Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MATA KULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN SOSIOEMOSI DEWASA AWAL

Analisis Fenomena Gay Ditinjau dari Segi Perkembangan

Sosioemosi Dewasa Awal

Dosen Pengampu: Drs. H. Mohammad Bisri, M.Si.

Oleh :

Aurelia Miranda (210811612568)

Dhea Mariella S (210811612577)

Diannisa Damayanti (210811612431)

FAKULTAS PSIKOLOGI

PSIKOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


DAFTAR ISI
ABSTRAK.......................................................................................................................................3
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
FENOMENA...................................................................................................................................5
METODE.........................................................................................................................................6
KAITAN FENOMENA DENGAN TEORI....................................................................................6
KESIMPULAN................................................................................................................................8
REFERENSI....................................................................................................................................8
ABSTRAK

Orientasi seksual yang lazim ada dalam masyarakat adalah heteroseksual, sedangkan
homoseksual oleh masyarakat dianggap sebagai penyimpangan orientasi seksual. Orientasi
seksual disebabkan oleh interaksi kompleks antar faktor lingkungan, kognitif, dan biologis. Pada
sebagian besar individu, orientasi terbentuk sejak masa kecil. Orientasi seksual disebabkan oleh
interaksi kompleks antar faktor lingkungan, kognitif, dan biologis. Pada sebagian besar individu,
orientasi terbentuk sejak masa kecil. Hasil penelitian sebelum-sebelumnya menganggap ada
kombinasi faktor biologis dan lingkungan sebagai penyebab orientasi seksual homoseksual.
LGBT adalah singkatan dari Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender. LGBT merupakan
orientasi seksual yang bervariasi di luar dari orientasi seks dan gender pada umumnya. Ragil
Mahardika yang dikenal sebagai seorang content creator tiktok yang mengakui bahwa dia gay
dan menikahi seorang pria asal Jerman. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif
dengan teknik observasi dan wawancara dengan studi literatur pada jurnal.

ABSTRACT

The common sexual orientation in society is heterosexual, while homosexuality is considered by


society as a deviation of sexual orientation. Sexual orientation is caused by a complex
interaction of environmental, cognitive, and biological factors. In most individuals, orientation is
formed since childhood. Sexual orientation is caused by a complex interaction of environmental,
cognitive, and biological factors. In most individuals, orientation is formed since childhood. The
results of previous studies assume that there is a combination of biological and environmental
factors as a cause of homosexual sexual orientation. LGBT stands for Lesbian, Gay, Bisexual
and Transgender. LGBT is a sexual orientation that varies apart from sexual orientation and
gender in general. Ragil Mahardika, who is known as a TikTok content creator, admits that he is
gay and is married to a man from Germany. The research method uses qualitative methods with
observation and interview techniques with literature studies in journals.
Keywords: sexual orientation, LGBT( Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan YME, karena telah
memberikan rahmat dan hidayahnya. Sehingga proposal penelitian kami dapat kami selesaikan.
Di dalam proposal penelitian ini kami membahas tentang “Analisis Fenomena Gay Ditinjau dari
Segi Perkembangan Sosioemosi Dewasa Awal”. Saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Drs.
H. Mohammad Bisri, M.Si. yang telah memberikan arahan kepada kami dengan sangat baik. Tak
lupa juga kepada teman-teman yang telah mendukung kami untuk mengerjakan makalah,
sehingga kami dapat mengerjakan dan menyelesaikan tepat pada waktunya.
Makalah yang kami buat masih memiliki banyak kekurangan yang jauh dari apa yang
diharapkan. Untuk itu kami berharap adanya saran, kritik, maupun usulan demi perbaikan pada
masa yang akan datang. Mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun, sehingga hal ini bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk laporan
kedepannya.
Semoga dengan proposal penelitian tentang “Analisis Fenomena Gay Ditinjau dari Segi
Perkembangan Sosioemosi Dewasa Awal” dapat dipahami oleh banyak orang, sehingga dapat
memberikan manfaat bagi kami masing-masing secara pribadi maupun pembaca. Kami mohon
maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan dan terima kasih.
PENDAHULUAN

Adanya homoseksual di Indonesia dapat terlihat dari banyaknya bermunculan komunitas yang
bergerak dalam bidang kesejahteraan kehidupan LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender).
Berdasarkan laporan LGBT di Indonesia pada tahun 2013, terdapat 119 komunitas LGBT di 28
dari 34 provinsi di Indonesia (Oetomo & Khanis, 2013). Jumlah gay di Indonesia mencapai
angka 20.000 orang, sedangkan para ahli dan PBB menyebutkan peningkatan jumlah gay dari
tahun 2010 diperkirakan 800 ribu menjadi 3 juta pada tahun 2012. Di jakarta diperkirakan
terdapat sekitar 5 ribu gay dan di Jawa Timur terdapat 348 ribu gay dari 6 juta pendudukan Jawa
Timur. Hal tersebut tidak lantas membuat masyarakat Indonesia dengan mudah menerima
keberadaan homoseksual, karena kiblat budaya yang dianut masyarakat adalah kebudayaan timur
menganggap sebagai fenomena yang tidak sesuai dengan norma dan nilai di masyarakat
(Rokhmah, Nafikadini, Luthviatin, & Istiaji, 2012).
Penyimpangan ini pada dasarnya bukan merupakan hal yang baru dalam realita kehidupan sosial
masyarakat, namun masalah ini kembali mencuat ke permukaan dan mengundang berbagai
reaksi setelah pengesahan perkawinan sejenis oleh Mahkamah Agung Amerika Serikat (BBC
News, 2015). Orientasi seksual yang lazim ada dalam masyarakat adalah heteroseksual,
sedangkan homoseksual oleh masyarakat dianggap sebagai penyimpangan orientasi seksual.
Orientasi seksual disebabkan oleh interaksi kompleks antar faktor lingkungan, kognitif, dan
biologis. Pada sebagian besar individu, orientasi terbentuk sejak masa kecil. Hasil penelitian
sebelum-sebelumnya menganggap ada kombinasi faktor biologis dan lingkungan sebagai
penyebab orientasi seksual homoseksual (Money, dalam Feldmen, 1990).
Menurut Bauermeister, meskipun perubahan sosial dan hukum di beberapa negara telah
menyebabkan penerimaan besar keragaman seksual, stigma terkait dengan homoseksualitas
masih berperan penting dalam penyebab penyesuaian psikososial pada kaum homoseksual (Jose,
Alexandra, Mireia, & Rafael, 2012). Stigma masyarakat terhadap kaum homoseksual, membuat
banyak memilih untuk menyembunyikan identitas sebagai seorang homoseksual yang dikenal
istilah covert homosexual (West,2008). Disisi lain, beberapa individu homoseksual justru terbuka
tentang orientasi yang kemudian dikenal dengan istilah coming out (Berger, 1996). Individu
homoseksual yang telah coming out akan berhadapan dengan berbagai pengalaman negatif dalam
kehidupannya, salah satunya adalah dikucilkan oleh orang lain disekitarnya (Corrigan & Alicia,
2003). Persepsi individu terhadap dirinya, apa yang individu harapkan terhadap dirinya tersebut
disebut istilah konsep diri (Calhoun & Acocella, 1990).
Konsep diri atau persepsi individu terhadap dirinya merupakan hal yang penting bagi individu
karena dapat memengaruhi perilaku yang dimunculkan dan kesehatan mental individu tersebut.
Individu yang memiliki persepsi negatif tentang dirinya, cenderung akan berperilaku negatif
dengan persepsinya dan sebaliknya (Sulistyorini, Prabandani, & Warindrayana, 2006).
Bermula dari dari sebuah podcast Deddy Corbuzier pada tanggal 7 mei 2022 tayang di saluran
Youtube miliknya. Deddy Corbuzier mengundang Ragil Mahardika, pria Medan, Sumatera
Utara, yang telah pindah kewarganegaraan menjadi warga negara Jerman dan menetap disana
selama 19 tahun. Ragil Mahardika juga diketahui telah menikah dengan pria Jerman 2018, Ragil
dan pasangan sudah coming out hubungannya dipublik sering menunjukkan kemesraan diakun
TikTok miliknya.
Konsep diri hal yang sangat penting bagi kehidupan individu, sehingga terkait konsep diri pada
individu gay yang coming out dirasa penting untuk dilakukan. Alasan diangkatnya femomena ini,
karena adanya peningkatan dan maraknya LGBT di lingkungan masyarakat saat ini. Dengan
demikian, adanya fenomena LGBT tersebut kita mengambil kasus ini untuk memberi kesadaran
orang tua dalam pola asuh ke anak supaya mengenal edukasi seksual sejak dini dan dari makalah
ini jadi suatu acuan untuk mencegah tidak terjadinya kasus ini.

FENOMENA

Fenomena LGBT saat ini sedang marak diperbincangkan dan bahkan menjadi suatu hal yang
biasa terjadi bagi sebagian orang. Namun banyak juga yang kontra mengenai fenomena LGBT
ini dan khususnya di Indonesia yang merupakan negara dengan mayoritas penduduknya adalah
islam. LGBT adalah singkatan dari Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender. LGBT merupakan
orientasi seksual yang bervariasi di luar dari orientasi seks dan gender pada

umumnya.
Ragil Mahardika yang kerap dipanggil Ragil beberapa tahun terakhir sempat menjadi perhatian
masyarakat Indonesia. Ragil Mahardika merupakan salah satu content creator Tiktok, di mana isi
kontennya berisi mengenai kehidupannya sehari-hari dan kehidupan asmaranya selama tinggal di
Jerman. Hal yang membuatnya terkenal adalah Ragil Mahardika merupakan seorang gay asal
Indonesia yang menikahi pria bule asal Jerman bernama Frederik Vollert. Dari situlah banyak
netizen yang memperingatkannya dan cukup banyak juga yang menghujat karena dianggap
menyalahi kodratnya sebagai laki-laki. Ragil Mahardika pernah diundang di salah satu podcast
yang cukup terkenal yaitu podcast Deddy Corbuzier. Pada podcast tersebut ia secara terang-
terangan menyatakan bahwa di sudah nyaman dengan menjadi seseorang yang penyimpang
seksual atau gay. Setelah podcast tersebut banyak netizen mengkritik mengenai pemikirannya.
Ragil Mahardika kemudian menegaskan, penolakan yang disampaikan netizen tidak akan
menghilangkan dirinya dan orang-orang yang satu kaum dengannya. Menurutnya menjadi
berbeda tidak menjadikannya jahat, berbeda tidak menjadikannya durhaka, bertindak criminal,
dan bukan berarti menjadi berbeda tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak. Ragil
Mahardika menegaskan, penolakan masyarakat terhadap LGBT tidak akan mengubah hidupnya,
ia akan tetap membagikan cerita kehidupannya di Media sosial.
Atas fenomena diatas dapat disimpulkan bahwa menurut Soetjiningsih (2004) dalam
Kusuma Pinasti (2021) sebelum mengidentifikasi identitas dirinya secara seksual. Seseorang
akan melalui tiga tahapan yaitu (1) sensitisasi yang mana individu mengalami perasaan yang
berbeda pada orientasi seksualnya, (2) kebingungan identitas (identity confusion) dimana
seseorang memiliki keterkaitan yang lebih kuat kepada sesama jenis daripada lawan jenis, pada
fase ini biasanya remaja yang diidentifikasi homoseksual akan memiliki kecenderungan yang
kuat terhadap penyalahgunaan seperti drug, alcohol, depresi bahkan suicide, (3) asumsi identitas,
pada tahap ini seorang dewasa awal mulai menerima dirinya sebagai homoseksual (gay) yang
terjadi pada remaja lanjut (usia 18-21 tahun) dan mulai coming out.

METODE

Berdasarkan penjelasan latarbelakang diatas penulis menggunakan metode kualitatif dengan


pengamatan yang mendalam untuk mengkaji lebih jauh fenomena yang di angkat. Tujuan dari
penelitian ini untuk mengungkan fenomena yang terjadi saat penelitian sedang berlangsung.
Teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Teknik wawancara
Teknik wawancara yaitu percakapan antara dua orang yang mana terdapat satu orang
yang bertanya dan satu orang yang menjawab. Dalam penelitian kasus fenomena ini
penulis menggunakan wawancara semi terstruktur.
2. Teknik observasi
Teknik observasi yaitu metode penelitian dengan pengamatan serta pencatatan tentang
fenomena yang ada

KAITAN FENOMENA DENGAN TEORI

Fenomena suka sesama jenis dikenal dengan sebutan gay atau lesbi. Oetomo (2003)
memaparkan hal ini terus diperdebatkan dikarenakan jenis orientasi seksual ini sangat dianggap
hal yang tabu di masyarakat. Orientasi homoseksual menurut klinis dibagi menjadi 2 yang
pertama homoseksual laki-laki dan homoseksual perempuan. Pada homoseksual laki-laki dikenal
dengan sebutan gay dan pada perempuan disebut lesbi. Gay sendiri sudah menjadi sebuah
masalah sejak zaman dahulu. Pada hubungan gay yang dijalani, terlebih dalam hubungan seks,
lebih mengutamakan pada sesama jenis kelaminnya.

Pada penelitian sebelumnya terdapat beberapa aspek pembentukan orientasi seksual.


Ketiga aspek tersebut meliputi pola asuh, attachment, dan social learning. Ciri-ciri daripada
homoseksual yang mudah dikenali meliputi

1. Lebih sering memperhatikan sesama jenis

2. Mempunyai fantasi seksual pada sesama jenis

3. Menginginkan hubungan yang lebih jauh

4. Mempunyai ketertarikan seksual pada sesama jenis

5. Memulai berusaha mencari tahu tentang gay

Ragil Mahardika yang dikenal sebagai seorang content creator tiktok. Bahkan jauh sebelum ada
TikTok, Ragil sudah terbuka di Facebook dan mengakui bahwa dirinya seorang gay.
Keluarganya mengetahui bahwa dia merupakan bagian dari LGBT sejak tahun 2014. Dilansir
dari laman kapanlagi.com. Ragil mengakui bahwa dia menikahi seorang pria asal Jerman. Pada
postingan Ragil Mahardika di Instagram, dia menceritakan pertama kali menemukan seorang
cinta sejatinya, yaitu Fred dia pria berkebangsaan Jerman.pada cerita yang dia tulis di Instagram,
Ragil menyatakan bahwa dirinya mengenal Fred melalui website kencan di Jerman. Ragil juga
menceritakan bahwa, tak lama setelah berkenalan mereka langsung berpacaran.

Lalu seiring berjalannya waktu Ragil bercerita bahwa Fred adalah pria yang baik untuk dirinya.
Sehingga pada tahun 2018 Ragil memutuskan untuk menikah dengan Fred di Jerman
(tvonenews). Dia juga tidak malu menyatakan bahwa sudah sangat nyaman menjadi seorang
penyimpang seksual (galamedia.pikiran rakyat 2022). Hal ini menjadi perdebatan berbagai
masyarakat Indonesia. Karena di Indonesia sendiri sangat melarang perilaku yang menyimpang
seperti gay. Berdasarkan teori perkembangan psikososial Erik Erikson (dalam Sokol, 2009), hal
ini terjadi karena pada usia remaja, antara usia dua belas sampai dengan dua puluh empat tahun,
membentuk identitas diri merupakan tugas psikososial utama bagi seorang individu dalam
kehidupannya yang sering dikenal dengan istilah identity versus identity confusion. Menurut
Erikson (dalam Sunaryo, 2004), pada tahap ini individu akan membentuk identitas dirinya
melalui pengalaman individu di lingkungan sekitarnya.

Dalam hal ini perilaku menyimpang secara seksual yang dilakukan oleh Ragil memicu
banyak sekali perdebatan. Namun Ragil tidak menghiraukan segala macam hujatan yang
diberikan oleh netizen. Namun dengan gemparnya hujatan tersebut Ragil dan suaminya malah
berinisiatif mengadopsi seorang anak. Dikabarkan pada laman tvonenews pengadopsian yang
dilakukan Ragil sudah sampai tahap akhir, yang artinya tinggal menunggu sang bayi saja.
Ditinjau dari permasalah fenomena gay di atas terlihat bahwa terdapat berbagai aspek yang
melatarbelakangi perilaku tersebut.
aspek tersebut ialah aspek attachment, pola pengasuhan, dan social learning. Menurut Freud
pengalaman di hidup individu bisa membuat terpaku dalam keadaan seksual pregenital. Individu
yang mengalami homoseks mengalami kemunduran pada perkembangan nafsu seksual. Pada
masa terssebut individu kembali pada masa Otoerotik dan Narsistik. Yang mana pada hal
tersebut terjadi fiksasi masa oral serta anal. Freud memandang heteroseksualitas pria sebagai
hasil pendewasaan yang normal dan homoseksualitas pria sebagai akibat oedipus complex yang
tidak terselesaikan.
 Terdapat tahapan pembentukan orientasi gay.
Cass (1984) mengungkapkan bahwa gay memiliki 6 tahapan pembentukan identitas diri meliputi
Identity Confusion, Identity Comparison. Identity Tolerance, Identity Acceptance. Identity
Pride , Identity Synthesis.
a. Tahapan 1: Identity confusion.
Individu ditandai dengan kesadaran sehingga mulai percaya bahwa perilakunya bisa
didefinisikan sebagai gay atau lesbian. Tentang perasaan, pemikiran, serta ketertarikan sebagai
gay. Individu akan merasa bingung saat mengalami suatu keadaan ketidakpastian. Ragil
mengungkapkan pernah ingin bunuh diri saat masa-masa pencarian jati diri. Namun dalam diri
Ragil ini cenderung mengarah pada reaksi yang positif. Seperti pada saat tahun 2014 dimana dia
berumur 23 tahun sudah mulai terang-terangan menyatakan bahwa dia seorang gay. Sehingga dia
pun malah menjadikan kebingungan tersebut ke arah pengembangan lebih lanjut.
b. Tahapan 2: Identity comparison.
Individu menerima potensi identitas dirinya gay dan menolak model heteroseksual namun tidak
menemukan penggantinya. Dari laman (kapanlagi.com) Ragil menyatakan bahwa orang-orang
kadang salah berpikir, bahwa mereka yang gay ini adalah yang tiba-tiba langsung suka sama
cowok, padahal tidak seperti itu. Sehingga dari pernyataan diatas kemungkinan Ragil juga
pernah mencoba untuk menyukai lawan jenis namun dalam dirinya terjadi penolakan.
c. Tahapan 3: Identity tolerance
Pada tahap ini individu berpindah keyakinan bahwa dirinya mungkin gay dan mulai mencari
komunitas homoseksual sebagai kebutuhan sosial, seksual dan emosional. Menurut Ragil saat
diwawancarai pencarian jati diri merupakan suatu hal susah bahkan harus bertanya pada orang
atau komunitas teman yang dari dunia LGBT. Sehingga kebingungan tersebut bisa menurun dan
bisa masuk pada tahap toleransi ini.
d. Tahapan 4: Identity acceptance
Identitas diri mulai dibentuk, jaringan gay menjadi berkembang. Pembukaan jati diri lebih
selektif kepada teman dan keluarga mulai dibuat. Terlihat bahwa ragil juga sudah mulai
membuka kepada keluarganya meskipun sempat ada penolakan.
e. Tahapan 5: Identity pride
Kebanggaan sebagai homoseksual mulai dikembangkan. Seperti halnya saat Ragil dengan sangat
gamblang membicarakan tentang LGBT di tiktok maupun podcast. sehingga banyak sekali
penolakan dari netizen. Karena kebanyakan yang kontra adalah warga Indonesia yang
menganggap tabu LGBT.
f. Tahapan 6: Identity synthesis
Individu benar-benar merasa nyaman dengan gaya hidupnya dan ketika kontak dengan orang
heteroseksual meningkat. Individu menjalani gaya hidup gay secara terbuka sehingga
pengungkapan jati diri tidak lagi sebuah isu dan menyadari bahwa ada banyak sisi dan aspek
kepribadian dimana orientasi seksual hanya salah satu aspek tersebut. Pada proses ini Ragil
sudah terbukti dan mengakui secara terang-terangan bahwa dia sudah menjadi seorang Gay. dia
tidak malu dan malah akan mengadopsi seorang anak. Serta memamerkan segala macam bentuk
kemesraan dengan seorang suami gay di depan umum. Pada tahap ini individu mulai
mengidentifikasi dirinya sebagai seorang homoseksual, karena merasa bahwa dirinya tertarik
secara seksual dengan sesama jenis kelamin bukan dengan lawan jenis kelamin (Zastrow, 2010).

KESIMPULAN

Kesimpulan dari makalah yang berjudul “ Analisis Fenomena Gay Ditinjau dari Segi
Perkembangan adalah terdapat tahapan pembentukan orientasi pada seorang gay. Cass (1984
mengungkapkan bahwa seorang gay memiliki enam tahapan pembentukan identitas diri yang
meliputi (1) identitiy confusion yaitu kebingungan akan pencarian identitas diri yang ditandai
dengan keinginan Ragil untuk bunuh diri, karena pada saat itu ia sadar bahwa dirinya seorang
gay. Sehingga membuatnya bingung akan identitas dirinya. (2) Identity comparison yaitu
individu ingin membuktikan bahwa dirinya bukan seorang gay ditandai dengan Ragil mencoba
mencintai lawan jenis namun dalam dirinya terjadi penolakan. (3) Identity tolerance yaitu
mencob menerima bahwa dirinya merupakan seorang gay dan mencari komunitas homoseksual
sebagai kebutuhan social, seksual dan emosionalnya. (4) Identity Acceptance yaitu terbentuknya
identitas diri seorang homoseksual yang ditandai dengan Ragil mulai terbuka kepada
keluarganya. (5) Identity pride, yaitu kebanggaan akan dirinya sebagai homoseksual. Seperti
halnya saat ini Ragil mulai dengan gamblang membrikan informasi lewat social media bahwa
dirinya seorang gay. (6) Identity synthesis, yaitu kenyamanan dengan gaya hidup menjadi
seorang yang homoseksual. Dalam tahap ini Ragil sudah tidak malu akan dirinya yang memiliki
identitas yang berbeda dan ia akan mengadopsi anak. Serta memamerkan segala bentuk
kemesraannya dengan pasangan homoseksualnya.

REFERENSI

Diajeng, B. (2018, December 17). Dinamika PSIKOLOGIS Gay Dewasa Awal Skripsi program
Studi Psikologi. Retrieved December 4, 2022, from
https://repository.usd.ac.id/32746/2/119114111_full.pdf

Riyanti, D. E. (2022, May 9). Ada Pro Dan Kontra, INTIP Kisah Ragil Mahardika Yang
mengaku gay- Kini Akan adopsi Anak. KapanLagi.com. Retrieved December 4, 2022, from
https://www.kapanlagi.com/showbiz/selebriti/ada-pro-dan-kontra-intip-kisah-ragil-
mahardika-yang-mengaku-gay--kini-akan-adopsi-anak-6563da.html

Abbas, F. P., & TvOne, T. (2022, July 12). Ragil Mahardika Bilang Tak Tahu Bakal Jadi Apa
Andai 10 Tahun Lalu Tak Ke Jerman, netizen: Kamu Gak Bakal Jadi Gay Dan Punya Istri
Perempuan. tvone. Retrieved December 4, 2022, from
https://www.tvonenews.com/lifestyle/trend/53073-ragil-mahardika-bilang-tak-tahu-bakal-
jadi-apa-andai-10-tahun-lalu-tak-ke-jerman-netizen-kamu-gak-bakal-jadi-gay-dan-punya-
istri-perempuan?page=all

Aditya, R. (2022, Mei 09). Retrieved Desember 03, 2022, from suara.com:
https://www.suara.com/news/2022/05/09/132336/profil-ragil-mahardika-pria-gay-yang-
diajak-deddy-corbuzier-ke-podcast?page=1

Yusdi, Femylia Fahmadiyah. (2016). Pengalaman Psikologis Pelaku LGBT (Lesbian Gay
Biseksual Transgender) Dalam Memahami Identitas Berdasarkan Perspektif Gender (Studi
Fenomenologi Di Wilayah Kabupaten Jember) . 12.

Noviandi, F. (2022, Mei 10). Retrieved Desember 03, 2022, from suara.com:
https://www.suara.com/entertainment/2022/05/10/152441/podcastnya-heboh-dan-dihapus-
deddy-corbuzier-ragil-mahardika-aku-tetap-di-samping-kalian

Riyanti, D. E. (2022, Mei 15). Retrieved Desember 03, 2022, from KapanLagi.com:
https://www.kapanlagi.com/showbiz/selebriti/tuai-pro-dan-kontra-usai-blak-blakan-ngaku-
gay-ini-pesan-ragil-mahardika-untuk-publik-00ebbb.html

Retaminingrum, A. N. (1970, January 1). Peran parent child relationship Pada Orientasi seksual
gay. Taman Cendekia. Retrieved December 4, 2022, from
https://www.neliti.com/publications/261743/peran-parent-child-relationship-pada-
orientasi-seksual-gay

Riyanti, D. E. (2022, May 9). Tampil Percaya Diri Sebagai Gay, Ragil Mahardika Ternyata
Pernah Ingin Bunuh Diri. KapanLagi.com. Retrieved December 4, 2022, from
https://www.kapanlagi.com/showbiz/selebriti/tampil-percaya-diri-sebagai-gay-ragil-
mahardika-ternyata-pernah-ingin-bunuh-diri-5b8cc0.html

Asmara, K. Y., & Valentina, T. D. (2018). Konsep Diri gay yang coming out. Jurnal
Psikologi Udayana, 4(02), 277. https://doi.org/10.24843/jpu.2017.v04.i02.p05

Ardi, Z., Yendi, F. M., & Febriani, R. D. (2018). Fenomena LGBTQ Dalam Perspektif
Konseling Dan PSIKOTERAPI: Realitas Dan Tantangan konselor. Jurnal EDUCATIO:
Jurnal Pendidikan Indonesia, 4(2), 77. https://doi.org/10.29210/120182260

Yudiyanto, Y. (n.d.). Dr. Yudiyanto, M.Si. - Fenomena Lesbian, gay, Biseksual Dan
Transgender (LGBT) di Indonesia Serta upaya pencegahannya. Nizham Journal of Islamic
Studies. Retrieved December 4, 2022, from
https://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/nizham/article/view/906

Rakhmahappin, Y. (2014, April 10). Kecemasan Sosial Ditinjau Dari Kaum Homoseksual Gay
Dan Lesbian. UMM Institutional Repository. Retrieved December 4, 2022, from
https://eprints.umm.ac.id/26269/

View of implementasi Strategi Penanganan krisis komunikasi era digital: Studi Kasus Konten
YouTube podcast Deddy Corbuzier bersama RAGIL mahardika. (n.d.). Retrieved
December 4, 2022, from
https://journal.das-institute.com/index.php/citizen-journal/article/view/144/100

Arif Awaludin (2022) Menjaga Moralitas Publik: Kebijakan Kriminal Perilaku Menyimpang
(LGBT) Dalam RKHUP
http://prosiding.unipma.ac.id/index.php/COLaS/article/download/3055/2486

Anda mungkin juga menyukai