Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

LIWATH

OLEH :
MUTHIA MUFIDA

MAN 2 PONTIANAK
TAHUN AJARAN 2022/2023
Kata Pengantar

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah puja dan puji hanya layak tercurahkan kepada Allah SWT.,atas segala limpahan
karunia dan nikmat-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada
Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi wa sallam. Manusia istimewa yang seluruh
perilakunya layak untuk diteladani, yang seluruh ucapannya layak adalah kebenaran,yang
seluruh getar hatinya adalah kebaikan Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
tepat pada waktunya.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas pada mata pelajaran Akidah Akhlak di Man 2
Pontianak. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gay atau (liwath) merupakan suatu fenomena sosial yang tidak lagi
mampu disangkal. Keberadaannya disadari sebagai sebuah realita di
dalam masyarakat dan Menimbulkan berbagai macam reaksi oleh
lingkungan sekitarnya. Hal itu terjadi Karena gay (perilaku homoseksual
pada laki-laki) secara umum masih dianggap Sebagai perilaku seksual
yang menyimpang. Penolakan dan marginalitas dari Lingkungan sekitar
dan lingkup luas membuat kaum gay terhimpit rasa takut, ragu, bahkan
malu untuk menunjukkan identitas seksual mereka yang sebenarnya. Hal
Ini menjadi penghambat bagi mereka untuk berkomunikasi dalam
interaksi sehari-hari.

Kaum gay memiliki ciri-ciri yang membantu mereka untuk


mengenali dan dikenali dengan sesama gay dan di dalam masyarakat.
Ciri-ciri tersebut terkadang Sengaja dibentuk oleh mereka, tapi ada juga
yang dilakukan secara tidak sengaja atau pembawaan secara naluri. Gay
lebih menyukai mengenakan pakaian ketat, karena dapat
memperlihatkan lekuk tubuh si pemakai. Bagi gay, lekukan tubuh
Merupakan daya jual tersendiri. Gay lebih senang memakai warna
mencolok. Dalam berkomunikasi gaya bicaranya pun lebih feminim dan
perhiasan yang dikenakannya pun cenderung “ramai”. Bahkan itu
merupakan alat komunikasi Sesama gay.
Ciri lainnya adalah selalu tertarik pada aktivitas yang biasanya
dilakukan wanita. Disisi lain, ada juga yang mengatakan bahwa, ciri-ciri
lelaki gay berpenampilan rapi, tidak banyak bicara (kecenderungan
pendiam), selalu memakai pengharum tubuh dengan bebauan yang
menyengat, berbicara seadanya, dan cenderung lembut, tidak suka
bergaul dengan banyak orang, bertindak kehati-hatian dalam segala hal
pekerjaan yang sedang dia kerjakan, pakaian yang digunakan biasanya
agak berbeda dari yang lain, sehingga cenderung menarik perhatian
banyak orang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan liwath?
2. Mengapa liwath adalah perbuatan yang sangat hina?
3. Bagaimana penerapan sanksi hukum terhadap pelaku liwath
BAB II
PEMBAHASAN

1. Apa yang dimaksud dengan liwath?


Liwath (homoseksual) adalah perbuatan yang dilakukan oleh laki-laki
dengan cara sodomi yaitu memasukkan dzakar (penis) nya ke dalam
dubur laki-laki lain. Perbuatan ini disebut liwath karena disamakan
dengan perbuatan kaum Nabi Luth. Menurut Ibnu Katsir perbuatan
homoseksual yang berlaku dalam kalangan kaum Nabi Luth itu
adalah perbuatan yang tidak pernah dilakukan oleh manusia di dunia
sebelum ini. Begitu juga menurut Hamka bahwa perbuatan keji itu
dimulakan oleh kaum Nabi Luth yaitu penduduk Sadum dan
Amurrah.

2. Mengapa liwath adalah perbuatan yang sangat hina?

Allah Ta’ala berfirman :

{ ‫}َو ُلوًطا ِإْذ َقاَل ِلَقْو ِمِه َأَتْأُتوَن اْلَفاِح َش َة َم ا َسَبَقُك ْم ِبَها ِم ْن َأَح ٍد ِم َن اْلَع اَلِم يَن‬

Dan (Kami juga telah mengutus Nabi) Luth (kepada kaumnya).


(Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: “Mengapa kalian
mengerjakan perbuatan yang sangat hina itu, yang belum pernah
dilakukan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelum kalian?” [Al-
A’raaf: 80].
Dalam ayat yang agung ini, Allah Ta’ala menyebutkan bahwa
perbuatan sodomi antar sesama pria, yang dilakukan oleh kaum
Nabi Luth ‘alaihis salam, merupakan perbuatan fahisyah.
Sedangkan fahisyah adalah suatu perbuatan yang sangat hina dan
mencakup berbagai macam kehinaan serta kerendahan.

3. Bagaimana penerapan sanksi hukum terhadap pelaku liwath?

Hukuman secara syar’I untuk orang yang melakukan hubungan


seks sejenis lebih berat dari hukuman pelaku zina biasa. Sebab
yang dilakukan memang biangnya kenistaan, puncak kemaksiatan
dan penyimpangan yang dikutuk semua orang. Namun demikian,
ternyata ada juga yang sedikit berbeda pandangan terhadap
hukuman ini. Sehingga ada pendapat lain lagi tentang hukuman
buat orang yang melakukan hubungan seks sejenis, baik liwath
(homoseksual) atau Lesbi. Berikut ini kami sampaikan beberapa
pendapat mereka dan dilengkapi dengan tarjih salah satu pendapat
itu. Pendapat pertama: Hukuman Mati, Para ulama yang mewakili
pendapat yang pertama mengatakan bahwa hukuman buat pelaku
seks sejenis adalah hukuman mati. Sebagian dari mereka
mengatakan teknis eksekusinya dengan cara dirajam, seperti
merajam pezina muhshan. Sebagian ulama lainnya mengatakan
dengan cara dibakar hidup-hidup. Sebagian lainnya seperti
mengatakan cukup dipenggal kepalanya dengan pedang. Abu
Bakar Ash-Shiddiq mengatakan dengan cara dilempar dari tempat
yang tinggi seperti gedung bertingkat atau dari atas jurang.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Homoseks merupakan suatu perbuatan keji yang dapat merusak
akal pikiran dan akhlak manusia. Islam bersikap tegas terhadap
perbuatan terlarang ini. Ketegasan Islam dapat dilihat dari nash
serta hadis yang menjadi dasar hukum bagi para ulama fiqh dalam
menetapkan hukuman homoseks. Meskipun di antara ulama fiqh
terdapat perbedaan pendapat, mereka sepakat atas keharaman
homoseks. Pebedaan pendapat hanya terjadi dalam masalah sanksi
hukum yang dijatuhkan kepada pelakunya. Perbedaan ini
disebabkan oleh perbedaan sumber hukum yang digunakan
masing-masing ulama fiqh, di samping perbedanya cara
menafsirkan ayat-ayat serta hadis yang menjadi dasar bagi
penetapan hukumnya.

Hukum islam dalam memberikan sanksi terhadap perbuatan


homoseksual sangat erat, yakni berupa rajam, dera dan bunuh.
Sanksi hukum semacam ini menurut penulis masih tetap relavan
untuk diterapkan dalam masyarakat modern, karena undang-
undang atau hukum modern tidak mampu membendung atau
mencegah berbagai bentuk penyimpangan seksual. Bahkan
fenomena penyimpangan itu semakin meningkat dewasa ini.
Berbagai penyakit yang diakibatkan dari penyimpangan seks,
seperti homo, terbukti tidak menyadarkan para pelakunya untuk
menghentikan perbuatannya.

Salah satu pencegahan yang mampu mengatasi problema


homoseks dan penyimpangan seks lainnya adalah melaksanakan
sanksi hukum sesuai hukum islam. Bila hukum islam dapat
diterapkan nicaya perbuatan terkutuk itu akan lenyap dari
kehidupan manusia, terutama dalam masyarakat islam. Penerapan
hukum islam ini memang akan mendapatkan kesulitan tertentu
dalam kehidupan sekarang, karena yang menyadari hikmah hukum
islam hanya sebagian kecil umat islam, terutama kalangan
intelektual dan ulama. Bila seluruh lapisan masyarakatmenyadari
pentingnya hukum islam dalam menata kehidupan maka ia dapat
diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan. Jika hal ini terjadi,
sesuai dengan al-Duran dan hadis, maka seluruh bentuk
penyimpangan seks, termasuk homoseks akan hilang.

Daftar Pustaka.

https://m.mediaindonesia.com/humaniora/431439/contoh-kata-
pengantar-untuk-tugas-makalah-karya-ilmiah-dan-laporan
http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/10240/

https://asharisapta.com/2019/10/dosa-besar-liwath-homoseks/

https://putusan3.mahkamahagung.go.id/search.html/?q=liwath

https://www.referensimakalah.com/2013/03/pengertian-liwath-
sodomi.html?m=1

https://m.republika.co.id/berita/o1qz4632/homoseksual-dalam-
kacamata-hukum-islam

http://wiyonggoputih.blogspot.com/2015/11/hukum-liwath-dalam-
penjelasan-kyai-said.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai