Anda di halaman 1dari 2

DINAS KESEHATAN KOTA METRO

PUSKESMAS TEJO AGUNG


Jl. A. Yani Gg. Belimbing No. 2 Tejo Agung
Kecamatan Metro Timur

LAPORAN PERJALANAN DINAS

Kepada : Kepala Puskesmas Tejo Agung


Dari : drg.Villia Utami
Tanggal : 20 Oktober 2017
Perihal : Laporan kegiatan Pelatihan Intervensi Penurunan Stigma dan Diskriminasi
ODHA dalam pelayanan kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

I. DASAR PELAKSANAAN
Surat Perintah Tugas No. ,Tanggal Oktober 2017

II. TUJUAN
Agar peserta pelatihan mampu berperan sebagai pelaksana kegiatan intervensi
penurunan stigma dan diskriminasi ODHA dalam pelayanan kesehatan di fasilitas
pelayanan kesehatan

III. PESERTA
Konselor/pengelola program HIV AIDS Puskesmas, Klinik dan RS se-Kota Metro

IV. HASIL KEGIATAN


- Pelatihan berlangsung pada tanggal 16-20 Oktober 2017 di Aula Puskesmas Ganjar
Agung Metro Barat
- Pemateri dari Dinkes Kota Metro, KPA (Komisi Penanggulangan AIDS) Kota Metro,
dan Dinkes Provinsi Lampung

- Materi Pelatihan adalah sbb:


a. Epidemi HIV AIDS Global dan Regional:
 Jumlah ODHA tahun 2012 menurut laporan UNAIDS total 34 juta jiwa, 50%
pada perempuan dan pada anak < 15 tahun sebanyak 2,1 juta jiwa. Setiap
hari di dunia orang muda terinfeksi HIV setiap 15 detik, dan hampir 1800 bayi
per hari lahir telah terinfeksi HIV.
 Pada lingkup regional, dari bulan Januari sampai dengan Desember 2014
jumlah kasus HIV yang dilaporkan sebanyak 32.711 orang, dan jumlah AIDS
sebanyak 5494 orang. Persentase HIV tertinggi pada kelompok umur 25-49
tahun, sementara AIDS tertinggi pada kelompok 30-39 tahun.Rasio HIV
antara laki-laki dan perempuan adalah 1:1, dan rasio AIDS 2:1. Persentase
faktor resiko tertinggi pada HIV dan AIDS adalah pada heteroseksual.
 Dari data jumlah infeksi HIV di Indonesia yang dilaporkan menurut faktor
resiko, infeksi HIV pada kelompok LSL meningkat terus menerus dari tahun
2010 sampai dengan 2014.
b. Kebijakan pengendalian HIV AIDS.
Upaya pengendalian HIV AIDS pada dasarnya untuk mencapai 3 Zeros yaitu
zero new infection (menurunnya kasus baru serendah mungkin), zero AIDS
related death (menurunnya angka kematian AIDS), dan zero stigma and
discrimination (menurunnya tingkat stigma dan diskriminasi serendah mungkin),
dan peningkatan kualitas hidup ODHA.
c. Context Building (membangun pemahaman).
Pada materi ini dipaparkan pemahaman pentingnya intervensi HIV pada LSL dan
waria melalui pesan Sekjen PBB tentang diskriminasi dan kekerasan yang terkait
SOGI; rekomendasi WHO; dan Yogyakarta Principle. Dipaparkan juga penjelasan
tentang SOGIEB (Sexual orientation, Gender Identity, Gender Expression and
Bodily/ Orientasi Seksual, Identitas Gender, Ekspresi Gender dan Otoritas
Tubuh). Tujuan Context Building agar Peserta mampu memahami konteks
pelayanan HIV bagi LSL dan waria
d. Intervensi lingkungan untuk mendukung program pengendalian HIV bagi LSL dan
waria di Fasyankes.
e. Intervensi penurunan stigma dan diskriminasi terhadap LSL dan waria di
fasyankes
- Pada hari ke-3 pelatihan, pemateri dari Dinkes Provinsi mengikutsertakan 2 orang
tamu waria dari komunitas gay Bandar Lampung yang membantu penjelasan
SOGIEB lebih dalam dan menceritakan pengalaman tentang stigma dan diskriminasi
dari sudut pandang LSL/waria.
- Setelah mengikuti pelatihan tersebut, peserta diharapkan memiliki kompetensi
melaksanakan program intervensi penurunan stigma dan diskriminasi terhadap
ODHA, LSL dan Waria

V. PENUTUP
Demikian laporan kami, mohon arahan selanjutnya. Atas perhatian dan perkenannya
diucapkan terima kasih

Pembuat Laporan

drg.Villia Utami
NIP. 198411272015022001

Anda mungkin juga menyukai