Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

Tentang :
“TEORI PSIKOLOGI KONSTITUSI”
Disusun Oleh :
Psikologi Kepribadian II-B ; Kelompok 10 (Sepuluh)
1. Erman Hajis Lubis 210620057
2. Nur Haliza 210620059
3. Evri Wystianta Tarigan 210620069

Dosen Pengampu:
Nur Afni Safarina S.Psi., M.Psi.

PROGRAM STUDI : PSIKOLOGI


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2022
Tengku Nie, Cot Rd, Reuleut Timur, Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara, Aceh

1
DAFTAR ISI
Daftar isi 2
Kata Pengantar 3
BAB I
Pendahuluan 4
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan 4
BAB II
Pembahasan 6
A.Struktur Jasmani (Kepribadian) 6
1. Komponen-Komponen Primer Jasmani 6
2. Komponen-komponen Sekunder 6
3. Menetapkan Somatotipe Wanita 7
4. Konstansi Somatotipe 7
B. Analisis Tingkah Laku (Kepribadian) 8
1. Dimensi-Dimensi Temperamen 8
2. Komponen-Komponen Primer Tcmperamen 8
C. Hubungan Antara Struktur Jasmani Dan Analisis Tingkah Laku 8
BAB III
Penutup 11
A. Kesimpulan 11
Daftar Pustaka 12

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita hantarkan hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas
rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul "Teori Psikologi Konstitusi" dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah Psikologi


Kepribadian. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan
tentang bagaimana hubungan antara teori psikologi konstitusi dengan
perkembangan kepribadian bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Nur Afni Safarina, S.Psi.,


M.Psi., selaku dosen Mata Kuliah Psikologi Kepribadian. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada semua pihak dan sumber yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini, baik itu teman-teman, dosen dan semua yang telah
membantu yang kami tidak bisa sebutkan satu per satu.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Aceh Utara, 13 Maret 2022

Kelompok 10

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manusia merupakan makhluk yang iciptakanoleh Tuhan dengan dikaruniai
akal fikiran yang membedakannya dengan makhluk Tuhan yang lain. Terkadang
kita menilai manusia hanya dari segi fisiknya saja tanpamelihat isi dari fisik
tersebut. Namun realitanya, seseorang pasti akan dinilai dari penampilan luar
terlebih dahulu. Sejak lama sudah ada pendapat, bahwa sifat-sifat jasmaniah itu
merupakanaspek-aspek pokok dari pada kepribadian. Banyak penyelidik-
penyelidik yangmenyatakan pendapatnya seperti itu, misalnya Rostan, Viola,
Siguad, Naccaratti, danyang terkenal sekali Kretscmer.
Perilaku manusia sebenarnya sangat beragam, tetapi mempunyai kesamaan
secara umum. Para ahli psikologi konstitusional telah menyelidiki keterkaitan
antara perilaku manusia dengan bentuk tubuhnya (jasmani). Salah satu diantara
para ahli tersebut adalah William H.Sheldon. Di Amerika Serikat, pendapat yang
semacam itu tidak banyak yangmengikuti, bahkan banyak yang kurang menerima
pendapat yang demikian. Hasilkarya William H. Sheldon merupaka hasil yang
besar dalam situasi ilmiah yang sedemikian rupa.
Teori William H. Sheldon ini membicarakan tentang teori psikologi
kepribadian. Menurut Sheldon, konstitusi adalah aspek-aspek individu yang relatif
tetap tak berubah-uabah-morphologi, psikologi, fungsi kelenjar buntu,
dansebagainya-dan dapat dilawankan dengan aspek-aspek yang relatif labil dan
mudah bermodifikasi karena tekanan-tekanan lingkunagan, seperti kebiasaan,
sikap sosial,kegemaran, dan sebagainya. Dalam uraian ini istilah konstitusi
dipakai dalam artiseperti yang dikemukakan oleh Sheldon. Makalah ini akan
menguraikan tentang teori William H. Sheldon dan hubungannya antara jasmani
dengan tingkah laku.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah struktur kepribadian menurut teori Sheldon?
2. Bagaimanakah analisis kepribadian menurut teori kepribadian Sheldon?
3. Bagaimanakah hubungan antara jasmani dan tingkah laku menurut teori
kepribadian Sheldon?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui bagaimana struktur kepribadian sesuai psikologi
konstitusi.

4
2. Untuk mengetahui bagaimana analisis kepribadian menurut psikologi
konstitusi.
3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara jasmani dan tingkah laku
menurut psikologi konstitusi Sheldon.
4. Untuk mengetahui implementasi dari psikologi konstitusi Sheldon dalam
pendidikan dan proses belajar mengajar.
5. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Kepribadian.
6. Sebagai sarana informasi dan pembelajaran terhadap para penulis dan
pembaca.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Struktur Jasmani
Sheldon beranggapan bahwa dalam jasmani psikolog dapat menemukan
satuan-satuan konstan, sub-sub struktur kokoh yang sangat dibutuhkan untuk
memasukkan konsep tentang regularitas dan konsistensi ke dalam studi tentang
tingkah laku manusia.
Sheldon berusaha menentukan dan menciptakan ukuran-ukuran yang
cocok untuk berbagai komponen jasmaniah tubuh manusia. Perlu disadari bahwa
ia tidak hanya mencari sarana untuk mengklasifikasikan atau menggambarkan
ragam jasmani. Tujuannya jauh lebih ambisius menciptakan sebuah “label
identifikasi biologis” (biological identification tag). Sheldon beranggapan bahwa
faktor-faktor genetik dan faktor-faktor biologis lainnya memainkan peranan yang
menentukan dalam perkembangan individu. Ia yakin juga bahwa ada
kemungkinan memperoleh sekedar gambaran tentang faktor-faktor ini melalui
serangkaian pengukuran yang didasarkan pada jasmani.
Dalam pandangannya ada sejenis struktur biologis hipotetis (morfogeno-
tipe) yang mendasari jasmani luar yang bisa diamati (fenotipe) dan yang
memainkan peranan penting tidak hanya dalam menentukan perkembangan
jasmani, tetapi juga dalam membentuk tingkah laku. Somatotype merupakan suatu
usaha untuk mengukur morfogenotipe, meskipun tujuan ini harus didekati secara
tak langsung, dan penjabarannya harus didasarkan pada hasil-hasil pengukuran
fenotipe (jasmani).
1. Komponen-Komponen Primer Jasmani
a. Endomorfi
Komponen pertama adalah endomorfi. Individu yang komponen
endomorfinya tinggi sedangkan kedua komponen lainnya rendah kelihatan lembek
dan bulat. Sesuai dengan sifat lembek dan bulat ini, tulang dan ototnya kurang
berkembang, serta perbandingan antara tinggi dan berat badannya relatif rendah.
b. Mesomorfi
Komponen kedua adalah mesomorfi. Jasmani yang berkembang dengan
baik dalam komponen ini, dan yang merupakan nilai tengah antara kedua
komponen lainnya, adalah keras dan persegi, dengan tulang dan otot-otot yang
menonjol. Tubuh mesomorfik demikian ini adalah kokoh, keras, tahan sakit, dan
umumnya tahan melakukan pekerjaan yang berat dan membutuhkan energi.
2. Komponen-komponen Sekunder
a. Displasia
Salah satu komponen sekunder yang terpenting adalah displasia. Istilah
yang dipinjam dari Kretschmer ini digunakan Sheldon untuk menyebut “Suatu

6
campuran ketiga komponen primer yang tidak nonsisten atau tidak seimbang
dalam berbagai daerah tubuh” (1940, hlm. 68). Jadi, displasia merupakan ukuran
ketidakharmonisan antara berbagai daerah jasmani. Ukuran displasia didapat
dengan cara menetapkan somatotipe kelima daerah tubuh dan menjumlahkan
porbedaan-perbedaan masing-masing komponen di antara kelima daerah tubuh
itu.
b. Ginandromorfi
Suatu komponen sekunder lain disebut ginandromorfi. Komponen ini
menunjukkan sejauh manakah jasmani memiliki sifat-sifat yang biasanya terdapat
pada lawan jenis, dan disebut “indeks g”. Dalam penelitiannya mengenai
kenakalan/kejahatan, Sheldon (1949) membedakan antara ginandromorfisme
primer dan ginandromorfisme sekunder.
1) Ginandromorfisme Primer
Ginandromorfisme primer adalah jasmani sebagaimana “dilihat
dari jauh” atau sebagaimana disimpulkan dari foto somatotipe.
2) Ginandromorfisme Sekunder
Ginandromorfisme sekunder disimpulkan berdasarkan suatu
pemeriksaan fisik atau observasi langsung terhadap orangnya dan meliputi
gerak fisik, suara, serta ekspresi wajahnya.
3. Menetapkan Somatotipe Wanita
Sheldon (1940) menegaskan bahwa bukti yang tersedia pada waktu itu
menunjukkan bahwa 76 somatotipe yang berhasil diamati di kalangan rupanya
terjadi juga di kalangan wanita, meskipun barangkali frekuensi-frekuensinya
berbeda. Ia juga mengemukakan bahwa endomorfi, dan kombinasi antara
endomorfi dan Entomorfi, lebih umum terdapat di kalangan wanita; sedangkan
mesomorfi, dan kombinasi antara mesomorfi dan endomorfi, lebih umum terdapat
di kalangan pria. Ia juga menunjukkan bahwa pada wanita jumlah ragam pada
masing-masing komponennya lebih kecil dibandingkan pada laki-laki; walaupun
demiklan, ada sejumlah kecil somatotipe wanita yang tidak padanannya dalam
rangkaian somatotipe laki-laki.
4. Konstansi Somatotipe
Perubahan-perubahan lazim karena usia dan variasi makanan bagi
kebanyakan orang kira nya merupakan bukti kuat tentang sifat bisa berubahnya
somatotipe. Konstansi somatotipe ternyata begitu umum sehingga Sheldon
berpendapat bahwa bahkan indeks displasia pun tidan berubah mengikuti
perubahan berat badan.

7
B. Analisis Tingkah Laku (Kepribadian)
1. Dimensi-Dimensi Temperamen
Dalam penentuan sifat-sifat manusia diperoleh sebanyak 650 sifat, dan ke-
mudian berkurang lagi secara tajam setelah dimensi-dimensi yang tumpang-tindih
dan kemudian berkurang lagi secara tajam setelah dimensi-dimensi yang
tumpang-tindih, sehingga ditemukan 50 sifat yang mereka anggap mencakup
semua gejala spesifik yang dijelaskan oleh ke-650 sifat asli tersebut.
Langkah berikutnya adalah memilih suatu kelompok yang terdiri atas 33
subjek, sebagian terbesar adalah mahasiswa mahasiswa tingkat sarjana dan para
dosen, yang diteliti selama satu tahun dengan cara observasi dalam kegiatan
profesional mereka sehari-hari maupun dalam interviu klinis. Masing-masing
subjek dinilai oleh peneliti menggunakan pengukur berskala 7 pada masing-
masing dari ke-50 sifat.
2. Komponen-Komponen Primer Tcmperamen
Hasil hasil analisis korelasi menunjukkan adanya tiga kelompok sifat
utama yang mencakup 22 dari 50 sifat asli.
a. Viskerotonia
Kelompok pertama meliputi sifat-sifat: santai (relaxation), suka
kenyamanan, gemar makan-makan, tergantung pada penerimaan orang lain, tidur
nyenyak, membutuhkan orang lain bila menghadapi kesukaran.
b. Somalotonia
Kelompok  kedua meliputi sikap tegas (assertive), perkasa (energetic),
kebutuhan untuk aktif, suka berterus terang, suara lantang, sifat tampang lebih tua
daripada yang sebenarnya, kebutuhan untuk bertindak bila menghadapi kesukaran.
c. Serebrotonia
Kelompok sifat yang ketiga meliputi sifat serba terhambat, reaksi yang
sangat cepat, kurang berani bergaul (sociofobia), kurang berani berbicara di depan
orang banyak, kebiasaan tetap, suara kurang bebas, sulit tidur, bersemangat muda,
kebutuhan untuk menyendiri bila menghadapi kesukaran.
C. Hubungan Antara Struktur Jasmani Dan Analisis Tingkah Laku
Orang dapat menerangkan bahwa individu yang memiliki tipe jasmani
tertentu akan menemukan cara-cara bertingkah laku tertentu yang sangat efektif,
sedangkan individu yang memiliki tipe jasmani lain akan merasa perlu
menggunakan cara-cara bertingkah laku lain. Dengan memiliki jasmani tertentu
dan lingkungan yang normal, maka individu akan menemukan bahwa tipe-tipe
respon tertentu secara relatif lebih sering, dihadiahi, sedangkan tipe-tipe respon
tertentu lainnya biasanya dihukum. Ini berarti bahwa individu akan mengem-
bangkan pola-pola tingkah laku yang akan memperlihatkan kesamaan dengan

8
tingkah laku orang lain, yang memiliki rangkaian pengalaman yang sama karena
memiliki tipe jasmani yang sama.
Pembatasan-pembatasan yang ditentukan oleh jasmani pada tingkah laku
dapat bersifat langsung atau tak langsung. Tinggi, berat, dan sifat-sifat jasmani
serup a secara langsung dan tanpa perlu diragukan lagi membatasi cara seseorang
berharap dapat bertingkah laku secara sesuai dalam lingkungan tertentu.
Tambahan pula, memiliki tipe jasmani tertentu membuka kemungkinan seorang
individu akan merasakan tipe-tipe pengalaman lingkungan tertentu, sedangkan
tipe jasmani lainnya biasanya akan mengarahkan seseorang pada sekumpulan
pengalaman yang sangat berbeda. hubungan antara jasmani dan
temperamen ditentukan oleh stereotip-stereotip yang diterima umum atau nilai
stimulus sosial dalam masyarakat setempat tentang jenis-jenis tingkah laku yang
dianggap sesuai untuk individu-individu dengan tipe-tipe jasmani yang berbeda.
Cara lain lagi untuk menerangkan hubungan antara jasmani dan
temperamen adalah bahwa pengalaman terhadap pengaruh-pengaruh lingkungan
cenderung menghasilkan tipe-tipe jasmani tertentu dan sekaligus menimbulkan
kecenderungan-kecenderungan tingkah laku tertentu. Garis pemikiran hanya
mengandaikan bahwa ada peristiwa-peristiwa tertentu yang mempengaruhi
perkembangan sifat-sifat jasmaniah dan sifat-sifat kepribadian, dan akibatnya kita
mengamati hubungan erat antara kedua bidang ini.
Orang dapat mengemukakan bahwa baik jasmani ataupun keeenderungan-
kecenderungan tingkah laku sebagian besar ditentukan oleh faktor-faktor hereditas
dan di antara faktor-faktor ini terdapat hubungan-hubungan tertentu yang
menghasilkan tipe-tipe atribut jasmaniah tertentu yang berhubungan dengan
atribut-atribut tingkah laku tertentu. Individu-individu yang memiliki sifat-sifat
jasmaniah tertentu diharapkan akan menampilkan kecenderungan-kecenderungan
tingkah laku tertentu karena gen atau gen-gen yang sama mempengaruhi kedua
kumpulan sifat tersebut melalui faktor berikut :
1. Orientasi Biologis dan Genetik
2. Tekanan Organismik, dan Medan
3. Perkembangan lndividu
4. Proses-Proses Tak Sadar
Sheldon mengemukakan perihal gangguan kejiwaan terdiri dari 3dimensi
primer. Ketiga dimensi itu pada pokoknya (pada garis besanya)
berhubungandengan kategori-kategori yang biasa digunakan dalam diagnosis
psikiatris. Adapun komponen-komponen psikiatris itu ialah:
1. Affektive, bentuknya yang ekstrem terdapat pada psikosis jenis manis-
depresif (antara ekstrem gembira dan ekstrem sedih, depresif).

9
2. Paranoid, bentuknya yang ekstrem terdapat pada para penderita psikosis
jenis paranoid (banyak angan-angan, pikiran yang sangat jauh dari
kenyataan:merasa diancam, merasa diri terlalu besar, dan sebagainya).
3. Heboid, bentuknya yang ekstrem terdapat pada para penderita
hebephrenia,suatu bentuk dari schizophrenia (a sosial, anti sosial).

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari paparan di atas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Teori konstitusi merupakan pendekatan dalam pengkajian kepribadian
yang menghubungkan antara struktur tubuh yang dikenal dengan
somatotypedengan temperamen yang mempengaruhi perilaku dan kepribadian
seseorang.
2. Kepribadian merupakan perpaduan antara kognitif, afektif, kognitif,
fisiologis(morfologi dan struktur tubuh manusia).
3. Faktor genetik berperan penting dalam pembentukan perilaku
dankepribadian individu.
4. Komponen jasmani primer yaitu : Endomorphy, mesomorphy.
Ectomorphy.Dan komponen jasmani sekuder terdiri dari : dysplasia,
gynandromorphy danteksture.
5. Komponen Tempramen ( tingkah laku ) ada 3 yaitu :
Viscerotonia,Somatotonia, Cerebrotonia
6. Implikasi dalam praktek pendidikan dan bimbingan konseling adalah
prakteklayanan harus memahami dan memperhatikan karakteristik fisik
dantemperamen individu, dengan ini proses pembelajaran dan aktivitas lain
yangmenunjang akan lebih tepat sasaran, terutama dalam penyaluran dan
penempatan siswa, baik dalam pembelajaran, karir, maupun aktivitas sosial.

11
Daftar Pustaka
SOFWAN ADIPUTRA, 2012. TEORI KEPRIBADIAN WILLIAM SHELDON.
New York: John Wiley & Sons.
Fauziah Mahir, 2014. Teori Konstitusi - William H. Sheldon. Universitas
Mataram : PGSD Reguler sore
Alwisol. (2004). Psikologi kepribadian.Malang : UMM Press

12

Anda mungkin juga menyukai