Anda di halaman 1dari 4

Pengaruh Psikologi Konstitusi pada Perbedaan Kepribadian Seseorang

Evri Wystianta Tarigan


Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh
evri.210620069@mhs.unima.ac.id

Abstract
As the development of technology, science, and culture is increasingly growing
rapidly, humans experience social differentiation and roles in society. Such easy access
to information is a factor in the rapid crossover of cultures and opens up opportunities
for changes in different patterns and behaviors in the community environment, especially
in the development of adolescents. The Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender, Queer
(LGBTQ) community is one example of the cultural deviance that is rife among
teenagers. The purpose of this study is to discuss the factors causing sexuality deviations
among adolescents and provide an overview of LGBTQ factors on adolescent
development. This research uses the Literature Review method, this method is used as a
step in data collection and reference sources, analyzing data, and drawing conclusions.
Keywoards : LGBTQ+, adolescent development
Abstrak
Kepribadian seseorang dapat dilihat dari berbagai macam sisi, yaitu dapat
diamati dari sikap,perilaku, tutur kata dan perbuatan baik dalam pelaksanaan tugas
profesi maupun hubungan interpersonal sehari-hari di kalangan masyarakat luas.
Disamping itu kepribadian terdiri dari sifat lahiriah yaitu kondisi fisik seseorang secara
visual seperti : bentuk tubuh, bentuk wajah, rambut maupun suara yang menarik terkesan
menghasilkan citra yang positif atau mempesona. Citra yang didapat oleh individu ini
terbagi lagi menjadi beberapa bagian dan perkembangannya yang dapat ditentukan oleh
somatotipe.
Kata Kunci : LGBTQ+, perkembangan remaja
bahwa kebanyakan teori dan jurnal yang
berkaitan dengan agresi maupun
PENDAHULUAN perilaku delinkuen mengabaikan faktor
Penyimpangan pada internal dari dalam diri.
perkembangan remaja tidak hanya LGBT berkembang menjadi
mencakup pada kenakalan remaja saja. LGBTQIA atau LGBTQ+. Meskipun
Penyimpangan lainnya juga terdapat begitu, LGBT memang lebih umum
pada pelanggaran status, norma dan juga digunakan sebagai istilah yang
penyimpangan terhadap budaya. merepresentasikan kelompok dengan
Becker (dalam Soerjono orientasi seks dan gender yang berbeda
Soekanto, 1998) menyatakan bahwa dari heteroseksual dan cisgender
pada dasarnya setiap manusia memiliki (berkaitan dengan jenis kelamin).
dorongan untuk melanggar aturan pada Jenis-jenis orientasi seksual
situasi tertentu. dalam LGBT contohnya adalah
Thomas F. Denson (2012) homoseksual, biseksual, panseksual,
dalam jurnalnya yang berjudul “Self aseksual dan lain-lain. Sementara
Control and Aggresion” menyatakan
identitas atau ekspresi gender adalah 1. Faktor Lingkungan
perasaan internal atau kesadaran yang Faktor lingkungan bisa
berasal dari dalam diri yang memicu terjadinya LGBT,
mendefinisikan seseorang sebagai misalnya saja karena salah
perempuan, laki-laki, transgender, pergaulan. Dalam berteman,
bigender, nonbinary, dan lain-lain. sudah selayaknya kita
METODE "memilih" teman yang
Metode yang digunakan pada memiliki perilaku baik.
jurnal ini adalah metode literature Ketika seseorang berteman
review , dengan menggunakan metode dengan orang yang
yang sistematis, eksplisit dan termasuk LGBT, ada
reprodusibel untuk melakukan kecenderungan dia akan ikut
identifikasi, evaluasi dan sintesis menjadi anggota LGBT
terhadap karya karya hasil penelitian disebabkan faktor pengaruh
dan hasil pemikiran yang sudah teman.
dihasilkan oleh para peneliti dan 2. Faktor keluarga
praktisi. Penggunaan metode ini Jika seorang anak
menggunakan sampel yaitu jurnal hasil mengalami kekerasan di
penelitian yang dikumpulkan melalui lingkungan keluarganya, hal
google schoolar yang membahas tentang ini bisa menjadi salah satu
LGBTQ+ dan faktor penyebab faktor yang menyebabkan
terjadinya peristiwa tersebut. Jurnal ini dia menjadi LGBT.
juga menggunakan teknik analisis data Oleh sebab itulah,
kualitatif, yang bersifat subjektif dan peranan di dalam keluarga
menggunakan kajian data dari banyak sangat penting. Kehangatan
sumber . dan keharmonisan keluarga
HASIL DAN PEMBAHASAN akan mendorong anak untuk
LGBTQ + adalah akronim dari tumbuh normal dan wajar.
"lesbian, gay, biseksual, dan Selain itu, jika kedua orang
transgender". Istilah ini digunakan tua memberikan pendidikan
semenjak tahun 1990-an dan agama dan moral yang baik,
menggantikan frasa "komunitas gay". hal ini akan membentengi
Akronim ini dibuat dengan tujuan untuk seseorang untuk
menekankan keanekaragaman "budaya menyimpang menjadi
yang berdasarkan orientasi seksual serta LGBT.
identitas seksualitas dan gender". 3. Faktor Genetik
Istilah LGBT sangat banyak Kemudian, faktor
digunakan untuk penunjukkan diri. penyebab LGBT bisa terjadi
Istilah ini juga digunakan oleh mayoritas ialah karena faktor genetik.
komunitas dan media yang berbasis Maksudnya ialah
identitas seksualitas dan gender nya penyimpangan seksual
sendiri. seperti Lesbian, Gay,
Tidak semua orang yang Biseksual ataupun
disebutkan setuju dengan istilah LGBT, Transgender bisa terjadi
terutama di Indonesia. LGBT dianggap karena adanya riwayat
menyimpang dari norma keagamaan dan keturunan dari anggota
norma budaya lainnya. keluarga sebelumnya.
Ada beberapa faktor yang Dalam tubuh manusia,
mempengaruhi LGBT yang terjadi pada kromosom seorang laki-laki
remaja dan anak dibawah umur, yaitu ; normal ialah XY dan
perempuan yaitu XX. mana pelecehan tersebut terjadi pada
Namun, di kehidupan nyata, anak-anak. Umumnya, para LGBT
bisa ditemukan bahwa memiliki gaya hidup seks bebas dengan
seorang laki-laki memiliki banyak orang sehingga kecenderungan
kromosom XXY. Kelebihan terkena virus HIV/ AIDS sangat tinggi,
kromosom ini bisa dan masih banyak lagi dampak buruk
menyebabkan dia memiliki lainnya. Karena dampak LGBT sangat
perilaku menyerupai mengerikan, sebaiknya ada upaya untuk
seorang perempuan. mencegah timbulnya LGBT. Caranya
4. Faktor Budaya antara lain sebagai berikut ini:
Selain itu, budaya dapat
menjadi faktor penyebab 1. Menjaga pergaulan
terjadinya LGBTQ pada 2. Menutup segala celah
anak remaja, dikarenakan pornografi misalnya dari gadget. Orang
mudahnya para remaja tua harus aktif dalam hal ini.
untuk mengakses info dan 3. Diadakan kajian atau seminar
budaya dari belahan dunia, mengenai bahaya LGBT di sekolah-
dan tanpa pengawasan sekolah
orangtua sehingga sang 4. Adanya undang-undang yang
anak memiliki pergaulan melarang adanya LGBT sehingga hal ini
dan pertemanan yang salah, tidak menyebar semakin parah.
dan cenderung mengikuti 5. Diadakan penyuluhan
trend agar dikenal oleh keagamaan mengenai LGBT yang
banyak orang, bukan karena menyimpang dari aturan agama.
keinginan sendiri.
Faktanya, penyebaran LGBT Dengan hal-hal tersebut,
begitu cepat. Bahkan, yang tadinya diharapkan LGBT dapat dicegah dan
terlahir sebagai perempuan atau laki-laki penyebarannya tidak semakin luas.
"normal" dapat terkena hal tersebut. Hal PENUTUP
tersebut tidak boleh dibiarkan begitu LGBT merupakan suatu
saja karena dampaknya sangat besar. masalah kejiwaan yang perlu ditangani
LGBT bisa membahayakan kesehatan, oleh semua pihak baik dari pelaku
dan moral seseorang. Selain berdampak maupun lingkungan sekitar. Dengan
pada kesehatan, LGBT juga adanya kerja sama yang baik, bukan
mempengaruhi pendidikan seseorang. tidak mungkin masalah LGBT yang
Adanya LGBT ini menyebabkan menjadi kontroversi ini bisa diatasi
terjadinya pelecehan seksual terjadi di dengan baik.
mana-mana. Bahkan, banyak kasus yang
KESIMPULAN mempengaruhi ide bunuh diri
Sebagai manusia, yang muncul pada individu.
kepedulian sosial adalah sumber SARAN
pendukung kehidupan. Semakin Penelitian tentang
baik sumber kepedulian yang LGBTQ+, serta hubungannya
didapat oleh individu,maka dengan lingkungan sosial sangat
tingkat keinginan sesorang untuk penting dan harus terus
bertahan hidup, dan dilakukan untuk menemukan
kemungkinan untuk memikirkan penemuan penemuan baru
masa depan semakin tinggi. tentang cara yang lebih efektif
Kepedulian sosial ini juga untuk mengetahui, mencegah,
dan memodifikasi perspektif
seseorang pada masalah yang ada DAFTAR PUSTAKA
pada dirinya, sehingga mampu Risnawati, V. N. (2014). Busana
untuk melawan rasa untuk Mencerminkan Kepribadian. Jurnal
melakukan penyimpangan pada STIE Semarang, 6(1), 18-27. (ISSN :
2252 – 7826)
seksualitasnya, terlebih pada
Siregar, L. Y. S. (2013).
masa perkembangannya pada Mengenal Pribadi melalui Psikologi
tahap anak & remaja. Kepribadian. Darul Ilmi: Jurnal Ilmu
Kepedulian sosial juga Kependidikan dan Keislaman, 1(02)
harus dikembangkan, karena juga https://doi.org/10.24952/di.v1i02.239
sangat berperan penting dalam
diri individu sebagai pendukung Penggalih, M. H. S. T., Pratiwi,
ataupun penyemangat. Sehingga D., Fitria, F., Sari, M. D. P., Narruti, N.
individu yang kerap H., Winata, I. N., ... & Kusumawati, M.
memunculkan mengubah D. (2016). Identifikasi somatotype,
status gizi, dan dietary atlet remaja stop
persepsinya pada seksualitas
and go sports. KEMAS: Jurnal
gender, dapat perlahan dibantu Kesehatan Masyarakat, 11(2), 222-232.
untuk memodifikasi persepsi
nya.

Anda mungkin juga menyukai