Oleh:
1
Kata pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
berkat rahmat dan karunia Nya makalah ini dapat selesai pada waktunya. Makalah
tentang macam – macam penyimpangan seksual disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah psikososial dalam keperawatan yang bertujuan untuk memahami
tentang macam macam peyimpangan seksual
2
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................................... 4
Pendahuluan ................................................................................................................ 4
1. 1. Latar Belakang .......................................................................................................... 4
1. 2. Rumusan Masalah .................................................................................................... 4
1. 3. Tujuan ........................................................................................................................... 4
BAB II .............................................................................................................................. 5
Pembahasan ................................................................................................................. 5
2. 1. Pengertian Penyimpangan Sosial ................................................................. 5
2. 2. Seksual Menurut Para Ahli ............................................................................... 5
2. 3. Penyebab Penyimpangan Seksual ................................................................ 6
2. 4. Macam – Macam Penyimpangan Seksual .................................................. 7
2. 5. Upaya Pencegahan Penyimpangan Seksual ..........................................10
Penutup ........................................................................................................................ 12
Kesimpulan ................................................................................................................. 12
3.1 Saran ..................................................................................................................................12
3
BAB I
Pendahuluan
1. 1. Latar Belakang
Penyimpangan seksual merupakan fenomena kompleks dalam masyarakat
yang melibatkan berbagai perilaku atau kecenderungan seksual yang dianggap
tidak sesuai dengan norma-norma sosial dan budaya yang berlaku. Fenomena ini
telah menjadi topik diskusi yang penting dalam bidang psikologi, sosiologi, dan
hukum.
Penyimpangan seksual tidak hanya mempengaruhi individu yang terlibat,
tetapi juga dapat memiliki dampak luas pada masyarakat secara keseluruhan. Oleh
karena itu, memahami berbagai macam penyimpangan seksual menjadi krusial
dalam upaya untuk memahami dan mengatasi masalah ini.
1. 2. Rumusan Masalah
1. 3. Tujuan
4
BAB II
Pembahasan
2. 1. Pengertian Penyimpangan Sosial
Parafilia atau penyimpangan seksual adalah istilah yang disepakati para ahli dalam
panduan diagnosis gangguan psikologis Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders (DSM). Namun, penyimpangan seksual berbeda dengan gangguan atau
kelainan seksual. Pasalnya, tidak semua kasus parafilia bisa sampai menyebabkan
perilaku ekstrem yang mengganggu atau membahayakan diri sendiri maupun orang
lain. Suatu penyimpangan seksual (parafilia) akan dikategorikan sebagai kelainan
seksual atau paraphilic disorder ketika kondisi ini menimbulkan gangguan pada
individu yang mengalaminya. Bahkan, kondisi tersebut juga berisiko membahayakan
orang lain, terutama untuk perilaku seksual menyimpang yang non konsensual (tanpa
persetujuan seksual). Kedua hal tersebut yang menjadi penentu apakah suatu
penyimpangan seksual (parafilia) tergolong sebagai kelainan seksual (paraphilic
disorder) atau tidak. Penyimpangan seksual yang termasuk gangguan psikologis mulai
dikatakan sebagai penyakit apabila gairah seksual yang timbul karena paraphilic
disorder terjadi dengan intens dan terjadi secara terus menerus, selain itu adanya
gangguan stres yang mengakibatkan gangguan dalam kegiatan yang berhubungan
dengan sosial atau kemungkinan untuk membahayakan orang lain (anak kecil
contohnya).
5
2. 3. Penyebab Penyimpangan Seksual
Seorang ahli bernama Kartono Kartini berpendapat bahwa ada empat sebab yang bisa
menjadikan seseorang memiliki kelainan seksual. Keempat sebab-sebab tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Faktor Keturunan Faktor genetis ini dapat dikatakan sebagai penyebab
penyimpangan seksual yang paling jarang ditemui kasusnya. Contohnya karena
kekurangan hormon laki-laki (testosteron) yang kemudian menjadikannya
seorang perempuan, atau sebaliknya perempuan yang kekurangan hormon
perempuan (estrogen) yang menjadikannya seorang laki-laki. Namun, kasus
yang disebabkan oleh faktor genetik hanya sebagian kecil saja. Namun biasanya
hormon ini digunakan untuk orang-orang yang merasa dirinya terjebak di
dalam tubuh yang salah, sehingga mencoba mengubah tampilan dengan cara
menyuntikkan hormon testosteron agar terlihat lebih maskulin atau dengan
menyuntikkan hormon estrogen agar terlihat lebih feminin.
2. Kejadian – Kejadian Yang Berasosiasi Dengan Awal Tingkah Laku Seksual Pada
Usia Pubertas Dan Adolesensi Jika disebabkan oleh kejadian-kejadian seksual
pada usia pubertas. Biasanya ini terjadi jika seseorang pernah menjadi korban
dari pelaku penyimpangan seksual. Korban dari pelaku penyimpangan ini lah
yang sekarang mulai banyak di masyarakat. Karena dengan adanya banyak
korban maka akan bertambah banyak lagi penderitanya, karena penyebaran
perilaku menyimpang yaitu dari korban-korban yang pernah menjadi korban,
hal itu membuat para korbannya trauma dan tak jarang akhirnya korban
menjadi salah satu pelaku penyimpangan seksual. Maka jika sudah begitu,
pengobatannya dapat dilakukan terapi pada ahli psikologi dan mengganti atau
pindah dari lingkungan yang buruk maka itu.
3. Pengalaman - Pengalaman Anak Pada Usia Kanak - Kanak Yang Sangat Muda
(Tahun - Tahun Awal Perkembangannya Selanjutnya ada pengalaman-
pengalaman anak pada usia kanak-kanak yang sangat muda. Pada usia kanak-
kanak memang sang anak sangat rentan terhadap semua perilaku menyimpang
yang ada. Karena pada usia kanak-kanak, seorang anak dapat lebih terpengaruh
oleh pengalaman-pengalaman ia alami, ia juga masih dengan mudah ditipu oleh
orang lain dan tak bisa melawan jika ia mendapatkan perlakuan yang tidak
senonoh. Pada usia tahun-tahun awal perkembangannya sang anak akan selalu
mengingat apa yang pernah terjadi dengannya, apa lagi kenangan atau ingatan
yang paling buruklah yang biasanya lebih diingat di pikiran anak.
4. Proses Belajar Pada Perkembangan Anak – Anak Terakhir ada proses belajar
secara umum selama masa kanak-kanak. Pada masa kanak-kanak, anak banyak
belajar hal hal yang baru dihidupnya. Tak semua yang ia lihat dapat
dimengerti, maka dari itu di situlah muncul peranan orang tua bagi sang anak.
Untuk mendidik dan mengarahkan sang anak ke jalan yang benar.
Namun, tak semua orang tua tahu bahwa ada beberapa hal yang mungkin terdengar
biasa di telinga orang dewasa tetapi ternyata jika dilakukan dapat berdampak buruk
pada sang anak. Contohnya banyak orang tua yang menganggap mengganti pakaian
anak disembarang tempat sah-sah saja karena masih kecil, padahal walaupun sang
anak masih kecil ia harus dididik untuk tidak sembarang mengganti pakaian. Sejak kecil
anak harus diajarkan rasa malu jika mengganti pakaian di mana saja dan di depan siapa
saja. Jika sembarangan mengganti pakaian maka akan memicu berkurangnya rasa malu
sang anak, dan yang lebih dikhawatirkan lagi akan terus berlanjut hingga ia dewas
6
2. 4. Macam – Macam Penyimpangan Seksual
7
parsial autoerotik. Dengan aktivitas ini, seseorang menggunakan tali, jerat, atau
kantong plastik untuk menginduksi keadaan asfiksia (gangguan pernapasan)
pada titik orgasme. Meski bertujuan meningkatkan orgasme, tapi terkadang
aktivitas masokisme asfiksiofilia ini bisa menyebabkan kematian yang tidak
disengaja.
9. Incest Hubungan sedarah alias incest adalah sistem perkawinan atau hubungan
seksual antar dua individu yang terkait erat secara genetik atau garis keluarga,
di mana kedua individu yang terlibat dalam perkawinan ini membawa alel yang
8
berasal dari satu nenek moyang.
11. Necrofilia Nama nekrofilia diambil dari bahasa Yunani “necros” yang berarti
mayat, dan “philia” yang berarti cinta. Nekrofilia adalah jenis penyimpangan
seksual yang membuat pengidapnya menikmati berhubungan intim dengan
mayat.
13. Sodomi Sodomi merupakan salah satu bentuk pelecehan seksual yang cukup
marak terjadi di masyarakat. Dampaknya pun dapat memengaruhi fisik maupun
psikologis korbannya dalam jangka panjang. Oleh karena itu, setiap pelaku
sodomi perlu mendapatkan hukuman yang setimpal. Sodomi adalah pelecehan
seksual yang dilakukan dengan memasukkan penis ke dalam anus. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sodomi dapat diartikan sebagai tindakan
pencabulan antara sesama jenis, biasanya antar pria, atau dengan binatang.
Tindakan pelecehan ini memberikan trauma mendalam dan dampak jangka
panjang bagi korbannya. Namun, banyak korban yang takut melaporkan kasus
sodomi yang mereka alami. Padahal, perbuatan sodomi merupakan salah satu
kejahatan asusila dan pelakunya dapat dijerat hukuman yang berat.
9
perempuan. Ketertarikan memakai pakaian lawan jenis bisa diwujudkan dalam
bentuk fantasi, keinginan, dan perilaku seksual menyimpang. Meskipun bisa
menimbulkan gangguan psikologis dan disfungsi sosial, sebagian besar kasus
transvestisme tidak berbahaya atau mengarah pada kelainan seksual.
Ketika kecil mereka menjadi korban, ketika besar mereka menjadi pelaku
tindakan yang menyimpang. Untuk mencegah agar tidak muncul perilaku seksual yang
menyimpang, apalagi menjadi predator seksual, yang dibutuhkan tak pelak ialah
langkah-langkah yang sifatnya preventif. Artinya, fokus penanganan seyogianya bukan
pada upaya penanganan setelah anak terlanjur tumbuh besar dan berpotensi menjadi
pelaku tindakan seksual yang menyimpang.
Dalam keluarga, pengawasan orang tua merupakan kunci ter penting untuk
10
memastikan perkembangan psikologis anak dapat tumbuh secara wajar. Namun, ketika
ancaman berasal dari orang tua, pelibatan keluarga besar untuk melakukan
pengawasan dan memberikan perlindungan kepada anak menjadi sangat penting.
Studi yang dilakukan Dervishi et al (2017) menemukan bahwa risiko
munculnya perilaku yang menyimpang mau tidak mau memang harus dilacak pada
pengalaman masa lalu, terutama masa kanak-kanak. Dengan memahami dan berempati
pada arti penting proses tumbuh kembang anak, peluang mencegah terjadinya praktik
perilaku seksual yang menyimpang akan lebih mungkin dilakukan.
11
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Penyimpangan seksual yang termasuk gangguan psikologis mulai dikatakan
sebagai penyakit apabila gairah seksual yang timbul karena paraphilic disorder
terjadi dengan intens dan terjadi secara terus menerus, selain itu adanya gangguan
stres yang mengakibatkan gangguan dalam kegiatan yang berhubungan dengan
sosial atau kemungkinan untuk membahayakan orang lain (anak kecil contohnya)
3.1 Saran
Untuk dapat memahami tentang Peran Perawat dalam Pemeriksaan
Penunjang Laboratorium memahami materi-materi dari sumber keilmuan yang
ada (buku, internet, dan lain-lain) kita harus dapat mengkaitkan materi- materi
tersebut dengan kehidupan kita sehari-hari, agar lebih mudah untuk paham dan akan
selalu diingat. Selain itu, dengan adanya makalah ini diharapkan untuk kedepan agar
bisa bermanfaat untuk referensi pelajaran dan bisa lebih menyempurnakan makalah
ini
12
DAFTAR PUSAKA
13