara di Eropa.
Denmark merupakan negara pertama yang melegalkan perkawinan sejenis yaitu pada
tahun 1988 dan di ikuti Nepal pada tahun 2008. Sedangkan model pernikahan sejenis
di beberapa Negara Eropa yang menjunjung tinggi kebebasan telah lama ada,
khususnya di Belanda. Pelegalan pernikahan sejenis kemudian diikuti oleh negara-
negara lain yaitu Belgia, Kanada, Spanyol, Afrika Selatan, Norwegia, Swedia,
Portugal, Islandia, Argentina, negara bagian AS dari Massachusetts, California,
Connecticut, Iowa, Vermont, Washington DC, New Hampshire, New York, dan di
Meksiko City.
C.SEJARAH LGBT DI INDONESIA

LGBT di Indonesia setidaknya sudah ada sejak era 1960-an. Ada yang menyebut
dekade 1920-an. Namun, pendapat paling banyak menyebut fenomena LGBT ini
sudah mulai ada sekitar dekade 60-an. Lalu, ia berkembang pada dekade 80-an, 90-
an, dan meledak pada era milenium 2.000 hingga sekarang.

Jadi, secara kronologis, perkembangan LGBT ini sesungguhnya telah dimulai sejak
era 1960-an. Kalau dulu terkenal Sentul dan Kantil, kini sebutannya adalah Buci dan
Femme

D.FAKTOR

 Pikiran kotor (mesum) adalah awal dari semua bencana ini

Pikiran yang telah dipenuhi oleh aksi-aksi mesum sama saja dengan mengubah tujuan
hidup anda. Jika pada awalnya tujuan hidup untuk belajar atau bekerja demi kebaikan
mereka yang dekat dihati/ mereka yang kita cintai, meraih masa depan yang lebih
baik, mencapai Surga yang kekal. Semua tujuan baik ini akan berubah haluan
menjadi keinginan cabul kepada seseorang. Ketika orang yang ditargetkannya gagal
dimiliki maka timbullah rasa kecewa. Kepahitan akibat kekecewaan yang muncul
membuatnya merasa tidak ada lagi arti hidup ini. Sehingga mulai muncullah
pemikiran “tidak ada akar, rotanpun jadilah”. Akhirnya terjerumus dalam dosa gay,
lesbian bahkan menjadi pedofil juga.

 Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik

Sadarilah bahwa poin penting yang terjadi dalam proses persahabatan adalah
“pertukaran informasi”. Bila anda berhubungan dengan orang yang tidak baik maka
secara tidak langsung pikiran terus terpapar oleh informasi yang tidak baik pula. Jika

5
anda terus menerus hidup bergaul dengan kaum gay, lesbian, biseksual dan
transgender lainnya maka tanpa disadari mereka akan mendoktrin sembari
menanamkan berbagai-bagai macam pemahaman yang salah tentang kehidupan.

 Karena ingin diakui oleh orang lain

Hawa nafsu manusia akan pengakuan juga sangat mempengaruhi kepribadian


masing-masing. Mereka yang rindu untuk diakui cenderung terjebak dalam hasrat
yang sesat itu. Beberapa orang justru terbius oleh fatamorgana pengakuan dari orang
lain bahkan sampai membuatnya menggila lalu menempuh cara-cara yang salah
untuk memenuhinya. Jika suasana hati seseorang begitu mendambakan hal semacam
ini maka ada kecenderungan juga sikawan ini memang tergila-gila untuk dipuji dan
dipopulerkan. Hawa nafsu berlebihan yang terlalu dipaksakan beresiko menggiring
seseorang kepada perbuatan menyimpang.

 Karena mereka dibully dan menghidupi julukan tersebut

Kemungkinan mereka juga telah disakiti oleh orang-orang yang berada disekitarnya.
Teman-temannya mungkin hanya bercanda lalu mengatai dia sebagai ini itu,
semacam bully yang mendefenisikan siapa kamu padahal itu sesungguhnya hanyalah
bagian dari tipuan dan trik belaka. Biar bagaimanapun juga, kita harus punya prinsip
saat menjalani hidup ini, jangan sampai hembusan angin sepoi-sepoi saja dapat
membuatmu terbang terbawa arus entah-berantah yang melemahkan hati.

 Dosa itu bukan perbedaan

Perbedaan ada batasnya. Antara kejahatan dan kebaikan juga bisa dikatakan sebagai
suatu perbedaan yang bila dipaksakan untuk disandingkan dan diterima apa adanya
nicaya akan mengacaukan kehidupan bermasyarakat. Manusia berbuat baik tetapi
disisi lain merekapun berbuat curang, bukankah ini sama saja dengan kemunafikan?
Oleh karena itu, sudah seharusnya kita menganut sistem perbedaan yang wajar. Bila
bedanya terlalu kontras maka hal ini lebih cenderung dinamakan sebagai perbuatan
menyimpang.

Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi seorang anak muda sehingga memilih
untuk hidup dalam kelainan seksual. Pada dasarnya semua faktor ini saling
berhubungan satu sama lain yang secara perlahan-lahan mengubah seseorang menjadi
lesbi dan gay.

1. Tidak percaya Tuhan – pikiran kosong.

6
Tuhan jelas tempatnya di hati seseorang. Artinya, bila seseorang tidak memiliki
Tuhan jelaslah sudah bahwa ada banyak momen yang dilaluinya dimana
pikirannya dalam keadaan kosong. Bila pikiran menjadi kosong maka ada
kecenderungan mudah tersulut hawa nafsu sesat baik yang berasal dari dalam diri
sendiri maupun yang berasal dari luar (informasi dari lingkungan/ rangasangan
ekternal). Mengapa manusia sering kehilangan pikirannya (akal sehat/ logika)?
Karena hatinya hampa sehingga membuat pengendalian emosi rendah.

2. Keluarga yang tidak memiliki pendirian, terlalu memberi kebebasan


kepada anaknya.

Setiap keluarga harus menentukan sejak dini, apakah mereka hendak mendukung
kaum LGBT atau tidak. Sebab keadaan ini sangat berpengaruh terhadap jawaban
yang diberikan orang tua saat anak bertanya tentang “apakah yang dimaksud
dengan gay/ lesbian?”. Bila orang tua cenderung menjawab dengan memberi
toleransi (tidak tegas) terhadap pertanyaan anak maka dimasa depan ada
kemungkinan anak tersebut merasa tidak masalah saat dirinya memilih untuk
menjadi gay/ lesbian (toh orang tua dahulu mendukungnya).

3. Trauma masa lalu yang buruk terhadap lawan jenis (orang tua, kerabat
dan yang lainnya).

Seorang anak bisa saja memiliki dendam pribadi kepada orang tua perempuan
atau orang tua laki-laki. Ini didapatkan karena mereka memperlakukan/ sering
bersikap kasar terhadap anaknya sendiri. Bila seorang anak tidak mampu
memaafkan masa lalunya maka ada kecenderungan ia mendendam sekaligus takut
kepada seseorang berjenis kelamin tertentu. Keadaan ini juga dipengaruhi oleh
perlakuan yang kasar dari kebanyakan temannya berjenis kelamin tertentu.

4. Otak yang kurang cerdas.

Bila seseorang tidak memiliki IQ, tidak bisa berpikir, logika kurang maka ada
kecenderungan orang semacam ini akan dengan mudah dipreteli oleh orang lain.
Disuruh ngapa-ngapain mau aja! Saat diapun terpapar oleh konten pornografi
sesama jenis maka tanpa rasa malu iapun menirukan hal tersebut. Bahkan bisa
dikatakan bahwa orang yang tidak cerdas semacam ini akan memiliki kelainan
seksual yang lebih parah lagi, misalnya pedofil. Ini dikarenakan karena mereka
tidak mampu berpikir panjang dan menimbang-nimbang kehidupannya, terlebih
ketika iapun tidak percaya tentang adanya Tuhan.

5. Ejekan yang terus-menerus diterima sejak usia dini.

7
Saat sejak dari kecil seorang akan dijuluki sebagai homo/ tomboy/ bencong dan
lain sebagainya maka secara tidak langsung kata-kata ini akan menyerang mental
dan kepribadiannya. Sekalipun hal ini berupa tekanan tetapi bisa saja
bertransformasi menjadi sebuah sugesti terlebih ketika faktor lainnya mendukung.
Keadaan ini akan semakin parah saja ketika anak tersebut tidak kuat hati/ tidak
tabah/ tidak tegar menghadapi semua cobaan itu. Tentu saja karena dipengaruhi
oleh faktor penyebab lainnya maka iapun putus asa lalu memilih untuk menikmati
saja hinaan tersebut sembari menghidupinya (menjadi homo atau lesbian).

6. Kekaguman yang berlebihan kepada orang lain.

Kita bisa saja kagum kepada seseorang tetapi ingat jugalah bahwa ada batas-batas
yang memisahkannya dari perilaku menyimpang. Kami juga kagum kepada
orang-orang tertentu yang entah berantah dilaporkan oleh media tapi bukan dalam
arti kita bisa memperlakukannya sesuka hati (menganggap dia sebagai kekasih
sesama jenis). Oleh karena itu, kita harus tahu batas jugalah, hindari sikap
berlebihan yang cenderung memperlakukan sesama secara tidak manusiawi.

7. Hidup bergaul dengan orang-orang yang memiliki kelainan seksual


(LGBT).

Kita bisa bergaul dengan siapa saja. Dahulu ketika kami masih kuliah,
beberapa teman gay juga mendekat/ merapat. Tapi kita tidak menjauhi mereka
(malahan dekat-dekatan) melainkan biasa ajalalah. Masalahnya adalah bila diri
ini terlalu sering bersama dan cenderung lemah prinsip hidupnya maka besar
kemungkinan menjadi terpengaruh. Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan
yang baik tetapi bukan dalam arti kita menjauhi orang-orang semacam ini.
Bagaimana mungkin kita dapat mengubah mereka jika kita tidak dekat
dengannya?

8. Ingin di akui oleh orang lain (populer dan dipuji juga).

Mereka yang memiliki hasrat yang tinggi terhadap pengakuan bisa saja
menempuh jalan yang bengkok untuk mencapai tujuan tersebut. Ketika
pengakuan, pujian dan popularitas telah membius dan menghipnotis kita maka
segala cara akan ditempuh untuk meraihnya. Kemungkinan besar baginya
menjadi lesbian ataupun gay tidak masalah agar orang lain mengakui
keberadaannya, memujinya dan mempopulerkannya juga. Keadaan semacam ini
akan semakin melemahkannya terlebih ketika ada komunitas tertentu yang
memfasilitasi kemampuannya sehingga diakui dan dipuji orang.

9. Doyan membaca cerita hot dan konten pornografi lainnya.

8
Ada banyak konten mesum di luar sana. Tidak begitu masalah jika anda pernah
melihat, mendownload bahkan mengoleksinya juga. Kamipun dahulu demikian,
tetapi yang lebih penting di atas semuanya itu adalah “pilihan/ keputusanmu
selanjutnya“. Yang lebih penting adalah kedepannya anda harus lebih komitmen
untuk berhenti, melewati, membatalkan bahkan menghapusnya dari gadget/ PC/
laptop yang dimiliki saat ini. Juga termasuk dalam hal ini adalah melupakannya
(mengabaikan kenangan tentang itu di masa lalu).

10. Faktor ekonomi yang bersangkutan.

Hal yang semacam ini banyak dialami oleh teman kami dahulu. Saat seorang
homo yang kaya raya mencari mangsanya maka ia akan menentukan target,
berbaik hati kepada orang tersebut, mencuri kepercayaannya lalu meminta kepada
korbannya untuk menjadi pasangan baik secara lembut maupun secara kasar
(memaksakan kehendak), baik secara terang-terangan maupun secara diam-diam.

11. Pengaruh kapitalisme.

Para kapitalis yang bawaannya serakah dalam hal seksual akan mendorong
banyak orang menjadi lesbian atau homo. Dana yang besar di tangan akan
dijadikan sebagai alat untuk memancing orang lain untuk menjadi serakah seksual
seperti dirinya. Keadaan ini turut di dukung oleh karena banyaknya diantara
rakyat yang masih hidup dalam kekurangan bahkan kemiskinan. Jadi oknum
borjuis ini akan memanfaatkan orang-orang yang ekonominya lemah untuk
dijadikan budak seks LGBT. Lagipula dengan dana besar yang ada di tangan
mereka bisa mendanai berbagai-bagai acara yang diselenggarakan oleh kaum ini
baik secara pribadi maupun secara organisasi.

12. Memang tidak mampu mengendalikan hawa nafsu yang sesat.

Bila hasrat seseorang berada di luar kendalinya maka sikapnya ke depan tidak lagi
menunjukkan tanda-tanda kemanusiawian melainkan melampiaskannya kepada
siapapun dan apapun. Hasrat seksual yang tinggi namun kenyataan di lapangan
tidak ada lawan jenis maka katanya dalam hati “nggak ada akar, rotanpun
jadilah“. Saat teman sejenis (laki sama laki atau cewek sama cewek)
disampingnya maka tidak mau lagi menyia-nyiakan kesempatan itu.
Mengendalikan hawa nafsu adalah lebih penting untuk masa depan yang lebih
menjanjikan. Lemah terhadapnya dapat membuatmu tersandung bahkan
terperosok masuk ke dalam jurang yang dalam.

13. Eksploitasi seksual yang berlebihan.

9
Masalah seksual yang terlalu diekspose pada akhirnya membuat seseorang
menjadi jenuh. Kemudian ia berpikiran untuk mencoba-coba hal-hal baru:
muncullah di kepala untuk melakukannya dengan orang-orang yang memiliki
kelainan seksualitas misalnya gay dan lesbian. Perilaku cari sensasi yang
berlebihan semacam ini secara tidak langsung tetapi bertahap akan mengubah
seseorang menjadi LGBT (lesbian, gay/ homoseksual, biseksual, transgender).

14. Karena penyakit tertentu yang melemahkan syahwat.

Alat vital yang tidak on juga bisa saja membuat seseorang menjadi LGBT.
Mereka memiliki penyakit metabolis (penyakit gula, kolesterol, darah tinggi dan
lainnya) sehingga kurang semangat saat melakukan hubungan badan dengan
lawan jenis (untuk menyembunyikan kelemahannya). Pada akhirnya, pergaulan
yang buruk semacam ini akan mendorong seseorang untuk menyukai teman
penyuka sesama jenis.

15. Tidak pernah disentuh sehingga sangat mudah terangsang.

Orang yang tidak pernah disentuh baik oleh orang lain maupun oleh diri sendiri
maka suatu saat ketika ia pertama kali disentuh oleh orang lain cenderung
menganggap orang tersebut sebagai kekasih hatinya sekalipun termasuk kaum
lesbian/ gay. Oleh karena itu, setiap orang alangkah lebih baik jikalau mulai
menyentuh, meraba dan memeras bagian-bagian tertentu yang sensitif dalam
tubuhnya. Agar jika bagian tersebut secara tidak sengaja tersentuh oleh orang lain
maka tidak muncul perasaan yang aneh-aneh.

16. Bersama sahabat berdua-duaan di dalam kamar (rumah) sangat lama.

Memiliki sahabat itu memang bagus ya, kami sendiri menyarankan agar anda
memilikinya satu, dua, tiga orang atau lebih. Tetapi salah juga kalau anda
menghabiskan waktu satu harian penuh bersama sahabatmu di tempat sepi. Jelas
kebiasaan ini tidak sehat, anda harus memiliki aktivitas positif yang dilakukan
sendiri-sendiri. Jangan terus menerus bergantung kepada sahabat anda tetapi
jadilah mandiri.

17. Sudah terbiasa jadi terbawa-bawa.

Mereka mungkin pertama-tama hanyalah mencoba-coba saja. Tetapi karena


mereka terus-menerus mengulang-ngulang hal tersebut maka menjadi kebiasaan.
Apabila kebiasaan buruk ini terus berlanjut untuk dilakukan maka suatu saat kelak
akan mendarah daging sampai tidak bisa lagi/ tidak mungkin dapat ditinggalkan
sama sekali.

10
E.DAMPAK

Dampak kesehatan

Dampak-dampak kesehatan yang ditimbulkan di antaranya adalah sebagai berikut:

78% pelaku homo seksual terjangkit penyakit kelamin menular (Rueda, E. “The
Homosexual Network.” Old Greenwich, Conn., The Devin Adair Company, 1982, p.
53).

Rata-rata usia kaum gay adalah 42 tahun dan menurun menjadi 39 tahun jika korban
AIDS dari golongan gay dimasukkan ke dalamnya. Sedangkan rata-rata usia lelaki
yang menikah dan normal adalah 75 tahun. Rata-rata usia Kaum lesbian adalah 45
tahun sedangkan rata-rata wanita yang bersuami dan normal 79 tahun (Fields, DR. E.
“Is Homosexual Activity Normal?” Marietta, GA).

Dampak sosial

Beberapa dampak sosial yang ditimbulkan adalah sebagai berikut:

Penelitian menyatakan “seorang gay mempunyai pasangan antara 20-106 orang per
tahunnya. Sedangkan pasangan zina seseorang tidak lebih dari 8 orang seumur
hidupnya.” (Corey, L. And Holmes, K. Sexual Transmissions of Hepatitis A in
Homosexual Men.” New England J. Med., 1980, pp 435-438).

43% dari golongan kaum gay yang berhasil didata dan diteliti menyatakan
bahwasanya selama hidupnya mereka melakukan homo seksual dengan lebih dari 500
org. 28% melakukannya dengan lebih dari 1000 orang. 79% dari mereka mengatakan
bahwa pasangan homonya tersebut berasal dari orang yang tidak dikenalinya sama
sekali. 70% dari mereka hanya merupakan pasangan kencan satu malam atau
beberapa menit saja (Bell, A. and Weinberg, M.Homosexualities: a Study of
Diversity Among Men and Women. New York: Simon & Schuster, 1978).

Dampak Pendidikan

Adapun dampak pendidikan di antaranya yaitu siswa ataupun siswi yang menganggap
dirinya sebagai homo menghadapi permasalahan putus sekolah 5 kali lebih besar
daripada siswa normal karena mereka merasakan ketidakamanan. Dan 28% dari
mereka dipaksa meninggalkan sekolah (National Gay and Lesbian Task Force, “Anti-
Gay/Lesbian Victimization,” New York, 1984)

11
Dampak Keamanan

Dampak keamanan yang ditimbulkan lebih mencengangkan lagi yaitu:

Kaum homo seksual menyebabkan 33% pelecehan seksual pada anak-anak di


Amerika Serikat; padahal populasi mereka hanyalah 2% dari keseluruhan penduduk
Amerika. Hal ini berarti 1 dari 20 kasus homo seksual merupakan pelecehan seksual
pada anak-anak, sedangkan dari 490 kasus perzinaan 1 di antaranya merupakan
pelecehan seksual pada anak-anak (Psychological Report, 1986, 58 pp. 327-337).

Meskipun penelitian saat ini menyatakan bahwa persentase sebenarnya kaum homo
seksual antara 1-2% dari populasi Amerika, namun mereka menyatakan bahwa
populasi mereka 10% dengan tujuan agar masyarakat beranggapan bahwa jumlah
mereka banyak dan berpengaruh pada perpolitikan dan perundang-undangan
masyarakat (Science Magazine, 18 July 1993, p. 322)./

Dampak Positif

1. Umumnya para kaum gay punya empati simpati kepada sesama manusia dan
alam semesta. Hal ini bisa mengurangi pemerkosaan kepada wanita .
2. Kaum LGBT tidak mempunyai kemungkinan memiliki anak, mereka
bisamengadopsi anak dan mengurangi angka presentase anak terlantar.

F.PENANGGULANGAN LGBT

Mengingat banyak sekali dampak-dampak yang ditimbulkan dari perilaku


menyimpang ini, maka diperlukan strategi dalam menghadapi masalah LGBT ini.

 Menumbuhkan Kesadaran Individual Pelaku LGBT dengan Mengenal


Musuh dan Strategi Melawan Musuh Abadi

Tak dipungkiri bahwa setan menjadi musuh abadi manusia yang akan terus
menyesatkan dan menjerumuskan manusia ke dalam lembah kebinasaan.

Allah SWT berfirman:

“Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh setan; sesungguhnya setan itu
adalah musuh yang nyata bagimu.” (Q.S. Az-Zukhruf: 62)

Cara setan dalam menyesatkan manusia adalah dengan memoles perbuatan maksiat
dan jahat sehingga tampak indah dalam pandangan manusia. “Iblis berkata: Ya Rabbi,
karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, maka pasti aku akan menjadikan

12
mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan
menyesatkan mereka semuanya.” (Q.S. Al-Hijr: 39)

Allah SWT berfirman:

“Dan jika setan mengganggumu dengan suatu godaan, maka mohonlah perlindungan
kepada Allah. Sungguh, Dialah Yang Maha Mendengar Maha Mengetahui.” (Q.S.
Fussilat: 36)

Upaya manusia salah satunya adalah dengan berlindung kepada Allah SWT agar
terhindar dari kejahatan setan sebagaimana Kalamullah:

“Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, Raja manusia, sembahan


manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan
(kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.” (Q.S. An-Nas:
1-6)

Kemudian setelah mengenal adalah menyesali perbuatan tersebut dan berupaya


kembali kepada Allah SWT dengan memperbanyak istighfar dan melakukan
Taubatan Nashuha. Proses penyucian hati dalam Islam dikenal dengan Tazkiyatun
Nafs yakni dengan cara beribadah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT
melalui dzikir, berpikir positif (Husnuzhan) tidak hanya kepada sesama manusia
tetapi juga terhadap diri sendiri dan Allah SWT serta memperbanyak doa yaitu
momen hati terkoneksi dengan Allah SWT.

 Menerapkan Usulan Untuk Menanggulangi Wabah LGBT di Indonesia

Penyelesaian masalah LGBT dalam lingkup yang lebih luas seperti yang terjadi di
masyarakat, dapat dilakukan dengan menerapkan usulan DR. Adian Husaini dalam
bukunya LGBT di Indonesia: Perkembangan dan solusinya (hal 117-120). Ia
menjelaskan strategi-strategi dalam menghadapi masalah LGBT di Indonesia yaitu:

1. Dalam jangka pendek, perlu dilakukan peninjauan kembali peraturan


perundang-undangan yang memberikan kebebasan melakukan praktik
hubungan seksual sejenis. Perlu ada perbaikan dalam pasal 292 KUHP,
misalnya, agar pasal itu juga mencakup perbuatan hubungan seksual sejenis
dengan orang yang sama-sama dewasa. Pemerintah dan DPR perlu segera
menyepakati untuk mencegah menularnya legalisasi LGBT itu dari AS dan
negara-negara lain, dengan cara memperketat peraturan perundang-undangan.
Bisa juga sebagian warga masyarakat Indonesia yang sadar dan peduli untuk
mengajukan gugatan judicial review terhadap pasal-pasal KUHP yang
memberikan jalan terjadinya tindak kejahatan di bidang seksual.

13
2. Dalam jangka pendek pula, sebaiknya ada Perguruan Tinggi yang secara
resmi mendirikan Pusat Kajian dan Penanggulangan LGBT. Pusat kajian ini
bersifat komprehensif dan integratif serta lintas bidang studi. Aktivitasnya
adalah melakukan penelitian-penelitian serta konsultasi psikologi dan
pengobatan bagi pengidap LGBT.
3. Masih dalam jangka pendek, sebaiknya juga masjid-masjid besar membuka
klinik LGBT, yang memberikan bimbingan dan penyuluhan keagamaan
kepada penderita LGBT, baik secara langsung maupun melalui media online,
bahkan juga pengobatan-pengobatan terhadap penderita LGBT. Bisa
dipadukan terapi modern dengan beberapa bentuk pengobatan seperti bekam,
ruqyah syar’iyyah, dan sebagainya.
4. Pemerintah bersama masyarakat perlu segera melakukan kampanye besar-
besaran untuk memberikan penyuluhan tentang bahaya LGBT-termasuk
membatasi kampanye-kampanye hitam kaum liberalis yang memberikan
dukungan kepada legalisasi LGBT.
5. Kaum muslimin, khususnya, perlu memberikan pendekatan yang integral
dalam memandang kedudukan LGBT di tengah masyarakat. Bagaimana pun
LGBT adalah bagian dari umat manusia yang harus diberikan hak-haknya
sesuai dengan prinsip kemanusiaan, sambil terus disadarkan akan kekeliruan
tindakan mereka. Dalam hal ini, perlu segera dilakukan pendidikan khusus
untuk mencetak tenaga-tenaga dai bidang LGBT. Lebih bagus jika program
ini diintegrasikan dalam suatu prodi di Perguruan Tinggi dalam bentuk
‘Konsentrasi Program studi’.
6. Para pemimpin dan tokoh-tokoh umat Islam perlu banyak melakukan
pendekatan kepada para pemimpin di media massa, khususnya media televisi,
agar mencegah dijadikannya media massa sebagai ajang kampanye bebas
penyebaran paham dan praktik LGBT ini.
7. Secara individual, setiap Muslim, harus aktif menyuarakan kebenaran,
melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar. Kepada siapa pun yang terindikasi
ikut melakukan penyebaran paham legalisasi LGBT. Sebagaimana tuntunan
Al-Quran, dakwah perlu dilakukan dengan hikmah, mauidhatil hasanah, dan
berdebat dengan cara yang baik.
8. Lembaga-lembaga donor dan kaum berpunya di kalangan Muslim, perlu
memberikan beasiswa secara khusus kepada calon-calon doktor yang bersedia
menulis disertasi dan bersungguh-sungguh untuk menekuni serta terjun dalam
arena dakwah khusus penyadaran pengidap LGBT.
9. Media-media massa muslim perlu menampilkan sebanyak mungkin kisah-
kisah pertobatan orang-orang LGBT dan mengajak mereka untuk aktif
menyuarakan pendapat mereka, agar masyarakat semakin optimis, bahwa
penyakit LGBT bisa disembuhkan.
10. Orang-orang yang sadar dari LGBT perlu didukung dengan sarana dan
prasarana yang memadai-khususnya oleh pemerintah-agar mereka dapat
berhimpun dan memperdayakan dirinya dalam menjalani aktivitas kehidupan

14
sehari-hari dan melaksanakan aktivitas penyadaran kepada para LGBT yang
belum sadar akan kekeliruannya.

Cara mengobati LGBT

1. Terapi pisikologi kedokteran, contohnya terapi sugesti, terapi hormone, dll.


2. Kemauan dari diri sendiri
3. Menghindari segala hal yang berkaitan dengan LGBT

BAB II PEMBAHASAN MASALAH

KASUS LGBT DI INDONESIA

1. Pesta Gay Kelapa Gading

Sejumlah orang yang ditangkap saat penggerebekan PT. Atlantis Jaya di Ruko Kokan
Permata Blok B 15-16 Kelapa Gading Rt15/RW 03 Kelapa Gading Barat, Jakarta,
Senin (22/5). (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Insiden penggerebekan 141 pria diduga homoseksual, di ruko yang diduga sebagai
lokasi pesta seks gay di Kelapa Gading, Jakarta Utara menjadi sorotan dunia dan
media asing dari beberapa benua turut menyoroti peristiwa tersebut.

Dari Asia, artikel berjudul 'Indonesian police arrest 141 men in Jakarta over 'gay
party' digunakan oleh media Singapura New Straits Times untuk melaporkan pesta
tersebut.

Sementara dari Australia, ABC News, melaporkan insiden itu dengan 'Indonesia
police arrest dozens in raid on Jakarta gay sauna'.

"Setelah penggerebekan di Jakarta pada Minggu malam, polisi merilis beberapa


gambar laki-laki bertelanjang dada yang ditahan polisi di situs berita lokal. Aktivis
hak asasi manusia mengkhawatirkan teman-teman dan keluarga yang mengenali,"
tulis media Amerika Serikat New York Times dengan judul 'Indonesia Police Arrest
141 Men Accused of Having Gay Sex Party' yang dikutip Senin (22/5/2017).

Dalam artikel berjudul 'Indonesian police arrest 141 men over 'gay sex party', BBC
mengupas soal pesta gay tersebut, termasuk biaya Rp 185 ribu yang harus dibayar
para pengunjung -- yang juga datang dari Singapura dan Inggris.

15
Sedangkan media Inggris lainnya, The Guardian, memuat artikel 'Indonesian police
arrest more than 140 men at alleged gay sauna party'.

2. Hukum Cambuk Pasangan Gay Aceh

Kasus pasangan gay ini baru pertama kali ditemukan setelah Qanun Nomor 6 Tahun
2014 tentang Hukum Jinayat berlaku. (Liputan6.com/Windy Phagta).

Terdakwa pasangan gay (liwath) berinisial MH (20) dan pasangannya, MT (24),


menjalani 80 kali hukuman cambuk di depan umum. Eksekusi hukuman cambuk itu
dilaksanakan pada Selasa (23/5/2017) di halaman Masjid Syuhada, Lamgugob, Kota
Banda Aceh, Provinsi Aceh.

Pasangan sejenis itu didakwa melanggar Pasal 63 ayat 1 juncto Pasal 1 angka 28
Qanun Nomor 6 Tahun 2014 mengenai hukum jinayah. Pasal itu berbunyi, "Setiap
orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan liwath diancam hukuman paling
banyak 100 kali cambuk atau denda paling banyak 1.000 gram emas murni atau
penjara paling lama 100 bulan."

Kasat Pol PP dan WH Kota Banda Aceh, Yusnardi, menyatakan kasus liwath atau
hubungan sesama jenis itu baru pertama kali ditemukan setelah Qanun (Peraturan
Daerah di Aceh) Nomor 6 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayah mulai berlaku.

"Ya, mungkin masyarakat di luar (Aceh) merasa asing (dengan peraturan Qanun
Jinayah di Aceh), karena memang perbuatan liwath ini di luar tidak terlalu diatur ya.

16
Namun karena kekhususan Aceh, dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006
tentang Syariat Islam yang dengan rinci mengatur soal ini," ujar Yusnardi.

Kejadian ini disorot media asal Inggris BBC. Mereka menulis artikel berjudul 'No
place to hide for LGBT people in Indonesia's Aceh province' untuk membahas
kejadian tersebut.

3. Pernikahan Gay di Bali

Pernikahan sejenis di Bali dan gay menjadi bahan perbincangan netizen dua hari
terakhir.

Pada September 2015, warga Bali dihebohkan dengan pernikahan pasangan dua pria
di sebuah hotel di daerah Ubud Kabupaten Gianyar, Bali.

Pernikahan itu dihadiri seorang pemangku (pemimpin upacara agama Hindu) dan
dihadiri oleh kedua orang tua salah satu mempelai pasangan sejenis itu.

Ulah pasangan beda warga negara ini membuat Gubernur Bali Made Mangku Pastika
naik pitam.

"Ndak boleh itu, di mana itu. Menurut agama Hindu sangat dilarang itu. Makannya
pingin tahu dimana persisnya lalu kita tegur. Kita sampaikan ke Majelis Desa
Pakraman atau Majelis Desa Madya. Saya kira itu benar-benar satu aib lagi," tegas
Made Mangku, seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Selasa (15/9/2015).

17
Kontroversi tersebut mengundang pemberitaan dari media asing. Salah satunya
berasal dari Australia, News.com.au.

Dalam satu artikelnya, media menuliskan judul 'Controversy after gay marriage
wedding in Bali' sebagai tajuk pemberitaannya.

Mereka menuliskan dari laporan yang mereka terima kemungkinan besar pasangan
itu berasal dari Amerika Serikat dan Indonesia.

4. Pesta Gay Surabaya

Kaum Gay dan Transgender Paling Berisiko HIV/AIDS?

Pada awal Mei masyarakat Surabaya dikejutkan dengan pesta gay yang diduga
dilakukan di dua kamar di Hotel Oval Surabaya.

Pesta seks gay di Ruang 203 dan 314 itu digerebek jajaran unit Perlindungan
Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Surabaya, Minggu 30 April 2017.

Dalam kejadian tersebut sebanyak 14 orang ditangkap. Satreskrim Polresta Surabaya


bekerja sama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya menggelar tes Infeksi
Menular Seksual (IMS) terhadap belasan peserta pesta itu.

Dari hasil tes itu ditemukan fakta mengejutkan. Di mana lima dari 14 orang peserta
pesta seks gay itu positif mengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV).

"Berdasarkan pemeriksaan dari lima di antara empat belas peserta yang menggelar
party itu dinyatakan positif HIV. Hasilnya sungguh mengejutkan," kata Kasat
Reskrim Polresta Surabaya, AKBP Shinto Silitonga.

Peristiwa ini disorot oleh kantor berita Prancis AFP. Mereka menulis judul
pemberitaan Indonesian Men Facing 15 Years In Prison For 'Gay Party'.

Mengutip pernyataan Shinto dua orang yang diduga pelaksana pesta seks tersebut
terancam hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Di Indonesia pernikahan sejenis melanggar Pasal 1 Ayat 1 Undang Undang Nomor 1


Tahun 1974 tentang perkawinan. Dalam undang-undang itu disebutkan perkawinan
adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami-
istri.

B.ANASILIS KASUS

18
Berdasarkan uraian tentang kasus kasus diatas, dapat kita analisis bahwa betapa
berbahayanya kegiatan LGBT dalam sisi kesehatan , dan dilarang oleh hukum
maupun agama.

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan

LGBT merupakan penyimpangan orientasi seksual yang dilarang oleh semua agama.
Selain karena perbuatan keji ini akan merusak kelestarian manusia, oleh karena itu
sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk melawan segala jenis opini yang atas nama
HAM membela kaum LGBT akan tetapi sesungguhnya mereka membawa manusia
menuju kerusakan yg lebih parah.

LGBT bukanlah suatu pilihan yang dibenarkan apalagi merupakan suatu hak asasi
manusia karena homo seksual bisa menimbulkan keburukkan keburukkan pada
masyarakat dan akan merampas hak orang lain. Karena bila itu adalah suatu hak
terlebih bagi merupakan HAM hal tersebut tidaklah mungkin menimbulkan kerugian
kerugian pada orang lain juga. Dan dengan dilakukannya homo seksual makan akan
lebih terbuka kemungkinan akan penyakit kelamin berbahaya.

19
B.SARAN

Sebaiknya pemerintah lebih bertindak tegas dan berani mengatakan bahwa hal
tersebut salah dan dilarang agama maupun di Indonesia karena hal tersebut lebih
banyak mengandung keburukan bila dibandingkan dengan kebaikkannya.

20

Anda mungkin juga menyukai