Anda di halaman 1dari 21

DI SUSUN OLEH :

PUSKESMAS MUNDU
PENDAHULUAN
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obat berbahaya
(narkoba) di Indonesia beberapa tahun terakhir ini menjadi
masalah serius dan telah mencapai masalah keadaan yang
memperihatinkan sehingga menjadi masalah nasional.
Korban penyalahgunaan narkoba telah meluas sedemikian
rupa sehingga melampaui batas-batas strata sosial, umur,
jenis kelamin. Merambah tidak hanya perkotaan tetapi
merambah sampai pedesaan dan melampaui batas negara
yang akibatnya sangat merugikan perorangan, masyarakat,
negara, khususnya generasi muda. Bahkan dapat
menimbulkan bahaya lebih besar lagi bagi kehidupan dan
nilai-nilai budaya bangsa yang pada akhirnya dapat
melemahkan ketahanan nasional
Penyalahgunaan narkoba di Indonesia telah sampai
pada titik yang menghawatirkan. Berdasarkan data yang
dihimpun Badan Narkotika Nasional, jumlah kasus
narkoba meningkat dari sebanyak 3. 478 kasus pada
tahun 2000 menjadi 8.401 pada tahun 2004, atau
meningkat 28,9% pertahun. Jumlah angka tindak
kejahatan narkoba pun meningkat dari 4.955 pada tahun
2000 menjadi 11.315 kasus pada tahun 2004. data baru
sampai juni 2005 saja menunjukkan kasus itu meningkat
tajam. Sekarang ini terdapat sekitar 3,2 juta pengguna
narkoba di Indonesia, secara Nasional dari total 111.000
tahanan, 30% karena kasus narkoba, perkara narkoba
telah menembus batas gender, kelas ekonomi bahkan
usia.
BAHAYA NARKOBA
Narkoba dapat menimbulkan dampak negatif baik bagi pribadi, keluarga, masyarakat
maupun bagi bangsa dan negara. Dampak negatif tersebut adalah sebagai berikut :
1.Bahaya yang bersifat pribadi
a. Narkoba akan merobah kepribadian si korban secara drastis, seperti berubah
menjadi pemurung, pemarah, melawan dan durhaka.
b. Menimbulkan sifat masa bodoh sekalipun terhadap dirinya seperti tidak lagi
memperhatikan pakaian, tempat tidur dan sebagainya, hilangnya ingatan,
dada nyeri dan dikejar rasa takut.
c. Semangat belajar menurun dan suatu ketika bisa saja si korban bersifat seperti
orang gila karena reaksi dari penggunaan narkoba.
d. Tidak lagi ragu untuk mangadakan hubungan seks karena pandangnya terhadap
normanorma masyarakat, adat kebudayaan, serta nilai-nilai agama sangat
longgar. Dorongan seksnya menjadi brutal, maka terjadilah kasus- kasus
perkosaan.
e. Tidak segan-segan menyiksa diri karena ingin menghilangkan rasa nyeri atau
menghilangkan sifat ketergantungan terhadap obat bius, ingin mati bunuh diri.
f. Menjadi pemalas bahkan hidup santai.
g. Bagi anak-anak sekolah, prestasi belajarnya akan menurun karena banyak
berkhayal dan berangan-angan sehingga merusak kesehatan dan mental.
h. Memicu timbulnya pemerkosaan dan seks bebas yang akhirnya terjebak dalam
perzinahan dan selanjutnya mengalami penyakit HIV/ AIDS.
2. Bahaya yang bersifat keluarga

a. Tidak lagi segan untuk mencuri uang dan bahkan menjual barang-barang di rumah untuk
mendapatkan uang secara cepat.
b. Tidak lagi menjaga sopan santun di rumah bahkan melawan kepada orang tua.
c. Kurang menghargai harta milik yang ada seperti mengendarai kendaraan tanpa
perhitungan rusak atau menjadi hancur sama sekali.
d. Mencemarkan nama keluarga.
3. Bahaya yang bersifat social
a. Berbuat yang tidak senonoh ( mesum/cabul ) secara bebas, berakibat buruk danmendapat
hukuman masyarakat.
b. Mencuri milik orang lain demi memperoleh uang.
c. Menganggu ketertiban umum, seperti ngebut dijalanan dan lain-lain.
d. Menimbulkan bahaya bagi ketentraman dan keselamatan umum antara lain karena
kurangnya rasa sosial manakala berbuat kesalahan.
e. Timbulnya keresahan masyarakat karena gangguan keamanan dan penyakit kelamin lain
yang ditimbulkan oleh hubungan seks bebas.
4. Bahaya bagi bangsa dan Negara
a. Rusaknya pewaris bangsa yang seyogyanya siap untuk menerima tongkat estafet
kepemimpinan bangsa.
b. Hilangnya rasa patriotisme atau rasa cinta bangsa yang pada gilirannya mudah untuk di
kuasai oleh bangsa asing.
c. Penyelundupan akan meningkat padahal penyelundupan dalam bentuk apapun adalah
merugikan negara.
d. Pada akhirnya bangsa dan negara kehilangan identitas yang disebabkan karena perubahan
nilai budaya.
PENANGGULANGAN NARKOBA
Mengingat betapa dahsyatnya bahaya yang akan ditimbulkan
oleh Narkoba dan betapa cepatnya tertular para generasi muda
untuk mengkonsumsi Narkoba, maka diperlukan upayaupaya
konkrit untuk mengatasinya. Upaya-upaya tersebut antara lain
adalah :
1. Meningkatkan iman dan taqwa melalui pendidikan agama
dan keagamaan baik di sekolah maupun di masyarakat.
2. Meningkatkan peran keluarga melalui perwujudan keluarga
sakinah, sebab peran keluarga sangat besar terhadap
pembinaan diri seseorang. Hasil penelitia menunjukkan bahwa
anakanak nakal dan brandal pada umumnya adalah berasal
dari keluarga yang berantakan (broken home).
3. Penanaman nilai sejak dini bahwa Narkoba adalah haram
sebagaimana haramnya Babi dan berbuat zina.
4. Meningkatkan peran orang tua dalam mencegah Narkoba, di
Rumah oleh Ayah dan Ibu, di Sekolah oleh Guru/Dosen dan di
masyarakat oleh tokoh agama dan tokoh masyarakat serta
aparat penegak hukum.
SIKAP PECANDU
Adapun sikap yang harus dilakukan oleh pecandu
Narkoba sesuai dengan tuntunan ajaran agama adalah :
1. Bersabar sebab sikap sabar adalah merupakan
sebuah kepasrahan diri terhadap Allah SWT atas qudrat
dan irodatNya sehingga yang bersangkutan dapat
menerimanya sebagai sebuah kenyataan.
2. Bertaubat kepada Allah SWT sehingga tidak
mengulanginya lagi di kemudian hari.
3. Taqarrub Ilallah yaitu mendekatkan diri kepada Allah
SWT dengan banyak melaksanakan ibadah baik ibadah
mahdhah maupun ibadah ghairu mahdhah.
4. Berdoa kepada Allah SWT sehingga mendapat
petunjuk dan pertolongan dari Allah SWT.
SIKAP KITA TERHADAP
PECANDU
Adapun sikap yang harus kita lakukan terhadap pecandu
Narkoba sesuai dengan tuntunan ajaran agama adalah :
1. Membimbing yang bersangkutan ke Jalan Yang Benar
sehingga si pecandu tetap percaya diri, yakin taubatnya
diterima Allah SWT dan tetap beramal sholeh sampai
dengan akhir hayat.
2. Memperlakukan yang bersangkutan scara manusiawi dan
tidak mengkucilkannya dari pergaulan sehari-hari, baik
dalam keluarga, masyarakat maupun jamaah ibadah.
3. Meringankan penderitaan bathin yang bersangkutan
sehingga senantiasa bersabar dan berusaha untuk dapat
menghindarinya.
Kesimpulan Narkoba
(Narkotika dan Obat-obatan yang
mengandung zat adiktif/berbahaya dan
terlarang) sudah sangat populer di
kalangan remaja dan generasi muda
bangsa Indonesia, sebab penyalahgunaan
narkoba ini telah merebak ke semua
lingkungan, bukan hanya di kalangan
anak-anak nakal dan preman tetapi telah
memasuki lingkungan kampus dan
lingkungan terhormat
Pengertian Perilaku Seks Bebas
Dalam kehidupan sehari-hari, kata seks secara harfiah
berarti jenis kelamin. Pengertian seks kerap hanya
mengacu pada aktivitas biologis yang berhubungan
dengan alat kelamin (genitalia), meski sebenarnya
seks sebagai keadaan anatomi dan biologis,
sebenarnya hanyalah pengertian sempit dari yang
dimaksud dengan seksualitas. Seksualitas yakni
keseluruhan kompleksitas emosi, perasaan,
kepribadian, dan sikap seseorang yang berkaitan
dengan perilaku serta orientasi seksualnya (Gunawan
dalam Soekatno, 2008).
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku
seks bebas ialah suatu aktifitas seksual yang dilakukan
oleh pria dan wanita sebelum ada ikatan resmi
(pernikahan) mulai dari aktivitas seks yang paling
ringan sampai tahapan senggama.
BENTUK PERILAKU SEKS BEBAS
adalah perilaku seksual yang dilakukan
pasangan lawan jenis yang dilakukan
oleh individu yang dilakukan di luar
perkawinan meliputi berpegangan,
berpelukan, mencium, necking, meraba
daerah sensitif (petting), oral genital sex,
sampai dengan sexual intercourse atau
hubungan seksual.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Perilaku Seks Bebas
Menurut Sarlito W. Sarwono (2005), faktor-faktor yang dianggap berperan dalam
munculnya permasalahan seksual pada individu adalah sebagai berikut:
a. Perubahan-perubahan hormonal yang meningkatkan hasrat seksual. Peningkatan
hasyrat seksual ini membutuhkan penyaluran dalam bentuk tingkahlaku seksual
tertentu. 17
b. Penyaluran itu tidak dapat segera dilakukan karena adanya penundaan usia
perkawinan, maupun karena norma sosial yang makin lama makin menuntut
persyaratan yang makin meningkat untuk perkawinan (pendidikan, pekerjaan,
persiapan mental dan lain-lain).
c. Sementara usia kawin ditunda, norma-norma agama yang berlaku di mana seseorang
dilarang untuk melakukan hubungan seks sebelum menikah. Individu yang tidak
dapat menahan diri akan terdapat kecenderungan untuk melakukan hal tersebut.
d. Kecenderungan pelanggaran makin meningkat karena adanya penyebaran informasi
dan rangsangan melalui media massa yang dengan teknologi yang canggih
(contoh: VCD, buku pornografi, foto, majalah, internet, dan lainlain) menjadi tidak
terbendung lagi. Individu yang sedang dalam priode ingin tahu dan ingin mencoba
akan meniru apa yang dilihat atau didengar dari media massa, karena pada
umumnya mereka belum pernah mengetahui masalah seksual secara lengkap dari
orangtuanya.
e.Orang tua, baik karena ketidaktahuan maupun sikapnya yang
masih mentabukan pembicaraan mengenai seks dengan anak,
menjadikan mereka tidak terbuka pada anak. Bahkan
cenderung membuat jarak dengan anak dalam masalah ini.
f.Adanya kecenderungan yang makin bebas antara pria dan
wanita dalam masyarakat, sebagai akibat dari berkembangnya
peran dan pendidikan wanita, sehingga kedudukan wanita
semakin sejajar dengan pria.
FAKTOR PENYEBAB SEKS BEBAS
1. Faktor Internal. Faktor internal atau lebih lazimnya dari dalam diri seseorang
remaja itu. Keinginan untuk dimengerti lebih dari orang lain bisa menjadi
penyebab remaja melakukan tindakan penyimpangan, sikap yang terlalu
merendahkan diri sendiri atau selalu meninggikan diri sendiri, jika terlalu
merendahkan diri sendiri orang remaja lebih mencari jalan pintas untuk
menyelesaikan sesuatu dia beranggapan jika saya tidak begini saya bisa
dianggap orang lain tidak gaul, tidak mengikuti perkembangan zaman.
2. Faktor Eksternal. Faktor Eksternal / faktor dari luar pribadi seseorang
remaja. Faktor paling terbesar memberi terjadinya prilaku menyimpang
seseorang remaja yaitu lingkungan dan sahabat. Seseorang sahabat yang
sering berkumpul bersama dalam satu geng, otomatis dia akan tertular oleh
sikap dan sifat kawannya tersebut. Kasih sayang dan perhatian orang tua
tidak sepenuhnya tercurahkan, membuat seorang anak tidak betah berada
di dalam rumah tersebut, mereka lebih senang untuk berada di luar
bersama kawan-kawannya. Apalagi keluarga yang kurang harmonis dan
kurangnya komunikasi dengan orang tua dapat menyebabkan seorang
anak melakukan penyimpangan sosial serta seks bebas yang melanggar
nilai-nilai dan norma sosial. Apabila ayah dan ibu mereka yang memiliki
kesibukan di luar rumah akan membuat anak-anak remaja semakin
menjadi-jadi, sehingga mereka merasa tidak diperdulikan lagi.
Selain faktor internal dan eksternal di atas, ada juga faktor
lain yang secara umum dapat menyebabkan terjadinya
seks bebas yaitu:
1. Pergaaulan. Kita tahu pergaulan punya pengaruh besar
terhadap perilaku kita. Maka jika seseorang mempunyai
lingkungan pergaulan dari kalangan teman-teman yang
suka melakukan seks bebas, maka dia juga bisa
terpengaruh dan akhirnya ikut melakukan seks bebas.
2. Pengaruh materi pornografi (film, video, internet dsb). Jika
seseorang berulang kali mengakses materi pornografi,
maka ini bisa mendorong terjadinya perilaku seks bebas.
3. Pengaruh obat/narkoba dan alkohol. Seseorang yang
bebas dari pengaruh narkoba dan alkohol bisa berfikir
jernih dan ini mencegah dia melakukan perilaku berisiko.
Dalam keadaan dipengaruhi oleh narkoba dan alkohol,
maka pemikiran jernih bisa menurun dan ini bisa
mendorong terjadinya perilaku seks bebas.
Beberapa bahaya utama akibat seks pranikah dan seks bebas:

1. Menciptakan kenangan buruk. Apabila seseorang terbukti telah melakukan


seks pranikah atau seks bebas maka secara moral pelaku dihantui rasa
bersalah yang berlarut-larut. Keluarga besar pelaku pun turut
menanggung malu sehingga menjadi beban mental yang berat.
2.Mengakibatkan kehamilan. Hubungan seks satu kali saja bisa mengakibatkan
kehamilan bila dilakukan pada masa subur. kehamilan yang terjadi
akibat seks bebas menjadi beban mental yang luar biasa. Kehamilan
yang dianggap Kecelakaan ini mengakibatkan kesusahan dan
malapetaka bagi pelaku bahkan keturunannya.
3.Menggugurkan Kandungan (aborsi) dan pembunuhan bayi. Aborsi
merupakan tindakan medis yang ilegal dan melanggar hukum. Aborsi
mengakibatkan kemandulan bahkan Kanker Rahim. Menggugurkan
kandungan dengan cara aborsi tidak aman, karena dapat
mengakibatkan kematian.
4. Penyebaran Penyakit. Penyakit kelamin akan menular melalui pasangan dan
bahkan keturunannya. Penyebarannya melalui seks bebas dengan
bergonta-ganti pasangan. Hubungan seks satu kali saja dapat
menularkan penyakit bila dilakukan dengan orang yang tertular salah
satu penyakit kelamin. Salah satu virus yang bisa ditularkan melalui
hubungan seks adalah virus HIV.
5. Timbul rasa ketagihan.
CARA PENANGGULANGAN
SEKS BEBAS
1) Pencegahan Menurut Agama

a. Memisahkan tempat tidur anak.


b. Meminta izin ketika memasuki kamar tidur orang tua.
c. Mengajarkan adab memandang lawan jenis.
d. Larangan menyebarkan rahasia suami-istri.

2) Pencegahan Seks Bebas dalam Keluarga


Faktor keluarga sangat menentukan dalam masalah
pendidikan seks sehingga prilaku seks bebas dapat
dihindari. Waktu pemberian materi pendidikan seks dimulai
pada saat anak sadar mulai seks. Bahkan bila seorang bayi
mulai dapat diberikan pendidikan seks, agar ia mulai dapat
memberikan mana cirri-laki-laki dan mana ciri perempuan.
Bisa juga diberikan saat anak mulai bertanya-tanya pada
orang tuanya tentang bagaimana bayi lahir. Peran orang tua
sangat penting untuk memberikan pendidikan seks pada
usia dini.
a. Keluarga harus mengerti tentang permasalahan seks, sebelum
menjelaskan kepada anak-anak mereka.
b. Seorang ayah mengarahkan anak laki-laki, dan seorang ibu
mengarahkan anak perempuan dalam menjelaskan masalah seks.
c. Jangan menjelaskan masalah seks kepada anak laki-laki dan
perempuan di ruang yang sama.
d. Hindari hal-hal yang berbau porno saat menjelaskan masalah seks,
gunakan kata-kata yang sopan.
e. Meyakinkan kepada anak-anak bahwa teman-teman mereka adalah
teman yang baik.
f. Memberikan perhatian kemampuan anak di bidang olahraga dan
menyibukkan mereka dengan berbagai aktivitas.
g. Tanamkan etika memelihara diri dari perbuatan-perbuatan maksiat
karena itu merupakan sesuata yang paling berharga.
h. Membangun sikap saling percaya antara orang tua dan anak.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai