Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

HOMOSEKSUAL, LESBIAN DAN ONANI / MASTURBASI

Dosen Pengampu :
Drs. Baehaqi M, Pd

Di Susun Oleh :

Mariza (210101190)

Saumania Rahma Dini (210101211)

Anang Indra Ilham Maulana (210101212)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta inayahnya kepada
kami atas petunjuknya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Tanpa
pertolongannya mungkin kami tidak dapat menyelesaikannya makalah ini dengan baik. Shalawat
sarta salam tidak henti-hentinya kami sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang senantiasa mengikuti dan mengamalkan sunnah-
sunnahnya.

Makalah ini di susun oleh kami dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
kami maupun yang datang dari luar. Namun, dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan
dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini menjelaskan
tentang HOMOSEKSUAL, LESBIAN DAN ONANI / MASTURBASI.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca dan
semoga tulisan ini menjadi amal ibadah bagi penulis. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan
dan kekurangan. Untuk itu, segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah ini.

Mataram, 28 Agustus 2023

(Penulis)
DAFTAR ISI

BAB I..........................................................................................................................................................3

PENDAHULUAN.......................................................................................................................................3

A. Latar Belakang..............................................................................................................................3

B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................3

C. Tujuan............................................................................................................................................3

BAB II.........................................................................................................................................................4

PEMBAHASAN.........................................................................................................................................4

A. Pengertian Homoseksual...............................................................................................................4

B. Macam-macam Homoseksual.......................................................................................................5

C. MASTURBASI/ONANI................................................................................................................8

BAB III......................................................................................................................................................13

PENUTUP.................................................................................................................................................13

A. Kesimpulan..................................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Homoseksualitas adalah orientasi seksual di mana seseorang merasa tertarik
secara romantis, seksual, dan emosional kepada individu-individu dari jenis kelamin yang
sama. Dalam istilah sederhana, seorang homoseksual adalah seseorang yang merasa daya
tarik emosional dan seksual terhadap individu-individu dengan jenis kelamin yang sama.
Onani, atau masturbasi, merujuk pada tindakan merangsang diri sendiri secara
seksual untuk mencapai orgasme. Ini adalah aktivitas yang umum dilakukan oleh banyak
orang di berbagai tahap kehidupan. Onani melibatkan rangsangan seksual pada organ
kelamin atau bagian tubuh lainnya untuk merangsang respons seksual dan akhirnya
mencapai orgasme. Ini adalah cara alami bagi individu untuk mengeksplorasi tubuh
mereka sendiri, memahami apa yang memberikan mereka kenikmatan, dan mengelola
dorongan seksual.Onani tidak memiliki dampak negatif yang signifikan pada kesehatan,
baik fisik maupun mental, jika dilakukan dalam batas-batas yang wajar dan dengan
memperhatikan privasi. Namun, seperti halnya dalam banyak aspek kehidupan, yang
penting adalah menemukan keseimbangan yang sehat dan tetap menghormati norma-
norma sosial dan nilai-nilai yang dianut oleh individu dan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Homoseksual?
2. Berapa macam-macam Homoseksual?
3. Apa itu Masturbasi / Onani?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa itu Homoseksual
2. Untuk Mengetahuimacam-macam Homoseksual
3. Untuk MengetahuiMasturbasi / Onani
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Homoseksual

Homoseksualitas adalah aspek dari keragaman seksual manusia. Menurut pemakalah,


hommoseksual ini bukanlah penyakit jiwa, melainkan ada rasa cinta antara sesama jenis yang
berkembang di Tengah Masyarakat. Homoseksualitas merujuk pada orientasi seksual di mana
individu merasa tertarik secara romantis, emosional, dan seksual terhadap orang dengan jenis
kelamin yang sama. Homoseksualitas adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
orientasi seksual di mana individu merasa tertarik secara romantis, emosional, dan seksual
terhadap individu dengan jenis kelamin yang sama. Dengan kata lain, homoseksualitas terjadi
ketika seseorang merasa tarikan seksual dan emosional terhadap individu-individu yang memiliki
jenis kelamin yang sama dengan mereka. Misalnya, seorang pria homoseksual merasa tertarik
kepada pria lain, dan seorang wanita homoseksual merasa tertarik kepada wanita lain.
Homoseksualitas bukanlah suatu pilihan atau gaya hidup, melainkan merupakan bagian integral
dari identitas seseorang. Orientasi seksual, termasuk homoseksualitas, dipengaruhi oleh faktor
kompleks yang melibatkan elemen biologis, genetik, lingkungan, dan psikologis. Meskipun
masih banyak yang belum dipahami tentang penyebab pasti orientasi seksual, perkembangan
ilmiah dan pemahaman tentang hal ini terus berkembang.

Penting untuk diingat bahwa orientasi seksual adalah aspek pribadi dan penting dari
identitas seseorang. Sikap inklusif, penghargaan terhadap perbedaan, dan penghormatan terhadap
hak asasi manusia adalah hal-hal yang mendasari dalam memahami homoseksualitas dan topik
seputar orientasi seksual lainnya. Orientasi seksual yang lazim ada dalam masyarakat adalah
heteroseksual sedangkan homoseksual oleh masyarakat dianggap sebagai penyimpangan
orientasi seksual. Orientasi seksual disebabkan oleh interaksi yang kompleks antara faktor
lingkungan, kognitif, dan biologis. Pada sebagian besar individu, orientasi seksual terbentuk
sejak masa kecil.1

Homoseksual masih dianggap tabu dan menakutkan oleh sebagian besar kalangan
masyarakat. Namun saat ini tak sedikit masyarakat Indonesia yang telah menerima kehadiran
mereka sebagai salah satu dari keragaman, bukan lagi suatu hal yang menyimpang. Tak kurang
dari 1% penduduk Indonesia adalah pelaku seks menyimpang (gay dan lesbian), jumlah itu akan
terus bertambah sejalan dengan perkembangan dan eksistensi asosiasi homoseksual di
Indonesia.2 Penting untuk diakui bahwa homoseksualitas adalah bagian dari keragaman seksual
manusia. Banyak negara telah membuat kemajuan dalam mengakui hak-hak LGBT+ (Lesbian,
Gay, Biseksual, Transgender, dan lain-lain), termasuk hak untuk pernikahan sesama jenis dan
perlindungan dari diskriminasi.3 Namun, di banyak tempat, orang LGBT+ masih menghadapi
diskriminasi, pelecehan, dan tantangan lain dalam menjalani kehidupan sehari-hari mereka.

B. Macam-macam Homoseksual
Homoseksual di bagi menjadi 2 :
1. Homoseksual laki laki (Gay)
Homoseksual laki-laki, yang lebih dikenal dengan istilah "gay," merujuk
kepada pria yang merasa tertarik secara romantis, emosional, dan seksual terhadap pria
lain. Ini berarti bahwa pria gay memiliki ketertarikan terhadap individu dengan jenis
kelamin yang sama seperti mereka. Orientasi seksual gay adalah bagian integral dari
identitas seseorang dan mencakup berbagai aspek kehidupan, termasuk hubungan,
emosi, dan koneksi sosial. Penting untuk memahami bahwa menjadi gay bukanlah suatu
pilihan, melainkan bagian dari siapa seseorang sejak lahir. Seperti halnya orientasi
seksual lainnya, gay juga dipengaruhi oleh faktor biologis, genetik, lingkungan, dan
psikologis yang kompleks. Meskipun penyebab pasti orientasi seksual masih belum
sepenuhnya dipahami, gay adalah bagian penting dari keragaman manusia dan perlu
diterima dan dihormati.

1
Erna Febriani, “Fenomena Kemunculan Kelompok Homoseksual Dalam Ruang Publik Virtual,” Jurnal Ilmiah Ilmu
Komunikasi 17 (2020): 30–38.
2
Putri, D. W. D. (2022). LGBT dalam Kajian Hak Asasi Manusia di Indonesia. Ikatan Penulis Mahasiswa Hukum
Indonesia Law Journal, 2(1). https://doi.org/10.15294/ipmhi.v2i1.53739
3
Yansyah and Rahayu, “Globalisasi Lesbian, Gay, Biseksual, Dan Transgender (Lgbt): Perspektif Ham Dan Agama
Dalam Lingkup Hukum.”
Seorang gay mengacu pada salah satu atau lebih dari karakteristik yaitu same-
sex feeling (memiliki ketertarikan sesama jenis), same-sexbehaviour (pernah
berhubungan seks dengan sesama jenis), dan mengidentifiikasi dirinya sendiri sebagai
gay.4
Orang gay dapat membentuk hubungan romantis dan seksual dengan
individu-individu yang mereka cintai, sama seperti individu heteroseksual atau
biseksual. Mereka juga bisa menjalani kehidupan yang beragam, termasuk memiliki
keluarga, karier, dan aspirasi pribadi. Bagi banyak orang gay, penerimaan dari
lingkungan sosial dan dukungan dari keluarga dan teman-teman sangat penting untuk
kesejahteraan dan kesehatan mental mereka. Di berbagai negara dan budaya, pandangan
terhadap homoseksualitas dapat bervariasi. Beberapa negara telah mengesahkan
undang-undang yang melindungi hak-hak individu gay, termasuk hak untuk menikah
dan membentuk keluarga. Namun, di tempat lain, diskriminasi dan stigmatisasi terhadap
komunitas gay masih ada.
2.Homoseksual Perempuan (Lesbian)

Istilah lesbian di dalam agama Islam disebut dengan “al-sihaq” yang berarti
perempuan yang melakukan hubungan seksual dengan perempuan. Para ulama dari
kalangan ahli fikih, mufassir, ahli hadits dan ahli bahasa telah sepakat dengan
penggunaan istilah ini (liwath dan luthy). Istilah ini bukan hanya merujuk kepada
perilaku seksual tapi juga merujuk kepada orientasi seksual, yang secara psikologis
melibatkan perasaan cinta dan ketertarikan. Meskipun istilah liwath sesungguhnya
diambil dari nama Nabi Luth, tapi makna kebahasaan yang terkadung di dalam akar
katanya tetap mengikut di dalam kata liwath dalam kaitanya dengan homoseksualitas.

Beberapa penyebab terjadinya tindakan homoseksual diataranya adalah


terjadinya banyak peperangan, lamanya waktu suami meninggalkan keluarga,
sibuknya kaum muslimin mempersiapkan kemenangan, adanya pencercaan. Faktor-
faktor inilah yang kemudian melahirkan laki-laki yang bersifat kewanita-wanitaan.
Dalam lingkungan seperti ini, hubungan homoseksual lambat laun terjadi. Disebutkan

4
Siyoto, Sandu, and Dhita Kurnia Sari. "Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Homoseksual
(Gay) Di Kota Kediri." Di Jurnal Strada Volume 3, No. 1 2014
juga bahwa perempuan yang pertama kali berani menampakan praktik lesbian pada
masa itu adalah istrinya Nu’man ibn Mundzir.

Keberadaan kaum homoseks senatiasa dihubungkan dengan contoh historis


kisah perilaku umat Luth. Dikemukakan bahwa Tuhan sangat murka terhadap kaum
Luth yang berperilaku homoseksual. Kemurkaan Tuhan itu diwujudkan dengan
menurunkan hujan batu dari langit dan membalikkan bumi. Akhirnya kaum Luth
hancur lebur, termasuk istrinya, kecuali pengikut yang beriman pada Luth.5

Al-Qur’an telah menceritakan ihwal mereka dalam QS. Al-A’raf : 80-81

ِ ِ ٍ ‫اح َشةَ ما سب َق ُكم بِها ِمن‬


ِ ‫ال لَِقو ِم ِه َأتَْأتُو َن الْ َف‬
‫ين‬
َ ‫َأحد م َن ال َْعالَم‬
َ ْ َ ْ ََ َ ْ َ َ‫َولُوطًا ِإ ْذ ق‬

‫ِّس ِاء بَ ْل َأْنتُ ْم َق ْو ٌم ُم ْس ِرفُو َن‬ ِ ِ


َ ‫ال َش ْه َوةً م ْن ُدون الن‬ ِّ ‫ِإنَّ ُك ْم لَتَْأتُو َن‬
َ ‫الر َج‬

“Dan Kami telah mengutus Luth kepada kaumnya. Ingatlah tatkala dia berkata
kepada mereka: “Mengapa kalian mengerjakan perbuatan keji (homoseks) itu, yang
belum pernah dikerjakan oleh seorangpun sebelumnya?” sungguh karena kamu
mendatangi lelaki untuk melepaskan syahwatmu (kepadanya), bukan kepada wanita,
maka sesungguhnya kalian adalah kaum yang melampaui batas.”

Semua ulama muslim sepakat bahwa hubungan kelamin sejenis merupakan


suatu pelanggaran seks, namun mereka berbeda pendapat dalam penentuan hukumnya.
Menurut Iman Abu Hanifah, tindakan homoseks tak termasuk penzinaan dan
karenanya tak ada hukuman Hadd yang dapat dijatuhkan kepada pelanggarnya kecuali
hukuman Ta’dzir. Sedangkan menurut Imam Malik, hukuman Hadd dapat dikenakan,
apakah si pelanggar telah menikah ataupun belum.6

Kemudian ada yang berpendapat ancaman pidana terhadap pelakunya ada


yang berpendapat dibakar dengan api, ada yang berpendapat dirajam dengan bebatuan,
ada yang berpendapat dilemparkan dari tempat yang sangat tinggi, lalu dilempari
dengan bebatuan, ada yang berpendapat dipenggal lehernya, sebagaimana yang
diriwayatkan dari Abu Bakar dan Ali bin Abi Thalib, dan ada juga yang berpendapat
5
Rohmawati, Perkawinan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender/Transeksual (LGBT) Perspektif
Hukum Islam,Ahkam, Volume 4 Nomor 2, November 2016, Hal 305-326.
6
Abdur Rahman, Tindak Pidana dalam Syariat Islam, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992), hal 42.
ditimpakan (diruntuhkan) tembok kepadanya. Adapun Al-Allamah Asy-Syaukani
menguatkan pendapat agar pelaku Liwath dibunuh. Sesungguhnya mereka
menyebutkan pembunuhan bagi pelaku homoseksual karena Allah SWT telah
mengazab kaum Luth dengan semua itu. Perbedaan pendapat tentang hukuman bagi
pelaku pelecehan seksual sesama jenis karena dilihat hukuman paling berat pada
daerah tersebut. Namun pada hukuman tersebut merujuk pada hukuman dibunuh.7

C. MASTURBASI/ONANI

Masturbsi berasal dari kata “mastubare” yang merupakan gabungan dari dua kata
Latin manus yang berarti tangan dan stuprare yang berartipenyalahgunaan, maka dapat
dikatakan bahwa masturbasi yaitu “penyalahgunaan dengan tangan”.8Pendapat lain
tentang masturbasi yaitu bahwa masturbasi berasal dari bahasa Inggris yaitu kata
“masturbation”, sementara ahli hukum Islam menyebutnya al-istimna’ yang berarti onani
atau perancapan. Kata istimna’ ini berasal dari kata istamna-yastamni-istimnaan yang
berarti mengeluarkan air mani, berasal dari isim (kata benda) al-maniyyu (air mani).
Makna yang sebenarnya dari masturbasi (onani) yaitu menggunakan salah satu anggota
tubuhnya (misalkan tangan) hingga mengeluarkan mani untuk mendapatkan kepuasan
seks. Masturbasi yang dilakukan oleh wanita disebut al-ilthaf.9

Pendapat lain tentang masturbasi atau onani adalah suatu aktivitas yang
mengarah pada pemusatan nafsu birahi melalui rangsangan alat kelamin dan alat vital
lainnya, baik dilakukan sendiri atau orang lain hingga mencapai orgasme bagi laki-laki
dan ejakulasi bagi wanita dengan berkontraksinya otot-otot secara otomatis terutama otot
vagina yang kadar kontraksinya paling besar. Dalam fiqh hal ini disebut al-istimna’bi al
kaff, al-istimna’ bi al-Yadd pada (perempuan disebut al-ilthaf), karena puncak
kenikmatannya biasanya dilakukan menggunakan tangan.10

7
Intan Permata Sari, Hukuman Bagi Pelaku Pelecehan Seksual Terhadap Sesama Jenis, Legitimasi, Vol. VI
No. 1, Jauari-Juni 2017, Hal 40-41.
8
Abd. Rahim A, Disertasi: “Etika Seks Menurut Hukum Islam”, (Makassar: Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar, 2011), hlm. 145.
9
Zulkifli, Skripsi: “Dinamika Rangsangan Seksual Film Terhadap Problematika Onani(masturbasi) pada
Remaja dalam Pandangan Hukum Islam (Studi Kasus Remaja Dusun Pancana Desa Julukanaya Kecamatan
Palangga Kabupaten Gowa)”, (Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar,2016), hlm. 10.
10
Fitriani Umar dan Achmad Musyahid, Masturbasi sebagai Pemenuhan Kebutuhan Seksual Janda
Perspektif Hukum Islam, Shautuna Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab, Vol. 1, No. 1, Januari 2020, hal.
101.
Mengenai ayat tentang larangan terhadap masturbasi atau onani dalam Al-
Qur’an memang tidak ada yang menjelaskannya secara khusus, namun ada ayat yang
menjelaskan bahwa kita harus menjaga dan memelihara alat kelamin (furuj) sebagai
bagian dai kesalehan kita dalam beriman.11 Beberapa ayat yang menjelaskan tentang
menjaga kemaluan adalah sebagai berikut:

a. Surat Al-Mu’minun ayat 5-612


)6(ۚ‫ت اَيْ َمانُ ُه ْم فَِإ َّن ُه ْم غَْي َر َملُ ْو ِم ْي َن‬ ٓ
ْ ‫)ِإاَّل َع ٰلى اَ ْز َوا ِج ِه ْم اَ ْو َما َملَ َك‬5(‫َوالَّ ِذيْ َن ُه ْم لِ ُف ُر ْو ِج ِه ْم َح ِفظُْو َ ۙن‬

“dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka


atau hamba sahaya yang mereka miliki maka sesungguhnya mereka tidak tercela.”
(QS. Al-Mu’minun : 5-6)
b. Surat An-Nur ayat 31-3213
ْ َ‫ْن ُف ُر ْو َج ُه َّن َواَل ُي ْب ِديْ َن ِز ْينََت ُه َّن اِاَّل َم ا ظَ َه َر ِم ْن َه ا َوالْي‬
ۖ ‫ض ِربْ َن بِ ُخ ُم ِر ِه َّن َع ٰلى ُج ُي ْوبِ ِه َّن‬ ِ ‫ض ن ِمن اَب‬
َ ‫ص ا ِره َّن َو يَ ْح َفظ‬
َْ ْ َْ ‫ض‬ ِ ‫وقُ ل لِّلْم ْؤ ِمن‬
ُ ‫ٰت َي ْغ‬ ُ ْ َ
‫آء ُب ُع ْو لَتِ ِه َّن اَ ْو اِ ْخ َوانِ ِه َّن اَ ْو بَنِ ْٓى اِ ْخ َوانِ ِه َّن اَ ْو بَنِ ْٓى‬
ِ ‫آء بع ولَتِ ِه َّن اَو اَبن آ ِئ ِه َّن اَو اَبن‬
َْ ْ َْ ْ
ِ ِ ِ ِ ِ
ْ ُ ُ َ‫َواَل ُي ْب ديْ َن ِز ْينََت ُه َّن ااَّل ل ُب ُع ْولَت ِه َّن اَ ْو ٰابَ آ ٸِ ِه َّن اَ ْو ٰاب‬
ِ ‫ت النِّس‬
ِ ‫اع ٰلى َع و ٰر‬ ِ ِ ِّ ‫ت ايْم ا ُن ُه َّن اَ ِولتَّابِ ِع ْين غَْي ِر اُلِى اْلِ ْربَ ِة ِمن‬ ‫ِ ِئ‬ ِ ِ
ۖ ‫آء‬ َ ْ ْ ‫الر َج ال اَ ِوالطِّ ْف ِل الَّذيْ َن ل‬
َ ‫َم يَظ َْه ُر ْو‬ َ َ َ ْ ‫ا َخ ٰون ِه َّن اَ ْو ن َس آ ِه َّن اَ ْو َم ا َملَ َك‬
)31(‫ين ِم ْن ِز ْينَتِ ِه َّن ۗ َو ُت ْو ُب ْوآاِلَى ال ٰلّ ِه َج ِم ْي ًعا اَيُّهَ ال ُْمْؤ ِم ُن ْو َن ل ََعلَّ ُك ْم ُت ْفلِ ُح ْو َن‬ ِ ِ ِ ِ ْ ‫واَل ي‬
َ ‫ض ِربْ َن باَ ْر ُجل ِه َّن ل ُي ْعلَ َم َما يُ ْخف‬َ َ
“Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga
pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan
perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya
(auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau atau ayah suami
mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-
saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-
putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesame Islam) mereka,
atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak
mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti

11
Fitriani Umar dan Achmad Musyahid, Masturbasi sebagai Pemenuhan Kebutuhan Seksual Janda
Perspektif Hukum Islam,…hal. 102.
12
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya Juz 1-30 Edisi Baru (Surabaya: Mekar
Surabaya,2004), hal. 475.

13
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya Juz 1-30 Edisi Baru…hal. 493
tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghantakan kakinya agar
diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada
Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.” (QS. An-Nur : 31).
Menurut para ulama mazhab Malikiyah, Syafi’iyah, dan Zaidiyah
masturbasi atau onani haram dilakukan oleh siapa pun baik oleh laki-laki maupun
perempuan, baik masih lajang maupun sudah menikah. Hal tersebut karena di dalam
Al-qur’an sudah dijelaskan bahwa kita harus menjaga kemaluan dan kehormatan.
Sementara untuk ulama mazhab Hanafi berpendapat sama bahwa pada dasarnya
masturbasi atau onani itu haram namun perbedaannya mereka juga membolehkan
bahkan bias wajib untukmelakukan onani atau masturbasi dalam keadaan tertentu
yaitu saat dia bisa terjerumus ke dalam tindakan keharaman yang lebih besar. Hukum
onani dikatakan haram apabila dilakukan hanya untuk membangkitkan syahwat.
Sementara dihukumi wajib atau boleh ketika seseorang jika tidak melakukannya dia
merawa khawatir akan berbuat zina (wuqu’ fiy az-zina). Hukum yang membolehkan
atau mewajibkan onani atau masturbasi mengikuti kaidah fiqh bahwa idza ta’aradha
mafsadatani ru’iya a’zamuhuma dhiraran bil irtikabi akhaffihima “jika bertentangan
dengan dua bahaya maka dipinggirkan bahaya yang lebih besar dengan melaksankan
bahaya yang lebih ringan”. Sedangkan para ulama Hanabilah memiliki pendapat yang
sama dengan pendapat yang terakhir bahwa hukum asal dari onani atau masturbasi
adalah haram namun dibolehkan atau diwajibkan jika ditakutkan akan melakukan
perbuatan zina dan merusak kesehatan. Pendapat yang dikemukakan oleh Ibnu Hazm,
ulama dari mazhab Zhahiri mengatakan bahwa hukum masturbasi atau onani makruh
dan tidak berdosa. Namun menurutnya onani dapat diharamkan karena merusak etika
dan budi luhur yang terpuji. Ibnu Hazm mengambil pendapat bahwa menyentuh
kemaluan sendiri dengan tangan kirinya diperbolehkan dengan ijma’. Oleh karerna itu
tidak ada hukum tambahan atas mubah tersebut kecuali adanya kesengajaan
megeluarkan sperma (al-Ta’ammud Nuzul al-Maniy) sewaktu melakukan masturbasi.
Hal tersebut karena di dalam surat al-An’am ayat 6 sudah dijelaskan secara rinci oleh
Allah tentang apa yang diharamkanNya.14

14
Fitriani Umar dan Achmad Musyahid, Masturbasi sebagai Pemenuhan Kebutuhan Seksual Janda Perspektif
Hukum Islam,…hal. 102-103.
Sebagaimana sudah dijelaskan, bahwa masturabasi atau onani adalah suatu kegiatan
dengan penyalahgunaan tangan sehingga mengeluarkan air mani untuk mencapai
kepuasan seksusal. Pemuasan seksual melalui masturbasi atau onani ini adalah
dengan tanpa melakukan hubungan atau dilakukan sendiri. Maka hal-hal yang
digolongkan sebagai masturbasi atau onani yaitu:
a. Menggunakan tangan untuk merangsang gairah seksual sehingga keluar air
mani untuk mencapai kepuasan seksual
b. Menonton film porno, hal ini dapat dimasukkan ke dalam masturbasi atau
onani karena menonton film porno juga termasuk ke salah satu penyaluran
seks yang dapat merangsang syahwat dan keluarnya air mani
1. Faktor-faktor yang Mendorong Seseorang Melakukan Masturbasi
Menurut Sarwono (2006) faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pada remaja
yaitu:15
a. Perubahan-perunahan hormonal
b. Penundaan usia perkawinan
c. Norma agama yang berlaku
d. Adanya penyebaran informasi dan rangsangan seksual melalui media massa,
VCD,internet
e. Pergaulan yang semakin bebas
f. Orang tua sendiri
Sedangkan faktor-faktor yang mendorong orang melakukan masturbasi yaitu:
a. Eksplorasi (penemuan sendiri)
b. Dorongan seksual
c. Gambar atau video porno
d. Kompensasi yang mengurangi stress

Lebih lanjut, Kopa (2007) menyebutkan alas an orang melakukan masturbasi diantaranya
yaitu:

a. Dapat meredakan letegangan sosial

15
Siswi Yuni Pratiwi, Hubungan antara Tingkat Religiusitas dan Pengetahuan Seksualitas dengan Intensitas
Masturbasi Pasa Mahasiswa yang Tinggal di Kos, Indigenous, Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi, Vol. 11, No. 2,
November 2009, hal. 91.
b. Praktis
c. Aman
2. Dampak melakukan masturbasi atau onani16
Orang yang telah melakukan masturbasi atau onani dari sisi psikologis
biasanya pelaku akan ketagihan namun juga merasa bersalah karena telah melakukan
perbuatan yang bertantangan dengan ajaran agama. Sedangkan dari segi medis,
masturbasi memang tidak menimbulkan kebutaan, kegilaan, kemandulan atau
gangguan syaraf namun masturbasi yang dilakukan secara berlebihan dan
menggunakan alat-alat tertentu bisa berakibat lecet yang seterusnya dapat
mengakibatkan infeksi.

16
Siswi Yuni Pratiwi, Hubungan antara Tingkat Religiusitas dan Pengetahuan Seksualitas dengan
Intensitas Masturbasi Pasa Mahasiswa yang Tinggal di Kos…hal. 98.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Homoseksualitas adalah orientasi seksual di mana seseorang merasa tertarik
secara romantis, seksual, dan emosional kepada individu-individu dari jenis kelamin yang
sama. Ini adalah bagian dari variasi alamiah orientasi seksual manusia dan dipengaruhi
oleh faktor biologis, genetik, lingkungan, dan perkembangan psikososial. Penting untuk
menghormati identitas dan hak asasi manusia individu homoseksual serta memahami
bahwa orientasi seksual bukanlah pilihan.
Onani, atau masturbasi, adalah tindakan merangsang diri sendiri secara seksual
untuk mencapai orgasme. Ini adalah aktivitas yang umum dilakukan sebagai bentuk
eksplorasi tubuh dan pengelolaan dorongan seksual. Asalkan dilakukan dengan sehat,
dalam batas-batas yang wajar, dan dengan memperhatikan privasi, onani tidak memiliki
dampak negatif signifikan pada kesehatan fisik atau mental.
Keduanya adalah bagian alami dari seksualitas manusia dan dapat dianggap
sebagai hak individu untuk mengelola dorongan dan emosi seksual mereka. Memahami
dan menghormati perbedaan dalam orientasi seksual serta mengadopsi pandangan yang
inklusif dan hormat terhadap ekspresi seksual dapat membantu menciptakan lingkungan
sosial yang lebih inklusif dan menerima bagi semua individu, tanpa memandang orientasi
seksual atau praktik seksual tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

Erna Febriani, “Fenomena Kemunculan Kelompok Homoseksual Dalam Ruang Publik Virtual,”
Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi 17 (2020): 30–38.
Putri, D. W. D. (2022). LGBT dalam Kajian Hak Asasi Manusia di Indonesia. Ikatan Penulis
Mahasiswa Hukum Indonesia Law Journal, 2(1).
https://doi.org/10.15294/ipmhi.v2i1.53739
Yansyah and Rahayu, “Globalisasi Lesbian, Gay, Biseksual, Dan Transgender (Lgbt): Perspektif
Ham Dan Agama Dalam Lingkup Hukum.”
Siyoto, Sandu, and Dhita Kurnia Sari. "Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Perilaku Homoseksual (Gay) Di Kota Kediri." Di Jurnal Strada Volume 3, No. 1 2014
Rohmawati, Perkawinan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender/Transeksual (LGBT)
Perspektif Hukum Islam,Ahkam, Volume 4 Nomor 2, November 2016, Hal 305-326.
Abdur Rahman, Tindak Pidana dalam Syariat Islam, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992), hal 42.
Intan Permata Sari, Hukuman Bagi Pelaku Pelecehan Seksual Terhadap Sesama Jenis,
Legitimasi, Vol. VI No. 1, Jauari-Juni 2017, Hal 40-41.
Abd. Rahim A, Disertasi: “Etika Seks Menurut Hukum Islam”, (Makassar: Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar, 2011), hlm. 145.
Zulkifli, Skripsi: “Dinamika Rangsangan Seksual Film Terhadap Problematika
Onani(masturbasi) pada Remaja dalam Pandangan Hukum Islam (Studi Kasus Remaja
Dusun Pancana Desa Julukanaya Kecamatan Palangga Kabupaten Gowa)”, (Makassar:
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar,2016), hlm. 10.
Fitriani Umar dan Achmad Musyahid, Masturbasi sebagai Pemenuhan Kebutuhan Seksual
Janda Perspektif Hukum Islam, Shautuna Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan
Mazhab, Vol. 1, No. 1, Januari 2020, hal. 101.
Fitriani Umar dan Achmad Musyahid, Masturbasi sebagai Pemenuhan Kebutuhan Seksual
Janda Perspektif Hukum Islam,…hal. 102.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya Juz 1-30 Edisi Baru (Surabaya: Mekar
Surabaya,2004), hal. 475.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya Juz 1-30 Edisi Baru…hal. 493
Fitriani Umar dan Achmad Musyahid, Masturbasi sebagai Pemenuhan Kebutuhan Seksual
Janda Perspektif Hukum Islam,…hal. 102-103.
Siswi Yuni Pratiwi, Hubungan antara Tingkat Religiusitas dan Pengetahuan Seksualitas dengan
Intensitas Masturbasi Pasa Mahasiswa yang Tinggal di Kos, Indigenous, Jurnal Ilmiah
Berkala Psikologi, Vol. 11, No. 2, November 2009, hal. 91.
Siswi Yuni Pratiwi, Hubungan antara Tingkat Religiusitas dan Pengetahuan Seksualitas dengan
Intensitas Masturbasi Pasa Mahasiswa yang Tinggal di Kos…hal. 98.

Anda mungkin juga menyukai