Anda di halaman 1dari 16

Masuknya Budaya LGBT di

Indonesia
Disusun Oleh :
● Amalia Pratiwi /210501070004
● Davit Donavan / 210501070005
● Edi Gunawanto / 210501
● Eppy Manu /210501010099
● Erlangga Shieldo Elia / 210501070071
● Fransiskus Kia Ose / 200501010019
● Indah Permata Sari / 210501010125
● Mohammad Mahendra Kusuma / 210501010043
Latar Belakang
Manusia terlahir dengan potensi yang dapat berkembang, jenis kelamin yang dimiliki
merupakan salah satu potensi yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia. Potensi tersebut
menyebabkan manusia untuk sanggup bereproduksi dan menghasilkan keturunan, yang mana
hal ini terjadi antara laki-laki dan perempuan. Seluruh agama telah menetapkan ketentuan
pernikahan yang sah agar sakralitas hubungan seks terjamin legalitasnya (Anang Harris
Himawan, 2007:67). Hal ini tentu saja menyangkut kepada larangan-larangan yang berlaku
dalam agama, yakni hubungan sesama jenis.
Pernikahan sesama jenis atau homoseksualitas merupakan bagian dari budaya LGBT, yang
mana masuk ke Indonesia pada tahun 1980-an. Fenomena ini kemudian semakin tumbuh dan
marak terjadi, yang seringkali susah untuk dibasmi karena memanfaatkan hak asasi manusia.
Pada asalnya homoseksualitas telah dicap sebagai praktek kotor dan maksiat oleh agama,
namun kemudian berubah menjadi praktek yang manusiawi dan harus dihormati sebagai
bagian dari penghormatan hak asasi manusia (Adian Husaini, 2005: 4).

Salah satu kasus yang akan disinggung ialah seorang Tiktoker asal Indonesia, Ragil
Mahadirka yang sekarang tinggal di Jerman.
Penyebab Terjadinya
LGBT di Indonesia

Gender mengacu pada karakteristik perempuan dan laki-laki yang dikonstruksikan secara sosial
seperti norma, peran, dan hubungan dari dan di antara kelompok perempuan dan laki-laki. Hal
ini bervariasi dari masyarakat ke masyarakat dan dapat diubah. Meskipun sebagian besar orang
terlahir sebagai laki-laki atau perempuan, mereka diajari norma dan perilaku yang pantas.
Ketika individu atau kelompok ada yang tidak “sesuai” dengan norma gender yang telah
ditetapkan itu, mereka akan sering menghadapi stigma, praktik diskriminatif, atau pengucilan
sosial yang semuanya dapat berdampak buruk bagi kesehatan.
Ada beberapa penyebab terjadinya masalah sosial ini, yakni:

● Biologis, Faktor keturunan atau karena kelainan genetik yang dimiliki sejak
lahir.
● Sosial,berada di lingkungan LGBT dan mengikuti gaya hidup LGBT
● Trauma

Faktor terakhir adalah ekonomi yang memiliki peran penyebab mendasar


mereka menjadi seorang waria demi menyambung hidup.
Pengenalan Masalah
Ragil Mahardika ini merupakan seorang pria asal Medan, Sumatera Utara yang memiliki suku
Batak Karo. Saat ini, Ragil Mahardika sudah berpindah kewarganegaraan menjadi warga negara
Jerman usai menikah dengan Frederik Vollert.

Ragil merupakan salah satu pelaku LGBT asal Indonesia.


Ragil cukup populer saat dirinya mulai muncul di Tiktok
dan menginformasikan bahwa dirinya menikah dengan
sosok pria asal Jerman. Ragil dengan bangga nya
mempertontonkan kemesraan nya dengan sang suami dan
dipublikasikan di Media Sosial
Penyebab Ragil
Menjadi Gay

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan melalui podcast Deddy Corbuzier “Close the Door”,
Ragil mengakui lebih mudah untuk menjalin hubungan sesama jenis dengan Frederik Vollert
selama di Jerman.
Ia mengatakan bahwa terasa lebih aman untuk menikah dengan pasangannya, karena adanya
faktor ekonomi dan tersedianya tempat tinggal. Ia juga mengatakan bahwa selama ia berada di
Jerman, ia tak memiliki keluarga di sana. Ia juga merasa aman untuk tinggal bersama
pasangannya karena ada yang membela dan menolong si Ragil.
Adapun pernikahan tersebut dilaksanakan di Jerman pada tahun 2018
yang lalu. Pernikahan tersebut tetap langgeng sampai sekarang. Hal
tersebut disebabkan karena adanya faktor suka sama suka. Ditambah lagi
dengan keinginannya yang selalu dikabulkan oleh pasangannya.
Dampak bagi
Lingkungan Sosial
Dalam kasus ini penulis tidak dapat menemukan dampak
baiknya, baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjangnya. Hal tersebut menyisakan dampak buruknya
diantaranya:

● Membunuh karakter bangsa (jangka panjang)


● Memperbodoh masyarakat (jangka panjang)
● Merusak moral (jangka panjang)
● Menjadi target pembulian (jangka pendek)

Namun, ditinjau dari pihak yang terlibat, terdapat beberapa dampak baik, yaitu :
● Menyembuhkan trauma masa lalu (tidak langsung)
● Mendapatkan kebahagiaan dalam berpasangan (secara langsung)
Pola Interaksi Yang Terbentuk

Gay dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelas terbuka dan kelas tertutup. Gay terbuka
lebih mudah untuk berkomunikasi dan berinteraksi di lingkungan dibandingkan dengan
komunitas gay tertutup. Pro kontra membuat gay sulit untuk berkomunikasi dan berinteraksi
dalam masyarakat. gay terbuka adalah seorang homoseks yang tidak merasa terganggu dengan
orientasi seksualnya, tidak ada konflik bawah sadar yang ditimbulkan. Sedangkan kaum gay
tertutup lebih sulit berinteraksi karna memiliki banyak konflik kejiwaan dalam dirinya.
Dari pola komunikasi dan interaksi yang diamati penulis, kaum gay
memiliki medianya sendiri untuk berinteraksi, yaitu melalui media
sosial. Media tersebut dimanfaatkan untuk mencari teman atau bahkan
mencari pasangan. Media sosial dimanfaatkan karna dirasa lebih
nyaman dan informasi lebih mudah sampai kepada komunikator
Pendekatan Sosial
Dalam jurnal “Perilaku LGBT dalam tinjauan Sosial” beberapa hal yang dapat dilakukan dalam
mengatasi masalah social tersebut salah satunya adalah manipulasi psikologi. Yaitu gaya dalam
memengaruhi pengetahuan sosial seseorang atau kelompok untuk mengubah persepsi

Rekayasa social diupayakan untuk menciptakan kelompok social agar dapat diterima ditengah
masyarakat terutama dengan pendekatan pranata hukum yang berlaku. Perubahan sosial dimulai
dari peryubahan cara berpikir.

Kegiataan Social Engineering atau Rekaysa Sosial ini dapat mempengaruhi kehidupan manusia
baik itu dari segi negative maupun dari segi positif, dengan ini dapat mempelajari apa yang sudah
dan belum terjadi di kehidupan masyarakat ini.
Dalam merespon permasalahan tersebut, penulis menyediakan solusi dalam menyikapi hal
tersebut. Beberapa diantaranya adalah:
● Menjaga pergaulan yang mulai mengarah kepada LGBT.
● Menguatkan iman serta ketaqwaan kita kepada Tuhan
● angan melakukan pengucilan terhadap kaum LGBT. Hal ini dapat memperparah
tindakan mereka.
● Menyadari akan bahayanya LGBT bagi kesehatan. (kanker dubur, kanker mulut,
meningitis, serta HIV/AIDS).
● Jangan melakukan pembulian baik di linkungan sosial maupun di media sosial.
● Menghindari hal-hal yang berbau pornografi maupun candaan mesum di media sosial.
● Bagi orangtua untuk menjaga anaknya dari video maupun gambar berbau pornografi.
● Bagi pihak sekolah untuk mengadakan seminar terkait bahaya LGBT.
● Bagi pihak pemerintah untuk menerapkan larangan LGBT serta disediakannya
rehabilitasi untuk LGBT.
Data
LGBT yang merupakan singkatan dari lesbian, gay, biseksual, dan transgender,
diperkenalkan pada 1990-an. Seiring waktu, akronim berkembang menjadi LGBT+ dan
LGBTQ+, dengan tambahan queer serta orang-orang yang masih mempertanyakan.
Perilaku LGBT berupa hubungan seksual sesama jenis termasuk hal yang dilarang
menurut hukum Islam. Dalam kitab suci Alquran, dipaparkan secara gamblang mengenai
larangan penyimpangan seksual tersebut.
Nyatanya, komunitas LGBT terus berkembang, baik di skala nasional maupun
global. Dikutip dari laman Statista, Rabu (24/5/2023), sebuah survei global yang
dilakukan pada 2021 di 27 negara mengungkap bahwa hanya 70 persen responden yang
tertarik secara seksual kepada lawan jenis.
Sekitar tiga persen responden menyatakan diri dengan tegas bahwa mereka adalah
homoseksual, baik itu gay atau lesbian. Sejumlah empat persen mengaku sebagai
biseksual, sedangkan satu persen mengaku sebagai panseksual atau omniseksualitas.
Panseksualitas menggambarkan orang yang merasa tertarik pada orang lain, terlepas dari
jenis kelamin biologis, gender, atau identitas gendernya. Berbeda dengan
omniseksualitas mengacu pada ketertarikan pada semua identitas gender dan orientasi
seksual.
Data
Kontroversi Soal LGBT

Menjadi homoseksual dianggap sebagai kejahatan di sekitar 71 negara di dunia.


Sebagian besar negara tersebut terletak di Timur Tengah, Afrika, dan Asia. Ada
kemungkinan penerapan hukuman mati di 11 negara untuk aktivitas seksual sesama
jenis.

Bagaimana dengan Indonesia? Sebuah studi yang diterbitkan di Jurnal


Kewarganegaraan Volume 18, Nomor 2 (2021) memaparkan data peningkatan
kelompok LGBT di Indonesia. Khususnya, kalangan gay di daerah perkotaan seperti
Bali, Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta..
Daftar Pustaka
https://publika.rmol.id/read/2018/02/06/325739/lgbt-faktor-penyebab-dampak-dan-cara-mengatasinya

https://www.krjogja.com/angkringan/read/228406/lgbt-ada-disekitar-kita-bagaimana-menyikapinya

Rahmat, J. 2000. Rekayasa Sosial: Reformasi,Revolusi, atau Manusia Besar? Rosda: Bandung

Himawan Haris, Anang. 2007. Bukan Salah Tuhan Mengazab: Ketika Perzinaan Menjadi Berhala
Kehidupan. Tiga Serangkai. Badan Perpustakaan Kal-Tim

Husaini, Adian. 2005. Hendak Kemana Islam Indonesia?. Media Wacana. Perpustakaan Kabupaten
Klaten.

Anda mungkin juga menyukai