PEMBAHASAN
(Sourch by.
https://www.google.com/search?safe=strict&rlz=1C1NDCM_idID841ID841&biw=1366&bih=625&tbm=isch&sa=1&ei=9
iLWXNPGIsPWz7sPoaGf6Ak&q=teori+de+giovanni&oq=teori+de+giovanni&gs_l=img.3...15000.15000..15425...0.0..0.1
26.126.0j1......1....1..gws-wiz-img.EY7e5ZjBlfM#imgrc=aWOhx-9BP84ZKM:)
(Sourch by.
https://www.google.com/search?safe=strict&rlz=1C1NDCM_idID841ID841&biw=1366&bih=625&tbm=isch&sa=1&ei=q
yTWXIiVE-
_Tz7sPvuC0sAY&q=Tipologi+Viola&oq=Tipologi+Viola&gs_l=img.3..0i24.2080.2580..3230...0.0..0.135.354.0j3......1....
1..gws-wiz-img.By8X6Y8orQ4#imgdii=8Ks0fmggdeHYFM:&imgrc=ixxBJ7bMnVjgrM:)
(3) ada sekitaar yang berwujud keadaan alam yang menjadi dasar
reaksi – reaksi muskuler
(4) ada sekitar yang berwujud keadaan sosial yang menimbulkan
reaksi – reaksi cerebral
Dengan dasar pemikiran demikian itu Sigaud mengadakan
penggolongan manusia ke dalam empat tipe. Pendapat tersebut sebagai
berikut :
Fungsi yang dominan Tipe Keadaan jasmani yang khas
(Sourch by.
https://www.google.com/search?q=teori+sigaud&safe=strict&rlz=1C1NDCM_idID841ID841&source=lnms&tbm=isch&s
a=X&ved=0ahUKEwisvfqdqpLiAhXf63MBHS9bB5EQ_AUIDygC&biw=1366&bih=625#imgrc=brmD-lwXy7B75M:)
c. Tipe Atletis
Ukuran – ukuran mendatar dan menegak dalam perbandingan
seimbang, sehingga tubuh kelihatan selaras. Tipe ini
merupakan perpaduan antara piknis dan leptosom. Adapun sifat
dari tipe ini sebagai berikut :
- Tulang – tulang, otot, kulit kuat
- Badan kokoh dan tegap
- Tinggu cukupan
- Bahu lebar dan kuat
- Dada besar
- Perut kuat
- Panggul dan kaki kuat, dalam perbandingan dengan bahu
dan dada kelihatan agak kecil
- Tengkoran cukup besar dan kuat, kepala dan leher agak
tegak
- Muka bulat telur, lebih pendek daripada tipe leptosom
d. Tipe Displastis
Tipe ini merupakan penyimpangan dari ketiga tipe yang telah
dikemukakan itu; tidak dapat dimasukan ke dalam salah satu di
antara ketiga tipe karena tidak memiliki ciri – ciri yang khas
menurut tipe – tipe tersebut. Bermacam – macam bagian seolah
– olah bertentangan satu sama lain.
13
(Sourch by.
https://www.slideshare.net/trisetyaningsih/tipologi-tipologi-konstitusi2)
(Sourch by.
https://www.slideshare.net/trisetyaningsih/tipologi-tipologi-konstitusi2
b. Komponen – komponen Jasmani Sekunder
Disamping komponen – komponen jasmani primer, Sheldon juga
mengemukakan adanya tiga komponen jasmani sekunder, yaitu:
1. Displasia
Dengan meminjam istilah dari Kretschmer, istilah itu dipakai
oleh Sheldon untuk menunjukan setiap ketidaktepatan dan
ketidaklengkapan campuran ketiga komponen primer itu pada
berbagai daerah daripada tubuh. Dalam penyelidikan –
penyelidikan yang mula – mula Sheldon menemukan, bahwa
banyak displasia berhubungan dengan ectomorphy dan lebih
banyak pada wanita daripada laki – laki, penyelidikan yang
lebih kemudian membuktikan bahwa lebih banyak displasia
pada penderita psikosis daripada pada mahasiswa.
17
2. Gynandromorphy
Gynandromorphy adalah komponen jasmani sekunder yang
kedua. Komponen ini menunjukan sejauh mana jasmani
memiliki sifat – sifat yang biasanya terdapat pada jenis kelamin
lawannya. Komponen ini dinyatakan oleh Sheldon dengan
huruf “g”. Jadi individu laki – laki yang memiliki komponen
“g” tinggi akan memiliki tubuh lembut, panggul besar, dan sifat
– sifat wanita yang lain. Secara teori sifat – sifat ini dapat
dinyatakan dengan angka 1 sampai 7. Angka 1 menunjukan
tidak adanya sifat – sifat dari jenis kelamin lawannya,
sedangkan 7 menunjukan kebancian (hermaphroditimus)
3. Texture (tampang)
Komponen jasmani sekunder yang ketiga dan barangkali yang
terpenting ialah tampang (texture) yang oleh Sheldon ditandai
dengan huruf “t” (dari texture). Adapun yang dimaksud dengan
tampang oleh Sheldon ialah bagaimana individu itu nampaknya
keluar (Jawa: Dedeg – piyadeg)
C. KECENDERUNGAN MINAT
Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari
perasaan, harapan, pendidikan, prasangka, rasa takut atau kecenderungan-
kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.
Pada intinya minat seseorang adalah berhubungan dengan senang atau tidak
senang terhadap suatu bidang tertentu. Setiap orang mempunyai minat yang
berbeda, walaupun diantaranya ada juga yang sama. Dua hal yang perlu
diperhatikan menyangkut minat yaitu minat bawaan dan minat yang muncul
karena adanya pengaruh dari luar.
Di tinjaudari https://bkgaba.wordpress.com/2012/09/01/pahami-bakat-dan-
minat-mu/ Penerapan Kecerdasan Kinestetik atau lebih unggul dalam bentuk
fisik akan memiliki kecenderungan minat seperti berikut :
Menari
18
D. PELUANG PROFESI
Dalam handbook yang di susun oleh Mansur, 2011 Pemanduan Bakat
Olahraga mengemukakan peluang profesi atau keterampilan dari struktur
tubuh terutama untuk bagian individu yang memiliki bentuk tubuh atletis
dalam handbook ini mereka masuk kepada kategori atletik. Adapun hal terkait
atletik dalam handbook banyak olahraga terutama yang membutuhkan
endurance atau kerja yang tinggi secara krusial seleksi akhir tidak hanya
berdasarkan kapasitas kerja atlet,tapi juga atas kemampuan tubuh untuk
kembali segar antara sesi latihan. Beberapa alternatif panduan kreteria tes
dapat dikembangkan dalam menentukan cabang olahraga yang sesuai dengan
bakat anak untuk dibina menuju pencapaian prestasi puncak bagi daerah
dengan memperhatikan lingkungan serta faktor pendukung . Atletik memiliki
perluasan profesi seperti berikut :
1. Sprint (lari cepat)
2. Lari jarak menengah
3. Lompat jauh
4. Lempar
5. Bola basket
6. Tinju
7. Balap Sepeda
8. Menyelam
21
9. Senam
10. Hoki
11. Judo
12. Kayak-kano / mendayung
13. Menembak
14. Sepakbola
15. Renang
16. Bola voli
17. Poloair
18. Angkat besi
19. Gulat
Adapun Profesi lain yang cocok antara lain seperti penari, pematung atau
pemahat, seniman, dan pembuat kerajinan tangan, kuli bangunan, dsb.
boleh dilihat oleh temannya. Suruhlah mereka periksa secara cermat, barangkali
ada jawaban yang ingin diubahnya karena dirasakannya tidak sesuai dengan
dirinya. Setelah selesai bagilah murid menjadi 5 atau 8 orang per kelompok dan
suruhlah mereka saling membicarakan jawabannya. Tujuannya adalah untuk
saling menghayati keunikan dirinya. Selanjutnya dapat diberi pertanyaan secara
terbuka.
2) Tingkat kreativitas kedua, ditandai oleh adanya pemetaan masalah dengan
mencari pemecahan masalah secara teratur (organized). Misalnya, “Lima hari
sekolah” dapat dipetakan dalam kelompok masalah dan bagaimana perlakukan
subjek terhadap masalah tersebut. Kemudian, guru dapat memberikan beberapa
pertanyaan yang menuntut pemikiran evaluatif atau aneh seperti persamaan dan
perbedaan raksasa dan orang kerdil.
3) Tingkat kreativitas ketiga, dengan mengadakan perumusan masalah
berdasarkan asumsi tertentu, seperti mencari berbagai informasi tentang hal
tertentu, analisis desain yang sistemik serta meramalkan sesuatu (hipotesis),
membuktikan kebenaran suatu ramalan, dan membuat projek mandiri tentang
topik tersebut. Selanjutnya, dapat dibuka berbagai pusat kegiatan, misalnya pusat
sains dan pusat pengembangan pengabdian pada masyarakat.
Selanjutnya disambung dengan ciri khas layanan yang sesuai dengan kebutuhan
anak berbakat berdasarkan Modul 3 Karakteristik dan Pendidikan Anak Berbakat,
oleh Astati sebagai berikut Adaptasi lingkungan belajar
Hampir semua usaha mengadaptasi lingkungan belajar dirancang untuk membawa
anak-anak berbakat bersama-sama dengan teman seusianya dalam jangka waktu
tertentu. Ada beberapa alasan dalam mengadaptasi lingkungan belajar, yaitu (a)
untuk memberi kesempatan anak berbakat dalam berinteraksi dengan teman yang
seusia, (b) untuk memudahkan guru dalam mengajar karena berkurangnya
keanekaragaman siswa, dan (c) untuk menempatkan siswa berbakat dengan
pengajar yang yang mempunyai keahlian khusus dalam menangani anak berbakat.
Sehubungan dengan adaptasi lingkungan belajar ini Gallagher, dkk. (1983) dalam
modul 3 Karakteristik dan Pendidikan Anak Berbakat, oleh Astati mengemukakan
ada beberapa cara sebagai berikut.
24
akselerasi, pengayaan). Mereka tetap berada dalam lingkungan sekolah yang sama
dengan anak normal. Ia bergaul dengan anak normal pada jam istirahat, upacara,
dan pada pelajaran-pelajaran yang tidak merupakan keunggulan anak berbakat. Di
kelas khusus ia mendapat layanan dari guru yang telah terlatih dalam bidang
keberbakatan.
f) Sekolah khusus, siswa berbakat menerima pengajaran di sekolah khusus dengan
staf guru yang dilatih secara khusus.
Contohnya, anak berbakat ditempatkan di sekolah khusus tanpa ada teman sebaya
yang normal. Anak berbakat disediakan kurikulum khusus, alat, metode khusus
dan guru khusus yang sesuai dengan keunggulannya. Model ini memisahkan anak
berbakat dari pergaulan dengan anak normal sebayanya sehingga sosialisasi
mereka kurang berkembang.
Pengembangan bakat atau kreatifitas menurut gerak tubuh ini terdapat di
penelitian beberapa orang, di antaranya seperti Pengembangan Kreatifitas
Keberbakatan Di Paud Griya Bermain Pangkalpinang Bangka yang dilakukan
oleh Puri Handayani, 2017:83-96. Yang hasilnya menunjukan bahwa Kreatifitas
dan keberbakatan merupakan dua hal yang sangat penting dan berpengaruh
terhadap kesuksesan seseorang. Anak yang mempunyai kreatifitas, pasti anak
tersebut menyimpan (sejumlah) bakat. Tetapi orang yang berbakat belum tentu
memiliki kreatifitas. Antara bakat dan kreatifitas, terutama pada diri anak tak bisa
dipisahkan. Keduanya patut diolahtumbuhkan secara maksimal dengan semangat
yang sama, sebab diantara keduanya secara substansial saling menunjang.
Terlebih kalau dikaitkan dengan puisi Dorothy di atas, sungguh kedalaman dan
kearifan kita mencermati, mengolah, dan mengawal pertumbuhan bakat pada diri
anak-anak merupakan keniscayaan. Tidak boleh diabaikan. Adapun
Pengembangan kreativitas keberbakatan di PAUD Griya Bermain Pangkalpinang
Bangka meliputi: Identifikasi kreatifitas keberbakatan anak di sekolah yang di
peroleh dari informasi yang disampaikan oleh orang tua, proses belajar dan
pembalajaran anak di sekolah, informasi dari anak yang bersangkutan dan
informasi dari teman sebayanya. Belum terlaksananya identifikasi tahap
“screening” . Kemudian untuk mengembangkan kreativitas keberbakatan anak di
26
1. Kendala Historis
Shallcros menyebut sebagai contoh didunia barat, kehidupan pada abad
victoria tidak memberikan banyak kebebasan untuk perilaku termasuk
pemikiran anggota masyarakatnya. Sehubungan dengan ini timbul
pertanyaan, sejauh mana masyarakat dan kebudayaan indonesia saat ini
mampu membuat iklim yang kondusif untuk pengembangan kreatifitas, atau
kendala apakah, jika ada, menghambat produktifitas kreatif masyarakat
indonesia, dibandingkan dengan zaman kolonial belanda selama tiga abad dan
jepang selama tiga tahun.
2. Kendala Biologis
Dari sudut tinjau biologis, bebrapa pakar menekankan bahwa kemampuan
kreatif merupakan ciri herediter, sementara pakar lainya percaya bahwa
lingkungan lah menjadi faktor penentu utama. Harus diakui bahwa gen yang
diwarisi berperan dalam menentukan batas – batas intelegensi, tetapi sering
dalam hal intelegensi kreatif, hereditas lebih banyak digumakan sebagai
alasan dari pada merupakan kenyataan.
3. Kendala Fisiologis
Seseorang dapat mengalami kendala vali karena terjadi kerusakan otak karena
penyakit atau kecelakaan. Atau seseorang menyandang salah satu ketunaan
fisik yang menghambatnya untuk megungkapkan kreatifitasnya.
4. Kendala Sosiologis
Lingkunagn sosial mempunyai dampak terhadap ungkapan kreatif kita. Setiap
masyarakat memliki nilai, norma dan tradisi tertentu, kegiatan, minat dan
perilaku kolektif sering anggota masyarakat menganggap perilaku yang
menyimpang dari norma sebagai tindakan tertulis atau tidak tertulis.
Penyimpangan dari perilaku kelompok dapat mengakibatkan hukuuman atau
pengucilan. Perilaku unik, saran – saran perubahan dapat dianggap subversif
dan mengancam stabilitas dan keamanan yang diperoleh dari afiliasii
kelompok (shallcross, 1985).
28
5. Kendala Psikologis
Merupakan kendala yang paling utama dan penting mendapat perhatian
pendidik ialah kendala psikologis terhadap perilaku kreatif. Kendala dapat
dirumuskan sebagai faktor atau keadaan yang membatasi, menghalangi atau
mencegah pencapaian sasaran ( kamus besar bahasa indonesia, departemen
pendidikan dan kebudayaan, 1988), dalam hal ini menghambat perilaku
kreatif. kendala yang dikemukakan sampai sekarang, sebagian besar termasuk
faktor eksternal banyak diantaranya digunakan alasan untuk tidak kreatif.
Dalam kenyataan, beberapa orang meyakinkan dirinya bahwa faktor eksternal
menyebabkan mereka tidak mempunyai kesempatan untuk mengembangkan
kreatifitasnya.
6. Kendala Diri Sendiri
Faktor – faktor internal yang dapat menghambat kinerja kreatif individu.