Anda di halaman 1dari 11

Om Swastyastu

Nama Kelompok :
Ni Komang Ira Yunita Apsari
Ni Kadek Devi Ariyanti
Ni Made Ratniawati
Luh De Novitariani
Ni Made Ariska
Pembahasan
• Populasi Resiko Tinggi :
• Pekerja sex komersial
• Komunitas gay dan biseksual
• Praktisi Kesehatan
• Lesbian dan biseksual Narapidana
 Pekerja Sex Komersial

• Pekerja seks komersial atau biasa disebut PSK merupakan istilah untuk pelacur yang
berkaitan erat dengan masalah stigma, dimana stigma sendiri berkaitan dengan
pehamaman, pemaknaan dan penerimaan dari sebuah istilah maupun perilaku. PSK
merupakan bagian dari kegiatan seks di luar pernikahan yang ditandai oleh kepuasan dari
beberapa pria dan perilaku tersebut dilakukan untuk mendapatkan uang sekaligus
dijadikan sebagai sumber pendapatan (Koentjoro, 2004).
• PSK memiliki 3 tipe seperti yang dijelaskan oleh Noeleen Heyzer (dalam Suyanto, 2004),
yaitu :
 Tipe pertama adalah mereka yang bekerja sendiri tanpa melalui calo,
 tipe yang kedua adalah PSK yang terikat dengan calo dan memiliki struktur yang hierarkis
dan
 tipe ketiga adalah PSK yang berada di bawah sebuah lembaga atau organisasi.
• Menjadi seorang PSK memiliki resiko yang tinggi terinfeksi IMS. Seperti yang dijelaskan oleh
Kementrian Kesehatan Indonesia pada tahun 2015 patogen yang menyebabkan IMS ditularkan
dari individu yang memiliki resiko tinggi dengan angka infeksi yang tinggi dan kekerapan
berganti-ganti pasangan seksual (Kemenkes RI, 2015). Jenis penyakit yang termasuk dalam IMS
adalah gonore, klamidiosis (infeksi klamidia), limfogranuloma venerum, sifilis, chancroid (ulkus
mole), granuloma inguinale (donovanosis), infeksi HIV/AIDS, herpes genitalis, kutil kelamin,
hepatitis virus, moluskum kontagiosum, trikomoniasis, kandidiasis, pedikulosis pubis, scabies
(Kemenkes RI, 2015). Untuk mencegah menyebarnya patogen yang menyebabkan IMS, mereka
yang bekerja sebagai seorang PSK harus memiliki cara untuk melindungi diri sendiri ataupun
orang lain yang menggunakan jasa mereka dari penularan IMS.

Herpes Genitalia
 Komunitas Gay dan
Biseksual
• Keberadaan kaum LGBT kian meresahkan masyarakat dengan seringnya menunjukkan eksistensi mereka di publik lewat
media sosial hingga kampanye yang menyerukan pengakuan atas diri mereka secara terbuka. Selain itu saat ini banyak
bermunculan Komunitas-Komunitas LGBT seperti Komunitas Suara Kita dan Komunitas Arus Pelangi. Sebagai suatu
kelompok minoritas di tengah masyarakat anggota LGBT seringkali menggunakan simbol-simbol tertentu untuk
berkomunikasi kepada sesama anggota LGBT.
•Saya (wartawan) melakukan studi ini dari Juli 2020 hingga Januari 2021, mengumpulkan data (unggahan, penjelasan
unggahan (caption), video, dll) dari berbagai media sosial seperti TikTok, Instagram dan Twitter. Saya (wartawan) juga
mewawancarai 10 orang gay.
•Saya(wartawan) menemukan bahwa komunitas gay telah mengembangkan strategi di media sosial untuk melawan stigma.
Strategi tersebut terbagi dalam empat kategori:
1. literasi tentang gay
2. gerakan sosial
3. pengungkapan orientasi
4. berbagi keintiman.
 Praktisi Kesehatan LGBT
• Dampak kesehatan yang dialami kelompok Lesbian Gay Biseksual Transgender (LGBT), saat
terkena penyakit kelamin membuat banyak orang di dalam kelompok ini ingin sembuh. Saat
datang ke dokter, para pasien rata-rata datang sudah dalam keadaan sakit parah.
• “Banyak sekali yang ingin sembuh, karena mereka juga enggak nyaman,” kata Dokter Spesialis
Kulit dan Kelamin Universitas Indonesia (UI), Dewi Inong Irana dalam Diskusi kajian LGBT
dalam Perspektif Keilmuan di Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, Jumat 26 Februari 2016.
• Dewi menuturkan, pasien yang datang kepadanya tidak selalu datang dalam keadaan sudah
berhubungan seks dengan sesama jenis, akan tetapi banyak pula pasien dalam tahap ketertarikan
awal sudah ingin berobat.
• Dewi membenarkan, jika fenomena ini menyebar lantaran gaya hidup dan pergaulan. Jika sudah
melakukan hubungan sesama jenis, lanjutnya, usaha untuk terlepas dari kecanduan akan sulit.
• Menurut Dewi, pasien yang datang kepadanya beberapa kali bahkan waria kelas tinggi (high
class). Rata-rata mereka terjun ke dunia gelap itu karena didorong faktor sosial ekonomi.
 Praktisi Kesehatan HIV/Aids
• Kasus HIV/AIDS di Indonesia terus meningkat. UNAIDS menyebut, jumlahnya dua kali lipat lebih tinggi dari
data yang dirilis Kementerian Kesehatan, yaitu mencapai 690.000 orang.
• Praktisi Kesehatan Teddy Hiadayat Dr Sp KJ (K) mengatakan, pada 2007 ditemukan 2.947 kasus, kemudian
naik pada 2009 menjadi 17.699 kasus. HIV/AIDS kembali naik pada 2017 ditemukan 242.699 kasus HIV dan
87.453 AIDS (P2P Kemenkes RI). Namun pada periode yang sama, UNAIDS menyebut terdapat 690.000
kasus.
• Menurut dia, banyak faktor yang menyebabkan kasus HIV/AIDA terus meningkat. Salah satunya di banyak
negara, pengobatan ARV akan menurunkan infeksi baru HIV (treatment is prevention) dan juga masih
banyak Pekerja Sex Komersial yang dibiarkan berkeliaran. Namun, di Indonesia meski telah diperkuat
dengan Permenkes No 21/2013 angka infeksi baru HIV terus meningkat.
 Lesbian Biseksual Narapidana
• Perilaku seksual menyimpang adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat dengan lawan jenis
maupun dengan sesama jenis. Seksual adalah kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Apabila tidak
terpenuhi nya kebutuhan biologis para narapidana di dapatkan banyak narapidana di Lembaga
Pemasyarakatan  yang melakukan perilaku seksual tidak normal,contohnya seperti onani. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui pengaruh orientasi seksual yang menyimpang di lembaga pemasyarakatan.
Hubungan seksual digambarkan sebagai dua wanita yang tertarik satu sama lain, melakukan hubungan
seperti sepasang kekasih atau biasa disebut LGBT . LGBT ( lesbian, gay, biseksual, dan transgender) .
Istilah LGBT muncul pada tahun 1990-an awalnya digunakan untuk menggantikan istilah komunitas gay .
Sejak ditemukan istilah LGBT, komunitas ini tidak mewakili gay saja, tetapi juga lesbian, biseksual, serta
transgender. Orientasi seksual akan memicu perilaku seksual yang menyimpang, jadi jika bagian tubuh yang
tidak digunakan dengan semestinya bisa mengalami gangguan kesehatan dan masalah penyakit yang
menular. Jadi, meskipun dengan orientasi yang menyimpang, sebenarnya seseorang masih bisa terhindar
dari berbagai macam penyakit, asalkan menjalani kehidupan seksual yang sehat. Namun pada dasarnya
pilihan tersebut kembali pada masing-masing individu.
• Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Kemenkumham berencana memisahkan
narapidana yang terindikasi lesbian, gay, biseksual, transgender (LGBT) ke kamar isolasi.
Kamar yang dimaksud ialah kamar untuk napi yang sakit fisik maupun psikis. "Apabila
ditemukan penyimpangan seksual baik oleh narapidana pria atau narapidana perempuan, maka
langkah yang diambil adalah pertama memisahkan narapidana yang LGBT dari narapidana
normal dengan menempatkan di kamar isolasi, yaitu kamar hunian untuk narapidana sakit
baik medis maupun psikis," kata Kepala Bagian Humas Ditjen PAS Kemenkum HAM Ade
Kusmanto, saat dihubungi, Kamis (11/7/2019).

Penjara penuh narapidana

Lesbian
Om Swastyastu

Anda mungkin juga menyukai