Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“Konsep Hukum Homoseksual dan Lesbian”

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah “ Masa’il Al Fiqhiyah”

Dosen Pengampu :
Dr. Muhajirin, M.Ei

Disusun Oleh :
Della Khoirunisa NIM 2019220021

Semester VI / PAI / B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-HAMIDIYAH JAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.Sholawat dan salam
semoga tetap terlimpah curah atas junjungan Nabi Muhammad SAW, beserta
keluarga dan sahabat hingga akhir zaman.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selesainya penulisan makalah ini tidak lepas
dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan
terimakasih kepada dosen pembimbing Dr. Muhajirin, M.Ei selaku dosen mata
kuliah Masa’il Al Fiqhiyah , dan teman-teman yang banyak membantu dalam
penyusunan makalah ini. Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki baik dari segi
tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian.

Oleh karena itu kami meminta maaf atas ketidak sempurnaan makalah ini. Kami juga
memohon kritik dan saran yang membangun agar kami bisa membuat karya tulis yang
lebih baik lagi. Harapan kami mudah-mudahan apa yang telah kami susun ini agar
memberikan manfaat untuk diri kami pribadi, teman-teman, serta orang lain pada
umumnya.

Depok, 12 Mei 2022

Pemakalah
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………………….


Daftart Isi ………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………
A. Latar Belakang …………………………………………………………
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………...
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………..
a. Pengertian homoseksual dan lesbian ………………………………….
b. Sejarah homoseksual (Umat yang terkenal Homoseksual)
c. Hukuman perilaku homoseksual dan lesbian
d. Dampak perilaku homoseksual dan sebab lesbian
e. Cara mengatasi dan mencegah perilaku homomseksual dan lesbian

BAB III PENUTUP …………………………………………………………….


Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
Pendahuluan
 
A.    Latar Belakang
Hukum Islam bersifat universal, mengatur seluruh aspek kehidupan manusia
salah satunya dalam hubungan manusia dengan manusia. Dalam prakteknya, hukum
Islam senantiasa memperhatikan kemaslahatan manusia, dangan mengajak
pengikutnya untuk mematuhi perintah dan menjauhi larangan-Nya. Hukum Islam
akan menindak keras dan tegas kepada para pelaku yang melanggar ketentuan dan
ketetapan-Nya sebagaimana dijelaskan dalam al-Quran dan Hadist.
Islam mengakui bahwa manusia memiliki hasrat yang sangat besar untuk
melangsungkan hubungan seks. Oleh karena itu hukum Islam mengatur penyaluran
hubungan biologis tersebut melalui perkawinan yang telah ditetapkan berdasarkan Al-
Quran maupun Hadist Nabi, yang bertujuan untuk menciptakan kebahagiaan dan
memadukan cinta dan kasih sayang antara dua insan yang berlainan jenis. Walaupun
Islam telah mengatur hubungan biologis yang halal, namun penyimpangan tetap saja
terjadi, salah satunya berupa homoseksual dan lesbian. Semua ini terjadi karena
dorongan biologis yang tidak terkontrol dengan baik.
Homoseksual merupakan perbuatan asusila yang sangat terkutuk dan
menunjukkan pelakunya seorang yang mengalami penyimpangan psikologis dan tidak
normal. Berbicara tentang homoseksual di negara-negara maju, maka kondisinya
sudah sangat memprihatinkan. Di negara-negara tersebut kegiatannya sudah
dilegalkan. Yang lebih menyedihkan lagi, bahwa ‘virus’ ini ternyata juga telah
mewabah di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Masalah homoseksual dan lesbian di Indonesia kini memasuki babak-babak
yang semakin menentukan. Sebagai sebuah negeri Muslim terbesar, Indonesia
menjadi ajang pertaruhan penting perguliran kasus ini. Anehnya, hampir tidak ada
organisasi dan tokoh umat yang serius menanggapi masalah ini. Padahal, ibarat
penyakit, masalahnya sudah semakin kronis, karena belum mendapatkan terapi yang
serius
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Homoseksual dan Lesbian ?
2.      Bagaimana Sejarah Homoseksual (Umat yang terkenal Homoseksual) ?
3.      Apa Hukum Perbuatan Homoseksual dan Lesbian ?
4.      Apa Dampak Perilaku Homoseksual dan Sebab Lesbian ?
5.      Bagaimana Cara Mengatasi dan Mencegah Perilaku Homoseksual dan Lesbian ?

BAB II
Pembahasan
 
A.    Pengertian Homoseksual dan Lesbian
Istilah Homoseksual berasal dari bahasa Inggris “Homosexual” yang berarti
sifat laki-laki yang senang berhubungan seks dengan sesama lelaki.
Sedangkan Lesbian, berarti sifat perempuan yang senang berhubungan seks dengan
sesamanya pula.
Istilah ini dijumpai dakam agama Islam sebagai  Liwath  yang diartikan secara
singkat laki-laki yang selalu mengumpuli sesamanya, sedangkan Lesbian dijumpai
dengan istilah Ash-sahaaq yang dapat diartikan secara singkat dengan Perempuan
yang selalu mengumpuli sesamanya.
Homoseksual dilakukan dengan cara memasukkan penis kedalam anus
Sedangkan lesbian dilakukan dengan cara melakukan masturbasi satu sama lain atau
dengan cara lainnya untuk mendapatkan orgasme (puncak kenikmatan atau climax of
the sex act)1.
Maka dalam hal ini dapat ditarik suatu pengertian  bahwa homoseksual adalah
kebiasaan seorang laki-laki melampiaskan  nafsu seksualnya pada sesamanya
sedangkan lesbian adalah kebiasaan seorang perempuan melampiaskan  nafsu
seksualnya pada sesamanya.2
 
B.     Sejarah Homoseksual (Umat yang terkenal Homoseksual)

1
http://blognyafitri.wordpress.com/2011/12/27/hukum-homoseksual-dan-lesbians-by-umar-hamzah/ 
2
Mahjudin, Masailul Fiqhiyah berbagai kasus yang dihadapi hokum Islam masa kini (Jakarta: KALAM MULIA,
2003) hal. 22
Di dalam Al-Qur’an, ada diceritakan tentang sifat-sifat kaum (umat) Nabi Luth
yang terkenal dengan Homoseksual. Mereka tidak mau mengawini perempuan, kerana
mereka sangat gemar melakukan hubungan seks dengan sesama lelaki.
Tatkala Nabi Luth menawarkan beberapa orang perempuan cantik untuk
dikawini, maka mereka menolaknya dengan mengatakan: kami sama sekali tidak
menginginkan perempuan, kerana kami sudah memiliki pasangan hidup yang lebih
baik: yaitu laki-laki yang berfungsi sebagai teman hidup dan dapat membantu
kelangsungan hidup kami, ia pun boleh digunakan untuk melampiaskan nafsu seksual.
Oleh kerana itu, ketika Nabi Luth didatangi oleh para Malaikat utusan Allah yang
tampan menyamar sebagai pemuda rupawan, maka ia merasa cemas karena mereka
mengira bahwa mereka (Malaikat) itu adalah manusia biasa yang menemuinya.
Timbulnya kerisauan di hati Nabi Luth, karena dibayangkannya bahwa
tetamu-tetamunya itu akan menjadi rebutan yang hebat dikalangan kaumnya karena
mereka sangat gemar terhadap pemuda-pemuda yang kacak dan tampan. Ia merasa
bahwa gejolak perasaan sukakan lelaki yang ditimbulkan oleh kaumnya dalam hal
tersebut, sukar untuk diatasinya dan pasti banyak akan menimbulkan korban jiwa, di
samping itu juga Nabi Allah Luth merasa amat malu terhadap tetamunya itu.
Ada beberapa ayat Al-Qur’an yang menerangkan sifat-sifat kaum Nabi Luth,
antara lain :
Artinya: “Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, Dan
kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu
adalah orang-orang yang melampaui batas”. (Asy-Su’araa’, 165-166)
 “Dan tatkala datang utusan-utusan kami (para Malaikat) itu kepada Luth, dia
merasa susah dan merasa sempit dadanya karena kedatangan mereka, dan dia
berkata: saat ini adalah hari yang sangat sulit. Dan datanglah kepadanya kaumnya
dengan bergegas-gegas. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-
perbuatan yang keji (Homoseksual). Luth berkata: hai kaumku, inilah puteri-puteriku,
mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu
mencemarkan (nama) ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah diantaramu seorang
yang berakal? Mereka menjawab: sesungguhnya kamu telah tahu, bahwa kami tidak
mempunyai keinginan terhadap puteri-puterimu; dan sesungguhnya kamu tentu
mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki.” (Q.S Huud, 77-79)
Jadi, perbuatan Homoseksual itu terjadi semenjak dahulu kala hingga sekarang
ini. Perbuatan ini ini banyak berlaku dimasyarakat Negara sekular atau di Negara
Barat…dengan peruntukan undang-undang yang melindungi mereka. atas nama hak
kebebasan manusia.
Perbuatan Homoseksual tersebut tidak dilarang oleh undang-undang di Negara
yang berfahaman sekular, dan tidak dikategorikan sebagai pelanggaran tata susila.
Dan kalaupun ada larangan bagi mereka itu hanya bertujuan untuk membenteras
kemungkinan terjadinya beberapa macam penyakit yang sering timbul dari perbuatan
Homoseksual dan Lesbian; misalnya penyakit kanker kelamin, AIDS dan sebagainya.
Oleh karena itu perbuatan Homoseksual dan Lesbian paling banyak di amalkan di
negara Barat, yang budaya Homoseksual dan penyakit berbahaya yang
ditimbulkannya, sampai menular ke negara asia tenggara mahupun di tanah air kita
melaui film..budaya kuning ikutan muda mudi..pembacaan di internet yg
membenarkan golongan ini menyampaikan fahaman dan anutan mereka dan
pelancong-pelancong mereka ke negara ini.3
 
C.    Hukumn Perilaku Homoseksual dan Lesbian
Hukuman Homoseksual
Sebenarnya ulama-ulama fiqh berbeda pendapat mengenai hukuman bagi pelaku
homoseksual. Diantara pendapat para ulama tersebut adalah:
1.      Fuqoha Madzhaf Hanbali: Mereka sepakat bahwa hukuman bagi pelaku homoseksual
sama persis dengan hukuman bagi pelaku perzinahan. Yang sudah menikah di rajam
dan yang belum menikah dicambuk 100 kali dan diasingkan selama setahun. Adapun
dalil yang mereka pergunakan adalah Qiyas. Karena defenisi Homoseksual (Liwath)
menurut mereka adalah menyetubuhi sesuatu yang telah diharamkan oleh Allah.
Maka mereka menyimpulkan bahwa hukuman bagi pelakunya adalah sama persis
dengan hukuman bagi pelaku perzinahan. Tetapi qiyas yang mereka lakukan
adalah qiyas ma’a al-fariq (mengqiyaskan sesuatu yang berbeda) karena liwath
(homoseksual) jauh lebih menjijikkan dari pada perzinahan.
2.      Pendapat yang benar adalah pendapat kedua yang mengatakan bahwa hukuman bagi
pelaku homoseksual adalah hukuman mati. Karena virus ini kalau saja tersebar di
masyarakat maka ia akan menghancurkan masyarakat tersebut.Syekh Ibnu Taymiyah
mengatakan bahwa seluruh sahabat Rasulullah SAW sepakat bahwa hukuman bagi
keduanya adalah hukuman mati. Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW:
 
“Barangsiapa kamu temui melakukan perbuatan kaum Luth (Homoseksual), maka
bunuhlah al-fail dan al-maf’ul bi (kedua-duanya)”.
 
Hanya saja para sahabat berbeda pendapat tentang cara ekskusinya. Sebagian
sahabat mengatakan bahwa kedua-duanya harus dibakar hidup-hidup, sehingga
menjadi pelajaran bagi yang lain. Pendapat ini diriwayatkan dari khalifah pertama
Abu Bakar As-Shiddiq.

3
Mahjudin, Masailul Fiqhiyah … Ibid. hal. 25
“Tidaklah ada satu umat pun dari umat-umat (terdahulu) yang melakukan
perbuataan ini, kecuali hanya satu umat (yaitu kaum Luth) dan sungguh kalian telah
mengetahui apa yang Allah Subhaanahu wa ta’ala perbuat atas mereka, aku
berpendapat agar ia dibakar dengan api.”
Sahabat yang lain berpendapat bahwa keduanya dibawa kepuncak yang tertinggi di
negeri itu kemudian diterjunkan dari atas dan dihujani dengan batu. Karena dengan
demikianlah kaum nabi Luth A.S dihukum oleh Allah SWT.
Abdullah bin Abbas berkata, 
“Ia (pelaku gay) dinaikkan ke atas bangunan yang paling tinggi di satu
kampung, kemudian dilemparkan darinya dengan posisi pundak di bawah, lalu
dilempari dengan bebatuan.”
Yang terpenting keduanya harus dihukum mati, karena ini adalah penyakit yang
sangat berbahaya dan sulit di deteksi. Jika seorang laki-laki berjalan berduaan dengan
seorang perempuan mungkin seseorang akan bertanya:”Siapa perempuan itu?”. Tetapi
ketika seseorang laki-laki berjalan dengan laki-laki lain akan sulit di deteksi karena
setiap laki-laki berjalan dengan laki-laki lain. Tetapi tentunya tidak semua orang bisa
menjatuhkan hukuman mati, hanya hakim atau wakilnyalah yang berhak, sehingga
tidak terjadi perpecahan dan kezaliman yang malah menyebabkan munculnya
perpecahan yang lebih dahsyat.
“Janganlah pria melihat aurat pria lain dan janganlah wanita melihat aurat
wanita lain; dan janganlah bersentuhan pria dengan pria lain dibawah
sehelai selimut/kain, dan janganlah pula wanita bersentuhan dengan wanita
lain dibawah sehelai selimut/kain. “(HR. Abu Daud, Muslim, Ahmad dan
Tirmidzy)
Hukuman Lesbian
Perbuatan Lesbian hukumnya adalah haram mutlak karena ia bentuk dari zina.
para ulama telah sepakat bahwa hukuman bagi pelaku sihaq (lesbi)
adalah ta’zir, dimana pemerintah yang memiliki wewenang untuk menentukan
hukuman yang paling tepat, sehingga bisa memberikan efek jera bagi pelaku
perbuatan haram ini.
Ibn Qayyim berkata dalam Al-Jawab Al-Kafi sebagaimana berikut :
‫ق َعلَيِ ِه َما ا ْس ُم ال ِّزنَا ْال َعا ُم‬ ْ ‫ َوِإ ْن ُأ‬،‫َولَ ِك ْن الَ يَ ِجبُ ْال َح ُّد بِ َذلِكَ لِ َعد َِم اِإل ْيالَج‬
َ ِ ‫طل‬ ِ
“Akan tetapi, tidaklah wajib padanya (yaitu dalam perbuatan lesbi) hukuman (bunuh)
karena tidak adanya ilajj (solusi/obat, yaitu jima’) walaupun disematkan kepada
keduanya (yakni homo dan lesbi) nama zina secara umum” (Ibn Qayyim, Al-Jawab
Al-Kaf, hlm.177).
Ibn Qudamah dalam Al-Mughni menyatakan bahwa lesbi termasuk kategori zina,
meski hukumannya berbeda. Ia mengatakan :
ُ‫َت ْال َمرْ َأة‬
ْ ‫ إ َذا َأت‬:‫ال‬
َ َ‫ي ع َْن النَّبِ ِّي صلى هللا عليه وسلم َأنَّهُ ق‬ َ ‫ فَهُ َما زَ انِيَتَا ِن َم ْلعُونَتَا ِن; لِ َما ر ُِو‬،‫ت ا ْم َرَأتَا ِن‬
ْ ‫وَِإ ْن تَدَالَ َك‬
‫ َو َعلَ ْي ِه َما‬،‫ج‬ِ ْ‫ فََأ ْشبَهَ ْال ُمبَا َش َرةَ ُدونَ ْالفَر‬.‫ض َّمنُ إيالجًا يعني الجماع‬
َ َ‫ َوال َح َّد َعلَ ْي ِه َما َألنَّهُ ال يَت‬.‫ فَهُ َما زَ انِيَتَا ِن‬،َ‫ْال َمرْ َأة‬
‫ انتهى‬.ُ‫ْزير‬ ِ ‫التَّع‬
“Apabila dua perempuan saling bergesekan (lesbi), maka keduanya adalah berzina
yang dilaknat, karena telah diriwayatkan dari Nabi saw, bahwa beliau bersabda :” jika
perempuan mendatangi perempuan, maka keduanya adalah berzina”. Keduanya tidak
dihadd, karena tidak adanya ilajj yaitu jimak. Maka hal itu serupa dengan mubasyaroh
( ٌ‫ ُمبَا َش َرة‬ ) – bersentuhan – tanpa farji dan keduanya harus dita’zir”( Ibn Qudamah,Al-
Mughni, Vol.10, hlm.162).
Jadi, hukuman bagi lesbi adalah ta’zir. Hukuman ta’zir tidak sampai membunuh
pelakunya, tidak sebagaimana rajam bagi pezina laki-laki dan perempuan. Meski
begitu, bukan berarti ini dosa sepele. Karena lesrbi juga perbuatan keji. Ia bentuk dari
zina yang dilaknat oleh Allah. Ia disamakan dengan liwath – zina yang pernah
dilakukan kaum nabi Luth. Lesbi dan liwath adalah perbuatan keji, yang bisa
mengundang adzab Allah.
Apabila hukuman  ta’zir tersebut tidak terlaksana di dunia, maka hukuman tersebut
akan dilaksanakan di akhirat. Dalam hal ini Allah berfirman :
ُّ ‫َولَ َع َذابُ اآل ِخ َر ِة َأ َش‬
‫ق‬
Dan sesungguhnya azab akhirat adalah lebih keras.” (QS. Ar-Ra’d [13]: 34).
 
Menyimak posisi ajaran Islam yang tegas terhadap masalah homoseksual dan lesbian,
harusnya berbagai pihak tidak memberi kesempatan untuk mempromosikannya.
Karena itu, adalah ajaib, jika saat ini, begitu banyak media massa yang membuat opini
seolah-olah homoseksual adalah suatu tindakan mulia (amal salih) yang perlu diterima
oleh masyarakat. Promosi dan kampanye besar-besaran legalisasi homoseksual ini
berusaha menggiring opini masyarakat untuk menerima praktek homoseksual.
 
 
D.    Dampak Perilaku Homoseksual dan Sebab Lesbian
Menurut pandangan Islam perilaku homoseksual termasuk dosa besar, karena
perbauatn ini bertentangan dengan norma agama, norma sosial, dan bertentangan pula
dengan  sunatullah dan fitrah manusia itu sendiri sebab Allah SWT telah menjadikan
manusia dari pria dan wanita supaya berpasang-pasangan sebagai suami isteri untuk
mendapatkan keturunan yang sah dan untuk ketenangan dan kasih saying.
Sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 72:
 
َ‫ت َأفَبِ ْالبَا ِط ِل يُْؤ ِمنُون‬
ِ ‫َوهَّللا ُ َج َع َل لَ ُك ْم ِم ْن َأ ْنفُ ِس ُك ْم َأ ْز َواجًا َو َج َع َل لَ ُك ْم ِم ْن َأ ْز َوا ِج ُك ْم بَنِينَ َو َحفَ َدةً َو َرزَ قَ ُك ْم ِمنَ الطَّيِّبَا‬
َ‫ت هَّللا ِ هُ ْم يَ ْكفُرُون‬ ِ ‫َوبِنِ ْع َم‬

Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau istri) dari jenis kamu sendiri
dan menjadikan anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta memberimu rezeki
dari yang baik. Mengapa mereka beriman kepada yang batil dan mengingkari nikmat
Allah?

Dan firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Ar-Rum ayat 21:

َ‫ت لِقَوْ ٍم يَتَفَ َّكرُون‬ َ ِ‫ق لَ ُك ْم ِم ْن َأ ْنفُ ِس ُك ْم َأ ْز َواجًا لِتَ ْس ُكنُوا ِإلَ ْيهَا َو َج َع َل بَ ْينَ ُك ْم َم َو َّدةً َو َرحْ َمةً ۚ ِإ َّن فِي ٰ َذل‬
ٍ ‫ك آَل يَا‬ َ َ‫َو ِم ْن آيَاتِ ِه َأ ْن َخل‬

Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-


pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum
yang berpikir.

Menurut Dr. Muhammad Rashfi di dalam kitabnya “Al-Islam wa al-Thib”


sebagaimana dikutib oleh Sayid Sabiq, bahwa homoseksual  mempunyai dampak
yang negatif terhadap kehidupan pribadi dan masyarakat antara lain adalah sebagai
berikut:4

1.    Tidak tertariknya kepada wanita, tetapi justeru tertarik kepada pria sama
kelaminya. Akibatnya kalau si homo itu kawin, maka istrinya menjadi korban
(merana), karena suaminya bisa tidak mampu menjalankan tugasnya sebagai
suami, dan istrinya hidup tanpa ketenangan dan kasih sayang, serta ia tidak
mendapatkan keturunan sekalipun ia subur.
2.    Kelainan jiwanya yang akibatnya mencintai sesama kelamin, tidak stabil
jiwanya, dan timbul tingkah laku yang aneh-aneh pada pria pasangan si homo.
Misalnya ia bergaya sesama seperti wanita dalam berpakaian, berhias, dan
bertingkah laku.
3.    Gangguan saraf otak, yang akibatnya bisa melemahkan daya pikiran dan
semangat/kemauannya.
4.    Penyakit AIDS, yang menyebabkan penderitanya kekurangan/kehilangan daya
ketahanan tubuhnya. Penyakit AIDS belum ditemukan obatnya dan telah
membawa korban banyak sekali di barat, khususnya di Amerika Serikat.
Berdasarkan survei di Amerika Serikat pada tahun 1985 terhadap 12.000
penderita AIDS, ternyata 73% akibat hubungan free sex, terutama homosex,
17% karena pecandu narkotika atau sejenisnya, dan 2,5% akibat transfusi
darah.

4
Zuhdi, Masjfuk, 1993, Masail Fiqhiyah Kapita Selekta Hukum Islam, Haji Masagung, Jakarta.
Sebab-sebab lesbian sangat bervariatif. baik karena pengaruh dari luar maupun
pengaruh dari dalam dirinya sendiri, antara lain adalah :
1. Cacat pembawaan yang kemudian didorong oleh pengaruh lingkungan. Sejak lahir
sudah memiliki pembawaan yang mengarah kepada prilaku lesbian. Pembawaan ini
akan cepat berkembang apabila didorong oleh pengaruh lingkungan dan pergaulan.
2. Salah asuh dan salah didik semasa kecil, hal ini juga dapat dipicu karena pengalaman
masa kecil yang buruk sehingga menimbulkan traumatik. Sehingga dapat
menimbulkan kecenderungan untuk melakukan lesbian.
3. Moerthiko berpendapat, bahwa  lesbian terjadi disebabkan karena pengalaman-
pengalaman di masa lampau tentang seks yang membekas pada pikiran bawah
sadarnya.
4. Dr. Cario mengemukakan, bahwa menurutnya lesbian adalah suatu gejala kekacauan
saraf, yang berasal karena ada hubungan dengan orang-orang yang berpenyakit saraf.
E.     Cara Mengatasi Dan Mencegah Perilaku Homoseksual dan Lesbian
Perilaku ini dapat diatasi dengan terapi. Yang paling utama dalam terapi ini
adalah dengan adanya motivasi yang kuat yang berasal dari dalam diri individu itu
sendiri. Sedangkan agar meminimalisir kemungkinana homoseksualitas maka pada
saat masih kanak-kanak, individu harus diberikan pendidikan secara proporsional oleh
kedua orang tua. Seorang ayah harus memerankan perannya sebagai seorang bapak
yang baik dan begitu pula seorang ibu harus memerankan perannya sebagai seorang
ibu secara baik pula. Oleh karena itu pola asuh orang tua yang baik dapat
meminimalisir kemungkinan individu menjadi homoseksual.5O leh karena itu, para
orangtua harus segera bertindak cepat dan tegas.  Ajarkan dan terapkanlah syariat
Islam dalam mendidik anak-anaknya sejak dini.Sehingga kita bisa mencegah
penularan virus dan mematikannya. Berikut cara-cara mencegah virus ini:6 

1.      Pakaian yang menutup aurat


Sejak usia dini, anak-anak harus tahu perbedaan pakaian muslim untuk laki-
laki dan wanita.  Fungsi pakaian adalah untuk menutup aurat.
Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah saw telah melaknat seorang pria
yang berpakaian menyerupai pakaian wanita dan melaknat seorang wanita
yang berpakaian menyerupai pakaian pria. 
2.      Pisahkan Tempat Tidurnya
Rasulullah saw bersabda: …”pisahkanlah tempat tidur mereka ketika berumur 10
tahun…”.
3.      Teman Pergaulan

5
http://luthfis.wordpress.com/2008/03/11/homoseksual-pada-remaja/
6
http://bagus-security.blogspot.com/2016/02/cara-mencegah-lgbt-menurut-islam.html
Rasulullah saw bersabda: “Seseorang dilihat dari siapa temannya”.  Orangtua
harus memperhatikan siapa yang menjadi teman dari anaknya.  Bagaimana akhlaqnya,
keluarganya, agamanya, dll.  Kalau temannya baik, maka anak itu menjadi baik. 
Kalau temannya buruk perangainya, maka seorang anak bisa tertular keburukannya.
Dalam hadits:  “Jika seseorang yang berkumpul dalam suatu tempat, maka dia
termasuk golongan orang-orang tersebut”.  Remaja jangan berprinsip “yang penting
asal gaul”.  Tidak peduli dengan siapa saja dia bergaul. Dianggapnya, bergaul bebas
dengan berbagai kalangan adalah suatu kebaikan.  Disinilah peran orangtua agar dapat
membimbing anak untuk selektif dalam memilih teman.
4.      Memberikan Tugas Sesuai dengan Tugasnya
Jenis pekerjaan pria dan wanita disesuaikan dengan tanggung jawab pria dan wanita
dalam syariat, ataupun tabiat khusus dari pria dan wanita.  Pria dalam keluarga
bertanggung jawab sebagai kepala rumah tangga yang berkewajiban memberikan
nafkah, dan lebih banyak berada di luar rumah.  Anak lelaki harus diajarkan pekerjaan
yang membutuhkan  tenaga dan kekuatan mental lebih kuat.  Sedangkan wanita
bertanggung jawab menjadi istri dan ibu. Anak perempuan harus diajarkan pekerjaan
seorang istri dan ibu.
5.      Selektif Memilih Tontonan dan Bacaan
Media masa begitu gencarnya menayangkan tontonan yang memicu munculnya
gejolak seksual. Mulai dari sinetron, lagu, film, tarian, bacaan, bahkan sampai
iklannya.  Orangtua harus berperan aktif untuk meyeleksi tontonan dan bacaan anak,
agar anak tidak didominasi oleh naluri seksual.
6.      Keluarga harmonis
Orangtua harus dapat memberi kenyamanan kepada anak-anaknya.  Anak-anak harus
mendapatkan curahan kasih sayang dan perhatian yang cukup dari bapak atau ibunya. 
Jangan sampai keluarga menjadi berantakan dan menimbulkan trauma bagi anak-
anaknya, sehingga mendorong timbulnya perilaku menyimpang.
7.      Kepedulian terhadap lingkungan
Ketika ada kerusakan yang terjadi di lingkungannya, orangtua harus memberitahu
kepada anak apa penyebabnya dan rambu-rambu yang harus diperhatikan aanda yang
gar tidak terjerumus.  Bahkan kalau perlu dilibatkan dalam usaha memberantas
kerusakan tersebut.  Informasi ini perlu disampaikan dalam suasana dialogis ataupun
pengarahan secara tegas dari orangtua.
8.      Permudah Pernikahan
Islam mendorong para perjaka dan para gadis untuk menikah secara bertanggung
jawab.  Naluri seksual hanya boleh terjadi dalam lembaga pernikahan saja. 
Rasulullah saw bersabda: “Wahai pemuda, siapa saja di antara kalian mampu
menanggung beban hendaklah segera menikah.” Jadi Daripada haram pacaran, lebih
baik menikah
Daripada sekolah (SMP/SMA) menjadi ajang pacaran, lebih baik dibuat kebijakan
tidak mempersulit remaja yang sudah menikah untuk bersekolah.  Mestinya remaja
yang sedang bersekolah ketahuan pacaran, ditangkap, diberi peringatan, dan jalan
terakhir dikeluarkan.
9.      Puasa Sunnah
Bagi para pemuda yang belum memungkinkan melakukan pernikahan disebabkan
keadaan tertentu, hendaknya memiliki sifat ‘iffah (senantiasa menjaga kehormatan)
dan mampu mengendalikan hawa nafsu.  Rasul bersabda:”Siapa saja yang tidak
mampu menikah hendaknya melakukan shaum, karena shaum adalah perisai
baginya”.
Shaum dilakukan untuk meningkatkan keimanan remaja, sehingga mampu
mengendalikan nafsu seksual.
 

BAB III
Kesimpulan
1.      Homoseksual adalah kebiasaan seorang laki-laki melampiaskan  nafsu
seksualnya pada sesamanya sedangkan lesbian adalah kebiasaan seorang
perempuan melampiaskan  nafsu seksualnya pada sesamanya.
2.      Perbuatan Homoseksual itu terjadi semenjak dahulu kala hingga sekarang ini.
Yang terkenal dengan kaum Homoseksual yaitu kaum nabi luth. Perbuatan ini ini
banyak berlaku dimasyarakat Negara sekular atau di Negara Barat…dengan
peruntukan undang-undang yang melindungi mereka. atas nama hak kebebasan
manusia.
3.      Hukuman untuk pelakun Homoseksual kalau pelakunya muhshan (sudah
menikah), maka dihukum rajam. Kalau gair muhshan (perjaka), maka dihukum
cambuk 100 kali dan diasingkan selama satu tahun.
4.      Perilaku Homoseksual mempunyai banyak dampak negative terhadap kehidupan,
perilaku ini  dapat diatasi dengan terapi. Yang paling utama dalam terapi ini
adalah dengan adanya motivasi yang kuat yang berasal dari dalam diri individu
itu sendiri.

Daftar Pustaka
 
Mahjudin, Masailul Fiqhiyah berbagai kasus yang dihadapi hukum Islam masa
kini ,Jakarta: KALAM MULIA, 2003
Hasan Ali, Masail Fiqhiyah Al-Haditsah pada masalah-masalah kontempoer hukum
islam, Jakarta:RadjaGrafindo Persada, 2000
http://blognyafitri.wordpress.com/2011/12/27/hukum-homoseksual-dan-lesbians-by-
umar-hamzah/ 
http://luthfis.wordpress.com/2008/03/11/homoseksual-pada-remaja/

Anda mungkin juga menyukai