Anda di halaman 1dari 37

Pengertian Seks Dan Seksualitas

Quote:

Sebelum menjelaskan apa itu dorongan seksual, sangat penting bagi kita untuk memahami lebih
dalam mengenai pengertian seks dan seksualitas, karena sering kali, dua pengertian tersebut
digunakan secara salah kaprah dalam kehidupan sehari-hari.

Seks adalah perbedaan badani atau biologis perempuan dan laki-laki, yang sering disebut jenis
kelamin (Ing: sex). Sedangkan seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang sangat luas, yaitu
dimensi biologis, sosial, psikologis, dan kultural.

Seksualitas dari dimensi biologis berkaitan dengan organ reproduksi dan alat kelamin, termasuk
bagaimana menjaga kesehatan dan memfungsikan secara optimal organ reproduksi dan dorongan
seksual.

Seksualitas dari dimensi psikologis erat kaitannya dengan bagaimana menjalankan fungsi
sebagai makhluk seksual, identitas peran atau jenis, serta bagaimana dinamika aspek-aspek
psikologis (kognisi, emosi, motivasi, perilaku) terhadap seksualitas itu sendiri.

Dari dimensi sosial, seksualitas dilihat pada bagaimana seksualitas muncul dalam hubungan
antar manusia, bagaimana pengaruh lingkungan dalam membentuk pandangan tentang
seksualitas yang akhirnya membentuk perilaku seksual.

Dimensi kultural menunjukkan perilaku seks menjadi bagian dari budaya yang ada di masyarakat

Apa itu Dorongan Seksual?


Dorongan seksual adalah keinginan untuk mendapatkan kepuasan secara seksual yang diperoleh
dengan perilaku seksual. Hal yang wajar pada remaja muncul dorongan seksual karena ketika
memasuki usia pubertas, dorongan seksual akan muncul dalam diri seseorang.

Saat puber, organ-organ reproduksi sudah mulai berfungsi, hormon-hormon seksualnya juga
mulai berfungsi. Hormon-hormon inilah yang menyebabkan munculnya dorongan seksual, yaitu
hormon esterogen dan progesteron pada perempuan, serta hormon testosteron pada laki-laki.

Hal yang perlu diperhatikan adalah ketika dorongan seksual muncul tidak diimbangi dengan
pemahaman terhadap hal-hal yang berkaitan dengan perilaku seksual.

Tidak ada perbedaan antara dorongan seksual yang dimiliki laki-laki dan perempuan. Tidak ada
yang lebih tinggi. Walaupun di masyarakat muncul kepercayaan bahwa dorongan seksual pada
laki-laki lebih besar dibandingkan perempuan, hal tersebut sebetulnya disebabkan oleh budaya
yang mengijinkan laki-laki untuk lebih ekspresif (termasuk dalam hal seksualitas), sementara
perempuan dilarang untuk menunjukkan ketertarikan seksualnya di depan banyak orang.

Apa itu Perilaku Seksual?


Perilaku seksual seringkali dimaknai salah oleh banyak orang dengan hubungan seksual. Perilaku
seksual ditanggapi sebagai sesuatu hal yang melulu “negatif”. Padahal tidak demikian halnya.
Perilaku seksual merupakan perilaku yang didasari oleh dorongan seksual atau kegiatan untuk
mendapatkan kesenangan organ seksual melalui berbagai perilaku. Perilaku seksual tersebut
sangat luas sifatnya, mulai dari berdandan, mejeng, ngerling, merayu, menggoda hingga aktifitas
dan hubungan seksual.

Hubungan seksual adalah kontak seksual yang dilakukan berpasangan dengan lawan jenis atau
sesama jenis. Contohnya: pegangan tangan, cium kering, cium basah, petting, intercourse dan
lain-lain.

Perilaku seksual merupakan hasil interaksi antara kepribadian dengan lingkungan di sekitarnya.
Berikut beberapa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perilaku seksual:

1. Perspektif Biologis, perubahan biologis yang terjadi pada masa pubertas dan pengaktifan
hormon dapat menimbulkan perilaku seksual.
2. Pengaruh Orang Tua, kurangnya komunikasi secara terbuka antara orang tua dengan remaja
dalam masalah seputar seksual dapat memperkuat munculnya penimpangan perilaku seksual
3. Pengaruh Teman Sebaya, pada masa remaja, pengaruh teman sebaya sangat kuat sehingga
munculnya penyimpangan perilaku seksual dikaitkan dengan norma kelompok sebaya
4. Perspektif Akademik, remaja dengan prestasi rendah dan tahap aspirasi yang rendah
cenderung lebih sering memunculkan aktivitas seksual dibandingkan remaja dengan prestasi
yang baik di sekolahnya
5. Perspektif Sosial Kognitif, kemampuan sosial kognitif diasosiasikan dengan pengambilan
keputusan yang menyediakan pemahaman perilaku seksual di kalangan remaja. Remaja yang
mampu mengambil keputusan secara tepat berdasarkan nilai-nilai yang dianutnya dapat lebih
menampilkan perilaku seksual yang lebih sehat.
(pkbidiy/seksualitasco)

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
.
Faktor – faktor yang mempengaruhi seksualitas

A. Faktor – faktor yang mempengaruhi seksualitas

a. Faktor fisik

Klien dapat mengalami penurunan keinginan seksual karena alasan fisik. Aktivitas seksual

dapat menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan.bahkan hanya membahayakan bahwa seks dapat

menyakitkan sudah menurun keinginan seks.

b. Faktor hubungan

Masalah dalam hubungan dapat mengalihkan perhatian seseorang dari keinginan seks. Setelah

hubungan kemesraan telah memudar, pasangan mungkin mendapati bahwa meraka dihadapkan

pada perbedaan yang sangat besar dalam nilai atau perbedaan yang sangat besar dalam nilai atau

gaya hidup mereka.

c. Gaya hidup

Faktor gaya hidup, seperti pengguna atau penyalah gunaan alkohol atau tidak punya waktu

untuk mencurahkan perasaan dalam berhubungan, dapat mempengaruhi keinginan seksual.

Dahulu perilaku seksual yang dikait kan dengan, terutama dalam periklanan, alkohol dapat

menyebabkan rasa sejahtera atau gairah palsu dalam tahap awal seks. Namun demikian, banyak

bukti sekarang ini menunjukkan bahwa efek negatif alkohol terhadap seksualitas jauh melebihi

euforia yang mungkin dihasilkan pada awalnya.

d. Harga diri

Tingkat harga diri pasien juga dapat menyebabkan konflik yang menyebabkan seksualitas.

Jika harga diri seksualitas tidak dipelihara dengan mengembangkan perasaan yangkuat tentang
seksual diri dan dengan mempelajari keterampilan seksual, seksualitan mungkin menyebabkan

perasaan negatif atau menyebabkan tekanan perasaan seksual.

e. Budaya

Seksualitas diatur oleh budaya individu. Sikap masyarakat sangat bervarias, misalnya sikap

terkait permainan seksual pada masa kanak-kanak dengan jenis kelamin berbeda.

f. Nilai keagamaan

Agama mempengaruhi ekspresi seksual. Agama memberi pedoman untuk perilaku seksual

dan situasi yang dapat diterima untuk perilaku tersebut, perilaku seksual yang dilarang dan

konsekwensi melanggar peraturan seksual.

g. Etika personal

Meskipun etika integral dengan agama, pemikiran etik dan pendekatan etik terhadap

seksualitas dapat dipandang secara terpisahdari agama. Banyak individu dan kelompok

mengembangkan kode pelaksanaan tertylus atau tidak tertulis berdasarkan pada prisip etik.

h. Status kesehatan

Pikiran, tubuh dan emosi yang sehat sangat penting untuk kesejahteraan seksual . Banyak

faktor kesehatn yang dapat menganggu ekspresi seksualitas seseorng, yang umum di temui

seperti pasien yang dengan penyakit jantung seringkali mengali kecemasan aktivitas seksualitas

hingga dapat menyebabkan mereka membatasi atau menghindari aktivitas seksual.

i. Medikasi

Banyak obat memiliki efek samping yang dapat mempengaruhi fungsi seksual. Sebagai

contoh, obat anti depresan dapat memperlambat ejakulasi. Hal ini dapat menjadi maslah bagi pria

yang menemukan dirinya tiba-tiba tidak mampu ejakulasi . akan tetapi, apabila pria mengalami

ejakulasi dini, obat anti deoresan adapat digunaknuntuk mengobati maslah ini.
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

Nov

16

ASKEP SEKSUALITAS

SEKSUALITAS
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia

Dosen Pengampu : Irdawati, S.Kep, Ns, M.Si.Med

DISUSUN OLEH :

1. AHMAD TRI SETIAWAN (J200140056)

2. UMI FADHILATUL KHOIRIYAH (J200140069)


3. ENDANG TRI KURNIANINGSIH (J200140071)

4. NATALIA KRISTANTI (J200140074)

5. MUHAMMAD HANIF FARUQ (J200140077)

6. WINDA PRADITYA (J200140084)

7. MUHAMAD ANNIS (J200140088)

8. AULIA MARWAH (J200140078)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

KATA PENGANTAR

DenganmengucapkansyukurAlhamdulillahirabbil’alamin kami panjatkankehadirat Allah SWT,


kami telahmenyelesaikanmakalah yang berjudul“Seksualitas“

Makalahinidibuatuntukmemenuhitugasmatakuliah Kebutuhan Dasar Manusia.Harapan kami


semogamakalahinibisabermanfaatdanmenjadikanreferensibagikita.

Akhirnya,sesuaipepatah“tiadagading yang takretak” kami mengharapkan saran dankritik,


khususnyadariteman-teman, ibudosen, danpembaca yang
budiman.Karenakebenarandankesempurnaanhanya Allah SWT lahYangPunyadanMahakuasa.

Surakarta, 2 Desember 2014


Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seksualitasmerupakanbagianbagianpentingidentitasindividu.Seksadalahintisiapakita,
kesejahteraanemosikita, dankualitashidupkita.Semua orang
memilikipotensiuntukmengalamiseksualitassecarapositifdanmengkekspresikanseksualitasmerekadengan
senang.Klientidakmeninggalkanseksualitasmerekaketikamerekamemasuki system perawatankesehatan.
Dalampendekatanholistikterhadapperawatankesehatanklien,semuiaaspeksalingberionteraksi.
Olehkarenaitu, seksualitasmempengaruhidandipengaruhiolehaspekbiologis, psikologis, sopsiologis,
budaya, dan spiritual manusia.Kebutuhan
Perawat harus mempunyai pemahaman yang memadai tentang seksualitas, karena seksualitas dan
fungsi seksual merupakan aspek kesehatan dan kesejahteraan, keduanya menjadi bagian asuhan
keperwatan dan perlu dikaji. Sehingga perawat dapat memberikan edukasi(pengetahuan) kepada pasien
dengan tepat ketika melayani masyarakat di Instansi pelayanan kesehatan. Berdasarkan hal tersebut,
maka kelompok akan menganalisa dan membahas tentang seksualitas agar perawat dapat
menggunakan suatu kerangka kerja dalam asuhan keperawatan kepada pasien berdasarkan teori ini,
sehingga pada akhirnya perawat diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan berdasarkan pada suatu teori keperawatan.
B. RumusanMasalah

Adapunrumusanmasalah yang kami angkatuntuk di bahaspadamakalahkami iniadalahsebagaiberikut


:

1. Apa definisi seksualitas dan perkembangannya?


2. Apa saja gangguan dan penyakit dari seksualitas??
3. Bagaimana penatalaksanaan medis dan keperawatan dalam menangani masalah yang berkaitan dengan
seksualitas?

C. Tujuan Penyusunan

Adapuntujuan yang ingindicapaidaripenyusunanmakalah kami iniantara lain sebagaiberikut:

1. Untuk menginformasikan pengertian seksualitas dan perkembangannya.

2. Untuk menginformasikan gangguan dan penyakit dari seksualitas.

3. Untuk meningkatkanpengetahuantentangpenatalaksanaan medis dan keperawatan dalam menangani


masalah yang berkaitan dengan seksualitas.
BAB II

TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Seksualitas

mber : Barbara,Kozier,dkk.2010.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,Proses,& Praktik.Jakarta:EGC.


p://www.slideshare.net/argatjacharvhenh/6-bab-iv-pembahasan
Seksualitas merupakan bagian penting identitas individu. Seksualitas berperan penting dalam
mengembangkan identitas diri, hubungan interpersonal, keintiman, dan cinta. Seksualitas mencakup
bagaimana yang anda rasakan mengenai tubuh anda, ketertarikan anda terhadap aktivitas seksual,
kebutuhan anda akan sentuahan, kemampuan untuk mengkomunikasikan kebutuhan seksual anda
terhadap pasangan, dan kemauan anda untuk terlibat dalam aktivitas seksual yang memuaskan.
Ellison(dalam Barbara,dkk.,2010:464)

Seksualitas yaituenergipsikis yang ikutmendorongmanusiauntukaktifbertingkahlaku. Tidakhanyaberbuat


di bidangsekssaja, yaitumelakukanrelasiseksualataubersenggama/berhubunganbadan,
akantetapijugamelakukankegiatan-kegiatannonseksualsepertiberprestasi di
berbagaibidangilmupengetahuan.Sigmun Freud (dalam Kartono, 2007:221)

B. Perkembangan Seksualitas

mber : Barbara,Kozier,dkk.2010.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,Proses,& Praktik.Jakarta:EGC.


1. Bayi (Lahir hingga 18 bulan)
Mendapat penetapan gender sebagai wanita atau pria. Membedakan diri sendiri dari oranglain secara
bertahap. Genitalia eksternal sensitif terhadap sentuhan. Bayi pria memiliki ereksi penis; bayi wanita
memiliki lubrikasi vagina.
2. Todler (1-3 tahun )
Identitas gender terus berkembang. Ia mampu mengidentifikasi gender diri sendiri.
3. Pra sekolah (4-5 tahun)
Mulai mengeksplorasi bagian tubuhnya dan bagian tubuh teman bermainnya. Belajar mengoreksi nama-
nama untuk setiap bagian tubuh. Belajar mengontrol perasaan dan perilaku. Memfokuskan pada
orangtua dengan jenis kelamin yang berbeda.
4. Usia sekolah (6-12 Tahun)
Memiliki identitas yang kuat dengan orangtua,dengan jenis kelamin yang sama. Cenderung memiliki
teman-teman dengan jenis kelamin yang sama. Semakin sadar akan diri sendiri. Menerapkan kesopanan
dan keinginan akan privasi. Terus melanjutkan perilaku yang menstimulasi diri sendiri. Belajar peran dan
konsep gendernya sendiri sebagai bagian dari konsep dirinya secara total. Pada usia sekitar 8-9 tahun
menjadi perhatian terhadap perilaku seks spesifik dan seringkali mendekati orangtua dengan perhatian
eksprisif mengenai seksualkitas dan reproduksi.
5. Remaja (12-18 tahun)
Karakteristik seks primer dan sekunder berkembang, yang menuntut informasi informasi mengenai
perubahan tubuh. Biasanya terjadi menarke. Mengembangkan hubungan dengan pasangan yang
diminati. Pada remaja pria sering kali terjadi masturbasi. Mungkin berpartisipasi dalam aktivitas seksual.
Pada masa ini,semua remaja ingin mengetahui tentang perilaku seksual, tetapi seringkali sulit
mendiskusikan masalah ini dengan orang tua mereka. Perawat, sekolah, dan keluarga perlu memberi
informasi akurat. Selama pengkajian keperawatan, remaja hars ditanya langsung mengenai apa yang
mereka ketahui mengenai seks, kontrasepsi, dan reproduksi. Terkadang banyak informasi yang
diperoleh remaja didasarkan pada mitos, dan jika ada sedikit fakta. Perawat harus membahas informasi
faktual mengenai seks, tindakan seksual, dan konsekuensinya, hak individu untuk membuat keputusan
mengenai cara mengekspresikan seksualitas dirinya sendiri dan tanggung jawab setiap orang terkait
aktivitas seksual.
6. Dewasa muda(18-40 tahun)
Pada masa dewasa muda, banyak orang mulai membentuk hubungan intim dengan implikasi jangka
panjang. Hubungan ini dapat dalam bentuk kencan, tinggal bersama, dan perkawinan. Mengembangkan
gaya hidup dan nilai diri sendiri. Banyak pasangan berbagi kewajiban keuangan dantugas rumah tangga.
7. Dewasa Menengah (40-65 tahun)
Selama masa dewasa menengah baik pria maupun wanita mengalami penurunan produksi hormon,
menyebabkan klikakterium, biasanya disebut menopause pada wanita. Kejadian seringkali memengaruhi
konsep diri seksual, citra tubuh, dan identitas seksual individu. Masa klimakerum pada pria tidak terlalu
dramatis jika dibandingan dengan masa klimakterum pada wanita, peubahannya lebih bertahap.
Sebagian besar ahli menyatakan bahwa tidak ada masa klimakterum sejati pada pria, tetapi penurunan
hasrat seksual priadihubungkan dengan penurunan kekuatan fisik dan penuaan semua jaringan tubuh.
Meskipun kadar testosteron menurun seiring usia, kemampuan bagi pria untuk tetap subur dapat terus
berlangsung hingga usia lanjut.
8. Lansia (65 tahun keatas)
Lansia dapat mendefinisikan seksualitas secara jauh lebih luas dan mencakup dalam definisi mereka hal-
hal, seperti sentuhan pelukan, sikap tubuh yang romantis ( misalnya : memberi atau menerima bunga
mawar), kenyamanan, kehangatan, berpakaian, kesenangan, spiritualitas dan kecantikan. Ketertarikan
pada aktivitas seksual tidak menghilang pada orang lanjut usia. Akan tetapi, bagi pria diperlukan lebih
banyak waktu untuk mencapai ereksi untuk ejakulasi; volume cairan ejakulasi berkurang; dan intensitas
kontraksi dengan orgasme dapat menurun. Periode refraktori setelah orgasme lebih lama. Bagi wanita
lansia terdapat kemungkinan terjadinya nyeri selama aktivitas seksual dan hubungan seksual
(dispareunia).
C. Gangguan pada Seksualitas

mber : Alimul,Aziz.2013.Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan.Jakarta Selatan:Salemba
Medika.
1. Pedofilia adalah kepuasan seksual yang dicapai dengan menggunakan objek anak-anak. Penyimpangan
ini ditandai dengan adanya fantasi berhubungan seksual dengan anak dibawah usia pubertas.
2. Eksibisionisme adalah kepuasan yang dicapai dengancara mempertontonkan alat kelaminnyadidepan
umum.
3. Fetitisme adalah kepuasan seksual yang dicapai dengan menggunakan benda seks sepatu, pakaian
dalam,stocking, dan lain-lain. Disfungsi ini merupakan eksperimen seksual yang normal.
4. Transvestisme adalah kepuasan seksual yang dilakukan dengan cara memakai pakaian lawan jenisdan
melakukan peran seks yang berlawanan. Misalnya pria yang senang memakai pakaian dalam wanita.
5. Transeksualisme adalah disfungsi seksual yang ditandai dengan perasaan tidak senang terhadap alat
kelaminnya, sehingga ada keinginan untuk berganti jenis kelamin.
6. Veyorisme/skopofilia adalah kepuasan seksual yang dicapai dengan melihat kelamin orang lain.
7. Masokisme adalah kepuasan seksual yang dicapai dengan adalah kepuasan seksual yang dicapai dengan
kekerasan/disakiti terlebih dahulu secara fisik atau psikologis.
8. Sadisme merupakan lawan dari masokisme yaitu kepuasan seksual yang dicapai dengan menyakiti
obyeknya. Hal ini dapat disebabkan karena perkosaan dan pendidikan yang salah.
9. Homoseksual dan lesbianisme yaitu adanya ketertarikan secara fisik maupun emosi kepada sesama
jenis.
10. Zoofilia adalah kepuasan seksual yang dicapai dengan menggunakan objek binatang.
11. Sodomi adalah kepuasan seksual yang dicapai dengan hubungan seks melalui anus.
12. Nekropilia adalah kepuasan seksual yang dicapai dengan menggunakan objek mayat.

D. Tanda-TandaKlinis Penyakit Menular Seksual

mber : Barbara,Kozier,dkk.2010.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,Proses,& Praktik.Jakarta:EGC

Gangguan PRIA WANITA

Gonore Nyerisaatberkemih,uretritis,denganrabascair Dapatasimptomatik


danputih,yangdapatmenjadipurulen. ;ataurobasdanseringberkemihdapatterjadi.

Sifilis Syanker,biasanyapada glans Syankerpadaserviksatau area genital


penis,yangtidaknyeridansembuhdalam 4-6 lain,yangsembuhdalam 4-6
minggu ; gejalasekunder,yaituerupsikulit, minggu;gejalanyasamasepertipadapria.
demamringan,
imflamasikelenjargetahbening-dalam 6
mingguhingga 6 bulansetelahsyankersembuh

Kulit Infeksidisebabkanolehhuman papilloma virus Strain HPV


Genital (HVP). Lesitunggalataukelompoklesitumbuh tertentudikaitkandengankankerserviks.
(Kondilom di atasataupadaprepusium,Pada meatus Tampakdibagiandasarpintuvagina,padaperi
aakuminat eksterna,ataupada glands penis. Pada area neum,bibirvagina,dindingdalamvagina,dan
a) kulit yang kering,lesikerasdankuningkeabu- serviks.
abuan. Pada area yang
lembab,lesimerahmudaataumerahdanlembu
tdenganpenampilansepertibungakol.

UretritisKla Seringberkemih;rabasuretracairdanmukoid Umumnyapembawa; rabasvagina,disuria


midia ,seringberkemih

Trikomoni Sedikitgatal;lembappadabagianataspenis;sed Gataldankemerahanpadavulvadankulit di


asis ikitrabasuretrapadapagiharibanyakpriaasimp bagiandalampaha; rabas vagina
tomatik. cairberbusa,danbanyak

Kandidiasis Gatal,iritasi,rabas,plak,padamateri yang Vulva


sepertikejudibawahprepusium kemerahandanekskoriasi;gatalintenspadaj
aringan vagina dan vulva;
rabasputih,ebal,sepertikejuatausepertidadi
h

AIDS Gejaladapatmunculkapansajadaribeberapab Gejaladapatmunculkapansajadaribeberapa


ulansampaibeberapatahunsetelahterkena bulansampaibeberapatahunsetelahterkena
virus. Individu yang virus. Individu yang
terinfeksimengalamipenurunanimunitasterh terinfeksimengalamipenurunanimunitaster
adappenyakit lain. hadappenyakit lain.
Gejalanyameliputigejalaberikut ; Gejalanyameliputigejalaberikut ;
tanpaadapenjelasan lain keringatmalam yang tanpaadapenjelasan lain keringatmalam
banyakdanmenetap (persisten); yang banyakdanmenetap (persisten);
keletihaekstrem,penurunanberatbadandrasti keletihaekstrem,penurunanberatbadandra
c;pembesarankelenjargetahbeningdileher,ak stic;pembesarankelenjargetahbeningdileh
sila, er,aksila,
atauinguinal,diarepersisten;ruamkulit;pengli atauinguinal,diarepersisten;ruamkulit;pen
hatankaburatausakitkepalakronis;batukkerin glihatankaburatausakitkepalakronis;batukk
g yang kasar;lapisanputihkeabu-abuan yang ering yang kasar;lapisanputihkeabu-abuan
tebaldisekitarlidahatautenggorok. yang tebaldisekitarlidahatautenggorok.
Herpes Herpes primer mencakupadanyaluka yang Herpes primer mencakupadanyaluka yang
genitalis,h nyeriatauvesikula yang besar dandiskret nyeriatauvesikula yang besar dandiskret
erpessimpl yang menetapselamaberminggu-minggu; yang menetapselamaberminggu-minggu;
eks di area rupture vesikula. Herpes rupture vesikula. Herpes
genital berulangterasagatal,bukannyeri,gataliniterja berulangterasagatal,bukannyeri,gataliniter
diselamabberapa jam hingga 10 hari jadiselamabberapa jam hingga 10 hari

E. PenatalaksanaanKeperawatanpada Sifilis

1. Pengertian Sifilis
mber : Wilkinson,Judith M, dan Ahern,Nancy R.2012.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA, NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 1.Yogyakarta:MediAction Publishing.

lkinson,Judith M, dan Ahern,Nancy R.2012.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA, NIC-
NOC Edisi Revisi Jilid 2.Yogyakarta:MediAction Publishing.

Sifilis adalah penyakit infeksi yang disebabkan Treponema palllidum,sangat kronik dan bersifat sistemik.
Pada perjalanannya dapat menyerang hampir semua tubuh, dapat menyerupai banyak penyakit,
mempunyai masa laten, dan dapat ditularkan dari ibu ke janin. (Djuanda Adhi, 2010)

2. Angka kejadian
Sumber : http://segerwarase.blogspot.com/2013/10/obat-sifilis.html

Kejadian penyakit sifilis di Amerika Serikat terdapat lebih dari 36.000 kasus sifilis pada tahun 2010,
termasuk 9.756 kasus sifilis primer dan sekunder. Sebagian besar kasus tersebut terjadi pada pasien
berusia 20 sampai 39 tahun. Insiden sifilis pada wanita tertinggi pada usia 20 sampai 24 tahun dan pada
laki-laki 35 sampai 39 tahun. Sementara kasus sifilis kongenital pada bayi baru lahir meningkat dari 2009
sampai 2010, dari 339 kasus baru yang dilaporkan pada tahun 2009 menjadi 349 kasus pada tahun 2010.
Pada tahun 2010 tercatat 64% dari kasus sifilis dilaporkan terjadi pada pria yang berhubungan seks
dengan pria (World Health Organization, 2010). Menurut Kementrian Kesehatan RI (2012) melalui
Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) bahwa pada tahun 2011 mendapatkan angka kejadian
sifilis di Indonesia diderita oleh waria sebesar 25%, pekerja seks langsung sebesar 10%, pria yang
berhubungan seks sesama pria sebesar 10%, pekerja seks tidak langsung sebesar 3% dan narapidana
sebesar 3%.

Jika tidak diobati, angka mortalitas mencapai 8% hingga 58%, dengan angka kematian lebih tinggi ada
laki-laki. Keparahan gejala sifilis berkurang selama abad ke-19 dan 20, sebagian karena semakin
banyaknya ketersediaan pengobatan efektif dan karena penurunan virulens dari spirochaete.] Dengan
pengobatan dini, komplikasi lebih sedikit. Sifilis meningkatkan risiko penularan HIV dua hingga lima kali,
dan infeksi lainnya juga banyak terjadi (30–60% jumlahnya di pusat kota)

a) Pengkajian
1) Pengkajian identitas klien
 Pasien (diisilengkap)

Nama

Umur

JenisKelamin

Status Perkawinan

Agama

Pendidikan

Pekerjaan

Alamat

TglMasuk Rumah sakit

 PenanggungJawab (diisilengkap)

Nama

Umur

JenisKelamin

Agama

Pendidikan

Pekerjaan

Alamat
2) Pengkajian riwayat kesehatan klien
 Keluhanutama

 Riwayatkesehatansekarang

 Riwayatkesehatan yang lalu

 Riwayatkesehatankeluarga

3) Pemeriksaan fisik
 Keadaanumum

 Genitalia

 Tanda Vital ( tekanandarah, nadi, respirasi, suhu)

4) Pengkajian 11 Fungsional Gordon


1. Polapersepsikesehatanmanajemenkesehatan

2. Polanutrisimetabolik

3. Polaeliminasi

4. Polaaktivaslatihan

5. Polaistirahattidur

6. Polakognitifpersepsi

7. Polapersepsidiridankonsepdiri

8. Polaperanhubugan

9. Polareproduksidanseksualitas

10. Polakopingdantoleransi stress

11. Polanilaidankepercayaan

5) Tinjau literatur dan diskusi dengan tenaga kesehatan lain.

b) Diagnosa Keperawatan
umber : Wiley,John, Sons.2012.Nanda International Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-
2014.Jakarta:EGC

Carpenito, Lynda Juall.1998.Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis.Jakarta:EGC.

Diagnosa keperawatan Seksualitas

1. Perubahan Pola Seksualitas


Disfungsi Seksual
Definisi : Kondisi yang ditandai dengan individu mengalami perubahan fungsi seksual selama fase
respons seksual hasrat, terangsang, dan/ orgasme, yang dipandang tidak memuaskan, tidak berharga
atau tidak adekuat.
 Berhubungan dengan stres
 Berhubungan dengan efek penyakit akut atau kronis
 Berhubungan dengan perubahan atau kehilangan bagian tubuh
 Berhubungan dengan perubahan pranatal dan pasca partum
 Berhubungan dengan rasa takut hamil dan atau penyakit hubungan seksual(PHS).
2. Batasan Karakteristik
 Keterbatasan aktual akibat penyakit.
 Keterbatasan aktual akibat terapi.
 Keterbatasan dalam mencapai persepsi peran seks.
 Perubahan dalam mencapai kepuasan seksual.
 Perubahan minat terhadap diri sendiri.
 Ketidakmampuan mencapai kepuasan yang diharapkan.
 Persepsi perubahan pada rangsangan seksual.
 Persepsi defisiensi hasrat seksual.
 Persepsi keterbatasan akibat penyakit.
 Persepsi keterbatasan akibat terapi.
 Mencari konfirmasi tentang kemampuan mencapai hasrat seksual.
 Mengungkapkan masalah.
3. Faktor-faktor yang berhubungan
 Ketiadaan model peran.
 Perubahan funsi dan struktur tubuh.
 Perubahan biopsikososial seksualitas
 Defisiensi pengetahuan.
 Kurang privasi.
 Penganiayaan fisik.
 Kurang orang terdekat.
Dari kasus tersebut, didapatkandiagnosa keperawatan yaitu Perubahan Pola Seksualitasberhubungan
dengan Penyakit Hubungan Seksual (PHS).

c) Intervensi Keperawatan
mber : Carpenito, Lynda Juall.1998.Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis.Jakarta:EGC.

bara,Kozier,dkk.2010.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,Proses,& Praktik.Jakarta:EGC

Wilkinson,Judith M, dan Ahern,Nancy R.2012.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA, NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 1.Yogyakarta:MediAction Publishing.

Wilkinson,Judith M, dan Ahern,Nancy R.2012.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA, NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 2.Yogyakarta:MediAction Publishing

1. Berikanpendidikan(edukasi)kesehatanseksual. anjurkan untuk menunda aktivitas seksual.

2. Berikan rujukan pada tenaga kesehatan yang menangani terapi radiasi.


3. Kolaborasi dengan dokter  pemberian obat.
Penatalaksanaan Medis

Sumber :Carpenito, Lynda Juall.1998.Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis.Jakarta:EGC.

Wilkinson,Judith M, dan Ahern,Nancy R.2012.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA, NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 2.Yogyakarta:MediAction Publishing

Farmakologi :

 Diberikan antibiotik penisilin (paling efektif), bagi yang alergi diberikan tetrasiklin atau eritromisin(tidak
boleh diberikan pada wanitahamil,menyusui, dan anak-anak) atau doksisiklin.
 Lama pengobatan: 15 hari bagi stadium 1 dan stadium 2, dan 30 hari untuk stadium laten.
Non-farmakologi

 Terapi radiasi

d) Tujuan
mber : Barbara,Kozier,dkk.2010.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,Proses,& Praktik.Jakarta:EGC.

Tujuan yang diharapkan dari tindakan keperawatan yaitu :


1. Memulihkan, atau meningkatkan kesehatan seksual.
2. Meningkatkan pengetahuan mengenai seksualitas dan kesehatan seksual.
3. Mencegah terjadinya atau penyebaran penyakit menular seksual.
4. Meningkatkan kepuasan dalam tingkat fungsi seksual.

e) Implementasi
Perawat melakukan tindakan keperawatan yang diidentifikasi dalam intervensi keperawatan.

f) Evaluasi
Evaluasi akan mecakup SOAP yaitu Subjektif, Objektif, Assesment, Planning. Apabila dalam Assesment
masalah sudah teratasi maka dalam Planning, intervensi keperawatan dihentikan, bila teratasi sebagian
maka intervensi keperawatan dilakukan kembali dengan melakukan tindakan yang diperlukan, apabila
belum teratasi maka intervensi keperawatan dilanjutkan dengan tindakan ulang sama seperti
sebelumnya demi tercapainya tujuan keperawatan.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Seksualitas mencakup bagaimana yang anda rasakan mengenai tubuh anda, ketertarikan anda
terhadap aktivitas seksual, kebutuhan anda akan sentuhan, kemampuan untuk mengkomunikasikan
kebutuhan seksual anda terhadap pasangan, dan kemauan anda untuk terlibat dalam aktivitas seksual
yang memuaskan. Tidak hanya berbuat di bidang seks saja, yaitu melakukan relasi seksual atau
bersenggama/berhubungan badan, akan tetapi juga melakukan kegiatan-kegiatan nonseksual seperti
berprestasi di berbagai bidang ilmu pengetahuan. Perkembangan seksualitas dimulai dari bayi lahir,
sampai individu itu meninggal. Gangguan pada seksualitas meliputi pedofilia,eksibisionisme, fetitisme,
transvestisme, transeksualisme dan lainnya. Penyakit pada seksualitas meliputi : sifilis, gonore,
urethritis, klamidia,trikomoniasis, AIDS, herpesgenitalis, dan lainnya. Penatalaksanaan keperawatan
dilakukan melalui tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, tujuan,
implementasi, dan evaluasi. Penatalaksanaan medis dapat dilakukan dengan farmakologi, dan non-
farmakologi.

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall.1998.Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis.Jakarta:EGC.

Barbara,Kozier,dkk.2010.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,Proses,& Praktik.Jakarta:EGC.

Wiley,John, Sons.2012.Nanda International Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-


2014.Jakarta:EGC
Alimul,A Aziz.2013.Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan.Jakarta Selatan:Salemba
Medika.

Wilkinson,Judith M, dan Ahern,Nancy R.2012.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA, NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 1.Yogyakarta:MediAction Publishing.

Wilkinson,Judith M, dan Ahern,Nancy R.2012.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA, NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 2.Yogyakarta:MediAction Publishing.

Diposting 16th November 2015 oleh Endang Trikurnia

Tambahkan komentar

Nov

16

ASKEP SEKSUALITAS

SEKSUALITAS
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia

Dosen Pengampu : Irdawati, S.Kep, Ns, M.Si.Med


DISUSUN OLEH :

1. AHMAD TRI SETIAWAN (J200140056)

2. UMI FADHILATUL KHOIRIYAH (J200140069)

3. ENDANG TRI KURNIANINGSIH (J200140071)

4. NATALIA KRISTANTI (J200140074)

5. MUHAMMAD HANIF FARUQ (J200140077)

6. WINDA PRADITYA (J200140084)

7. MUHAMAD ANNIS (J200140088)

8. AULIA MARWAH (J200140078)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014
KATA PENGANTAR

DenganmengucapkansyukurAlhamdulillahirabbil’alamin kami panjatkankehadirat Allah SWT,


kami telahmenyelesaikanmakalah yang berjudul“Seksualitas“

Makalahinidibuatuntukmemenuhitugasmatakuliah Kebutuhan Dasar Manusia.Harapan kami


semogamakalahinibisabermanfaatdanmenjadikanreferensibagikita.

Akhirnya,sesuaipepatah“tiadagading yang takretak” kami mengharapkan saran dankritik,


khususnyadariteman-teman, ibudosen, danpembaca yang
budiman.Karenakebenarandankesempurnaanhanya Allah SWT lahYangPunyadanMahakuasa.

Surakarta, 2 Desember 2014

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seksualitasmerupakanbagianbagianpentingidentitasindividu.Seksadalahintisiapakita,
kesejahteraanemosikita, dankualitashidupkita.Semua orang
memilikipotensiuntukmengalamiseksualitassecarapositifdanmengkekspresikanseksualitasmerekadengan
senang.Klientidakmeninggalkanseksualitasmerekaketikamerekamemasuki system perawatankesehatan.
Dalampendekatanholistikterhadapperawatankesehatanklien,semuiaaspeksalingberionteraksi.
Olehkarenaitu, seksualitasmempengaruhidandipengaruhiolehaspekbiologis, psikologis, sopsiologis,
budaya, dan spiritual manusia.Kebutuhan
Perawat harus mempunyai pemahaman yang memadai tentang seksualitas, karena seksualitas dan
fungsi seksual merupakan aspek kesehatan dan kesejahteraan, keduanya menjadi bagian asuhan
keperwatan dan perlu dikaji. Sehingga perawat dapat memberikan edukasi(pengetahuan) kepada pasien
dengan tepat ketika melayani masyarakat di Instansi pelayanan kesehatan. Berdasarkan hal tersebut,
maka kelompok akan menganalisa dan membahas tentang seksualitas agar perawat dapat
menggunakan suatu kerangka kerja dalam asuhan keperawatan kepada pasien berdasarkan teori ini,
sehingga pada akhirnya perawat diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan berdasarkan pada suatu teori keperawatan.
B. RumusanMasalah

Adapunrumusanmasalah yang kami angkatuntuk di bahaspadamakalahkami iniadalahsebagaiberikut


:

1. Apa definisi seksualitas dan perkembangannya?


2. Apa saja gangguan dan penyakit dari seksualitas??
3. Bagaimana penatalaksanaan medis dan keperawatan dalam menangani masalah yang berkaitan dengan
seksualitas?

C. Tujuan Penyusunan

Adapuntujuan yang ingindicapaidaripenyusunanmakalah kami iniantara lain sebagaiberikut:

1. Untuk menginformasikan pengertian seksualitas dan perkembangannya.

2. Untuk menginformasikan gangguan dan penyakit dari seksualitas.

3. Untuk meningkatkanpengetahuantentangpenatalaksanaan medis dan keperawatan dalam menangani


masalah yang berkaitan dengan seksualitas.
BAB II

TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Seksualitas
mber : Barbara,Kozier,dkk.2010.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,Proses,& Praktik.Jakarta:EGC.
p://www.slideshare.net/argatjacharvhenh/6-bab-iv-pembahasan
Seksualitas merupakan bagian penting identitas individu. Seksualitas berperan penting dalam
mengembangkan identitas diri, hubungan interpersonal, keintiman, dan cinta. Seksualitas mencakup
bagaimana yang anda rasakan mengenai tubuh anda, ketertarikan anda terhadap aktivitas seksual,
kebutuhan anda akan sentuahan, kemampuan untuk mengkomunikasikan kebutuhan seksual anda
terhadap pasangan, dan kemauan anda untuk terlibat dalam aktivitas seksual yang memuaskan.
Ellison(dalam Barbara,dkk.,2010:464)

Seksualitas yaituenergipsikis yang ikutmendorongmanusiauntukaktifbertingkahlaku. Tidakhanyaberbuat


di bidangsekssaja, yaitumelakukanrelasiseksualataubersenggama/berhubunganbadan,
akantetapijugamelakukankegiatan-kegiatannonseksualsepertiberprestasi di
berbagaibidangilmupengetahuan.Sigmun Freud (dalam Kartono, 2007:221)

B. Perkembangan Seksualitas

mber : Barbara,Kozier,dkk.2010.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,Proses,& Praktik.Jakarta:EGC.


1. Bayi (Lahir hingga 18 bulan)
Mendapat penetapan gender sebagai wanita atau pria. Membedakan diri sendiri dari oranglain secara
bertahap. Genitalia eksternal sensitif terhadap sentuhan. Bayi pria memiliki ereksi penis; bayi wanita
memiliki lubrikasi vagina.
2. Todler (1-3 tahun )
Identitas gender terus berkembang. Ia mampu mengidentifikasi gender diri sendiri.
3. Pra sekolah (4-5 tahun)
Mulai mengeksplorasi bagian tubuhnya dan bagian tubuh teman bermainnya. Belajar mengoreksi nama-
nama untuk setiap bagian tubuh. Belajar mengontrol perasaan dan perilaku. Memfokuskan pada
orangtua dengan jenis kelamin yang berbeda.
4. Usia sekolah (6-12 Tahun)
Memiliki identitas yang kuat dengan orangtua,dengan jenis kelamin yang sama. Cenderung memiliki
teman-teman dengan jenis kelamin yang sama. Semakin sadar akan diri sendiri. Menerapkan kesopanan
dan keinginan akan privasi. Terus melanjutkan perilaku yang menstimulasi diri sendiri. Belajar peran dan
konsep gendernya sendiri sebagai bagian dari konsep dirinya secara total. Pada usia sekitar 8-9 tahun
menjadi perhatian terhadap perilaku seks spesifik dan seringkali mendekati orangtua dengan perhatian
eksprisif mengenai seksualkitas dan reproduksi.
5. Remaja (12-18 tahun)
Karakteristik seks primer dan sekunder berkembang, yang menuntut informasi informasi mengenai
perubahan tubuh. Biasanya terjadi menarke. Mengembangkan hubungan dengan pasangan yang
diminati. Pada remaja pria sering kali terjadi masturbasi. Mungkin berpartisipasi dalam aktivitas seksual.
Pada masa ini,semua remaja ingin mengetahui tentang perilaku seksual, tetapi seringkali sulit
mendiskusikan masalah ini dengan orang tua mereka. Perawat, sekolah, dan keluarga perlu memberi
informasi akurat. Selama pengkajian keperawatan, remaja hars ditanya langsung mengenai apa yang
mereka ketahui mengenai seks, kontrasepsi, dan reproduksi. Terkadang banyak informasi yang
diperoleh remaja didasarkan pada mitos, dan jika ada sedikit fakta. Perawat harus membahas informasi
faktual mengenai seks, tindakan seksual, dan konsekuensinya, hak individu untuk membuat keputusan
mengenai cara mengekspresikan seksualitas dirinya sendiri dan tanggung jawab setiap orang terkait
aktivitas seksual.
6. Dewasa muda(18-40 tahun)
Pada masa dewasa muda, banyak orang mulai membentuk hubungan intim dengan implikasi jangka
panjang. Hubungan ini dapat dalam bentuk kencan, tinggal bersama, dan perkawinan. Mengembangkan
gaya hidup dan nilai diri sendiri. Banyak pasangan berbagi kewajiban keuangan dantugas rumah tangga.
7. Dewasa Menengah (40-65 tahun)
Selama masa dewasa menengah baik pria maupun wanita mengalami penurunan produksi hormon,
menyebabkan klikakterium, biasanya disebut menopause pada wanita. Kejadian seringkali memengaruhi
konsep diri seksual, citra tubuh, dan identitas seksual individu. Masa klimakerum pada pria tidak terlalu
dramatis jika dibandingan dengan masa klimakterum pada wanita, peubahannya lebih bertahap.
Sebagian besar ahli menyatakan bahwa tidak ada masa klimakterum sejati pada pria, tetapi penurunan
hasrat seksual priadihubungkan dengan penurunan kekuatan fisik dan penuaan semua jaringan tubuh.
Meskipun kadar testosteron menurun seiring usia, kemampuan bagi pria untuk tetap subur dapat terus
berlangsung hingga usia lanjut.
8. Lansia (65 tahun keatas)
Lansia dapat mendefinisikan seksualitas secara jauh lebih luas dan mencakup dalam definisi mereka hal-
hal, seperti sentuhan pelukan, sikap tubuh yang romantis ( misalnya : memberi atau menerima bunga
mawar), kenyamanan, kehangatan, berpakaian, kesenangan, spiritualitas dan kecantikan. Ketertarikan
pada aktivitas seksual tidak menghilang pada orang lanjut usia. Akan tetapi, bagi pria diperlukan lebih
banyak waktu untuk mencapai ereksi untuk ejakulasi; volume cairan ejakulasi berkurang; dan intensitas
kontraksi dengan orgasme dapat menurun. Periode refraktori setelah orgasme lebih lama. Bagi wanita
lansia terdapat kemungkinan terjadinya nyeri selama aktivitas seksual dan hubungan seksual
(dispareunia).
C. Gangguan pada Seksualitas

mber : Alimul,Aziz.2013.Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan.Jakarta Selatan:Salemba
Medika.
1. Pedofilia adalah kepuasan seksual yang dicapai dengan menggunakan objek anak-anak. Penyimpangan
ini ditandai dengan adanya fantasi berhubungan seksual dengan anak dibawah usia pubertas.
2. Eksibisionisme adalah kepuasan yang dicapai dengancara mempertontonkan alat kelaminnyadidepan
umum.
3. Fetitisme adalah kepuasan seksual yang dicapai dengan menggunakan benda seks sepatu, pakaian
dalam,stocking, dan lain-lain. Disfungsi ini merupakan eksperimen seksual yang normal.
4. Transvestisme adalah kepuasan seksual yang dilakukan dengan cara memakai pakaian lawan jenisdan
melakukan peran seks yang berlawanan. Misalnya pria yang senang memakai pakaian dalam wanita.
5. Transeksualisme adalah disfungsi seksual yang ditandai dengan perasaan tidak senang terhadap alat
kelaminnya, sehingga ada keinginan untuk berganti jenis kelamin.
6. Veyorisme/skopofilia adalah kepuasan seksual yang dicapai dengan melihat kelamin orang lain.
7. Masokisme adalah kepuasan seksual yang dicapai dengan adalah kepuasan seksual yang dicapai dengan
kekerasan/disakiti terlebih dahulu secara fisik atau psikologis.
8. Sadisme merupakan lawan dari masokisme yaitu kepuasan seksual yang dicapai dengan menyakiti
obyeknya. Hal ini dapat disebabkan karena perkosaan dan pendidikan yang salah.
9. Homoseksual dan lesbianisme yaitu adanya ketertarikan secara fisik maupun emosi kepada sesama
jenis.
10. Zoofilia adalah kepuasan seksual yang dicapai dengan menggunakan objek binatang.
11. Sodomi adalah kepuasan seksual yang dicapai dengan hubungan seks melalui anus.
12. Nekropilia adalah kepuasan seksual yang dicapai dengan menggunakan objek mayat.

D. Tanda-TandaKlinis Penyakit Menular Seksual

mber : Barbara,Kozier,dkk.2010.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,Proses,& Praktik.Jakarta:EGC

Gangguan PRIA WANITA

Gonore Nyerisaatberkemih,uretritis,denganrabascair Dapatasimptomatik


danputih,yangdapatmenjadipurulen. ;ataurobasdanseringberkemihdapatterjadi.

Sifilis Syanker,biasanyapada glans Syankerpadaserviksatau area genital


penis,yangtidaknyeridansembuhdalam 4-6 lain,yangsembuhdalam 4-6
minggu ; gejalasekunder,yaituerupsikulit, minggu;gejalanyasamasepertipadapria.
demamringan,
imflamasikelenjargetahbening-dalam 6
mingguhingga 6 bulansetelahsyankersembuh

Kulit Infeksidisebabkanolehhuman papilloma virus Strain HPV


Genital (HVP). Lesitunggalataukelompoklesitumbuh tertentudikaitkandengankankerserviks.
(Kondilom di atasataupadaprepusium,Pada meatus Tampakdibagiandasarpintuvagina,padaperi
aakuminat eksterna,ataupada glands penis. Pada area neum,bibirvagina,dindingdalamvagina,dan
a) kulit yang kering,lesikerasdankuningkeabu- serviks.
abuan. Pada area yang
lembab,lesimerahmudaataumerahdanlembu
tdenganpenampilansepertibungakol.

UretritisKla Seringberkemih;rabasuretracairdanmukoid Umumnyapembawa; rabasvagina,disuria


midia ,seringberkemih

Trikomoni Sedikitgatal;lembappadabagianataspenis;sed Gataldankemerahanpadavulvadankulit di


asis ikitrabasuretrapadapagiharibanyakpriaasimp bagiandalampaha; rabas vagina
tomatik. cairberbusa,danbanyak

Kandidiasis Gatal,iritasi,rabas,plak,padamateri yang Vulva


sepertikejudibawahprepusium kemerahandanekskoriasi;gatalintenspadaj
aringan vagina dan vulva;
rabasputih,ebal,sepertikejuatausepertidadi
h

AIDS Gejaladapatmunculkapansajadaribeberapab Gejaladapatmunculkapansajadaribeberapa


ulansampaibeberapatahunsetelahterkena bulansampaibeberapatahunsetelahterkena
virus. Individu yang virus. Individu yang
terinfeksimengalamipenurunanimunitasterh terinfeksimengalamipenurunanimunitaster
adappenyakit lain. hadappenyakit lain.
Gejalanyameliputigejalaberikut ; Gejalanyameliputigejalaberikut ;
tanpaadapenjelasan lain keringatmalam yang tanpaadapenjelasan lain keringatmalam
banyakdanmenetap (persisten); yang banyakdanmenetap (persisten);
keletihaekstrem,penurunanberatbadandrasti keletihaekstrem,penurunanberatbadandra
c;pembesarankelenjargetahbeningdileher,ak stic;pembesarankelenjargetahbeningdileh
sila, er,aksila,
atauinguinal,diarepersisten;ruamkulit;pengli atauinguinal,diarepersisten;ruamkulit;pen
hatankaburatausakitkepalakronis;batukkerin glihatankaburatausakitkepalakronis;batukk
g yang kasar;lapisanputihkeabu-abuan yang ering yang kasar;lapisanputihkeabu-abuan
tebaldisekitarlidahatautenggorok. yang tebaldisekitarlidahatautenggorok.

Herpes Herpes primer mencakupadanyaluka yang Herpes primer mencakupadanyaluka yang


genitalis,h nyeriatauvesikula yang besar dandiskret nyeriatauvesikula yang besar dandiskret
erpessimpl yang menetapselamaberminggu-minggu; yang menetapselamaberminggu-minggu;
eks di area rupture vesikula. Herpes rupture vesikula. Herpes
genital berulangterasagatal,bukannyeri,gataliniterja berulangterasagatal,bukannyeri,gataliniter
diselamabberapa jam hingga 10 hari jadiselamabberapa jam hingga 10 hari

E. PenatalaksanaanKeperawatanpada Sifilis

1. Pengertian Sifilis
mber : Wilkinson,Judith M, dan Ahern,Nancy R.2012.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA, NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 1.Yogyakarta:MediAction Publishing.

lkinson,Judith M, dan Ahern,Nancy R.2012.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA, NIC-
NOC Edisi Revisi Jilid 2.Yogyakarta:MediAction Publishing.

Sifilis adalah penyakit infeksi yang disebabkan Treponema palllidum,sangat kronik dan bersifat sistemik.
Pada perjalanannya dapat menyerang hampir semua tubuh, dapat menyerupai banyak penyakit,
mempunyai masa laten, dan dapat ditularkan dari ibu ke janin. (Djuanda Adhi, 2010)
2. Angka kejadian
Sumber : http://segerwarase.blogspot.com/2013/10/obat-sifilis.html

Kejadian penyakit sifilis di Amerika Serikat terdapat lebih dari 36.000 kasus sifilis pada tahun 2010,
termasuk 9.756 kasus sifilis primer dan sekunder. Sebagian besar kasus tersebut terjadi pada pasien
berusia 20 sampai 39 tahun. Insiden sifilis pada wanita tertinggi pada usia 20 sampai 24 tahun dan pada
laki-laki 35 sampai 39 tahun. Sementara kasus sifilis kongenital pada bayi baru lahir meningkat dari 2009
sampai 2010, dari 339 kasus baru yang dilaporkan pada tahun 2009 menjadi 349 kasus pada tahun 2010.
Pada tahun 2010 tercatat 64% dari kasus sifilis dilaporkan terjadi pada pria yang berhubungan seks
dengan pria (World Health Organization, 2010). Menurut Kementrian Kesehatan RI (2012) melalui
Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) bahwa pada tahun 2011 mendapatkan angka kejadian
sifilis di Indonesia diderita oleh waria sebesar 25%, pekerja seks langsung sebesar 10%, pria yang
berhubungan seks sesama pria sebesar 10%, pekerja seks tidak langsung sebesar 3% dan narapidana
sebesar 3%.

Jika tidak diobati, angka mortalitas mencapai 8% hingga 58%, dengan angka kematian lebih tinggi ada
laki-laki. Keparahan gejala sifilis berkurang selama abad ke-19 dan 20, sebagian karena semakin
banyaknya ketersediaan pengobatan efektif dan karena penurunan virulens dari spirochaete.] Dengan
pengobatan dini, komplikasi lebih sedikit. Sifilis meningkatkan risiko penularan HIV dua hingga lima kali,
dan infeksi lainnya juga banyak terjadi (30–60% jumlahnya di pusat kota)

a) Pengkajian
1) Pengkajian identitas klien
 Pasien (diisilengkap)

Nama

Umur

JenisKelamin

Status Perkawinan

Agama

Pendidikan

Pekerjaan

Alamat
TglMasuk Rumah sakit

 PenanggungJawab (diisilengkap)

Nama

Umur

JenisKelamin

Agama

Pendidikan

Pekerjaan

Alamat

2) Pengkajian riwayat kesehatan klien


 Keluhanutama

 Riwayatkesehatansekarang

 Riwayatkesehatan yang lalu

 Riwayatkesehatankeluarga

3) Pemeriksaan fisik
 Keadaanumum

 Genitalia

 Tanda Vital ( tekanandarah, nadi, respirasi, suhu)

4) Pengkajian 11 Fungsional Gordon


1. Polapersepsikesehatanmanajemenkesehatan

2. Polanutrisimetabolik

3. Polaeliminasi

4. Polaaktivaslatihan
5. Polaistirahattidur

6. Polakognitifpersepsi

7. Polapersepsidiridankonsepdiri

8. Polaperanhubugan

9. Polareproduksidanseksualitas

10. Polakopingdantoleransi stress

11. Polanilaidankepercayaan

5) Tinjau literatur dan diskusi dengan tenaga kesehatan lain.

b) Diagnosa Keperawatan
umber : Wiley,John, Sons.2012.Nanda International Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-
2014.Jakarta:EGC

Carpenito, Lynda Juall.1998.Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis.Jakarta:EGC.

Diagnosa keperawatan Seksualitas

1. Perubahan Pola Seksualitas


Disfungsi Seksual
Definisi : Kondisi yang ditandai dengan individu mengalami perubahan fungsi seksual selama fase
respons seksual hasrat, terangsang, dan/ orgasme, yang dipandang tidak memuaskan, tidak berharga
atau tidak adekuat.
 Berhubungan dengan stres
 Berhubungan dengan efek penyakit akut atau kronis
 Berhubungan dengan perubahan atau kehilangan bagian tubuh
 Berhubungan dengan perubahan pranatal dan pasca partum
 Berhubungan dengan rasa takut hamil dan atau penyakit hubungan seksual(PHS).
2. Batasan Karakteristik
 Keterbatasan aktual akibat penyakit.
 Keterbatasan aktual akibat terapi.
 Keterbatasan dalam mencapai persepsi peran seks.
 Perubahan dalam mencapai kepuasan seksual.
 Perubahan minat terhadap diri sendiri.
 Ketidakmampuan mencapai kepuasan yang diharapkan.
 Persepsi perubahan pada rangsangan seksual.
 Persepsi defisiensi hasrat seksual.
 Persepsi keterbatasan akibat penyakit.
 Persepsi keterbatasan akibat terapi.
 Mencari konfirmasi tentang kemampuan mencapai hasrat seksual.
 Mengungkapkan masalah.
3. Faktor-faktor yang berhubungan
 Ketiadaan model peran.
 Perubahan funsi dan struktur tubuh.
 Perubahan biopsikososial seksualitas
 Defisiensi pengetahuan.
 Kurang privasi.
 Penganiayaan fisik.
 Kurang orang terdekat.
Dari kasus tersebut, didapatkandiagnosa keperawatan yaitu Perubahan Pola Seksualitasberhubungan
dengan Penyakit Hubungan Seksual (PHS).

c) Intervensi Keperawatan
mber : Carpenito, Lynda Juall.1998.Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis.Jakarta:EGC.

bara,Kozier,dkk.2010.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,Proses,& Praktik.Jakarta:EGC

Wilkinson,Judith M, dan Ahern,Nancy R.2012.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA, NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 1.Yogyakarta:MediAction Publishing.

Wilkinson,Judith M, dan Ahern,Nancy R.2012.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA, NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 2.Yogyakarta:MediAction Publishing

1. Berikanpendidikan(edukasi)kesehatanseksual. anjurkan untuk menunda aktivitas seksual.

2. Berikan rujukan pada tenaga kesehatan yang menangani terapi radiasi.


3. Kolaborasi dengan dokter  pemberian obat.
Penatalaksanaan Medis

Sumber :Carpenito, Lynda Juall.1998.Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis.Jakarta:EGC.

Wilkinson,Judith M, dan Ahern,Nancy R.2012.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA, NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 2.Yogyakarta:MediAction Publishing

Farmakologi :

 Diberikan antibiotik penisilin (paling efektif), bagi yang alergi diberikan tetrasiklin atau eritromisin(tidak
boleh diberikan pada wanitahamil,menyusui, dan anak-anak) atau doksisiklin.
 Lama pengobatan: 15 hari bagi stadium 1 dan stadium 2, dan 30 hari untuk stadium laten.
Non-farmakologi

 Terapi radiasi
d) Tujuan
mber : Barbara,Kozier,dkk.2010.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,Proses,& Praktik.Jakarta:EGC.

Tujuan yang diharapkan dari tindakan keperawatan yaitu :


1. Memulihkan, atau meningkatkan kesehatan seksual.
2. Meningkatkan pengetahuan mengenai seksualitas dan kesehatan seksual.
3. Mencegah terjadinya atau penyebaran penyakit menular seksual.
4. Meningkatkan kepuasan dalam tingkat fungsi seksual.

e) Implementasi
Perawat melakukan tindakan keperawatan yang diidentifikasi dalam intervensi keperawatan.

f) Evaluasi
Evaluasi akan mecakup SOAP yaitu Subjektif, Objektif, Assesment, Planning. Apabila dalam Assesment
masalah sudah teratasi maka dalam Planning, intervensi keperawatan dihentikan, bila teratasi sebagian
maka intervensi keperawatan dilakukan kembali dengan melakukan tindakan yang diperlukan, apabila
belum teratasi maka intervensi keperawatan dilanjutkan dengan tindakan ulang sama seperti
sebelumnya demi tercapainya tujuan keperawatan.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Seksualitas mencakup bagaimana yang anda rasakan mengenai tubuh anda, ketertarikan anda
terhadap aktivitas seksual, kebutuhan anda akan sentuhan, kemampuan untuk mengkomunikasikan
kebutuhan seksual anda terhadap pasangan, dan kemauan anda untuk terlibat dalam aktivitas seksual
yang memuaskan. Tidak hanya berbuat di bidang seks saja, yaitu melakukan relasi seksual atau
bersenggama/berhubungan badan, akan tetapi juga melakukan kegiatan-kegiatan nonseksual seperti
berprestasi di berbagai bidang ilmu pengetahuan. Perkembangan seksualitas dimulai dari bayi lahir,
sampai individu itu meninggal. Gangguan pada seksualitas meliputi pedofilia,eksibisionisme, fetitisme,
transvestisme, transeksualisme dan lainnya. Penyakit pada seksualitas meliputi : sifilis, gonore,
urethritis, klamidia,trikomoniasis, AIDS, herpesgenitalis, dan lainnya. Penatalaksanaan keperawatan
dilakukan melalui tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, tujuan,
implementasi, dan evaluasi. Penatalaksanaan medis dapat dilakukan dengan farmakologi, dan non-
farmakologi.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall.1998.Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis.Jakarta:EGC.

Barbara,Kozier,dkk.2010.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,Proses,& Praktik.Jakarta:EGC.

Wiley,John, Sons.2012.Nanda International Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-


2014.Jakarta:EGC

Alimul,A Aziz.2013.Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan.Jakarta Selatan:Salemba
Medika.

Wilkinson,Judith M, dan Ahern,Nancy R.2012.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA, NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 1.Yogyakarta:MediAction Publishing.

Wilkinson,Judith M, dan Ahern,Nancy R.2012.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA, NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 2.Yogyakarta:MediAction Publishing.

Diposting 16th November 2015 oleh Endang Trikurnia

Tambahkan komentar

hello i'm Endang Tri Kurnianingsih

sometimes you just need to distance yourself from people. If they care,they'll
notice. If they don't,you know where you stand

 Klasik
 Kartu Lipat
 Majalah
 Mozaik
 Bilah Sisi
 Cuplikan
 Kronologis

 Terkini
 Tanggal
 Label
 Pengarang

PPT DEMAM BERDARAH BIASA


PPT DEMAM BERDARAH BIASA

Dec 4th

PPT DEMAM BERDARAH ANIMASI

PPT DEMAM BERDARAH ANIMASI

Dec 4th

TUGAS LEAFLET

Dec 4th

Tugas Movie Maker Komputerisasi Keperawatan D3 KEPERAWATAN '14 UMS Kelompok 3

Tugas Movie Maker Komputerisasi Keperawatan D3 KEPERAWATAN '14 UMS Kelompok 3

Nov 30th

ASKEP SEKSUALITAS

Nov 16th

MAKALAH KANKER KOLON

Nov 16th 1

Makalah Komputerisasi Demam Berdarah (DBD)

Nov 16th

LOGO UNIVERSITAS

Oct 8th
Dokumentasi Keperawatn

Dokumentasi Keperawatn

Oct 5th

My Biodata

My Biodata

Oct 5th

Memuat
Tema Tampilan Dinamis. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai