Anda di halaman 1dari 8

LGBT

(Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender)

Disusun oleh :

Kelompok 5
1. Ahmad Rauf
2. Destri Ayu
3. Andriyanto
4. Nadia Azahra.

YAYASAN PENDIDIKAN FISABILILLAH (YASFI)


BEKASI JAWA BARAT
1. Pengertian LGBT
LGBT merupakan sebah singkatan dari LESBIAN, GAY, BISEKSUAL, dan
TRANSGENDER pengertian LGBT tersebut secara global akan kita bahas mengenal lebih
jauh tentang dunia LGBT:
Lesbian yaitu orientasi seksual seorang perempuan yang hanya mempunyai hasrat
sesama perempuan.
Gay yaitu orientasi seksual seorang pria yang hanya mempunyai hasrat sesama pria
Bisex yaitu orientasi sexual seorang Pria/Wanita yang menyukai dua jenis kelamin
baik Pria/Wanita
Tansgender yaitu orientasi seksual seorang Pria/wanita yang dengan mengidentifikasi
dirinya menyerupai Pria/Wanita (Misal:Waria)
Lesbian, Gay, Bisexual dan Transgender (LGBT) merupakan penyimpangan orientasi
seksual bertentangan dengan fitrah manusia, agama dan adat masyarakat Indonesia.
Lesbian adalah istilah bagi perempuan yang mengarahkan orientasi seksualnya
kepada sesama perempuan. Istilah ini juga merujuk kepada perempuan yang mencintai
perempuan baik secara fisik, seksual, emosional, atau secara spiritual. Bisa juga lesbian
diartikan kebiasaan seorang perempuan melampiaskan nafsu seksualnya pada sesamanya
pula.
Sedangkan Gay adalah sebuah istilah yang umum digunakan untuk merujuk orang
homoseksual atau sifat-sifat homoseksual, sedikit berbeda dengan bisexual.
Biseksual (bisexual) adalh individu yang dapat menikmati hubungan
emosional dan seksual dengan orang dari keduan jenis kelamin baik pria ataupun wanita.
Transgender adalah prilaku atau penampilan seseorang yang tidak sesuai
dengan peran gender pada umumnya. Seseorang transgender dapat mengidentifikaasi dirinya
sebagai seorang heteroseksual, homoseksual, biseksual maupun aseksual.
Dari semua definisi di atas walaupun berbeda dari sisi pemenuahan
seksualnya, akan tetapi kesamaanya adalah mereka memiliki kesenangan baik secara psikis
ataupun biologis dan orientasi seksual bukan saja dengan lawan jenis akan tetapi bisa juga
dengan sesama jenis.

2. Penyabab LGBT
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab LGBT tersebut, diantaanya :

 keluarga

Didikan yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya memiliki peranan
yang penting bagi para anak untuk lebih cenderung menjadi seorang anggota LGBT
daripada hidup normal layaknya orang yang lainnya.

Ketika seorang anak mendapatka perlakuan yang kasar atau perlakuan yang
tidak baik lainnya, maka pada akhirnya kondisi itu bisa menimbulkan kerenggangan
hubungan keluarga serta timbulnya rasa benci si anak pada orag tuanya. Sebagai
contoh adalah ketika seorang anak perempuan mendapatkan perlakuan yang kasar
atau tindak kekerasan lainnya dari ayah atau saudara laki-lakinya yang lain, maka
akibat dari trauma tersebut nantinya anak perempuan tersebut bisa saja memiliki sifat
atau sikap benci terhadap semua laki-laki.
Akibat sikap orng tua yang terlalu mengidam-idamkan untuk memiliki anak
laki-laki atau perempuan, namun kenyataan yang terjadi justru malah sebaliknya.
Kondisi seperti ini bisa membuat anak akan cenderung bersikap seperti apa yang
diidamkan oleh orang tuanya.
Orang tua yang terlalu mengekang anak juga bisa malah menjerumuskan anak
pada pilihan hidup yang salah.
Kurangnya pendidikan perihal agama dan masalah seksual dari orang tua
kepada anak-anaknya. Orang tua sering beranggapan bahwa membicarakan masalah
yang menyangkut seksual kepada anak-anak mereka adalah suatu hal yang tabu,
padahal hal itu justru bisa mendidik anak agar bisa mengetahui perihal seks yang
benar.

 Lingkungan dan Pergaulan


Lingkungan serta kebiasaan seseorang dalam bergaul disinyalir telah menjadi
faktor penyebab yang paling dominan terhadap keputusan seseorang untuk menjadi
bagian dari komunitas LGBT. Beberapa point terkait dengan faktor ini adalah :
Seorang anak dalam lingkungan keluarganya kurang mendapatkan kasih
sayang, perhatian, serta pendidikan baik masalah agama, seksual, maupun pendidikan
lainnya sejak dini bisa terjerumus dalam pergaulan yang tidak semestinya. Disaat
anak tersebut mulai asik dalam pergaulannya, maka ia akan beranggapan bahwa
teman yang berada di dekatnya bisa lebih mengerti, menyayangi, serta memberikan
perhatian yang lebih padanya. Dan tanpa ia sadari, teman tesebut justru membawanya
ke dalam kehidupan yang tidak benar, seperti narkoba, miras, perilaku seks bebas,
serta perilaku seks yang menyimpang (LGBT).
Masuknya budaya-budaya yang berasal dari luar negri mau tidak mau telah
dapat mengubah pola pkir sebagian besar masyarakat kita dan pada akhirnya
terjadilah pergeseran norma-norma susila yang dianut oleh sebagian masyarakat.
Sebagai contoh adalah perilaku seks yang menyimpang seperti seks bebas maupun
seks dengan sesama jenis atau yang lebih dikenal dengan istilah LGBT.
 Genetik
Dari beberapa hasil penelitian telah menunjukan bahwa salah satu faktor
pendorong terjadinya homoseksual, lesbian, atau perilaku seks yang menyimpang
lainnya bisa berasal dari dalam tubuh si pelaku yang sifatnya bisa menurun dari
anggota keluarga terdahulu, ada beberapa hal yang perlu kita ketahui terkait masalah
ini, seperti :
Dalam dunia kesehatan, pada umumnya seorang laki-laki normal memiliki
kromosom XY dalam tubuhnya, sedangkan wanita yang normal kromosomnya adalah
XX, akan tetapi dalam beberapa kasus ditemukan bahwa seorang pria bisa saja
memiliki jenis kromosom XXY, ini artinya bahwa laki-laki tersebut memiliki
kelebihan suatu kromosom. Akibatnya, lelaki tersebut bisa memiliki berprilaku yang
agak mirip dengan perilaku perempuan.
Keberadaan hormon testosteron dalam tubuh manusia memiliki andil yang
besar terhadap perilaku LGBT. Seseorang yang memiliki kadar hormon testosteron
yang rendah dalam tubuhnya, maka bisa mengakibatkan antara lain berpengaruh
terhadap perubahan perilakunya, seperti perilaku laki-laki menjadi mirip dengan
perilaku perempuan.

 Faktor Akhlak dan Moral


Faktor moral dan akhlak yang dimiliki seseorang juga memiliki pengaruh yang
besar terhadap perilaku LGBT yang dianggap menyimpang. Ada beberapa hal yang
dapat berpengaruh pada perubahan akhlak dan moral yang dimiliki manusia tersebut
kepada perilaku yang menyimpang seperti LGBT, yaitu :
Iman yang lemah dan rapuh. Ketika seseorang memiliki tingkat keimanan
yang lemah dan rapuh, besar kemungkinan kondisi tersebut akan membuatnya lemah
dalam hal mengendalikan hawa nafsu. Kita tahu bahwa iman adalah benteng yang
paling efektif dalam diri seseorang untuk menghindari terjadinya perilaku seksual
yang menyimpang. Jadi dengan lemahnya iman, maka kekuatan seseorang untuk
dapat mengendalikan bahwa nafsunya akan semakin kecil, dan itu nantinya bisa
menjerumuskan orang itu pada perilaku yang menyimpang, salah satunya dalam hal
seks.
Semakin banyaknya rangsangan seksual. Banyak contoh yang bisa kita ambil
sebagai pemicu rangsangan seksual seseorang. Misalnya semakin maraknya VCD
Porno, majalah porno, atau video-video lain yang bisa kita akses melalui internet.

 Faktor Pendidikan dan Pengetahuan Tentang Agama


Faktor internal lainnya yang menjadi penyebab kemunculan perilaku seks
menyimpang seperti kemunculan LGBT adalah pengetahuan serta pemahaman
seseorang tentang agama yang masih sangat minim. Di atas dikatakan bahwa agama
atau keimanan merupakan bebteng yang paling efektif dalam mengendalikan hawa
nafsu serta dapat mendidik kita untuk bisa membedakan mana yang baik dan mana
yang tidak baik. Untuk itulah, sangat perlu ditanamkan pengetahuan serta pemahaman
agama terhadap anak-anak sejak usia dini untuk membentuk akal, akhlak, serta
kepribadian mereka.
3. Dampak LGBT
Keberadaan komunitas LGBT mau tida mau menimbulkan dampak yang tidak
sedikit, tidak hanya terkait dengan masalah kesehatan saja, akan tetapi hal itu juga
berpengaruh terhadap kehidupan sosial si pelaku . Berikut beberapa dampak negative dari
LGBT, di antaranyai :
a) Dari Segi kesehatan
Timbulnya fenomena LGBT mau tidak mau telah berdampak pada kesehatan diri si
pelaku tersebut bisa menyebabkan berbagai jenis infeksi penyakit yang berbahaya,
seperti :
 HIV / AIDS
HIV (Human Imumunodefiency Virus) atau yang juga dikenal dengan AIDS
merupakan salah satu infeksi penyakit yang sangat berbahaya bagi manusia, di mana
akibat infeksi ini bisa menghantarkan manusia tersebut pada kematian. Virus HIV
bekerja dengan cara menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga tubuh
tidak lagi bisa melakukan perlawanan terhadap terjadinya infeksi maupun serangan
penyakit lainnya.
 Penyakit Kelamin Berbahaya
Kemunculan berbagai jenis penyakit kelamin menular yang disebabkan baik itu oleh
bakteri maupun virus merupakan salah satu dampak buruk dari kebiasaan LGBT,
berikut ini beberapa jenis penyakit tersebut :
Sifilis ( raja singa), yaitu penyakit seksual yang disebabkan oleh adanya infeksi
bakteri treponema pallidum. Jika tidak ditangani, penyakit ini bisa menyebabkan
kelumpuhan, demensia, kebutaan, masalah pendengaran, impotensi, hingga kematian.
Gonore (kencing nanah), yaitu penyakit seksual menular yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Neisseria gonorrhoeae. Dampak dari penyakit ini bisa dirasakan beberapa
daerah bagian dalam tubuh kita seperti rektum, mata, atau tenggorokan.
Kutil kelamin, yaitu penyakit kelamin yang disebabkan oleh infeksi virus HPV
(human papilomavirus) yang menyebabkan kemunculan kutil di sekitar alat kelamin
atau area dubur. Mereka yang terinfeksi virus HPV bisa berpotensi terkena penyakit
berbahaya seperti kanker serviks, kanker penis, serta kanker rektum.

b) Menggangu Reproduksi
Perilaku LGBT juga bisa berakibat pada reproduksi si pelaku. Mereka yang gemar
melakukan kegiatan seks yang menyimpang bisa mengalami gangguan peranakan
(reproduksi). Bagi pelaku homoseksual, kondisi ini bisa menyebabkan berbagai
sumber utama pengeluaran mani menjadi semakin melemah. Selain itu, kondisi ini
akan dapat menimbulkan gangguan pada produksi sperma yang dihasilkan pada testis,
di mana sperma bisa terbunuh dan pada akhirnya akan menyebabkan kemandulan.
c) Dari Segi Sosiologi

Kebiasaan Perilaku LGBT selain dapat menyebabkan masalah pada kesehatan juga
dapat berakibat pada kehidupan sosial, yaitu dapat mengikis keharmonisan hidup
yang tumbuh di masyarakat serta semakin meningkatkan angka tindak kemaksiatan
yang pada akhirnya sulit untuk dikendalikan.

d) Dari Segi Psikologis


Kebiasaan LGBT juga berdampak buruk bagi kondisi psikologis atau kejiwaan
seseorang serta dapat memberikan efek yang begitu kuat pada syaraf si pelaku.
Seorang yang dikategorikan LGBT bisa memiliki kepercayaan bahwa dirinya
bukanlah seorang lelaki ataupun perempuan yang sejati. Kondisi tersebut tentu akan
berdampak pada timbulnya rasa khawatir terhadap identitas diri serta seksualitasnya.
Mereka itu akan lebih cenderung memilih bersama dengan orang yang berkepribadian
sejenis dengannya. Kebiasaan tersebut akan mempengaruhi akal pelaku, dan akhirnya
ia akan menjadi seorang yang pemurung. Mereka yang memiliki kebiasaan seks
menyimpang seperti homoseksual akan selalu merasa tidak puas dengan pelampiasan
hawa nafsunya.
4. Pencegahan LGBT
Islam tidak membenarkan perilaku LGBT, hal ini sebagaimana Firman Allah
SWT dalam Al-Qur’an Surat Hud ayat 82-83 yang artinya “Maka tatkala datang azab dari
Kami, Kami jadikan negri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (kami balikan) dan kami
hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, yang diberi
tanda oleh Tuhan-Mu dan siksaan itu tidak jauh dari orang-orang dzalim.” Jadi, sebagai
umat islam kita harus selalu berusaha untuk menghindari dan mencegah penyebaran
perilaku LGBT di masyarakat. Berikut ini ada beberapa langkah yang bisa dilakukan
untuk mencegah LGBT, yaitu:
 Selalu berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT
 Menanamkan dalam diri, keluarga, teman, dan warga masyarakat tentang bahayanya
perilaku LGBT, baik bagi kesehatan, psikologis, kehidupan sosial, dan lain
sebagainya
 Berpartisipasi dalam upaya penolakan legalisasi yang mendukung perilaku seksual
yang menyimpang yang akan dapat merusak moral generasi penerus bangsa.

5. Cara Menyikapi LGBT


LGBT bukanlah permasalahan sepele, bahkan Nabi Luth AS sempat merasakan
kesulitan ketika menghadapi kaumnya yang memiliki perilaku seks yang menyimpang
tersebut. Lalu bagaimanakah cara yang tepat untuk menghadapi kaum LGBT) haruskah
kita mencemooh mereka dengan cacian dan makian)? Tidak, menyikapi masalah LGBT
dalam bentuk cacian dan makian adalah salah, berikut ini caranya:
 Hindari mencemooh mereka dengan caci maki, karena jika itu dilakukan maka
pelaku LGBT akan semakin merasa menjadi korban. Kita bisa belajar dari Nabi
Luth As, dimana meskipun menghadapi kaumnya Beliau tidak pernah sekalipun
melontarkan kalimat cacian pada kaum sodom.
 Menyebarluaskan tentang bahaya LGBT
 Tidak mengucilkan kehidupan pelaku LGBT, baik dalam kehidupan keluarga
maupun lingkungan masyarakat
 Menjadi pendukung serta penyemangat bagi pelaku LGBT agar mereka mau
meninggalkan kebiasaan tersebut dan kembali pada kehidupan normal
 Memberikan hukuman untuk memberikan efek jera
 Bukalah diri untuk menjadi penyembuh, bukan penyebar kebencian

Anda mungkin juga menyukai