BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
itu sendiri dapat di artikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara
fisik, mental, serta sosial yang tidak hanya terbebas dari penyakit dan
(Souza, 2015).
badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO), hak dasar individu
terdiri dari: hak hidup, hak kebebasan, dan hak memiliki kebahagiaan,
seperti hak untuk menikah dan berkeluarga, hak mendapatkan pekerjaan, hak
untuk berpartisipasi dalam kehidupan budaya serta hak-hak lain seperti warga
merupakan kelompok berisiko terkena HIV sekitar 7,3% , PSK sekitar 4,9%
memprediksi jumlah LGBT jauh lebih banyak, yakni tiga juta jiwa pada tahun
2011(Yudiyanto, 2016).
Data badan PBB pada tahun 2009 menyebutkan bahwa 800.000 orang
tahun 2011 menjadi 3.000.000 orang, sejak itu munculah pemberitaan di media
massa pada akhir tahun 2015 bahwa telah terjadi pernikahan sesama jenis di
Purwaningsih, 2015).
adalah Belanda (1996), Belgia (2003), Spanyol dan Kanada (2005), Afrika
Selatan (2006), Norwegia dan Swedia (2009), Portugal, Islandia, dan Argentia
(2010), Denmark (2012), Brazil, Inggris dan Wales, Prancis, Selandia Baru dan
menganggap bahwa LGBT memiliki hak yang sama dalam masyarakat. Hal itu
juga disebabkan para LGBT yang memiliki bakat atau kelebihan yang positif di
3
Kemenkes RI pada tahun 2012 terdapat sekitar 1.095.970 gay baik yang
tampak maupun tidak, lebih dari 66.180 orang atau sekitar 5% dari jumlah gay
tersebut mengidap HIV, pada tahun 2009 populasi gay hanya sekitar 800 ribu
jiwa, dalam kurun waktu tahun 2009 hingga 2012 terjadi peningkatan sebesar
beberapa bentuk. Dari sudut pandang agama, LGBT di anggap sebagai dosa
besar. Dari sudut pandang hukum, dilihat sebagai penjahat. Dari sudut pandang
dengan adat istiadat yang berlaku di daerah Minangkabau ini (Nugraha, 2010).
falsafah hidup bagi masyarakatnya yaitu “adat basandi syarak, syarak basandi
Minangkabau bersumber dari agama, dan agama bersumber dari kitab suci Al-
Qur’a, dan sampai saat ini falsafah tersebut tetap di junjung tinggi karna adat di
4
Minangkabau “indak lakang di paneh, indak lapuak dek hujan”. Yang artinya
rusaknya generasi bangsa, hilangnya norma agama, norma budaya, dan norma
Bukittinggi masih teguh memegang nilai-nilai religi dan budaya, hal ini tentu
(Khaterina, 2016).
Pria yang penyuka waria, Jumlah waria saat ini 2.501 orang, peningkatan
ini mencapai 2,5 kali lipat. Kalau waria adalah pria, maka total pria penyuka
dalam pasal 292 KUHP misalnya, agar pasal itu juga mencangkup perbuatan
sebagian warga masyarakat indonesia yang sadar dan peduli untuk mengajukan
5
penduduk Afrika yang berusia diatas enam belas tahun berpendapat sama
heteroseksual berkisar antara 7% hinga 13% atau dengan kata lain dapat
Menunjukan bahwa 45% masyarakat sangat setuju, 35% setuju, 15% tidak
LGBT sebagai suatu perilaku yang menyimpang dari nilai dan norma sosial
yang dianut dalam masyarakat, hal ini di pengaruhi oleh pola pikir masyarakat
yang umumnya semakin maju dan mulai membuka diri pada perubahan-
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
LGBT.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Masyarakat
LGBT.
3. Bagi Akademik
7
E. Ruang Lingkup
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah LGBT
tahun 1990-an.Sebelum masa “Revolusi Seksual”, pada tahun 60-an tidak ada
2015).
dengan kebudayaan free love, yaitu jutaan kaum muda menganut gaya hidup
sebagai bagian dari hidup yang alami atau natural. Para hippie percaya bahwa
seks adalah fenomena biologi yang wajar sehingga tidak seharusnya dilarang
istilah homoseksual sebagai identitas sosial dalam masyarakat. Istilah ini lebih
disukai dan dipilih oleh banyak orang karena seederhana dan tidak membawa
bahwa ada orang yang mempunyai orientasi seksual terhadap sesama jenis dan
sebenarnya adalah kaum gay atau lesbian yang takut atau malu untuk
menyatakan diri sebagai gay, istilah ini tetap bertahan dan dipakai dalam
(Darmayanti, 2018).
non-heteroseksual. Saat ini komunitas LGBT sudak diakui secara formal atau
B. Pengertian LGBT
percintaan atau tertarik secara seksual kepada perempuan lain. Istilah lesbian
Gay menurut kamus adalah seseorang yang tertarik kepada jenis kelamin
yang sama dan tidak tertarik kepada sex lawan jenis. Gay pada dasarnya adalah
istilah yang merujuk kepada seorang (laki laki) homosexual, yaitu laki laki
yang berhubungan dengan sesama sejenis atau laki-laki yang berhubungan seks
jenis kelamin atau identitas gender. Pada dasarnya istilah bisexualitas biasanya
sexual dalam konteks manusia kepada orang lain tanpa membedakan laki laki
dengan jenis kelamin biologis yang diperolehnya sejak lahir Istilah transgender
sebuah bangsa dan negara. Namun dengan fenomena Lesbian, gay, biseksual
negara kita, ia memberi berbagai efek kepada institusi keluarga yang tradisi
1. Dampak kesehatan
tahun.
intravena.
12
2. Dampak Sosial
b. 43% dari golongan kaum gay yang berhasil didata dan diteliti
dengan lebih dari 1000 orang. 79% dari mereka mengatakan bahwa
3. Dampak Pendidikan
sekolah 5 kali lebih besar daripada siswa normal karena mereka merasakan
4. Dampak Keamanan
perundang-undangan masyarakat.
5. HIV
a. Pertama: keluarga
mental dan seksual itu membuat seorang wanita itu bersikap benci
c. Ketiga: biologis
sendiri untuk membedakan yang mana baik dan yang mana yang
sebaliknya, haram dan halal dan lain-lain. Antara faktor lain yang
Selain itu faktor media dan internet juga antara faktor yang
seksual dipengaruhi oleh dua faktor yaitu bawaan dari lahir (secara biologis)
Faktor dari luar jelas nyata dan sangat berpengaruh pada perkembangan
jenis.budaya baru ini dapat menjadi sebab munculnya kebiasaan baru yang
mengarah pada tindakan homoseksual atau penguatan SSA dalam diri anak-
Salah satu cara yang paling efektif adalah mendampingi anak-anak dalam
duniawi.
untuk ditiru.
F. Tinjauan LGBT
fase anal, fase falik, fase laten, dan fase genital (Feist & Feist, 2014).
falik.
19
kesatuan yang utuh dan dilahirkan dalam keadaan fithrah (suci). Dalam
hormon.
terdefeminisasi.
ternyata sama seperti otak orang normal dengan jenis kelamin berbeda
ukuran separuh otak dari 90 orang dewasa. Pria gay dan wanita normal
memiliki ukuran separuh otak yang sama, sementara otak sisi kanan
lesbian ternyata lebih besar dari pada lelaki normal (Noviantoro, 2015).
mereka.
Isu mengenai LGBT saat ini sudah berada pada tatanan global,
yang telah ada sejak lama. Fenomena ini didukung dengan adanya deklarasi
miskin dan religius suatu bangsa, maka semakin besar kemungkinannya untuk
menekan kaum LGBT. Terutama dari fakta bahwa negara itu demokratis atau
tidak, meskipun hak LGBT tidak ditemukan di semua negara yang demokratis,
hak LGBT hampir tidak ada dalam negara non-demokrasi (Encarnacion, 2014).
oleh Gubernur Jakarta, Ali Sadikin. Istilah “Wadam” berubah menjadi Waria
(Wanita Pria) pada tahun 1980 karena adanya keberatan dari beberapa pihak
bahwa istilah “Wadam” tidak sopan karena mengandung nama nabi Adam AS
(Muthmainnah, 2016).
tersebut menghasilkan 6 poin ideologis untuk arah masa depan gerakan gay
H. Pengobatan LGBT
a. Pengobatan Gay
sambungan saraf otak yang telah terbentuk. Demikian juga gay yang
anak, hampir pasti tidak dapat disembuhkan. Untuk kedua hal tersebut
b. Pengobatan Lesbian
sesuatu yang wajar dan memaksa masyarakat menjadi pihak yang harus
I. Solusi LGBT
jalan keluarnya sehingga dapat menjalani hidup dan menikah dengan wajar.
h. Orang-orang yang sadar dari LGBT perlu didukung dengan saran dan
dan juga karena ada anggapan kuat bahwa indonesia adalah negara
c. Sikap individu
K. Kerangka Teori
Kerangka teori yang mendasari penelitian untuk sebuah karya tulis ilmiah
Bagan 2.1
Kerangka Teori
Faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi :
1. Faktor eksternal
a. Kontras
b. Perubahan
intensitas
c. Pengulangan Persepsi Masyarakat
(repetition)
d. Sesuatu yang
baru (novelty) Gambaran persepsi
2. Faktor internal masyarakat
a. Pengalaman atau terhadap perilaku
pengetahuan LGBT (lesbian,
b. Harapan gay, biseksual,
(expectation) transgender
c. Kebutuhan
d. Motivasi
e. Emosi Persepsi positif
f. budaya dan persepsi
negatif
27
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka konsep
dari hal-hal yang khusus. Oleh karena itu konsep merupakan abstraksi, maka
konsep tidak dapat langsung diamati atau diukur. Konsep hanya dapat diamati
melalui konstruk atau yang lebih dikenal dengan nama variable. Jadi variable
adalah simbol atau lambang yang menunjukkan nilai atau bilangan dari konsep.
Skema 3.1
Kerangka Konsep
B. Defenisi operasional
dimaksud, atau tentang apa yang dikur oleh variabel yang bersangkutan
(Natoadmodjo, 2010).
C. Hipotesis
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian
fenomena yang terjadi pada suatu populasi tertentu. Survei deskriptif juga
(Notoatmodjo 2010) .
C. Populasi penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti.
D. Sample penelitian
Sample adalah yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Pada
Pada penelitian ini yaitu diambil sebanyak 100 orang per KK (kartu
keluarga) kemudian dipilih secara random atau acak satu orang yang
E. Instrumen penelitian
1. Alat tulis
4. Kuisioner
Dalam melakukan analisis, data harus lebih dahulu diolah dengan tujuan
1. Editing
2. Coding
data yang terdiri ats beberapa kategori. Pemberian kode penting bila
3. Entri data
frekuensi.
4. Cleaning data
Analisis data yang akan dilakukan berupa analisis data univariat. Dimana
( Notoatmodjo, 2010).
H. Etika penelitian
Etika dalam penelitian ini menjukkan prinsip- prinsip etis yang yang
garis besar dalam melakukan penelitian ada empat prinsip yang harus
Human Dignity)
untuk tidak memberikan apa yang diketahuinya kepada orang lain. Oleh
inclusiveness)
bagi subjek.