Anda di halaman 1dari 14

TAFSIR TARBAWI:

Problematika LGBT Dalam Al-Quran


Indra A. Otuhu, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Email·(indraotuhu2@gmail.com)

ABSTRAK

LGBT yaitusingkatandariLesby, Gay, Bisexsual, dan Trangender yang


dimanagerakanataukomunitasinisudahmenjadifenomena dan
komunitasinisudahberanimenampakkandirinyamereka di permukaan. Tidakhanya di dunia
Barat, bahkan di tanah air kita Indonesia. Dengan munculnya komunitas ini mendapatkan
pendapat yang berbeda-beda dari masyarakat ada yang pro kontra dan kontra. Tetapi, dalam
AL-Quran sudah menjelaskan tentang hubungan sesama jenis atau biasa disebut dengan
LGBT.
TujuandilakukannyapenelitianiniadalahuntukmengetahuibagaimanaproblematikaLGBT
dalam Al-Quran dimanadenganmetodepenelitiandalam Al-Quran dapatdisimpulkan: 1.
Berbagaipenjelasan di atasdalam Al-Quran dapatdisimpulkanbahwa Al-Quran
melaranghubungan LGBT sebagaimanadijelaskandalam QS. Al-
syu’aradimanamenjelaskanbahwa “mengapakamumeninggalkanjenislelaki di antaramanusia
dan kamutinggalkanistri-istri yang dijadikan oleh tuhanmuuntukmu, bahkankamuadalah
orang-orang yang melampuibatas”.

Kata kunci: Problematika, LGBT, Al-Quran, Homoseksual

ABSTRACT
LGBT is an abbreviation of Lesby, Gay, Bisexual, and Trangender where this movement or
community has become a phenomenon and this community has dared to reveal themselves
on the surface. Not only in the Western world, even in our homeland Indonesia. With the
eme
rgence of this community get different opinions from the public there are pros and cons.
However, the Al-Quran has explained about same-sex relationships or commonly referred to
as LGBT.
The purpose of this research is to find out how the problems of LGBT in the Al-Quran can
be concluded with the research method in the Qur'an: 1. The various explanations above in
the Qur'an can be concluded that the Qur'an prohibits LGBT relations as described in the
QS. Al-Syu'ara which explains that "why did you leave the type of men among humans and
you left the wives that your god made for you, even you are people who transgress the
limits".

Key Words: Problematic, LGBT, Al-Quran, Homoseksual


A.PENDAHULUAN
Al-Quran merupakan kitab suci yang berisikan ayat-ayat tanzilyah, mempunyai
fungsi utama sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia baik dalam hubungannya
dengan tuhan, manusia, maupun alam raya. Dengan begitu, yang dipaparkan Al-
Quran tidak hanya masalah-masalah kepecayaan (akidah), hukum, ataupun pesan-
pesan moral, tetapi juga di dalamnya terdapat petunjuk memahami rahasia-rahasia
alam raya.
Secara garis besar Al;Quran terbagi atas 30Juz, 114 Surah, 540 Ruku’, 6666
Ayat, 86.430 Kara, dan 323.760 Huruf, yang dimulai dari Surah Al-Fatihah dan di
akhiri Surat An-Nas. Menurut khumairoh (2016:1) Al-Quran merupakan wahyu dari
Allah, yang di dalamnya berisikan dalil-dalil mendasar tentang dunia makhluk
secaralengkap dan sistem yang utuh dilengkapi dengan dunia khalik serta hubungan
keduanya. Kekokohan hubungan ini menentukan keselamatan makhluk di dunia dan
akhirat. Itulah sebabnya Agama Islam dinyatakan sebagai rahmat bagi seluruh alam
Islam Rahmtan lil Alamiin. Al- Quran menjadi sumber ajaran paling utama dalam
agama Islam dalam berbagai aspek kehidupan termasuk pendidikan.
Al-Quran diturunkan kepada manusia sebagai pedoman. Diantaranya pernikahan
antar lawan jenis, laki-laki degan perempuan, tidak semata untuk memenuhi hasrat
biologis namun sebagai ikan suci untuk menciptakan ketenangan hidup dengan
membentuk keluarga sakinah dan mengembangkan keturunan umat manusia yang
berakhlak mulia. Perkawinan yang dilakukan kaum homoseksual dan lesbian atau
sesama jenis tidak akan menghasilkan anak. Melakukan seks sesama jenis semata-
mata untuk menyalurkan kepuasan nafsu syahwat menyimpang.
Allah Swt. telah berfirman di dalam Al-Quran surat Hujurat (49) ayat 13:

‫َر َوُأنثَ ٰى َو َج َع ْل ٰنَ ُك ْم ُشعُوبًا َوقَبَٓاِئ َل لِتَ َعا َرفُ ٓو ۟ا ۚ ِإ َّن َأ ْك َر َم ُك ْم ِعن َد ٱهَّلل ِ َأ ْتقَ ٰى ُك ْم ۚ ِإ َّن ٱهَّلل َ َعلِي ٌم َخبِي ٌر‬ ٰ ٓ
ٍ ‫ٰيََأيُّهَا ٱلنَّاسُ ِإنَّا َخلَ ْقنَ ُكم ِّمن َذك‬
“Wahai manusia, sesungguhnya kami telah menciptakan kamu dari jenis laki-laki dan
perempuan, dan telah menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuk-suku supaya kamu
saling kenal mengenal”. (QS. Al Hujurat/49:13).
Ayat tersebut menjelaskan kepasa kita bahwa sesungguhnya manusia ini telah diciptakan
dalam dua jenis, yakni laki-laki dan perempuan. Penciptaan manusia dalam jenis laki-laki
dan perempuan ini, tentunya memiliki alasan dan tujuan sendiri, yaitu agar dapat
mempertahankan spesiesnya dimuka bumi ini, melalui keturunan-keturunan yang membuat
manusia berkembang, membangun peradaban dan komunitas berdasarkan demografi,
kepercayaan, ideologi dan lain sebagainya.

Penolakan terhadap eksistensi LGBT di indonesia bukanlah sesuatu yang tanpa alasan, di
Indonesia LGBT dianggap bertentangan dengan nilai-nilai pancasila dan normakesusilaan
bahkan Al-Quran. Agama islam dengan tegas menolak keberadaan LGBT karena
bertentangan dengan fitrah manusia. Bahkan dalam banyak tulisan LGBT sering
diidentifikasi dengan homoseksual. Penyamaan ini karena mereka memiliki kesenangan
baik secara psikis ataupun bioogis dan orientasi seksual bukan saja degan lawan jenis tetapi
bisa juga dengan sesama jenis (homoseksual), walaupun dari cara mereka memenuhi
kebutuhan seksualnya berbeda-beda. Untuk menghukumi homoseksual para ulama biasanya
berdalil dengan kisah Nabi Luth as. Dan kaum sodom.

َ‫ْرفُوْ ن‬ ۤ َ ‫اِنَّ ُك ْم لَتَْأتُوْ نَ ال ِّر َج‬


ِ ‫ال َش ْه َوةً ِّم ْن ُدوْ ِن النِّ َسا ۗ ِء بَلْ اَ ْنتُ ْم قَوْ ٌم ُّمس‬

“sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsmu (kepada mereka), bukan
kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas” (Q.S Al-A’ruf:81)
Untuk menyelesaikan masalah ini perlu kiranya mengintegrasikan ayat-ayat yang
mengkisahkan kaum sodom dengan tafsir ilmu psikologi seksual agar menghasilkan
kesimpulan yangutuh. Hasil penelitian ini nantinya dapat digunakan untuk menyoroti
masalah LGBT yang sedang marak di Negara kita. Melalui tulisan ini, penulis akan
mengkaji ulang ayat-ayat yang berbicara tentang kaum sodom melalui pendekatan tafsir
ilmi.

B. PEMBAHASAN
Pengertian LGBT
Sebelum munculnya istilah LGBT, istilah pertama yang paling banyak digunakan adalah
“homoseksual” namun istilah ini dikatakan mengandung konotasi negatif dan cenderung
digantikan oleh “homofil” pada era 1950-an dan 1960-an dan kemudian gay dan lesbian
pada tahun 1970-an. 1
Homoseksual merupakan ketertarikan seksual berupa disorientasi pasangan
seksualnya. Disebut gay bila penderitanya laki-laki dan lesbian untuk penderita
perempuan. Ketertarikan seksual ini yang dimaksud dalah orientasi seksual, yaitu
kecenderungan seseorang untuk melakukan perilaku seksual dengan laki-laki atau
perempuan.
Munculnya istilah dalam dunia LGBT berkaitan erat dengan dua hal berikut, yaitu
orientasi seksual dan perilaku seksual. Orientasi seksual menurut Musdah Mulia, adalah
kapasitas yang dimiliki setiap manusia berkaitan dengan ketertarikan emosi, rasa sayang,
dan hubungan seksual. Berikutnya, dinamai homo jika orientasi seksualnya sesama jenis
kelamin: sesama laki-laki dinamakan gay, sesama perempuan disebut lesbian, dan sesama
waria. Biseksual, jika orientasi seksualnya ganda, yaitu seseorang yang tertarik pada
sesama jenis sekaligus juga pada lawan jenis. Sebaliknya, aseksual tidak tertarik pada
keduanya, baik sesama maupun lawan jenis.2
1
Suherry, dkk, Lesbian, Gay, Biseksual, Dan Trangender (Lgbt) Dalamperspektif Masyarakat Dan Agama, dalam
jurnal program Studi Ilmu Pemerintahan, STISIPOL Raja Haji Tanjungpinang.
2
Siti Musdah Mulia, “Islam dan Homoseksualitas; Membaca Ulang Pemahaman Islam”, dalam Jurnal Gandrung,
Vol. 1, No.1, juni 2010, h. 11-13
Dari penjabaran dua istilah diatas selanjutnya akan dengan mudah dalam penjabaran
istilah LGBT dan istilah-istilah lain yang berkaitan dengannya. Yang pertama yaitu
lesbian. Lesbian adalah label yang diberikan untuk menyebut homoseksual perempuan
atau perempuan yang memiliki hasrat seksual dan emosi kepada perempuan lainnya3.
Yang kedua adalah Gay. Kebalikan dari lesbian, apabila lesbian adalah homoseksual
perempuan yang memiliki kecenderungan dengan kepada perempuan, maka gay adalah
homoseksual laki-laki yang memiliki hasrat dan emosi kepada laki-laki lainnya.4
Selanjutnya adalah istilah biseksual.biseksual adalah orientasi seksual yang berfokus
pada ketertarikan fisik dan romantisme kepada kedua jenis seksualitas baik pria maupun
wanita. Seseorang yang biseksual akan mengalami konflik dengan komuitas homofobia;
tetapi konflik yang demikian bukan merupakan gejala dari gangguan pribadi.5 Idnividu
biseksual adalah mereka yang merasa nyaman dan tertarik dalam kehidupan homoseks
dan heteroseks. Dalam banyak kasus ditemukan bahwa mereka yang mempunyai
orientasi biseksual adalah mereka yang sudah lama menikah. 6
Istilah berikutya adalah trangender . transgender adalah istilah untuk menunjukkan
keinginan tampil berlawan jenis kelamin yang dimiliki. Seseorang trangender bisa saja
mempunyai identitas sosial heteroseksual, biseksual, gay, atau bahkan aseksual.7
Sejarah Homoseksual atau LGBT
Perbuatan homoseksual dan akhirnya disebutkan dalam Al-Qur’an diantara kisah-kisah
umat nabi-nabi yag durhaka dan dijatuhi hukuman oleh Allah, yaitu kisah umat nabi
Luth. Informasi Al-Quran tentang homoseks, liwath atau sodom dalam islam di ungkap
dalam Al-Quran

َ‫ال لِقَوْ ِم ٖ ٓه اَتَْأتُوْ نَ ْالفَا ِح َشةَ َما َسبَقَ ُك ْم بِهَا ِم ْن اَ َح ٍد ِّمنَ ْال ٰعلَ ِم ْين‬
َ َ‫َولُوْ طًا اِ ْذ ق‬
ُ ُ ْ ‫اْل‬ ۤ ِّ ْ ً َ ُ ‫ْأ‬ َ ُ َّ
َ‫ْرفوْ ن‬ِ ‫اِنك ْملتَ توْ نَال ِّر َجال َش ْه َوة ِّمن ُدوْ نِالن َسا ۗ ِءبَ َنت ْمقَوْ ٌم ُّمس‬
“Dan (kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (ingatlah) tatkala Dia berkata
kepada mereka :”Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyah itu, yang belum
pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelummu?”. Sesungguhnya kamu
mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka ), bukan kepada wanita,
malah kamu ini adalah kamu yang melampaui batas.” (Q.S. Al-A’raf [7] 80-81)
Ayat ini menjelaskan bagaimana Nabi Luth menegur kaumnya yang melakukan
tindakan yang sangat buruk yang perlu diluruskan yaitu melampiaskan nafsu syahwat
kepada sesama jenis, sehingga perbuatan tersebut disifati sebagai Al-fahisyah.8
3
Sinta Arum Setya, “Fenomena Komunitas Kaum Lesbi Di Kota Klaten” skripsi, Jurusan Pendidikan Sosiologi,
Fakultas Ilmu sosial, Universitas Negeri Yogyakarta, 2013, hal. 13.
4
Sinyo, Anakku Bertanya Tentang LGBT (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2014), hal 5-6
5
Tobias A. Dese, “Representasi Pesan Lgbt Dalam Video Musik Populer “Born This Way” Dan “If I Had You”, skiripsi,
Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Kristen PetraSurabaya, 2013.
6
A. Supratiknya, Teori-Teori Psikodinamik (klinis), Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1993, hal.95.
7
Sinyo, Anakku Bertanya Tentang LGBT (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2014), hal.9.
8
Selain liwat dan sodomi, Al-Quran juga menggunakan kata fahisyah untuk menunjukkan perbuatan homoseks
karena homoseksual merupakan perbuatan yang sangat buruk. Lihat M. Quraish Shibab, Tafsir al-Mishbah (Pesan,
Kesan dan Keserasian Al-Quran), Vol. 5 (Jakarta: Lentera Hati, 2004), h. 161. Menurut Imam Raghib Al-Ishfani (w.
502 H/1108 M), ahli kamus Al-Quran yang termahsyur, mengatakan bahwa baik al-fahsy, al-fahsya maupun al-
fahisyah mengandung arti yang sama, yaitu sesuatu yang mengandung kekotoran atau kejijikannya luar biasa
besar, baik berupa perbuatan maupun perkataan. Sebagian ulama mengartikan fahisyah sebagai sesuatu yang
ditolak oleh naluri yang sehat, serta dianggap sebagai sesuatu yang tidak sempurna menurut akal yang sehat. Lihat
Nina Surtiretna, Retna dan Problem Seks: Tinjauan Islam dan Medis (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h. 126
Di ayat ini, dijelaskan bunyi teguran Nabi Luth as. kepada mereka, bahwa perbuatan
mereka yang keji, buruk dan busuk itu belum pernah dikerjakan oleh seorangpun seisi
alam yang ada waktu itu. Sehingga bisa dikatakan bahwa kaum yang pertama kali
melakukan perbuatan homoseks di dunia ini adalah kaum Nabi Luth as. yang menempati
wilayah di sekitar laut mati yaitu Sadum (sodom) dan Amurah (Gamurrah).
Inilah yang mempertegas pendapat banyak ahli bahwa kaum Nabi Luth as. Adalah
golongan manusia pertama sepanjang sejarah kemanusiaan yang melakukan perilaku
menyimpang yaitu homoseksual. Perilaku lebih menyenangi sesama jenis, bukan lawan
jenis. Perbuatan mana tidak pernah dilakukan oleh umat-umat sebelumnya, karena
perbuatan itu melanggar fitrah manusia dan tujuan penciptaannya, yaitu memiliki
kecendrungan kepada lawan jenisnya untuk memelihara kesinambungan jenis manusia di
dunia. Allah berfirman dalam persoalan ini.

َ‫اَتَْأتُوْ نَ ال ُّذ ْك َرانَ ِمنَ ْال ٰعلَ ِم ْين‬


َ‫ق لَ ُك ْم َربُّ ُك ْم ِّم ْن اَ ْز َوا ِج ُك ۗ ْم بَلْ اَ ْنتُ ْم قَوْ ٌم ٰع ُدوْ ن‬
َ َ‫َوتَ َذرُوْ نَ َما خَ ل‬
“Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, (165). “Dan kamu
tinggalkan istri-istri yang dijadikan oleh tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-
orang yang melampaui batas”.(166). (Q.S. Asy-Syu’ara [26] 165-166)
Disebutkan dalam ayat ini bahwa kaum Luth telah meninggalkan wanita
pasangannya yang secara naluriah seharusnya kepada merekalah laki-laki menyalurkan
naluri seksualnya.
Hubungan seks antar manusia berlainan jenis adalah fitrah dan Sunnatullah, apabila
dilakukan di atas koridor-koridor akhlak dan etika yang baik yaitu hubungan seks dalam
payung pernikahan yang suci, tetapi apa yang dilakukan oleh penduduk Sadum, yaitu
hubungan seks sesama jenis atau homoseks tidak ditemukan dalil apapun yang
membenarkan perbuatan tersebut.9
Namun Islam tidak membenarkannya baik secara fitrah maupun sunnatullah.Karena
manusia secara fitrah diciptakan berpasang-pasangan, bukan mahluk yang berjenis
kelamin sama. Firman Allah

َ‫َي ٍء َخلَ ْقنَا َزوْ َج ْي ِن لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ ن‬


ْ ‫َو ِم ْن ُك ِّل ش‬
“dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat
kebesaran Allah.” (Q.S. Adz-Dzariat [51]:49)”
LGBT dan Penyimpangan Seks
Penyimpangan seks adalah hubungan seks yang tidak semestinya, melanggar larangan
Allah Swt., dan dilakukan karena hanya memperturutkan nafsu syahwat tanpa mengenal
etika kehidupan sosial dan bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Islam.
Penyimpangan seks bisa dilakukan dengan orang lain ataupun sendirian.
Penyimpangan perilaku reproduksi yang dilakukan sendirian adalah menstrubasi dan
onani atau rancap, baik dengan alat maupun tanpa alat. Penyimpangan seks yang
dilakukan dengan melibatkan orang lain adalah homoseksual, lesbian, zina, menggauli
istri ketika haid, menggauli istri melalui anusnya, dan lain sebagainya.
Dalam pandangan islam, pada dasarnya Allah menciptakan manusia ini dalam dua
jenis saja, yaitu laki-laki dan perempuan Allah Swt berfirman:

9
Mustaqim, Abdul. Homoseksual dalam perspektif al-Quran Pendekatan Tafsir Kontekstual al-maqasidi. Artikel
Jurnal, 2016, h.37
‫الذك ََر َوااْل ُ ْن ٰثى‬
َّ ‫ق ال َّزوْ َجي ِْن‬
َ َ‫َواَنَّهٗ َخل‬
“Dan Dia (Allah) menciptakan dua pasang dari dua jenis laki-laki dan perempuan.”
(Q.S. An-Najm, 53:45)

‫ارفُ ٓو ۟ا ۚ ِإ َّن َأ ْك َر َم ُك ْم ِعن َد ٱهَّلل ِ َأ ْتقَ ٰى ُك ْم ۚ ِإ َّن ٱهَّلل َ َعلِي ٌم َخبِي ٌر‬
َ ‫َر َوُأنثَ ٰى َو َج َع ْل ٰنَ ُك ْم ُشعُوبًا َوقَبَٓاِئ َل لِتَ َع‬ ٰ ٓ
ٍ ‫ٰيََأيُّهَا ٱلنَّاسُ ِإنَّا َخلَ ْقنَ ُكم ِّمن َذك‬
“Wahai manusia kami menciptakan kamu yang terdiri dari laki-laki dan perempuan.”
(Q.S. Al-Hujurat, 49:13)
Kedua ayat di atas telah menunjukkan bahwa manusia di dunia ini hanya terdiri dari
dua jenis saja, laki-laki dan perempuan, dan tidak ada jenis lainnya. Tetapi di dalam
kenyataannya, kita dapatkan seseorang tidak mempunyai status yang jelas, bukan laki-
laki dan bukan perempuan.
Alasan apa pun yng dilakukan oleh seseorang untuk tujuan mengubah ciptaan Allah
maka hal tersebut dilarang sebagaimana firman Allah Swt:

‫ق هّٰللا ِ ۗ َو َم ْن يَّتَّ ِخ ِذ ال َّشي ْٰطنَ َولِيًّا ِّم ْن ُدوْ ِن هّٰللا ِ فَقَ ْد َخ ِس َر‬
َ ‫ضلَّنَّهُ ْم َواَل ُ َمنِّيَنَّهُ ْم َواَل ٰ ُم َرنَّهُ ْم فَلَيُبَتِّ ُك َّن ٰا َذانَ ااْل َ ْن َع ِام َواَل ٰ ُم َرنَّهُ ْم فَلَيُ َغيِّر َُّن خَ ْل‬
ِ ُ ‫َّواَل‬
‫ُخس َْرانًا ُّمبِ ْينًا‬

“Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka dan akan membangkitkan angan-
angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang
ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah
ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya, barang siapa yang menjadikan
syaitan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang
nyata.”(Q.S. An-Nisa’, 4:119).10

٤٩ - َ‫َي ٍء َخلَ ْقنَا َزوْ َج ْي ِن لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ ن‬


ْ ‫َو ِم ْن ُك ِّل ش‬
“dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran
Allah.” (Q.S. Adz-Dzariat [51]:49)
Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya LGBT
Dalam kajian Counseling and Mental Health Care of Transgender Adult and Loved
One, fenomena transgender dinyatakan muncul tidak hanya karena pengaruh lingkungan.
Pengaruh dari budaya, fisik, seks, psikososial, agama dan kesehatan juga turut andil
dalam membentuk individu menjadi LGBT.11
Menurut Byrd, faktor genetik memang menjadi kontributor terbentuknya individu
menjadi seorang lesbi, gay, biseksual atau transgender sebagaimana yang di garisbawahi
oleh kaum LGBT. Namun demikian, bukan berarti otomatis membuatnya sebagai LGBT.
Pola asuh orang tua menjadi faktor terpenting dalam membentuk dan mewarnai sosok
anak.12
Bandura mengatakan, lingkungan dapat dibentuk oleh perilaku dan sebaliknya
perilaku dapat dibentuk oleh lingkungan13. Jika lingkungan dapat mempengaruhi
perilaku dan sebaliknya perilaku dapat dipengaruhi oleh lingkungan, maka saat mulai
10
Perbuatan ini dalam al-Qur’an disebut sebagai fahisyah
11
Khilman Rofi Azmi, Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling, Vol.1 Nomor 1 Juni 2015. ISSN 2443-2202. Diunduh
Tanggal 20 februari 2016.
12
Byrd, A. Dean Dan Stony Olsen, Homosexuality: Innate And Immutable
13
Kuswana, W, S., Biopsikologi, Pembelajaran Perilaku, (Bandung: Alfabeta), 2014.
terjadi internalisasi nilai, individu dapat membatasi diri untuk bersikap lebih bijak dalam
menyikapi fenomena LGBT. Individu dapat merubah persepsi sekaligus pola fikir yang
bersimpul pada pola perilaku untuk menolak atau mengikuti suatu fenomena tertentu14.
Saat ini banyak remaja laki-laki yang bersikap feminin. Mereka berbicara lemah
lembut dengan gaya dan intonasi layaknya perempuan, mengenakan pakaian berwarna
mencolok dan sikap tubuh yang tidak tegas. Remaja laki-laki yang berperilaku demikian
semakin hari semakin banyak mengemuka. Tanpa disadari masyarakat telah menerima
kondisi mereka dengan tetap berinteraksi seperti biasa. Masyarakat tidak menunjukkan
“keganjilan” dalam menerima mereka, sehingga perilaku semakin menguat. Remaja saat
ini tidak lagi merasa aneh dengan berperilaku gemulai, bahkan kecenderungan untuk
menjadikannya life style semakin menambah kepercayaan diri mereka dalam
berpenampilan. Imitasi yang dilakukan oleh remaja.
Menurut Saul McLeod, anak mengamati model yang memberikan contoh perilaku
maskulin atau feminin15. Anak hanya meniru tanpa memikirkan objek tiru berperilaku
maskulin atau feminin yang sesuai gender atau tidak. Hampir sama dengan teori imitasi,
perilaku remaja laki-laki yang gemulai dapat dijelaskan dengan teori observasi
(modelling). Perilaku terbentuk dengan cara mengamati orang lain. Terdapat empat
proses yang terlibat dalam proses modelling ini, yaitu; 1) attention: 2) retention; 3)
production dan 4) motivation.16
Perilaku remaja laki-laki feminin ini berpeluang menjadikan mereka LGBT. Sikap
yang ditunjukkan dan diperkuat dengan tindakan menjadikan mereka memiliki perasaan
lembut seperti perempuan. Ketertarikan terhadap perilaku yang lemah lembut akan
menjauhkan mereka dari perilaku maskulin yang tegas dan berwibawa tanpa disadarinya.
Sella menemukan remaja yang melakukan imitasi terhadap perilaku dalam sebuah film
drama Korea tidak menyadari sudah mengaplikasikan apa yang dilihat ke dalam
kehidupan sehari hari.17
Pada usia pubertas, remaja mulai mengembangkan kapasitas social skillnya.
Eksplorasi terhadap lingkungan sosial tidak lagi terbatas pada lingkup keluarga atau
teman akrab saja. Peer group18 dalam relasi antara remaja membentuk rasa empati atau
simpati kepada sesama teman. Di sini remaja mulai memiliki kecenderungan menyukai
temannya baik yang sejenis maupun teman yang berlawanan jenis. Hal ini menunjukkan
bahwa kemampuan afeksi remaja semakin berkembang dengan baik.
Kondisi demikian baik untuk perkembangan kesehatan psikologis remaja, akan tetapi
jika remaja yang sejak lama terpapar tayangan aksi LGBT dapat berubah persepsinya dari
empati kepada teman menjadi perasaan kasih sayang yang berlebihan.
Homoseksual Perspektif Al-Quran
1. Homoseksual Sebagai Kemungkaran

14
Ibid, Kuswana,...
15
Ibid, Kuswana,...
16
Ibid, Kuswana,...
17
Analisa Perilaku Imitasi Di Kalangan remaja Setelah Menonton Tayangan Drama Seri Korea, Journal Ilmu
Komunikasi, 1 (3), Hal. 66-80. 2013.
18
Peer group adalah kelompok teman sebaya yang dimiliki remaja. Biasanya beranggotakan lebih dari 3 orang, bisa
berjenis kelamin sama atau berjenis kelamin yang berbeda. Peer group dapat terbentuk karena kesamaan hobi,
pandangan, misi atau kesamaan nasib
Kemungkaran ialah ucapan atau perbuatan yang tidak diridhai oleh Allah Swt 19.
Homoseksual adalah kemungkaran yang wajib dicegah dan penyakit yang wajib
dicegah oleh semua pihak masyarakat. Allah Swt berfriman

َ‫وَّالَّ ِذ ْينَ هُ ْم لِفُرُوْ ِج ِه ْم ٰحفِظُوْ ۙن‬


َ‫َت اَ ْي َمانُهُ ْم فَاِنَّهُ ْم َغ ْي ُر َملُوْ ِم ْي ۚن‬ْ ‫اِاَّل ع َٰلٓى اَ ْز َوا ِج ِه ْم اَوْ َما َملَك‬
ۤ ٰ ُ ‫فَ َم ِن ا ْبت َٰغى َو َر ۤا َء ٰذلِكَ فَا‬
َ‫ك هُ ُم ْال َعا ُدوْ ۚن‬َ ‫ول ِٕى‬

“Dan orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau
hamba sahaya yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka tidak tercela.
Tetapi, barang siapa mencari dibalik itu (zina, dan sebagainya), maka mereka itulah
orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al-Ma’ārij/70: 29-31)”.

Lafzah َ‫“حفِظُوْ ۙن‬orang-orang


ٰ yang
menjaga,”maksudnyaadalahmenjaganyauntuktidakdipergunakan pada apapun. Lafazh ‫اِاَّل‬
‫“ ع َٰلٓى اَ ْز َوا ِج ِه ْم‬kecualiterhadapistri-istrimereka”maksudnyaialahkecualikepadaistri-
istrimereka yang sahdihalalkan Allah untuk para lelakidengancaramenikah.
ْ ‫“ اَوْ َما َملَك‬ataubudak yang merekamiliki”maksudnya adalah budak-budak
Lafazh ‫َت اَ ْي َمانُهُ ْم‬
perempuan mereka.20 Lafal َ‫فَ®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®اِنَّهُ ْم َغيْ®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®® ُر َملُ®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®وْ ِم ْي ۚن‬
“makasesungguhnyamerekadalamhalinitiadatercela”,
maksudnyaadalahbarangsiapatidakmemeliharakemaluannyaatasistri dan
budakperempuannya, makai a dianggaptidaktercela dan
perbuatannyatidakdianggapberdosa.21
Pada ayat ke 29 hingga 31 surat Al Ma’arij Allah ta’alamenceritakankepadakitatentang
salah satusifat/karakteristikseorang Muslim yang memiliki rasa takutkepada Rabb-Nya.
Sifat tersebutadalahberupayauntukmenahandiridariperbuatankeji yang diharamkan-
Nya denganmemeliharakemaluannya. Adapun perbuatankeji yang
dimaksudadalahberzina dan semisalnya. Sifat inimerupakansifat ke-6 yang
disebutkan Allah ta’aladalamsurat Al Ma’arijmengenaisifatseorang Muslim yang
merasatakutkepada-Nya. Perludiketahui, bahwa rasa takutkepada Allah ta’alaadalah
salah satubentukibadah yang tidakterlaludiperhatikan oleh sebagian orang-orang
mukmin, padahalhalitumenjadidasarberibadahdenganbenar. Allah Ta’alaberfirman,
“Karena itujanganlahkamutakutkepadamereka, tetapitakutlah kalian kepadaKu,
jikakamubenar-benar orang yang beriman”.(Ali ‘Imran/2: 175). Kembali
kebahasanawal, dalam surah Al Ma’arijayatke 29 Allah ta’alaberfirman, “Dan
orang-orang yang memeliharakemaluannya.” Pada ayatinidisebutkanmengenai
orang-orang yang menjagakemaluanmereka. Hal iniberlaku pada
semuabentuktentangmenjagakemaluan. Adapun pada 2 ayatberikutnya, yakniayatke
30 sertake 31 Allah ta’alaberfirman, “Kecualiterhadapistri-istrimerekaataubudak-
budak yang merekamilikimakasesungguhnyamerekadalamhalinitiadatercela.
Barangsiapamencari yang dibalikitu, makamerekaitulah orang-orang yang
melampauibatas.22
2. HomoseksualSebagaiPerbuatan “Fahisyah”
19
Syekh asy-Syarif al-Jurjani, At-Ta’rifat, h. 232
20
Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir ath-thabari, (Jakarta: Pustaka Azzan), Cet 1, jil 15, 2009, h.674
21
Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir ath-thabari, (Jakarta: Pustaka Azzam), Cet 1,jil 15, 2009, h.675
22
Imam Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, jilid 3, Jakarta: Darus Sunnah, Cet.2, 2014, h.113
Keburukanitubertingkat-tingkat, dan keburukan paling parahdisebut
“Fāhisyah”23)‫)فاحشة‬jamaknyafawahis ( ‫ ف®®®®واحش‬.(Menurutahli Bahasa semuahal
yangmelampauibatasdisebutfahisyah, akantetapiinikhususuntukhal yang buruk dan
tidakdisukai fitrah yang normal, baikberupaperkataanmaupuntindakan. Namun,
Fāhisyah yang dimaksud di siniialahSodomi. Allah Swtberfirman:

)٨١( َ‫ْرفُون‬ َ ‫) ِإنَّ ُك ْملَتَْأتُون‬٨٠( َ‫َولُوطًاِإ ْذقَالَلِقَوْ ِم ِهَأتَْأتُون َْالفَا ِح َشةَ َما َسبَقَ ُك ْمبِهَا ِم ْنَأ َح ٍد ِمن َْال َعالَ ِمين‬
ِ ‫َالرِّجالَ َشه َْوةً ِم ْندُونِالنِّ َسا ِءبََأْل ْنتُ ْمقَوْ ٌم ُمس‬
)٨٣( َ‫) فََأ ْن َج ْينَاه َُوَأ ْهلَهُِإالا ْم َرَأتَهُكَانَ ْت ِمن َْالغَابِ ِرين‬٨٢( َ‫َو َماكَان ََج َوابَقَوْ ِمهِِإالَأ ْنقَالُواَأ ْخ ِرجُوهُ ْم ِم ْنقَرْ يَتِ ُك ْمِإنَّهُ ْمُأنَا ٌسيَتَطَهَّرُون‬
٨٤( َ‫َوَأ ْمطَرْ نَا َعلَ ْي ِه ْم َمطَرًافَا ْنظُرْ َك ْيفَكَانَ َعاقِبَةُ ْال ُمجْ ِر ِمين‬

“Dan (Kami juga telahmengutus) Lūth, ketikadiaberkatakepadakaumnya,


“Mengapakamumelakukanperbuatankeji, yang belumpernahdilakukan oleh seorang
pun sebelumkamu (di dunia ini).
Sungguhkamutelahmelampiaskansyahwatmukepadasesamalelakibukankepadaperem
puan. Kamubenar-benarkaum yang melampauibatas”. (QS. Al-A’rāf/7: 80-84)
3. PelakuHomoseksualMerupakanManusia yang TidakSuci
Mengapadisebutsebagaimanusia yang kotoratautidaksuci,
karenamerekadikenalsebagaiumat yang bejat, sakingbejatnya, sampainurani yang
baikituhilang. Hinggaterjadilahkemaksiatan yang sangatmenjijikkantersebut. Karena
itulah Allah menghukumumatnya Nabi Lūthdenganhukuman yang sangatberat.
Allah Swtberfirman:

)28( ِ َ‫َولُوطًاِإ ْذقَالَلِقَوْ ِمهِِإنَّ ُك ْملَتَْأتُون َْالف‬


َ‫اح َشةَ َما َسبَقَ ُك ْمبِهَا ِم ْنَأ َح ٍد ِمن َْال َعالَ ِمين‬
)29( َّ ‫َأ‬ ْ ‫ْأ‬
َ‫َالرِّجالَ َوتَ ْقطَعُونَال َّسبِيلَ َوتَ تُونَفِينَا ِدي ُك ُمال ُم ْنك ََرفَ َماكَان ََج َوابَقَوْ ِمهِِإال ْنقَالُوااْئتِنَابِ َع َذابِاللهِِإ ْن ُك ْنتَ ِمنَالصَّا ِدقِين‬ َ ‫َأِئنَّ ُك ْملَتَْأتُون‬
َ‫ىالقَوْ ِم ْال ُم ْف ِس ِدين‬
ْ َ‫قَالَ َربِّا ْنصُرْ نِي َعل‬

‘“Dan (ingatlah) ketikaLūthberkatakepadakaumnya, “Kamubenar-


benarmelakukanperbuatan yang sangatkeji (homoseksual) yang
belumpernahdilakukan oleh seorang pun dariumat-umatsebelumkamu.
Apakahpantaskamumendatangilaki-laki, menyamun24 dan mengerjakankemungkaran
di tempat-tempatpertemuanmu?” Makajawabankaumnyatidak lain
hanyamengatakan, “Datangkanlahkepada kami azab Allah, jikaengkau
termasuk orang-orang yang benar”. Dia (Lūth) berdoa, “YaTuhanku, tolonglahaku
(denganmenimpakanazab) atasgolongan yang berbuatkerusakanitu.” (QS. Al-
Ankabut/29: 28-30)
23
Selain liwat dan sodomi, al-Qur’an juga menggunakan kata fâhisyah untuk menunjukan perbuatan homoseks
karena homoseksual merupakan perbuatan yang sangat buruk. Lihat M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah (Pesan,
Kesan dan Keserasian al-Qur’an), vol. 5 (Jakarta: Lentera Hati, 2004), h. 161. Menurut Imam Raghib al-Isfahani (w.
502 H/1108 M), ahli kamus al-Qur’an yang termasyhur, mengatakan bahwa baik al-fahsy, al-fahsya maupun al-
fahisyah mengandung arti yang sama, yaitu sesuatu yang kekotoran atau kejijikannya luar biasa besar, baik berupa
perbuatan maupun perkataan. Sebagian ulama mengartikan Fahisyah sebagai sesuatu yang ditolak oleh naluri yang
sehat, serta diangap sebagai sesuatu yang tidak sempurnma menurut akal yang sehat. Lihat Nina Surtiretna,
Remaja dan Problem Seks: Tinjauan Islam dan Media (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h. 126

24
Sebagian muffasir mengartikan taqta ;unas sabil dengan “melakukan perbuatan keji terhadap orang-orang yang
dalam perjalnan”, karena mereka sebagian besar melakukan homoseksual ini dengan tamu-tamu yang datang ke
kampung mereka. Ada pula yang mengartikan dengan “merusak jalan” keturunan karena mereka berbuat
homoseksual
4. Kecaman Al-Quran terhadapPel;akuHomoseksual
Allah memberikanhukumankepadaumat Nabi Lūthdenganhukuman yang berat. Allah
Swtberfirman:

‫نسجِّ يِإٍل نَّفِى ٰ َذلِك ََل َءا ٰيَتٍلِّ ْل ُمتَ َو ِّس ِمينَوَِإنَّهَالَبِ َسبِيلٍ ُّمقِ ٍيم‬ َ َ‫ص ْي َحةُ ُم ْش ِرقِينَفَ َج َع ْلنَا ٰ َعلِيَهَا َسافِلَه‬
َ ‫اوَأ ْمطَرْ نَا َعلَ ْي ِه ْم ِح َج‬
ِ ‫ارةً ِّم‬ َّ ‫فََأخَ َذ ْتهُ ُمٱل‬

“Makamerekadibinasakan oleh suarakeras yang mengguntur, ketikamatahariakanterbit.


Maka Kami jadikanbagianataskotaituterbalikkebawah dan Kami hujanimerekadengan batu
daritanah yang keras. Sesungguhnya pada yang demikianitubenar-benarterdapattanda-
tanda (kekuasaan Kami) bagi orang-orang yang memperhatikantanda-tanda. Dan
sesungguhnyakotaitubenar-benarterletakdijalan yang masihtetap (dilaluimanusia). (QS. Al-
Hijr/15: 73-76).25

C. ANALISIS (CONTOH)
Macam-MacamPerilakuHomoseksual
Homoseksualdibagimenjadiduamacam, yaitu:
a) Homoseksual Ego Sintonik
Seoranghomoseksual ego sintonikadalahhomoseksual yang tidakmerasaterganggu
olehorientasiseksualnya, tidakadakonflikbawahsadar yang ditimbulkan, sertatidakadadesakkan,
doronganataukeinginanuntukmengubahorientasiseksualnya.
b) Homoseksual Ego Distonik
Homoseksual ego distonikadalahhomoseksual yang mengeluh
danmerasatergangguakibatkonflikpsikis. Iasenantiasatidakatausedikitsekaliterangsang oleh
lawanjenis. Hal itumenghambatnya
untukmemulai dan mempertahankanhubunganheteroseksual yangsebetulnyadidambakan.
Secaraterusterangiamenyatakandoronganhomoseksualnyamenyebabkaniamerasatidakdisukai,ce
mas dan sedih. Konflikpsikistersebutmenyababkanperasaanbersalah, kesepian, malu, cemas, dan
depresi.26
Ada lebih banya khubungan dalam homoseksualitas dari pada sekedar level seksual yang
serbadiperbolehkan. Secara psikologisada yang berasumsiuntukkebahagiaan,
perkawinanantarjenis kelamin yang sama secara biological menemukan karakter yang berbeda di
25
Imam Sayyid Quthub, Tafsir Fi Zilail Quran, (Jakarta: Robbani press), Cet 1, 2009, h. 847

26
Sulistiowati Budi Santoso, “Tingkat Homoseksual Pada Narapidana Ditinjau dari Lama Menjalani Pidana
Penjara”, (Semarang: Unika Soegijapranata), 2000, h.34
dalam diri mereka dan akhirnya merasacocok satu dengan yang lain. Duapria yang
satuberperansebagaisisimaskulinsedangkan yang satulagiberperandalamsisi yang feminin.
Merekabisaberinteraksidalamsuatuhubunganintimlayaknyapasangan normal.27
Berdasarkanperilaku yang diperlihatkan, adabeberapamacamtipehomoseksual, yaitu:
1. HomoseksualTulen (Blantant Homosexual)
Homoseksualjenisinidengankaumhomoseksualsejati, yang laki-
lakidenganpersonalitisepertiwanitaataufeminin. Jenisinimemenuhigambaranstereotipik popular
tentanglelaki
yang keperempuan-puanan, atausebaliknyaperempuan yang kelaki-lakian. Bagipenderita yang
memilikikecendrunganhomoseksualini,
dayatariklawanjenissamasekalitidakmembuatnyaterangsang,
bahkaniasamasekalitidakmempunyaiminatseksualterhadaplawanjenisnya.
2. Homoseksual Malu-malu (Desperate Homosexual)
Biasanyakaumhomoseksualinisudahmenikahakantetapitetapmenjalanihomoseksualitasnyadengan
sembunyi-sembunyidariistrinya. Homoseksualjenisinibiasanyakaumlelaki yang sukamendatangi
WC umumatautempat mandi uap, terdorong oleh hasrathomoseksualnamuntidakmampu dan
tidakberanimenjalinhubungan personal yang cukupintimdengan orang lain
untukmempraktikkanhomoseksualitas.
3. HomoseksualTersembunyi (Secret Homosexual)
Kaumhomoseksualiniterdiridarimacam-macamras dandaritingkatsosial yang berbeda-beda,
walaupunkebanyakandarimerekaitutermasukgolonganekonomimenengah yang berkecukupan.
Sering juga merekaituada yang menikah dan punya anakberpenghasilancukup dan
mempunyaipekerjaan yang mapan.
Kaumhomoseksualinipandaisekaliberkamuflasesehingatakseorang pun
tahukalausesungguhnyamerekahomoseksual. Hanyabeberapatemandekatataukekasihnyasaja yang
tahusebenarnya.28
4.Homoseksual Situasional (Situasional Homosexual)
Ada kalanyaseseorangberada pada
situasisehinggaindividuitubertingkahlakusepertihomosekskarenakeadaanlah yang
memaksamerekaberbuatdemikian. Misalnyasepertidalampenjara, pesantren dan
institusisejanislainnya. Setelah merekakeluar, tingkahlakuseksualmerekaakankembali normal
tapitakjarang pula kalaumerekatetapmelanjutkanpolahomoseksualitu.
5. Biseksual (Bisexual)
Individu yang engage dengankehidupanhomoseks dan juga heteroseks. Biasanya yang
termasukgolonganiniadalahkaumhomoseksual yang sudahmenikah lama. Merekasama-
samamenikmatiduakehidupanitubaiksebagaihomoseksmaupunheteroseks.
Biseksualadalahsuatugejalapenyimpangantingkahlakuseksual. Seseorangbisamerasatertarik dan
kemudianterlibatdalamperbuatan-
perbuatanseksualbaikkepadasesamajenismaupunkepadalawanjeniskelamin.
6. HomoseksualMapan (Adjusted Homosexual)
Golonganhomoseksualinilebihterang-teranganhidupdiantarasesamakaumminoritasnya. Banyak
kaumhomoseksual yang hidupdalamtingkatkeintiman yang tinggidibandingkanheteroseksual.

27
Tobing, Eskalakasi Hubungan Percintaan Pasangan Homoseksual, h.5
28
Coleman, dkk, “Abnormal Psychology and Modern Life”, Scoot Foresman and Company, 1980, h.76
Jadi, tingkat “perceraian” antarapernikahanhomoseksualdenganheteroseksuallebihtinggi
yangheteroseksual.29
Namunmenurutpenulis, kendati dasebagian yang
mendukungpraktikhomoseksualtapimayoritasmenolakpraktikhomoseksualtersebutkarenapraktikh
omoseksualtersebutdianggapsebagaiperbuatan yang dilarang dan melawankodratTuhan.
Homoseksualitasadalahsebuahperilakumenyimpang dan takadakeraguansedikitpunbahwa Islam
melarangperilakutersebut. Al-Qur’an sendirijelasmengutukperbuatanhomoseksualtersebut.
KESIMPULAN
Berdasarkanuraian yang telahdijelaskan pada bab-babsebelumnya, jawabanatasrumusanmasalah
1. Al-Quran menjelaskanbahwahomoseksualtermasukperbuatan yang mungkardalam surah al-
Ma’arij [70] ayat 29-31
2. Dalam Surah al-A’rāf [7] ayat 80-84, Al-Qur’an
membahasbahwahomoseksualmerupakanperbuatanfahisyah, fahisyah yang dimaksudkan di
siniialahSodomi, dalamayatini juga al-Qur'an
menjelaskanbahwahomoseksualmerupakanperbuatan yang melampauibatas.
3. Dalam Surah al-Ankabut [29] ayat 28-30, Al-Qur'an
membahashomoseksualmerupakanperbuatan yang keji, karenabelumpernahseorang pun
melakukannya pada zaman itu. Dan Allah
punmenamakankaumhomoseksdengankaumperusak dan orang yang dzalim.
Penyimpanganseksualdapatterjadi pada siapasajatanpapandangbulu. Salah
satubentukpenyimpanganseksadalah LGBT. LGBT dapatdisebabkan oleh
pengaruhlingkunganpertemanan, perlakuan orang tuaterhadapanak, tayanganpornografi, dan
problem hidupsepertihimpitanekonomi dan kejiwaan. Hal-
haltersebutmenjadipenyumbangterbesardariterjadinyaperilakuseks
menyimpangmaupun LGBT.

29
Tobing, Eskalasi Hubungan Percintaan Pasangan Homoseksual, h. 56-58
DAFTAR PUSTAKA
A. Supratiknya, Teori-Teori Psikodinamik (klinis), Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1993, hal.95.
Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir ath-thabari, (Jakarta: Pustaka Azzan), Cet 1, jil 15, 2009, h.674
Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir ath-thabari, (Jakarta: Pustaka Azzam), Cet 1,jil 15, 2009, h.675
Analisa Perilaku Imitasi Di Kalangan remaja Setelah Menonton Tayangan Drama Seri Korea, Journal Ilmu
Komunikasi, 1 (3), Hal. 66-80. 2013.
Byrd, A. Dean Dan Stony Olsen, Homosexuality: Innate And Immutable
Coleman, dkk, “Abnormal Psychology and Modern Life”, Scoot Foresman and Company, 1980, h.76
Ibid, Kuswana,...
Ibid, Kuswana,...
Ibid, Kuswana,...
Imam Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, jilid 3, Jakarta: Darus Sunnah, Cet.2, 2014, h.113
Imam Sayyid Quthub, Tafsir Fi Zilail Quran, (Jakarta: Robbani press), Cet 1, 2009, h. 847
Khilman Rofi Azmi, Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling, Vol.1 Nomor 1 Juni 2015. ISSN 2443-2202. Diunduh
Tanggal 20 februari 2016.
Kuswana, W, S., Biopsikologi, Pembelajaran Perilaku, (Bandung: Alfabeta), 2014.
Mustaqim, Abdul. Homoseksual dalam perspektif al-Quran Pendekatan Tafsir Kontekstual al-maqasidi. Artikel
Jurnal, 2016, h.37
Perbuatan ini dalam al-Qur’an disebut sebagai fahisyah
Sinta Arum Setya, “Fenomena Komunitas Kaum Lesbi Di Kota Klaten” skripsi, Jurusan Pendidikan Sosiologi, Fakultas
Ilmu sosial, Universitas Negeri Yogyakarta, 2013, hal. 13.
Sinyo, Anakku Bertanya Tentang LGBT (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2014), hal 5-6
Sinyo, Anakku Bertanya Tentang LGBT (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2014), hal.9.
Siti Musdah Mulia, “Islam dan Homoseksualitas; Membaca Ulang Pemahaman Islam”, dalam Jurnal Gandrung, Vol.
1, No.1, juni 2010, h. 11-13
Suherry, dkk, Lesbian, Gay, Biseksual, Dan Trangender (Lgbt) Dalamperspektif Masyarakat Dan Agama, dalam
jurnal program Studi Ilmu Pemerintahan, STISIPOL Raja Haji Tanjungpinang.
Sulistiowati Budi Santoso, “Tingkat Homoseksual Pada Narapidana Ditinjau dari Lama Menjalani Pidana Penjara”,
(Semarang: Unika Soegijapranata), 2000, h.34
Syekh asy-Syarif al-Jurjani, At-Ta’rifat, h. 232
Tobias A. Dese, “Representasi Pesan Lgbt Dalam Video Musik Populer “Born This Way” Dan “If I Had You”, skiripsi,
Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Kristen PetraSurabaya, 2013.
Tobing, Eskalakasi Hubungan Percintaan Pasangan Homoseksual, h.5
Tobing, Eskalasi Hubungan Percintaan Pasangan Homoseksual, h. 56-58

Anda mungkin juga menyukai