Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH ETIKA KRISTEN

SEKS BEBAS

DISUSUN OLEH KELOMPOK I :


1. MARICE WINE TAMOEGE (22190222)
2. LILY DIVINI AGUSTA HENUKH (22190033)
3. KYRIA CHARA IRENE PELLO (22190004)
4. LIDIA VERONINGSI MALAIKOSA (22190003)
5. JUNITA DASSIE (22190029)
6. ASNAWATI TANGGU HANA (22190043)
7. VIANO TONI (22190013)
8. NONA TUDU (22190048)

UNIVERSITAS KRISTEN ARTHA WACANA KUPANG


FAKULTAS EKONOMI 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat
Dan karunianya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“SEKS BEBAS” tanpa hambatan apapun . oleh sebab itu,kelompok kami berharap semoga
makalah ini dapat digunakan sebaik-baiknya untuk menambah wawasan para pembaca.
Dengan demikian pada makalah ini kelompok kami berharap supaya para remaja mengerti
tentang bahayanya seks bebas bagi kalangan remaja,dan masyarakat umum lainnya
Agar negara kita mendapatkan pemuda-pemudi sebagai penerus generasi era globalisasi
sekarang ini.walaupun demikian,kelompok kami menyadari bahwa ada kekurangan dalam
menyusun makalah ini. Mudah-mudahan dengan makalah ini anak-anak remaja dan
semuanya menyadari akibat-akibat dari pergauulan bebas yang cenderung bersifat negatif.

Kupang,18 april 2023

Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Seks bebas adalah tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual yang ditujukan dalam
bentuk tingkah laku. Tingkah ini beraneka ragam, mulai dari saling tertarik dengan lawan
jenis, lalu berkecan, bercumbu dan diakhiri dengan dampak yang tidak baik, lalu akhirnya
dampak tersebut akan timbul baik bagi lingkungan, sosial, maupun pribadi terutama
sangat berdampak pada psikologis. Jika lingkungan psikologis terganggu maka sosial pun
akan berubah. Sebuah studi Pew 2014 tentang moralitas global menemukan bahwa seks
bebas dianggap sangat tidak dapat diterima di “negara-negara mayoritas Muslim”, seperti
Malaysia, Indonesia, Yordania, Pakistan, dan Mesir, masing-masing memiliki lebih dari
90% ketidaksetujuan, sementara orang-orang di negara-negara Eropa Barat adalah yang
kebanyakan menerima, dengan Spanyol, Jerman, dan Perancis menyatakan kurang dari
10% ketidaksetujuan.
Moralitas seksual telah sangat bervariasi dari waktu ke waktu dan antar budaya. Perilaku
seksual dapat dikaitkan dengan kepercayaan agama, atau kondisi sosial dan lingkungan,
atau semuanya. Seksualitas dan reproduksi adalah elemen mendasar dalam interaksi
manusia dan masyarakat di seluruh dunia. Lebih jauh, “pembatasan seksual” adalah salah
satu budaya universal yang khas bagi semua masyarakat manusia. Dengan demikian,
sebagian besar agama telah melihat kebutuhan untuk menjawab pertanyaan tentang peran
yang tepat untuk seksualitas dalam interaksi manusia. Agama-agama yang berbeda
memiliki kode moralitas seksual yang berbeda, yang mengatur aktivitas seksual atau
memberikan nilai-nilai normatif pada tindakan atau pikiran yang bermuatan seksual
tertentu. Setiap agama besar telah mengembangkan kode moral yang mencakup masalah
seksualitas, moralitas, etika, dan lain-lain. Kode moral ini berupaya mengatur situasi yang
dapat menimbulkan minat seksual dan untuk memengaruhi aktivitas dan praktik seksual.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan seks bebas?

2. Apakah faktor-faktor yang mendorong para remaja atau mahasiswa melakukan

seks bebas?

3. Apa akibat dari seks bebas?

4. Apa yang harus dilakukan untuk mencegah seks bebas?


1.3 Tujuan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan seks bebas.

2. Mengetahui faktor-faktor yang mendorong remaja melakukan seks bebas.

3. Mengetahui akibat dari seks bebas.

4. Mengetahui cara mencegah terjadinya seks bebas.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Seks Bebas


Seks bebas adalah praktik berhubungan seks yang dilakukan secara sering dengan
pasangan yang berbeda atau tidak pandang bulu dalam memilih pasangan seksual. Istilah
ini dapat membawa penilaian moral jika ideal sosial untuk aktivitas seksual adalah
hubungan monogami. Contoh umum dari perilaku yang dipandang seks bebas oleh
banyak budaya adalah one-night stand, dan frekuensinya digunakan oleh para peneliti
sebagai penanda seks bebas. Anggapan perilaku seks bebas bervariasi antar budaya,
seperti halnya prevalensi pergaulan bebas.
Standar yang berbeda sering diterapkan pada gender dan undang-undang sipil yang
berbeda. Kaum feminis secara tradisional berpendapat ada standar ganda dan signifikan
antara bagaimana pria dan wanita dinilai berdasarkan pergaulan bebas. Secara historis,
stereotip wanita promiscuous cenderung negatif, seperti “pelacur” , sementara stereotip
pria lebih bervariasi, beberapa menyatakan persetujuan, seperti “stud” atau “pemain”,
sementara yang lain menyiratkan penyimpangan sosial, seperti “pembajak perempuan”
atau “si pengembara”.
Hasil survei Knowledge Attitude Practice (KAP) Perkumpulan Keluarga Berencana
Indonesia (PKBI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat, sebanyak 31%
remaja di Kota Kupang sudah pernah melakukan hubungan seks.
Survei itu dilakukan pada tahun 2006 dengan mengambil sampel 500 responden siswa
SMP dan SMA," kata Direktur pelaksana harian PKBI NTT Markus Ali Brandi dalam
workshop tentang Kesehatan Reproduksi, Infeksi Menular Seksual (IMS), HIV/AIDS,
dan Perilaku Seksual Remaja Sekolah di Kupang, Jumat (23/1)
    
Hasil survei itu menunjukkan, 18,8 persen kasus HIV/AIDS di Kota Kupang terjadi pada
remaja usia 15-24 tahun, 318 kasus IMS pada remaja berusia 11-24 tahun dengan
orientasi seksual (gay) dengan tingkat pengetahuan kesehatan produksi IMS dan
HIV/AIDS masih sanga rendah.     
Dia mengatakan, pada tahun 2008 dilakukan survei kembali. Survei itu melibatkan
remaja sekolah pada tiga sekolah menengah sebanyak 3.759 orang dengan responden
yang terlibat sebagai sampel survei sebanyak 356 orang. Lokasi survei dilakukan di
SMP Negeri 6, SMAN 3, dan SMKN 1 dengan waktu survei 13-23 Desember 2008, tapi
hasilnya belum diumumkan.  
Dia menambahkan, tujuan survei itu adalah untuk memperoleh gambaran komprehensif
soal kapasitas pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja (KRR), IMS,
dan HIV/AIDS guna menentukan strategi intervensi program KRR dan HIV/AIDS bagi
remaja sekolah. Selain itu, untuk mengidentifikasi kebutuhan remaja terhadap layanan
program KRR dan HIV/AIDS spesifik remaja berbasis sekolah, serta
mengaktualisasikan data KRR, IMS, dan HIV/AIDS di kalangan remaja untuk
kepentingan pengembangan program kesehatan reproduksi remaja.
   
Data penduduk Kota Kupang, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2007, tercatat
279.046 jiwa, di mana 21,3 persen berusia 10-19 tahun. Sebanyak 44,31 persen dari total
remaja di Kupang bersekolah di 37 SMP dan 40 SMA/SMK.
B. Faktor Pendorong Terjadinya Seks Bebas
Ada beberapa faktor menjadi penyebab perilaku seks bebas, di antaranya adalah sebagai
berikut:
1. Pengaruh media elektronik dan media cetak.
2. Pengaruh lingkungan.
3. Rendahnya pendidikan moral agama,
4. Minimnya pengetahuan.
5. Perubahan hormon ketika seseorang memasuki masa remaja, yang
mengakibatkan organ-organ seks menjadi matang dan membutuhkan penyaluran.
6. Motivasi untuk mewujudkan rasa sayang dan cinta yang didominasi oleh
perasaan kedekatan dan gairah komitmen yang jelas.
7 Rasa ingin tahu yang besar untuk mencoba berbagai hal yang belum diketahui.

C. Akibat dari Seks Bebas


Selain memiliki hukum haram, seks bebas memiliki akibat atau dampak yang sangat
negatif bagi si pelaku. Seks bebas juga dapat menghilangkan rasa malu, padahal dalam
agama malu merupakan suatu hal yang amat ditekankan dan dianggap perhiasan yang
sangat indah khususnya bagi wanita. Selain itu seks bebas juga dapat berakibat:
1. Hilangnya kehormatan
Hilangnya kehormatan, jatuh martabatnya baik di hadapan Tuhan maupun sesama
manusia serta merusak masa depannya, dan meninggalkan aib yang berkepanjangan
bukan saja kepada pelakunya bahkan kepada seluruh keluarganya. Kehormatan sangat
penting bagi setiap manusia, terutama pada wanita. Jika kehormatan tersebut sudah
hilang maka akan jelas terlihat perbedaannya dengan wanita yang masih menjaga
kehormatannya.
2. Prestasi cenderung menurun
Apabila seorang remaja atau mahasiswa sudah melakukan kegiatan seksual, maka
pikirannya akan selalu tertuju pada hal negatif tersebut. Rasa ingin mengulanginya
selalu ada, sehingga tingkat kefokusannya dalam mengikuti proses belajar disekolah
ataupun di perkuliahan akan menurun. Malas belajar, malas mengerjakan tugas dan lain
sebagainya dapat menurunkan prestasi seorang remaja ataupun mahasiswa tersebut.
3. Hamil di luar nikah
Hamil di luar nikah akan sangat menimbulkan masalah bagi si pelaku. Terutama bagi
remaja yang masih sekolah, pihak sekolah akan mengeluarkan si pelaku jika
ketahuan peserta didiknya ada yang hamil. Sedangkan bagi pelaku yang kuliah hamil di
luar nikah akan menimbulkan rasa malu yang luar biasa terutama orang tua.
4. Aborsi dan bunuh diri
Terjadinya hamil di luar nikah akan menutup jalan pikiran si pelaku, guna menutupi aib
ataupun mencari jalan keluar agar tidak merusak nama baik dirinya dan keluarganya hal
tersebut dapat berujung pada pembunuhan janin melalui aborsi bahkan bunuh diri.
5. Tercorengnya nama baik keluarga
Semua orang tua akan merasa sakit hatinya jika anak yang dibangga-banggakan juga
diidam-idamkan hamil di luar nikah. Nama baik keluarga akan tercoreng karna hal
tersebut, dan hal tersebut akan meninggalkan luka yang mendalam dihati keluarga.
6. Tekanan batin
Tekanan batin yang mendalam dikarenakan penyesalan. Akibat penyesalan tersebut si
pelaku akan sering murung dan berpikir yang tidak rasional.
7. Terjangkit penyakit
Mudah terjangkit penyakit HIV/AIDS serta penyakit-penyakit kelamin yang mematikan,
seperti penyakit herpes dan kanker mulut rahim. Jika hubungan seks tersebut dilakukan
sebelum usia 17 tahun, risiko terkena penyakit tersebut bisa mencapai empat hingga
lima kali lipat.
8. Ketagihan
Kegiatan seksual dapat menyebabkan seseorang ketagihan untuk melakukan hal kotor
tersebut. Hal tersebut sangat berbahaya karna keinginan yang tidak terkontrol.
9. Gangguan kejiwaan
Akibat seksual yang tidak rekontrol seseorang dapat mengalami gangguan kejiwaan atau
stres, disebabkan karna ketidakmampuan menerima kehidupan, kurangnya persiapan
mental untuk hamil serta takut terhadap hukuman Tuhan.

D. Upaya Pencegahan Seks Bebas


Seks bebas yang terjadi pada remaja dan mahasiswa dapat dicegah dengan beberapa
upaya. Upaya-upaya tersebut antara lain:
1. Mempertebal keimanan dan ketaatan kepada Tuhan YME.
Mendekatkan diri kepada tuhan akan menjauhkan kita dari perbuatan mungkar.
2. Menanamkan nilai-nilai agama, moral, dan etika
Menanamkan nilai-nilai agama, moral dan etika dalam keluarga, kerja sama guru, orang
tua, dan tokoh masyarakat.
3. Menanamkan Nilai Ketimuran
Kalangan remaja dan mahasiswa kita kebanyakan sudah tak mengindahkan lagi akan
pentingnya nilai-nilai ketimuran. Tentu saja nilai ketimuran ini selalu berkaitan dengan
nilai Keislaman yang juga membentuk akar budaya ketimuran. Nilai yang bersumberkan
pada ajaran spiritualitas agama ini perlu dipegang. Termasuk meningkatkan derajat
keimanan dan moralitas pemeluknya. Dengan dipegangnya nilai-nilai ini, harapannya
mereka khususnya kalangan muda akan berpikir seribu kali untuk terjun ke seks bebas.
4. Menghindari Perilaku yang Akan Merangsang Seksual
Melalui pakaian, perilaku akan tercerminkan. Perilaku yang dapat merangkang seksual
seperti bergaul sangat dekat dengan orang yang berlainan jenis.
5. Pendidikan
Pendidikan yang diberikan hendaknya tidak hanya kemampuan intelektual, tetapi juga
mengembangkan kemauan emosional agar dapat mengembangkan rasa percaya diri,
mengembangkan ketrampilan mengambil keputusan yang baik dan tepat,
mengembangkan rasa harga diri, mengembangkan ketrampilan berkomunikasi, yang
mampu mengatakan “tidak” tanpa beban dan tanpa mengikuti orang lain.
6. Pendidikan Seks
Hal ini dapat diartikan sebagai penerangan tentang anatomi, fisiologi seks manusia,
bahaya penyakit kelamin. Pendidikan seks adalah membimbing serta mengasuh
seseorang agar mengerti tentang arti, fungsi dan tujuan seks, sehingga ia dapat
menyalurkan secara baik, benar dan legal. Pendidikan Kesehatan Reproduksi di
kalangan remaja bukan hanya memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi, tetapi
bahaya akibat pergaulan bebas, Dengan demikian, anak-anak remaja ini bisa terhindar
dari percobaan melakukan seks bebas. Dalam keterpurukan dunia remaja saat ini,
anehnya banyak orang tua yang cuek saja terhadap perkembangan anak-anaknya.
7. Penyuluhan tentang Seks Bebas
Dalam penyuluhan tersebut dalam dijelaskan kepada kaula muda khususnya remaja dan
mahasiswa tentang sebab-akibat dari pergaulan bebas. Sehingga mereka dapat
menghindarkan diri dari hal-hal yang akan membawa mereka pada seksual bebas.
8. Menegakkan Aturan Hukum
Sudah sepatutnya para penegak hukum menjaga tempat-tempat yang sering digunakan
oleh para kaula muda untuk berpacaran.
9. Jujur pada Diri Sendiri
Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik untuk diri masing-
masing. Sehingga seks bebas tersebut dapat dihindari. Jadi dengan ini remaja tidak
mengikuti hawa nafsu mereka. Pada dasarnya mereka yang melakukan seks bebas
menyadari bahwa hal yang mereka lakukan adalah salah.
10. Memperbaiki Cara Berkomunikasi
Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina hubungan baik
dengan masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap kegiatan yang berdampak
negatif dapat kita mulai dengan komunikasi yang baik dengan orang-orang di sekeliling
kita. Karna pada umumnya terjadi seks bebas dikarenakan tidak adanya kepedulian antar
tetangga.
11. Pacaran Sehat
Berpacaran sangat lekat hubungannya dengan seks, karena tidak sedikit mereka yang
melakukan seks bebas bersama kekasihnya. Di situlah kita tanamkan budaya pacaran
sehat tanpa seks. Berpacaran sehat itu seperti: tidak berhubungan seks, pacar sebagai
pemberi motivasi.
12. Menjauhkan Diri dari Berduaan di Tempat Sepi
Seks bebas bisa terjadi dengan dukungan suatu tempat, jadi apabila seorang remaja atau
mahasiswa yang masih polos akan mudah dirayu yang berujung pada seks bebas.
Apabila sepasang remaja atau mahasiswa berdua di tempat yang sepi maka ada orang
ketiga yaitu setan yang dapat menjerumuskan terjadinya seks bebas.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
Kepada pihak orang tua, berikan semua yang terbaik untuk anak tetapi tetap
memperhatikan dalam membimbing dan mengarahkan remaja dengan dalam
memberikan pandangan yang benar mengenai persepsi pacaran agar terhindar dari
seksual yang bebas.
Kepada generasi muda agar menetapkan tujuan dan arah hidup yang jelas, belajar lebih
mengenal diri sendiri, meningkatkan keimanan dan ketakwaannya dengan mengisi
kegiatan yang bermanfaat serta bergaul dengan teman secara benar sehingga dapat
terhindar dan terjerumus pada perilaku seks bebas. Tingkatkanlah pengetahuan tentang
segala perkembangan dengan tetap meningkatkan pula keimanan dan ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai