Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk yang kompleks dan rumit. Manusia diciptakan


oleh Tuhan dengan dikaruniai akal fikiran yang membedakannya dengan makhluk
Tuhan yang lain. Terkadang kita menilai manusia hanya dari segi fisiknya saja tanpa
melihat isi dari fisik tersebut. Ada sebuah peribahasa mengatakan “jangan menilai
buku dari sampulnya”, memang pribhasa tersebut sangat terkenal sejak dahulu.
Begitu juga dengan kebanyakan orang terkadang hanya menilai dari luarnya saja, tapa
melihat dari dalamnya. Namun realitanya, seseorang pasti akan dinilai dari
penampilan luar terlebih dahulu.
Sejak sudah lama ada pendapat, bahwa sifat-sifat jasmaniah itu merupakan
aspek-aspek pokok dari pada kepribadian. Umum sekali orang berpendapat, bahwa
orang gemuk itu peramah dan lamban, bahwa orang yang jangkung itu pemalu, orang
yang hitam setia, dan sebaginya dan sebaginya. Banyak penyelidik-penyelidik yang
menyatakan pendapatnya seperti itu, misalnya Rostan, Viola, Siguad, Naccaratti, dan
yang terkenal sekali Kretscmer.
Jadi kebanyakan orang, maupun para sarjana yang disebutkan itu diatas
berpendapat, bahwa tingkah laku yang mencerminkan kepribadian itu dalam banyak
hal bersangkutan dengan keadaan jasmani yang nampak. Perilaku manusia
sebenarnya sangat beragam, tetapi mempunyai kesamaan secara umum. Para ahli
psikologi konstitusional telah menyelidiki keterkaitan antara perilaku manusia dengan
bentuk tubuhnya (jasmani). Salah satu diantara para ahli tersebut adalah William H.
Sheldon. Di Amerika Serikat, pendapat yang semacam itu tidak banyak yang
mengikuti, bahkan banyak yang kurang menerima pendapat yang demikian. Hasil
karya William H. Sheldon merupaka hasil yang besar dalam situasi ilmiah yang
demikian itu.

1| T e o r i K o n s t i t u s i W i l l i a m H . S h e l d o n
Teori William H. Sheldon ini membicarakan tentang teori psikologi
kepribadian. Menurut Sheldon, konstitusi adalah aspek-aspek individu yang relatif
tetap tak berubah-uabah-morphologi, psikologi, fungsi kelenjar buntu, dan
sebagainya-dan dapat dilawankan dengan aspek-aspek yang relatif labil dan mudah
bermodifikasi karena tekanan-tekanan lingkunagan, seperti kebiasaan, sikap sosial,
kegemaran, dan sebagainya. Dalam uraian ini istilah konstitusi dipakai dalam arti
seperti yang dikemukakan oleh Sheldon. Makalah ini akan menguraikan tentang teori
William H. Sheldon dan hubungannya antara jasmani dengan tingkah laku.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah struktur jasmani menurut teori kepribadian Sheldon (psikologi
konstitusi) ?
b. Bagaimanakah analisis tingkah laku (kepribadian) menurut teori kepribadian
Sheldon (psikologi konstitusi) ?
c. Bagaimanakah hubungan antara jasmani dan tingkah laku menurut teori
kepribadian Sheldon (psikologi konstitusi) ?
d. Bagaimanakah implementasi dari psikologi konstitusi Sheldon dalam
pendidikan dan proses belajar mengajar ?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui bagaimana struktur jasmani sesuai psikologi konstitusi
b. Untuk mengetahui bagaimana analisis tingkah laku ( kepribadian ) menurut
psikologi konstitusi Sheldon ?
c. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara jasmani dan tingkah laku
menurut psikologi konstitusi Sheldon ?
d. Untuk mengetahui implementasi dari psikologi konstitusi Sheldon dalam
pendidikan dan proses belajar mengajar ?

2|Teori Konstitusi - William H. Sheldon


BAB II
PEMBAHASAN
A. Struktur Jasmani
Psikologi konstitusi menurut Sheldon merupakan sebuah kajian mengenai
aspek-aspek psikologis dari perilaku manusia yang terkait dengan morfologi dan
fisiologis tubuh manusia. Konstitusi merupakan aspek yang secara relatif tidak
berubah dalam diri individu. Seperti halnya morfologi tubuh (bentuk dan struktur
tubuh), fungsi kelenjar endoktrin. Sheldon menunjukan bahwa fungsi-fungsi tubuh
manusia akan berdampak pada perilaku manusia. Studi yang dilakukan oleh Sheldon
mengenai ukuran dan bentuk tubuh manusia memberikan satu pemahaman bahwa
ketika kita memahami keberadaan manusia (dalam hal ini ketika manusia terbentuk ),
maka kita akan bisa memahami dinamika manusia, bagaimana manusia merasa,
berpikir dan berperilaku.

Dibalik struktur fisik yang teramati, menurut Sheldon ada struktur biologis
yang dinamakan morphogenotype. Morphogenotype berasal dari kata morfologi dan
genotip. Itu adalah struktur, konstruk dan susunan tubuh manusia yang ditentukan
keturunan. Genotip sejak dalam kandungan terus menerus berinteraksi dengan
lingkungan, membentuk struktur, konstruk dan susunan tubuh seperti yang dapat
diamati, inilah yang dinamakan fenotip. Genotip tidak dapat dikenali secara langsung,
dia hanya dapat dikenali melalui pengamatan fenotip. Menurut Sheldon,
morfogenotip sangat penting, bukan hanya sebagai penentu perkembangan fisik,
melainkan juga menjadi penentu dalam membentuk tingkahlaku. Karena
morfogenotipe tidak dapat diukur secara langsung, Sheldon menyusun somatotype,
suatu pengukuran terhadap tubuh, fenotipe untuk memahami morfogenotip, dengan
meyimpulkan nilai-nilai umum dari berbagai sifat fisik hasil pengukuran fenotip.
Sheldon mengawali penelitian fisiknya dengan mengukur tubuh responden
secara langsung. Namun dia mengalami kesulitan karena pengukuran tersebut
hasilnya tidak konsisten meskipun dipakai spesifikasi yang cermat dan teknik yang

3|Teori Konstitusi - William H. Sheldon


canggih. Ditambah lagi, tidak mungkiin dapat mengamati variabel yang
mempengaruhi fisik tanpa melihat keseluruhan fisik itu sekali pandang, dan
kemudian mengulang-ulang pengamatan itu. Karena itulah dia kemudian memakai
teknik fotografi standar terhadap semua responden. Subjek difoto dari depan,
samping dan belakang. Prosedur ini dinamakan somatotype performance test, dan
foto itu menjadi data kasar yang dapat dikaji ulang kapan saja dibutuhkan. Sheldon
memperoleh tiga komponen fisik melalui pengamatan terhadap 4000 foto orang
mahasiswa laki-laki. Tiga variabel itu dipilih memakai tiga kriteria pengamatan
berikut :

1. Variabel itu dapat dipakai untuk menilai rangking semua subjek


2. Penilai yang berbeda dan bekerja sendiri-sendiri memakai variable itu,
memberi penilaian yang relative seragam terhadap subjek
3. Variabel itu khas, tidak dapat diukur dari kombinasi berbagai variabel laninya

Masing-masing variabel diberi nilai 0 sampai 7, sesuai dengan derajat


tampilan variabel pada postur tubuhnya. Foto itu juga diukur dengan cermat berbagai
unsurnya, akhirnya ditemukan 17 ukuran fisik ditambah dengan ukuran tinggi, berat
badan, dapat disimpulkan derajat somatotype seseorang yang hasilnya sama (
berkorelasi tinggi ) dengan penilaian somatotype melalui penilaian somatotype oleh
beberapa orang pengamat. Dari temuan ini, Sheldon dan kawan-kawannya kemudian
membuat “ mesin somatotip “ yang sangat membantu proses penelitian. Melalui
penelitian bertahun-tahun, dengan subjek yang jumlahnya puluhan ribu orang,
Sheldon terus menerus mengembangkan somatotypenya. Menurutnya, cara yang
paling efisien untuk memperoleh somatotype adalah dengan memakai tiga macam
pengukuran.
a. Ponderal indeks ( tinggi badan dibagi akar pangkat tiga berat badan )
b. Tinggi badan maksimum ( pada saat kematangan dicapai )
c. Trunk indeks ( lingkar dada dibagi lingkar perut )

4|Teori Konstitusi - William H. Sheldon


1) Komponen-komponen jasmani primer ( somatotype )
Istilah somatotype berasal dari kata Yunani kuno yaitu somato yang berarti
tubuh. Istilah ini diadopsi oleh Sheldon untuk hasil penelitiannya mengenai bentuk
tubuh manusia.
Istilah somatotype terkait dengan istilah morphogenotype atau struktur
biologis manusia. Terdapat dua konsep utama dalam morphogenotype yaitu
genotype yaitu konstitusi genetik, dan phenotype merupakan apa yang dapat terlihat
dari raga manusia, dalam arti struktur tubuh terluar yang dapat dilihat dan diamati.
Sheldon berpendapat bahwa terdapat struktur biologis hipotetis
(morfogenetipe) yang mendasari jasmani luar yang teramati (fenotipe) yang
memainkan peran penting tidak hanya dalam perkembangan jasmani, tetapi dalam
membentuk tingkah laku.
Somatotype merupakan cara untuk mengukur morfogenotipe, meskipun untuk
mendapatkan hasilnya harus didapatkan dengan mengamati fenotipe. Somatotype
merupakan pernyataan yang menunjukan kondisi seseorang terkait dengan komponen
primer jasmani yaitu endomorfi, mesomorfi, dan ektomorfi. Somatotype berupa tiga
angka deret, angka pertama merupakan ukuran derajat endomorphy, angka kedua
merupakan ukuran derajat mesomorphy dan angka ketiga merupakan ukuran derajat
ectomorphy. Jadi, somatotype 7-1-1 menggambarkan orang yang ekstrim tinggi
derajat endomorphynya, dan ekstrim rendah mesomorphy dan ectomorphynya. Secara
singkat Endomorphy, Mesomorphy dan Ectomorphy diberi nama komponen fisik
primer ( primay components of physique ) dideskripsikan sebagai berikut :
a) Endomorphy : komponen pertama dari struktur tubuh, relative didominasi
oleh system vegetative, bagian tubuh yang berkaitan dengan pencernaan
makanan. Endomorphy berasal dari endoderm. Lapisan terdalam dari embrio
yang sesudah berkembang akan menjadi bagian-bagian penting dari gemuk,
dengan tanda halus dan bulat. Tulang dan otot relative kurang berkembang,
dan fisik secara umum tidak cocok untuk kegiatan fisik yang berat. Individu
yang komponen endomorphynya tinggi sedangkan kedua komponen lainnya

5|Teori Konstitusi - William H. Sheldon


rendah, ditandai oleh alat-alat atau organ-organ internal dan seluruh sistem
digestif yang berasal dari endoderm memegang peranan penting.
Jenis Tubuh:

- Bentuk tubuh bulat

- Secara alami memiliki persen lemak yang tinggi

- Ukuran sendi tangan lebar (jempol tidak mengenai jari


tengah, kadang kena, ukur dengan jari bagian tangan kanan
mengepal di bagian ujung tangan kiri anda)

- Bentuk tulang bulat

- Ukuran tangan dan kaki yang pendek

- Paha dan pinggang yang lebar

- Kemungkinan pinggang lebih lebar dibanding bahu

Keuntungan:

- Jika berhasil memiliki tubuh proposional, pengembangan diri Endomorph


cenderung tinggi, karena dibutuhkan kedisiplinan dan kerja keras.

Kelemahan:

- Metabolisme yang rendah

- Tidak mudah untuk menurunkan berat badan tubuh

- Melewati hanya 2 hari dari program diet, lemak tubuh cenderung naik.

6|Teori Konstitusi - William H. Sheldon


- Mudah ketiduran.

- Cenderung lamban, kurang berenergi dan cepat lelah

- Sangat mudah menimbun lemak ketika berhenti berolahraga

b) Mesomorphy : Komponen kedua fisik, relative didominasi oleh


tulang, otot, jaringan penghubung. Mesomorphy berasal dari
mesoderm, lapisan tengah dari embrio yang kemudian berkembang
akan menjadi otot, prsendian dan system sirkulasi. Tubuh
mesomorfik ditandai dengan wujud bersegi-segi dank keras, kokoh
dan tahan sakit. Fisik semacam itu cocok untuk kegiatan yang
menuntut kekuatan fisik, seperti kegiatan atletik dan penjelajah.
Individu yang bertipe mesomorph komponen mesomorphynya tinggi
sedang-kan kedua komponen lainnya rendah, maka komponen
mesomorphy dominan dibandingkan komponen lain. Bagian tubuh
yang berasal dari mesoderm lebih berkembang (otot, pembuluh
darah, dan Jantung ).

Jenis Tubuh:

- Pinggang Kecil

- Tulang bahu lebar

- Ukuran sendi tangan Sedang

(Dapat diukur dengan jari bagian tangan kanan mengepal di bagian


ujung tangan kirimu , jika jari Jempol dan Jari Tengah Bersentuhan (Tidak melewati)
maka anda memiliki jenis tubuh mesomorph)

7|Teori Konstitusi - William H. Sheldon


- Secara alami berotot bahkan sebelum melakukan aktivitas olahraga

- Tubuh jenis ini lahir lebih condong sebagai atlet dan binaragawan, seperti
yang dapat kamu perhatikan di tubuh actor Taylor Lautner.

Keuntungan:

- Metabolisme yang cepat

- Secara alami kuat

- Berenergi tinggi

- Mudah membentuk otot

- Mudah menambah tenaga

- Membakar apa saja yang dimakannya

Kelemahan:

- Kebanyakan orang yang memiliki tipe tubuh mesomorph anggap remeh


terhadap kualitas nutrisi makanan karena tidak mudah berobesitas, yang dapat
mengakibatkan kesehatan yang kurang bagus.

- Karena otot yang mudah dibentuk, mereka dapat lalai saat hari disiplin,
dengan memakan sesuka hati atau melewati program olahraganya.

c) Ectomorphy : Komponen ketiga dari fisik, relative didominasi leh kulit dan
system syaraf. Ektomorfi berasala dari ectoderm, lapisan terluar dari embrio yang
berkembang menjadi kulit dan system syaraf. Tubuh yang ektomrfik ditandai dengan
bentuk tubuh yang tpis, tinggi dan otot yang lemah. Tubuh ini memiliki permukaan

8|Teori Konstitusi - William H. Sheldon


yang paling luas disbanding dua tipe lainnya, dalam hal proporsi. Individu yang
bertipe Ectomorphy, maka komponen ectomorphynya dominan. Organ-organ
ectoderm lebih berkembang seperti kulit dan sistem syaraf.

Jenis tubuh:

- Pinggang Kecil

- Tubuh yang memanjang keatas

- Bahu yang sempit atau kecil

- Ukuran sendi tangan kecil (Dapat diukur dengan jari bagian


tangan kananmu mengepal di bagian ujung tangan kiri, jika jari tengah
melewati jari jempol(atau sebaliknya), maka kamu termasuk Tipe tubuh
ectomorph)
- Sangat susah untuk menaikkan berat badan

- Secara natural kurus, body fat sedikit

- Sedikit bertenaga pada saat berolahraga

- Membakar apa saja yang mereka makan

- Membutuhkan waktu yang lama dan latihan berat, serta makanan yang banyak
untuk bentuk tubuh yang proposional.

Keuntungan:

- Membakar apa saja yang dimakan, alias susah gemuk.

- tidak ada masalah untuk menurunkan body fat, alias sangat gampang.

9|Teori Konstitusi - William H. Sheldon


- Tetap memiliki tubuh yang kurus walaupun tanpa berolahraga dan tetap
makan yang banyak

Kelemahan:

- Susah untuk menaikkan otot tubuh, harus membutuhkan waktu yang lama
serta latihan yang keras.

- Tidak gampang untuk maintain atau menjaga Tubuh yang berotot, harus tetap
ada aktivitas angkat beban.

Seperti telah dikatakan, somatotip ini adalah alat untuk mengira-irakan komponen
biologis dari tingkah laku dasar dan tidak berubah (morphogenotipe) dengan jalan
mengukur keadaan tubuh yanag nampak luar (phenotipe). Pengukuran itu mengenai:
kepala, leher, dada, lengan, panggul, perut, dan kaki. Jadi somatotipe itu merupakan
kompormis antara morphogenotipe dan phenotip.Sheldon mengatakan bahwa apabila
orang mau benar-benar memperoleh perkiraan yang sebaik-baiknya tentang
morphogenotipe secara ideal, dia tidak cukup hanya menyelidiki individu itu
sepanjang sejarah hidupnya, melainkan juga nenek moyang dan
keturunannya. Selanjutnya foto individu itu harus dibuat berturut-turut secara
periodik. Tentu saja apa yang pernah dicapai bukanlah somatotipe yang ideal itu.
Kecuali ketiga tipe yang talah dikemukakan di atas, maka ada enam tipe campuran.
Diantara tiap dua tipe pokok ada dua tipe campuran. Adapun tipe-tipe campuran
tersebut adalah:
a) Endomorph yang mesomorphis
b) Endomorph yang ectomorphis
c) Mesomorph yang endomorphis
d) Mesomorph yang ectomorphis
e) Ectomorph yang endomorphis
f) Ectomorph yang mesomorphis

10 | T e o r i K o n s t i t u s i - W i l l i a m H . S h e l d o n
2) Komponen-komponen jasmani/fisik sekunder
Somatotype sering tidak dapat menjelaskan tubuh yang kombinasi komponen-
komponen dasarnya ganjil. Misalnya perempuan yang langsing tetapi kakinya besar-
pendek, atau laki-laki dengan kontur tubuh yang halus, pahanya lebar, dan bulu
matanya panjang melengkung. Sheldon menjelaskan gejala ini melalui komponen
fisik sekunder, yaitu dysplasia, gynandromorfy dan aspek tekstural
a) Displasia
ukuran seberapa jauh tiga komponen primer muncul tidak konsisten di bagian-bagian
tubuh yang berbeda. Misalnya kepalanya besar mengikuti somatotype ectomorphy ,
rongga dadanya endomorfis, tetapi lengan tangannya mesomorphis dan seterusnya.
Sheldon membagi tubuh manusia menjadi lima bagian yaitu kepala, dada, tangan,
perut dan kaki. Masing-masing bagian dapat ditentukan nilai somatotype primernya,
dan dysplasia adalah jumlah perbedaan nilai somatotype ke lima bagian itu. Ternyata
nilai dysplasia pada umumnya ditemukan pada wanita ( dibanding pria ), pada
somatotype ectomorphys ( dibanding endomorphys dan mesomorphys ) dan pada
penderita psikosis ( dibanding responden mahasiswa normal )
b) Gynandromorphy
Gyna = perempuan, andro = laki-laki. Gynandromorphy adalah ukuran yang
menunjukkan sejauh mana fisik memiliki sifat-sifat yang biasanya terdapat pada
lawan jenis , yang oleh Sheldon disebut “indeks g”. Gynandromorphy adalah
campuran sifat fisik antara laki-laki dan perempuan., yang kalau campuran itu besifat
psikis biasa disebut “androgini”. Pria yang mempunyai indeks g yang tinggi
memiliki tubuh yang lembut, panggul lebar, bulu mata yang panjang dan sifat
feminism lainnya. Indeks g = 1 berarti tidak ada sifat fisik lawan jenis, dan indeks g =
7 adalah hermafrodit. Sheldon membedakan dua indeks gynandromorphy yaitu
gynandromorphy primer ( diperolah dari pengamatan jarak jauh atau dari foto ) dan
gynandromorphy sekunder ( disimpulkan dari pemeriksaan fisik secara langsung,
termasuk gerak fisik, suara, dan ekspresi wajahnya ).

11 | T e o r i K o n s t i t u s i - W i l l i a m H . S h e l d o n
c) Aspek Tekstural
komponen yang menggambarkan ukuran kehalusan atau kekasaran fisik ( komponen
t ). Komponen ini menilai keindahan dan kemenarikan yang sukar dilakukan secara
objektif. Komponen t berhubungan dengan persepsi estetik dari penampilan fisik
manusia. Seperti pada gynandromorphy, skor t bisa primer ( dilihat dari foto ) dan
bisa sekunder ( dari pengamatan langsung ).

3) Konstansi Somatotipe
Karena masing-masing somatotype primer bernilai 1-7, maka semestinya akan ada 73
atau 343 pola somatotype. Ternyata Sheldon mula-mula hanya menemukan 76 pola
somatotype. Sesudah prosedurnya disempurnakan dan sampelnya diperluas
jumlahnya, cakupan usianya dan populasi, ditemukan 267 pola somatotype mudah
difahami kalau laki-laki cenderung memiliki pola somatotype mesomorfis, sedang
peempuan lebih mesomorfis.

Pada mulanya Sheldon mengatakan bahwa somatotype orang itu bersifat konstan,
tidak dapat berubah. Makanan mungkin bisa mengubah ukuran kepala, struktur
tulang-tulang wajah, leher, pergelangan tangan, pergelangan kaki, dan bagian-bagian
yang tidak menimbun lemak, sehingga tidak mengubah somatotype. Perubahan akibat
makanan hanya menunjukkan perubahan penyimpangan dari somatotype dasar.
Namun kemudian Sheldon mengakui bahwa somatotype konsisten lintas waktu,
kecuali ada perubahan substansial akibat makanan dan kesehatan fisik. Jadi
somatotype adalah jalur di mana organisme menjalani hidup pada kondisi makanan
yang standar dan kondisi tanpa penyakit yang mengganggu. Somatotype yang ideal
dapat diperolah kalau dilengkapi dengan sejarah masa lalu orang itu dan ayah/ibu,
nenk moyangnya, dan foto-foto somatotype yang diambil secara regular. Pengukuran
somatotype yang terbaik dilakukan sesudah kematangan perkembangam fisik
tercapai, sekitar 30 tahun. Utnuk menilai somatotype dibawah usia 30 tahun
diperlukan keterampilan yang lebih, karena pada usia muda otot-otot belum

12 | T e o r i K o n s t i t u s i - W i l l i a m H . S h e l d o n
berkembang optimal. Namun, menurut Sheldon pengukuran pada usia 6 tahun
hasilnya dapat akurat, bahkan sesungguhnya sangat mungkin memprediksi
somatotype sejak bayi dilahirkan.

B. Analisis Tingkah Laku ( Kepribadian )

Walaupun telah mempunyai alat yang tetap untuk menilai aspek jasmaniah
terhadap manusia, namun ahli-ahli psikologi konstitusional harus membuat atau
meminjam metode lain untuk menilai tingkah laku apabila dia akan benar-benar
menyelidiki hubungan antara jasmani dan tingkah laku atau kepribadian. Dalam hal
ini Sheldon bermula dari pangkal duga, bahwa walaupun nampaknya ada banyak
dimensi atau variabel dalam tingkah laku, tetapi pada dasarnya hanya ada sejumlah
kecil komponen-komponen dasar yang diharapkan akan menjadi dasar tingkah laku
yang nampak kompleks itu. Sheldon menyusun suatu acara untuk mengukur
komponen-komponen dasar itu atas dasar pendapat-pendapat yang telah ada dan
disempurnakan dengan pengetahuan klinisnya serta pengalaman-pengalamannya.

a. Dimensi-dimensi Temperamen
Sheldon mengemukakan asumsinya bahwa ada sejumlah kecil factor yang melatar
belakangi variabelitas dan kompleksitas tingkahlaku manusia. Dari literature
kepriadian, khusunya yang membahas traits, Sheldon menemukan 650 jumlah traits.
Sebgaian besar berhubungan dengan ekstraversi dan introversi, konsep popular yang
dikenalkan oleh Jung. Sesudah trai-trait yang berhubungan digabungkan, dan yang
tidak penting dibuang, dari 650 traits itu tersisa 50 trait. Sheldon kemudian meneliti
33 laki-laki, mahasiswa, dosen dan yang lainnya, selama satu tahun, hasilnya
ditemukan 3 kelompok sifat, yang diberi nama viscerotonia, somatotonia, dan
cerebrotonia. Masing-masing kelompok mewakili 20 deskripsi sifat yang berbeda-
beda antara kelompok satu dengan kelompok lain. Deskripsi singkat dari kelompok
sifat itu, kemudian dibei nama komponen tempramen primer ( komponen tempramen

13 | T e o r i K o n s t i t u s i - W i l l i a m H . S h e l d o n
sekunder tidak mendapat elaborasi yang lengkap dari Sheldon ), adalah sebagi berikut
:
Tabel 1.0
Skala Temperamen

I. Viscerotonia II. Somatotonia III. Cerebrotonia

1. Santai dalam Tegas dalam postur dan Tertekan. Kaku dalam


postur dan gerak gerak postur tubuh dan gerak
2. Senang Senang pertualangan fisik Senagn responsive secara
kenyamanan fisik fisik
3. Reaksinya lamban Gerak bertenaga Reaksi sangat cepat
4. Senang makan Senagn latihan fisik Senang berahasia pribadi
5. Senang kencan Senang menguasai, nafsu Mental sangat intensif,
memiliki kekuatan perhatian brlebihan
6. Senang pesta Senang mengambil Tertekan secara emosioanal
resiko, mengejar peluang
7. Senang ritual Senang bicara langsung Tatapan mata tajam,
ke permasalahannya waspada
8. Senang bergaul Senang berkelahi secara Takut trlibat dalam kegiatan
fisik social
9. Ramah, tidak Berkompetisi secara Tidak tenang. Tidak
membeda-bedakan agresif percaya diri
orang
10. Haus kasih saying . Tidak peka dengan Bertahan dengan kebiasaan
dan penerimaan kebutuhan/kemauan dan rutiinitas
orang lain
11. Berorientasi Benci berada diruangan Benci dengan tempat yang

14 | T e o r i K o n s t i t u s i - W i l l i a m H . S h e l d o n
kepada orang tertutup ( claustrophobia ) bebas ( agoraphobia )
12. Emosinya Kejam, tidak pilih-pilih Sikap dan tingkah laku
seimbang yang tidak dapat diduga
13. Toleran Tidak menahan suaranya Suaranya tertahan
14. Puas dengan Tahan terhadap rasa sakit Peka dengan rasa sakit
dirinya sendiri
15. Tidur nyenyak Senang bersuara keras, Sukar tidur, kelelahan
rebut kronis
16. Tidak bertujuan, Tampil lebih tua dari usia Tampil lebih muda dari
tidak mudah sebenarnya usianya
terangsang
17. Ekstraversi, tidak Ekstraversi, terpisah dari Introversi dalam perasaan
ada hambatan ketidaksadaran, perhatian dan perbuatan, orientasi ke
mengungkapkan dan aksi berorientasi ke kesadaran diri, kurang
perasaannya dunia luar peduli dengan lingkungan
kepada penyesuaian diri
masyarakat
18. Sosialitas dan Agresif, dan keinginan Tertekan, lelah, dan depresi
hangat, bertambah berkuasa bertambah kuat bertambah ketila mabuk
kuat ketika mabuk ketika mabuk alcohol alcohol
alcohol
19. Membutuhkan Membutuhkan aktivitas Membutuhkan pengasingan
orang, kalau ketika menghadapi diri ketika menghadapi
menghadapi masalah masalah
masalah
20. Berorientasi pada Berorientasi kepada Berorientasi kepada periode
hubungan masa tujuan dan aktivitas terkahir hidupnya
kecil dan keluarga. remaja

15 | T e o r i K o n s t i t u s i - W i l l i a m H . S h e l d o n
Komponen-komponen primer pada temperamen

1) Tipe Viscerotonis/Viscretonia
Komponen temperamen yang pertama adalah viskerotenia. Individu yang
tinggi dalam komponen ini memiliki ciri-ciri cinta atau suka akan kenyamanan,
pergaulan, makanan, orang-orang dan kasih sayang.Individu yang tinggi dalam
komponen ini memiliki ciri-ciri, cinta atau suka pada kenyamanan, pergaulan,
makanan, orang-orang dan kasih sayang. Sikap tubuhnya santai, bereaksi pelan,
berwatak tenang, bersikap terbuka dalam pergaulan dengan orang lain dan umumnya
seorang yang mudah diajak bergaul.Sheldon mengemukakan bahwa kepribadian jenis
ini berpusat di sekitar viskera atau organ-organ dalam rongga perut. Sistem
pencernaan makanan adalah rajanya, dan kemaslahatan sistem itu tampaknya
merupakan tujuan hidup utama
2) Tipe Somatotonia
Komponen kedua dinamakan somatotonia. Skor yang tinggi dalam komponen
ini biasanya disertai dengan sifat-sifat seperti, suka petualangan fisik, suka
mengambil resiko, sangat membutuhkan kegiatan otot dan fisik yang berat. Orang ini
bersifat agresif, tidak peka terhadap perasaan orang lain, berpenampilan lebih matang
dari sebenarnya, suka ribut, pembeani dan mudah takut bila berada dalam ruangan
semit atau tertutup (klaustrofobia). Tindakan, kekuatan dan kekuasaan sangat penting
bagi orang semacam ini.
3) Tipe Celebrotonis
Komponen ketiga dinamakan sarebrotonia. Skor yang tinggi pada komponen ini
menunjukkan sifat pengendalian diri, menahan diri, suka menyembunyikan diri.
Orang ini bersifat tertutup, pemalu, terlihat muda, takut pada orang lain, dan paling
suka berada di tempat sempit dan tertutup. Ia bereaksi luar biasa cepat, sukar tidur,
dan senang menyendiri, khususnya kalau menghadapi suatu masalah. Orang yang
demikian selalu berusahan untuk tidak menarik perhatian.

16 | T e o r i K o n s t i t u s i - W i l l i a m H . S h e l d o n
C. Hubungan Antara Jasmani dan Tingkah Laku ( Kepribadian )
Tabel 1.1

Korelasi antara Komponcn-komponen Jasmani dan tingkah laku

Viskerotonia Somatotonia Serebrotonia


(R) (r) (R)
Somatotipe (n=200) <n=200) (n=200)
Endomorfi +0,79 - 0,29 - 0,32
Mesomorfi - 0/23 + 0,82 - 0,58
Ektomorfl -0,40 - 0,53 + 0,83

Jika memperhatikan data-data diatas, hasil tersebut menunjukan bahwa


korelasi antara struktur fisik dan temperamen atau tingkah laku memilki korelasi yang
kuat. Artinya tipe dalam aspek bentuk tubuh tertentu berkorelasi dengan komponen
tertentu. Table di atas menunjukan bahwa tipe endorfi cenderung berkorelasi positif
dengan viskorotonia, artinya individu dengan tipe fisik pendek, bulat cenderung
memiliki temperamen yang periang, lambat dalam bergerak, dan hal ini menunjukan
dinamika kepribadian seseorang.
Sheldon memiliki keyakinan bahwa faktor genetik berperan signifikan dalam
perilaku dan kepribadian. Temuan Sheldon memang bukan yang pertama mengenai
hal ini, Freud dan Murray menggagas mengenai hakikat psikobiologis dalam perilaku
manusia, selain itu Cattel dan Eysenck mempelajari tentang perilaku yang duturunkan
genetic behavior.
Akan tetapi Sheldon lebih memfokuskan langsung pada pengukuran
karakteristik fisik-biologis yang menggambarkan kepribadian seseorang. Sheldon
memiliki keyakinan bahwa faktor biologis menentukan perilaku, hal inilah yang
membuat Sheldon merumuskan teori konstitusi.

17 | T e o r i K o n s t i t u s i - W i l l i a m H . S h e l d o n
Penyelidikan-penyelidikan Sheldon tidak hanya terbatas pada orang-orang
yang normal saja, tetapi juga masalah-masalah ketidaknormalan. Hasil
penyelidikannya mengenai ini (bersama-sama dengan With Katz) diterbitkan pada
tahun 1948, Sheldon mengemukakan perihal gangguan kejiwaan terdiri dari 3
dimensi primer. Ketiga dimensi itu pada pokoknya (pada garis besanya) berhubungan
dengan kategori-kategori yang biasa digunakan dalam diagnosis psikiatris. Adapun
komponen-komponen psikiatris itu ialah:
1. Affektive, bentuknya yang ekstrem terdapat pada psikosis jenis manis-depresif
(antara ekstrem gembira dan ekstrem sedih, depresif).
2. Paranoid, bentuknya yang ekstrem terdapat pada para penderita psikosis jenis
paranoid (banyak angan-angan, pikiran yang sangat jauh dari kenyataan:
merasa diancam, merasa diri terlalu besar, dan sebagainya).
3. Heboid, bentuknya yang ekstrem terdapat pada para penderita hebephrenia,
suatu bentuk dari schizophrenia (a sosial, anti sosial).
Sheldon sendiri menyatakan, bahwa penyelidikannya dalam lapangan ini
masih harus diuji tetapi cara yang dipakainya memberi harapn yang baik dimasa
depan. Korelasi antara komponen-komponen psikiatris (affaective, paranoid, dan
heboid) dengan komponen-komponen somatipe semua positif, walaupun tidak terlalu
tinggi. Hal ini memberi kesimpulan bahwa antara komponen-komponen somatipe dan
komponen-komponen psikiatris itu jelas ada hubungan, walaupun hubungan itu tidak
sederhana yang terdapat pada komponen-komponen somatotipe dan komponen-
komponen temperament.

D. Implementasi Teori Konstitusi (William H. Sheldon) dalam Pendidikan


dan PBM (Proses Belajar-Mengajar)

Dari teori yang dikembangkan Sheldon, masuk akal kalau dia mengasumsikan
proses sosialisasi pada anak-anak harus disesuaikan dengan latar belakang
somatotype dan tempramennya, agar bisa berkembang maksimum seperti yang

18 | T e o r i K o n s t i t u s i - W i l l i a m H . S h e l d o n
diinginkan. Mendidik anak dengan memperhatikan variable dasar yang dimiliki anak
itu memberi peluang yang paling menguntungkan. Misalnya dalam mengenalkan
sosialisasi dan hubungan interpersonal, anak yang somatotonik mungkin
membutuhkan pendekatan yang disiplin dan kaku, anak cerebrotonik mungkin
membutuhkan perlindungan dari pengaruh lingkungan , sedangkan anak viskerotonik
membutuhkan kelompok sebaya utnuk mengembangkan potensi sosialisasinya secara
optimal. Umumnya ahli sependapat bahwa pendidikan harus disesuaikan dengan
potensi bakat anak, dimana bakat hanya diartikan sbagai kualitas dan arah dari
perkembangan. Teori ini akan membantu atau memudahkan pendidik (guru) dalam
proses belajar-mengajar seperti :
1. Guru atau tenaga pendidik mampu menganalisis karakteristik atau kepribadian
siswa berdasarkan struktur tubuhnya. Ketika guru bertatap muka dengan
siswa, tentunya guru dapat melihat struktur tubuhnya. Sehingga dari
penglihatan tersebut guru sudah memiliki gambaran seperti apa kepribadian
atau karakter siswa tersebut, tetapi tidak serta-merta mengatakan bahwa siswa
A berkepribadian baik atau buruk. Karena untuk mengetahui karakter
seseorang dibutuhkan analisis dengan waktu yang cukup lama.
2. Ketika mengelompokkan siswa atau membagi siswa ke dalam kelompok-
kelompok belajar, guru hendaknya membagi secara heterogen. Artinya dalam
kelompok tersebut terdiri dari jenis kelamin yang berbeda, struktur tubuh
yang berbeda pula sehingga siswa tidak merasa dibeda-bedakan dan dapat
saling membantu antar sesama anggtoa kelompok.
3. Ketika guru menemukan siswa dengan struktur fisik ektomorfi (kurus, dada
rata, tinggi, jangkung, lemah) biasanya siswa tersebut menurut teori Sheldon
berkepribadian kurang percaya diri (pemalu), mengasingkan diri ketika
menghadapi masalah, senang merahasiakan pribadinya (tertutup). Disini tugas
guru ialah menanamkan kepercayaan diri yang tinggi dalam hal positif kepada
siswa tersebut.

19 | T e o r i K o n s t i t u s i - W i l l i a m H . S h e l d o n
4. Ketika guru menemukan siswa dengan struktur fisik mesomorfi (postur tegak,
senang berkelahi, tidak peka terhadap kebutuhan atau kemauan orang lain,
benci berada di rauangan tertutup, membutuhkan aktivitas ketika menghadapi
masalah), tugas guru ialah membimbing siswa tersebut agar lebih menghargai
orang lain, dan dalam menghadapi masalah tidak dengan emosi semata.
5. Ketika guru menemukan siswa dengan struktur fisik endomorfi (lamban,
senang makan, suka tidur, kurang mandiri), tugas guru adalah menanamkan
motivasi kepadanya bahwa tidak selamanya berfisik besar itu lamban.

20 | T e o r i K o n s t i t u s i - W i l l i a m H . S h e l d o n
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari paparan di atas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Teori konstitusi merupakan pendekatan dalam pengkajian kepribadian yang
menghubungkan antara struktur tubuh yang dikenal dengan somatotype
dengan temperamen yang mempengaruhi perilaku dan kepribadian seseorang.
2. Kepribadian merupakan perpaduan antara kognitif, afektif, kognitif, fisiologis
(morfologi dan struktur tubuh manusia).
3. Faktor genetik berperan penting dalam pembentukan perilaku dan
kepribadian individu.
4. Komponen jasmani primer yaitu : Endomorphy, mesomorphy. Ectomorphy.
Dan komponen jasmani sekuder terdiri dari : dysplasia, gynandromorphy dan
teksture.
5. Komponen Tempramen ( tingkah laku ) ada 3 yaitu : Viscerotonia,
Somatotonia, Cerebrotonia.
6. Orang yang bertubuh endomorphy bertemperamen visceretonia, orang yang
bertubuh mesomorphy bertemperamen somatotonia, orang yang bertubuh
ectomorphy bertemperamen cerebrotonia
7. Implikasi dalam praktek pendidikan dan bimbingan konseling adalah praktek
layanan harus memahami dan memperhatikan karakteristik fisik dan
temperamen individu, dengan ini proses pembelajaran dan aktivitas lain yang
menunjang akan lebih tepat sasaran, terutama dalam penyaluran dan
penempatan siswa, baik dalam pembelajaran, karir, maupun aktivitas sosial.

21 | T e o r i K o n s t i t u s i - W i l l i a m H . S h e l d o n
Daftar Pustaka

Agus, Sujanto dkk. (1982). Psikologi kepribadian. Jakarta : Aksara baru.

Alwisol. (2004). Psikologi kepribadian. Malang : UMM Press

S. Hall, Calvin dan Lindzey Gardner. (1993). Psikologi kepribadian 3 Teori-Teori


Sifat dan Behavioristik.Yogyakarta : Kanisius
Suryadi, Sumadi. (1996). Pikologi kepribadian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

http://yudhabagusfirman.blogspot.com/2012/04/psikologi-konstitusi-sheldon.html diakses
pada tanggal 20 maret 2015

22 | T e o r i K o n s t i t u s i - W i l l i a m H . S h e l d o n

Anda mungkin juga menyukai