Anda di halaman 1dari 10

LESBIAN, GAY, BISEKUAL, TRANSGENDER

(LGBT)
MAKALAH HUKUM ISLAM

Disusun oleh :
Gian Gunawan (181000365)

Universitas Pasundan Bandung


Jl. Lengkong Besar No 68, Kel. Cikawao, Lengkong, Kota Bandung, Jawa
Barat 40261 Telp (022) 4205945
2018 – 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan limpahan Rahmat danRidho-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “LGBT” ini dengan baik dan selesai tepat pada
waktunya.
Dalam kesempatan ini tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah
mendorong kami untuk menyelesaikan makalah ini baik secara langsung atau pun tidak
langsung. Selanjutnya, perlu kami sampaikan bahwa dalam penyusunan makalah ini mungkin
terdapat kesalahan atau kekurangan yang datangnya dari kami sendiri sebagai manusia, untuk
itu kritik dan juga saran senantiasa akan kami terima demi tercapainya makalah yang lebih baik
lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca ataupun bagi kami sendiri selaku penulis.

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ….……………………………..………………………………….......... i
Daftar Isi ……………………………………………………………………………….. ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Definisi Judul …………………….…………………………………………….. 1
B. Latar Belakang Masalah ………………………………………………………………... 1
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………….…………………. 2
A. Menurut Al-Quran……………………………..……………………………........ 2

B. Menurut Hadis ……………………….…………….………………....................4


C. SisMenurut Pendapat Para Pakar Hukum ………………….…………………...... 6
D. Menurut Hukum Positif………………………………………………………….. 7
E. Putusan Pengadilan………………………....... ……………………………………. 7
BAB III PENUTUP ……………………………………………………………..…... 12
A. Kesimpulan …………………………………………………………………….. 12
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………… 13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Definisi LGBT
Lesbian adalah istilah bagi perempuan yang mengarahkan orientasi seksualnya
kepada sesama perempuan atau disebut juga perempuan yang mencintai perempuan
baik secara fisik, seksual, emosional atau secara spiritual. Lesbian adalah seorang
yang penuh kasih.
Gay adalah istilah untuk laki-laki yang mengarahkan orientasi seksualnya kepada
sesama laki-laki atau disebut juga laki-laki yang mencintai laki-laki baik secara fisik,
seksual, emosional ataupun secara spiritual. Mereka juga rata-rata agak memedulikan
penampilan, dan sangat memperhatikan apa-apa saja yang terjadi pada pasangannya.
Biseksualitas adalah orientasi seks yang mempunyai ciri-ciri berupa ketertarikan
estetis, cinta romantis dan hasrat seksual kepada pria dan wanita. Biseksualitas
umumnya dikontraskan dengan homoseksualitas, heteroseksualitas, dan aseksualitas.
Transgender adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan orang yang
melakukan, merasa, berpikir atau terlihat berbeda dari jenis kelamin yang ditetapkan
saat mereka lahir. "Transgender" tidak menunjukkan bentuk spesifik apapun dari
orientasi seksual orangnya.

B. Latar Belakang Masalah


slam dan Barat sepertinya diciptakan menjadi dua kutub berbeda yang tidak
mungkin pernah bertemu. Ini karena landasan nilai-nilai keduanya sangat bertolak
belakang. Apabila Barat lebih menonjolkan logika, ilmu pengetahuan ilmiah dan
kebebasan, nilai-nilai Islam bersumber pada keimanan dan ketaatan pada wahyu Ilahi
dan sunah Nabi.
Salah satu kontradiksi antara Islam dengan Barat yang sedang mengemuka saat ini
adalah masalah kaum lesbian, gay, bisexual dan transgender. Menurut pandangan barat
LGBT merupakan bagian dari hak asasi manusia yang harus dilindungi. Dukungan kaum
liberal terhadap pelaku LGBT tidak hanya berupa wacana namun direalisasikan dengan
mendirikan organisasi persatuan, forum-forum seminar dan pembentukan yayasan dana
internasional. Bahkan beberapa negara telah melegalkan dan memfasilitasi perkawinan
sesama jenis.
Salah satu lembaga penggalangan dana pendukung perlindungan hak asasi pelaku
LGBT yaitu yang diluncurkan pada Desember 2011 oleh menteri luar negeri AS Hillary
Rodham Clinton. Lembaga ini mencakup upaya keadilan, advokasi, perlindungan dan
dialog untuk menjamin pelaku LGBT hidup bebas tanpa diskriminasi.
Di Indonesia, Sejak munculnya kasus tentang Ryan “Si Penjagal Dari Jombang”,
mulai banyak orang membicarakan tentang kaum homoseksual terutama Gay. Bagi
masyarakat Indonesia yang masih menganggap hal tersebut tabu dan tidak sesuai
dengan budaya serta moral, hal tersebut amat bertentangan dengan nilai agama serta
hukum yang berlaku di Indonesia. Selain itu, kami juga melihat bahwa mulai banyak
bermunculan film-film yang mengangkat tema tentang kaum Gay.
Selain itu, kehidupan kaum homoseksual terutama kaum gay, sangat rentan
terhadap berbagai masalah kesehatan. Yang terparah diantaranya dalah HIV dan AIDS.
Bahkan data WHO menunjukan bahwa hampir 90% penderita HIV adalah kaum
homoseksual dan 60% penderita AIDS juga berasal dari kaum homoseksual. Sungguh
sangat ironis namun juga dilematis, mengingat banyak negara yang mulai terbuka dan
memberi kelonggaran, bahkan member perlindungan dalam masalah pergaulan sejenis
ini.
Sementara itu, Islam menghendaki pernikahan antar lawan jenis, laki-laki dengan
perempuan, tidak semata untuk memenuhi hasrat biologis namun sebagai ikatan suci
untuk menciptakan ketenangan hidup dengan membentuk keluarga sakinah dan
mengembangkan keturunan umat manusia yang bemartabat. Perkawinan sesama jenis
tidak akan pernah menghasilkan keturunan dan mengancam kepunahan generasi
manusia. Perkawinan sesama jenis semata-mata untuk menyalurkan kepuasan nafsu
hewan.
Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan membahas lebih lanjut lagi
mengenai “Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender dalam Perspektif Hukum Islam dan
Hukum Positif Indonesia”.
BAB III
PENDAHULUAN

A. Menurut Al-Quran

ayat 80 dan 81 Surat al-A’raaf:

ً ‫شةَ أَتَأتُونَ ِلقَو ِم ِه قَا َل إِذ َولُو‬


‫طا‬ َ ‫اح‬ َ ‫العَالَ ِمينَ ِ ِّمنَ أ َ َحد ِمن بِ َها‬, ‫الر َجا َل لَت َأتُونَ إِ َّن ُكم‬
ِ َ‫سبَقَ ُكم َما الف‬ ِّ ِ ً ‫ُون ِ ِّمن شَه َوة‬
ِ ‫د‬
‫اء‬
ِ ‫س‬َ ‫ ُّمس ِرفُونَ قَوم أَنتُم َبل ال ِِّن‬. ‫االعرف‬: ۸۰-۸۱

Dan (Kami telah mengutus) Luth, ketika ia berkata kepada kaumnya:


“mengapa kamu mengerjakan perbuatan faakhisyah itu, yang belum
pernah dikerjakan oleh seorang pun sebelumnya. Sesungguhnya
engkau mendatangi laki-laki untuk melepaskan nafsumu, bukan
kepada wanita. Sungguh kamu ini kaum yang melampaui batas.
B. Menurut Hadis
Hadits riwayat Abu Ya’la yang dinyatakan perawi-perawinya kuat berbunyi:

ِ (‫)يعلى ابو رواه‬


َ َّ‫زنَا بَينَ ُه َّن الن‬.
‫سا ِس َحاق‬
Melakukan sihaaq bagi wanita di antara mereka termasuk perbuatan zina.

Riwayat at-Thabaraniy dengan lafadh yang sedikit berbeda:


ُ ‫س َح‬
‫اق‬ َ ِّ‫ َبينَ ُه َّن ِزنَا ال ِن‬. (‫)الطبرانى رواه‬
ِّ ِ ‫ساءِ َبينَ اَل‬
perbuatan sihaaq (lesbi) antara wanita (hukumnya) zina di antara
mereka.”(tersebut pada Majma ‘uzzawaid 6/256 dan pada al-Fiqhul Islamiy
6/24)
C. Menurut Pendapat Para Pakar hukum islam
Menurut pakar Hukum pidana Suparji Ahmad, perilaku tersebut terjadi
karena faktor budaya dan lingkungan, sehingga pelaku sebetulnya
dapat memilih arahnya masing-masing dalam menentukan orientasi
seks.
Pakar Hukum Pidana Universitas Islam Indonesia (UII) Prof. Mudzakir
mengungkapkan, perilaku seks menyimpang LGBT bertentangan
dengan norma hukum perkawinan di Indonesia, sebagaimana termuat
dalam UU No 1 Tahun 1974 tentang perkawinan, terutama dalam Pasal
1 dan Pasal 2.
D. pernikahan Beda Agama dalam Hukum Positif Indonesia
Banyak sekali pro dan kontra mengenai golongan LGBT. Tak jarang,
mereka yang menginginkan agar LGBT dilegalkan di Indonesia menjadikan
Hak Asasi Manusia (HAM) sebagai tameng utama. Kebebasan untuk
berekspresi merupakan salah satu hak fundamental yang diakui dalam
sebuah negara hukum yang demokratis dan menjunjung tinggi HAM.
Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara kesatuan Republik Indonesia
tahun 1945 sebagai salah satu negara hukum, jaminan mengenai
kebebasan berekspresi diatur dalam UUD 1945 Amandemen II yaitu dalam
Pasal 28 E ayat (2) yang menyatakan bahwa “Setiap orang berhak atas
kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai
dengan hati nuraninya”.
Selanjutnya dalam ayat (3) diyatakan “Setiap orang berhak atas kebebasan
berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat”. Selain itu UU RI No.
39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia secara lebih dalam mengatur
mengenai kebebasan berekpresi tersebut, dalam Pasal 22 ayat (3) UU
tersebut menyebutkan bahwa “Setiap orang bebas mempunyai,
mengeluarkan dan menyebar luaskan pendapat sesuai hati nuraninya,
secara lisan atau tulisan melalui media cetak maupun media cetak
elektronikdengan memperhatikan nilai-nilai agama, kesusilaan, ketertiban,
kepentingan umum, dan keutuhan bangsa”.
Memang benar bahwa setiap manusia mempunyai kebebasannya masing –
masing, namun jika ditelaah lebih dalam sudah jelas dikatakan bahwa
kebebasan yang dimiliki berbanding lurus dengan batasan – batasan yang
harus dipenuhi pula seperti; apakah melanggar agama, kesusilaan,
kepentingan umum, hingga keutuhan bangsa? Pada kenyataanya, dengan
banyaknya desas – desus yang memperbincangkan mengenai status kaum
bendera pelangi ini mengarahkan pada satu kesimpulan bahwasanya
masyarakat Indonesia merasa keamanan dan ketertiban mereka terancam.
Bahkan, dengan hanya satu kata: “LGBT” dapat menimbulkan benih – benih
keretakan keutuhan bangsa ini.
E. Putusan Pengadilan
( TIDAK ADA KASUS LGBT DI PENGADILAN)

Terdakwa pasangan gay (liwath) berinisial MH (20) dan pasangannya, MT (24), menjalani
80 kali hukuman cambuk di depan umum. Eksekusi hukuman cambuk itu dilaksanakan
pada Selasa (23/5/2017) di halaman Masjid Syuhada, Lamgugob, Kota Banda Aceh,
Provinsi Aceh.

Pasangan sejenis itu didakwa melanggar Pasal 63 ayat 1 juncto Pasal 1 angka 28 Qanun
Nomor 6 Tahun 2014 mengenai hukum jinayah. Pasal itu berbunyi, "Setiap orang yang
dengan sengaja melakukan perbuatan liwath diancam hukuman paling banyak 100 kali
cambuk atau denda paling banyak 1.000 gram emas murni atau penjara paling lama 100
bulan."

Kasat Pol PP dan WH Kota Banda Aceh, Yusnardi, menyatakan kasus liwath atau
hubungan sesama jenis itu baru pertama kali ditemukan setelah Qanun (Peraturan Daerah
di Aceh) Nomor 6 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayah mulai berlaku.

"Ya, mungkin masyarakat di luar (Aceh) merasa asing (dengan peraturan Qanun Jinayah di
Aceh), karena memang perbuatan liwath ini di luar tidak terlalu diatur ya. Namun karena
kekhususan Aceh, dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Syariat Islam
yang dengan rinci mengatur soal ini," ujar Yusnardi.

Kejadian ini disorot media asal Inggris BBC. Mereka menulis artikel berjudul 'No place to
hide for LGBT people in Indonesia's Aceh province' untuk membahas kejadian tersebut.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari penulisan makalah ini maka dapat disimpulkan bahwa, tidak dibenarkan apabila kaum
LGBT menjadi legal di negara Indonesia mengingat kembali Indonesia adalah negara hukum
dengan masyarakat yang menghargai agamanya masing-masing. Dengan maraknya golongan
LGBT yang sudah terang-terangan di Indonesia membuat golongan masyarakat normal merasa
tidak nyaman dengan keberadaan LGBT itu sendiri. Jika para kaum LGBT ini masih terus
memaksa agar pemerintah di Indonesia melegalkan tindakan LGBT dengan menggunakan
alasan Hak Asasi Manusia, seharusnya para kaum LGBT ini sadar akan tindakannya yang
melanggar aturan-aturan hukum di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

http://tabligh.id/dalil-larangan-homoseks-dan-lesbian-dalam-al-quran-dan-hadis/
https://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2018/02/08/135070/pakar-hukum-lgbt-
bertentangan-dengan-uu-perkawinan.html

Anda mungkin juga menyukai