Quote:
Sebelum menjelaskan apa itu dorongan seksual, sangat penting bagi kita untuk memahami lebih
dalam mengenai pengertian seks dan seksualitas, karena sering kali, dua pengertian tersebut
digunakan secara salah kaprah dalam kehidupan sehari-hari.
Seks adalah perbedaan badani atau biologis perempuan dan laki-laki, yang sering disebut jenis
kelamin (Ing: sex). Sedangkan seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang sangat luas, yaitu
dimensi biologis, sosial, psikologis, dan kultural.
Seksualitas dari dimensi biologis berkaitan dengan organ reproduksi dan alat kelamin, termasuk
bagaimana menjaga kesehatan dan memfungsikan secara optimal organ reproduksi dan dorongan
seksual.
Seksualitas dari dimensi psikologis erat kaitannya dengan bagaimana menjalankan fungsi
sebagai makhluk seksual, identitas peran atau jenis, serta bagaimana dinamika aspek-aspek
psikologis (kognisi, emosi, motivasi, perilaku) terhadap seksualitas itu sendiri.
Dari dimensi sosial, seksualitas dilihat pada bagaimana seksualitas muncul dalam hubungan
antar manusia, bagaimana pengaruh lingkungan dalam membentuk pandangan tentang
seksualitas yang akhirnya membentuk perilaku seksual.
Dimensi kultural menunjukkan perilaku seks menjadi bagian dari budaya yang ada di masyarakat
Saat puber, organ-organ reproduksi sudah mulai berfungsi, hormon-hormon seksualnya juga
mulai berfungsi. Hormon-hormon inilah yang menyebabkan munculnya dorongan seksual, yaitu
hormon esterogen dan progesteron pada perempuan, serta hormon testosteron pada laki-laki.
Hal yang perlu diperhatikan adalah ketika dorongan seksual muncul tidak diimbangi dengan
pemahaman terhadap hal-hal yang berkaitan dengan perilaku seksual.
Tidak ada perbedaan antara dorongan seksual yang dimiliki laki-laki dan perempuan. Tidak ada
yang lebih tinggi. Walaupun di masyarakat muncul kepercayaan bahwa dorongan seksual pada
laki-laki lebih besar dibandingkan perempuan, hal tersebut sebetulnya disebabkan oleh budaya
yang mengijinkan laki-laki untuk lebih ekspresif (termasuk dalam hal seksualitas), sementara
perempuan dilarang untuk menunjukkan ketertarikan seksualnya di depan banyak orang.
Hubungan seksual adalah kontak seksual yang dilakukan berpasangan dengan lawan jenis atau
sesama jenis. Contohnya: pegangan tangan, cium kering, cium basah, petting, intercourse dan
lain-lain.
Perilaku seksual merupakan hasil interaksi antara kepribadian dengan lingkungan di sekitarnya.
Berikut beberapa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perilaku seksual:
1. Perspektif Biologis, perubahan biologis yang terjadi pada masa pubertas dan pengaktifan
hormon dapat menimbulkan perilaku seksual.
2. Pengaruh Orang Tua, kurangnya komunikasi secara terbuka antara orang tua dengan remaja
dalam masalah seputar seksual dapat memperkuat munculnya penimpangan perilaku seksual
3. Pengaruh Teman Sebaya, pada masa remaja, pengaruh teman sebaya sangat kuat sehingga
munculnya penyimpangan perilaku seksual dikaitkan dengan norma kelompok sebaya
4. Perspektif Akademik, remaja dengan prestasi rendah dan tahap aspirasi yang rendah
cenderung lebih sering memunculkan aktivitas seksual dibandingkan remaja dengan prestasi
yang baik di sekolahnya
5. Perspektif Sosial Kognitif, kemampuan sosial kognitif diasosiasikan dengan pengambilan
keputusan yang menyediakan pemahaman perilaku seksual di kalangan remaja. Remaja yang
mampu mengambil keputusan secara tepat berdasarkan nilai-nilai yang dianutnya dapat lebih
menampilkan perilaku seksual yang lebih sehat.
(pkbidiy/seksualitasco)
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
.
Faktor – faktor yang mempengaruhi seksualitas
a. Faktor fisik
Klien dapat mengalami penurunan keinginan seksual karena alasan fisik. Aktivitas seksual
dapat menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan.bahkan hanya membahayakan bahwa seks dapat
b. Faktor hubungan
Masalah dalam hubungan dapat mengalihkan perhatian seseorang dari keinginan seks. Setelah
hubungan kemesraan telah memudar, pasangan mungkin mendapati bahwa meraka dihadapkan
pada perbedaan yang sangat besar dalam nilai atau perbedaan yang sangat besar dalam nilai atau
c. Gaya hidup
Faktor gaya hidup, seperti pengguna atau penyalah gunaan alkohol atau tidak punya waktu
Dahulu perilaku seksual yang dikait kan dengan, terutama dalam periklanan, alkohol dapat
menyebabkan rasa sejahtera atau gairah palsu dalam tahap awal seks. Namun demikian, banyak
bukti sekarang ini menunjukkan bahwa efek negatif alkohol terhadap seksualitas jauh melebihi
d. Harga diri
Tingkat harga diri pasien juga dapat menyebabkan konflik yang menyebabkan seksualitas.
Jika harga diri seksualitas tidak dipelihara dengan mengembangkan perasaan yangkuat tentang
seksual diri dan dengan mempelajari keterampilan seksual, seksualitan mungkin menyebabkan
e. Budaya
Seksualitas diatur oleh budaya individu. Sikap masyarakat sangat bervarias, misalnya sikap
terkait permainan seksual pada masa kanak-kanak dengan jenis kelamin berbeda.
f. Nilai keagamaan
Agama mempengaruhi ekspresi seksual. Agama memberi pedoman untuk perilaku seksual
dan situasi yang dapat diterima untuk perilaku tersebut, perilaku seksual yang dilarang dan
g. Etika personal
Meskipun etika integral dengan agama, pemikiran etik dan pendekatan etik terhadap
seksualitas dapat dipandang secara terpisahdari agama. Banyak individu dan kelompok
mengembangkan kode pelaksanaan tertylus atau tidak tertulis berdasarkan pada prisip etik.
h. Status kesehatan
Pikiran, tubuh dan emosi yang sehat sangat penting untuk kesejahteraan seksual . Banyak
faktor kesehatn yang dapat menganggu ekspresi seksualitas seseorng, yang umum di temui
seperti pasien yang dengan penyakit jantung seringkali mengali kecemasan aktivitas seksualitas
i. Medikasi
Banyak obat memiliki efek samping yang dapat mempengaruhi fungsi seksual. Sebagai
contoh, obat anti depresan dapat memperlambat ejakulasi. Hal ini dapat menjadi maslah bagi pria
yang menemukan dirinya tiba-tiba tidak mampu ejakulasi . akan tetapi, apabila pria mengalami
ejakulasi dini, obat anti deoresan adapat digunaknuntuk mengobati maslah ini.
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
Nov
16
ASKEP SEKSUALITAS
SEKSUALITAS
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia
DISUSUN OLEH :
2014
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seksualitasmerupakanbagianbagianpentingidentitasindividu.Seksadalahintisiapakita,
kesejahteraanemosikita, dankualitashidupkita.Semua orang
memilikipotensiuntukmengalamiseksualitassecarapositifdanmengkekspresikanseksualitasmerekadengan
senang.Klientidakmeninggalkanseksualitasmerekaketikamerekamemasuki system perawatankesehatan.
Dalampendekatanholistikterhadapperawatankesehatanklien,semuiaaspeksalingberionteraksi.
Olehkarenaitu, seksualitasmempengaruhidandipengaruhiolehaspekbiologis, psikologis, sopsiologis,
budaya, dan spiritual manusia.Kebutuhan
Perawat harus mempunyai pemahaman yang memadai tentang seksualitas, karena seksualitas dan
fungsi seksual merupakan aspek kesehatan dan kesejahteraan, keduanya menjadi bagian asuhan
keperwatan dan perlu dikaji. Sehingga perawat dapat memberikan edukasi(pengetahuan) kepada pasien
dengan tepat ketika melayani masyarakat di Instansi pelayanan kesehatan. Berdasarkan hal tersebut,
maka kelompok akan menganalisa dan membahas tentang seksualitas agar perawat dapat
menggunakan suatu kerangka kerja dalam asuhan keperawatan kepada pasien berdasarkan teori ini,
sehingga pada akhirnya perawat diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan berdasarkan pada suatu teori keperawatan.
B. RumusanMasalah
C. Tujuan Penyusunan
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Seksualitas
B. Perkembangan Seksualitas
mber : Alimul,Aziz.2013.Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan.Jakarta Selatan:Salemba
Medika.
1. Pedofilia adalah kepuasan seksual yang dicapai dengan menggunakan objek anak-anak. Penyimpangan
ini ditandai dengan adanya fantasi berhubungan seksual dengan anak dibawah usia pubertas.
2. Eksibisionisme adalah kepuasan yang dicapai dengancara mempertontonkan alat kelaminnyadidepan
umum.
3. Fetitisme adalah kepuasan seksual yang dicapai dengan menggunakan benda seks sepatu, pakaian
dalam,stocking, dan lain-lain. Disfungsi ini merupakan eksperimen seksual yang normal.
4. Transvestisme adalah kepuasan seksual yang dilakukan dengan cara memakai pakaian lawan jenisdan
melakukan peran seks yang berlawanan. Misalnya pria yang senang memakai pakaian dalam wanita.
5. Transeksualisme adalah disfungsi seksual yang ditandai dengan perasaan tidak senang terhadap alat
kelaminnya, sehingga ada keinginan untuk berganti jenis kelamin.
6. Veyorisme/skopofilia adalah kepuasan seksual yang dicapai dengan melihat kelamin orang lain.
7. Masokisme adalah kepuasan seksual yang dicapai dengan adalah kepuasan seksual yang dicapai dengan
kekerasan/disakiti terlebih dahulu secara fisik atau psikologis.
8. Sadisme merupakan lawan dari masokisme yaitu kepuasan seksual yang dicapai dengan menyakiti
obyeknya. Hal ini dapat disebabkan karena perkosaan dan pendidikan yang salah.
9. Homoseksual dan lesbianisme yaitu adanya ketertarikan secara fisik maupun emosi kepada sesama
jenis.
10. Zoofilia adalah kepuasan seksual yang dicapai dengan menggunakan objek binatang.
11. Sodomi adalah kepuasan seksual yang dicapai dengan hubungan seks melalui anus.
12. Nekropilia adalah kepuasan seksual yang dicapai dengan menggunakan objek mayat.
E. PenatalaksanaanKeperawatanpada Sifilis
1. Pengertian Sifilis
mber : Wilkinson,Judith M, dan Ahern,Nancy R.2012.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA, NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 1.Yogyakarta:MediAction Publishing.
lkinson,Judith M, dan Ahern,Nancy R.2012.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA, NIC-
NOC Edisi Revisi Jilid 2.Yogyakarta:MediAction Publishing.
Sifilis adalah penyakit infeksi yang disebabkan Treponema palllidum,sangat kronik dan bersifat sistemik.
Pada perjalanannya dapat menyerang hampir semua tubuh, dapat menyerupai banyak penyakit,
mempunyai masa laten, dan dapat ditularkan dari ibu ke janin. (Djuanda Adhi, 2010)
2. Angka kejadian
Sumber : http://segerwarase.blogspot.com/2013/10/obat-sifilis.html
Kejadian penyakit sifilis di Amerika Serikat terdapat lebih dari 36.000 kasus sifilis pada tahun 2010,
termasuk 9.756 kasus sifilis primer dan sekunder. Sebagian besar kasus tersebut terjadi pada pasien
berusia 20 sampai 39 tahun. Insiden sifilis pada wanita tertinggi pada usia 20 sampai 24 tahun dan pada
laki-laki 35 sampai 39 tahun. Sementara kasus sifilis kongenital pada bayi baru lahir meningkat dari 2009
sampai 2010, dari 339 kasus baru yang dilaporkan pada tahun 2009 menjadi 349 kasus pada tahun 2010.
Pada tahun 2010 tercatat 64% dari kasus sifilis dilaporkan terjadi pada pria yang berhubungan seks
dengan pria (World Health Organization, 2010). Menurut Kementrian Kesehatan RI (2012) melalui
Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) bahwa pada tahun 2011 mendapatkan angka kejadian
sifilis di Indonesia diderita oleh waria sebesar 25%, pekerja seks langsung sebesar 10%, pria yang
berhubungan seks sesama pria sebesar 10%, pekerja seks tidak langsung sebesar 3% dan narapidana
sebesar 3%.
Jika tidak diobati, angka mortalitas mencapai 8% hingga 58%, dengan angka kematian lebih tinggi ada
laki-laki. Keparahan gejala sifilis berkurang selama abad ke-19 dan 20, sebagian karena semakin
banyaknya ketersediaan pengobatan efektif dan karena penurunan virulens dari spirochaete.] Dengan
pengobatan dini, komplikasi lebih sedikit. Sifilis meningkatkan risiko penularan HIV dua hingga lima kali,
dan infeksi lainnya juga banyak terjadi (30–60% jumlahnya di pusat kota)
a) Pengkajian
1) Pengkajian identitas klien
Pasien (diisilengkap)
Nama
Umur
JenisKelamin
Status Perkawinan
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
PenanggungJawab (diisilengkap)
Nama
Umur
JenisKelamin
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
2) Pengkajian riwayat kesehatan klien
Keluhanutama
Riwayatkesehatansekarang
Riwayatkesehatankeluarga
3) Pemeriksaan fisik
Keadaanumum
Genitalia
2. Polanutrisimetabolik
3. Polaeliminasi
4. Polaaktivaslatihan
5. Polaistirahattidur
6. Polakognitifpersepsi
7. Polapersepsidiridankonsepdiri
8. Polaperanhubugan
9. Polareproduksidanseksualitas
11. Polanilaidankepercayaan
b) Diagnosa Keperawatan
umber : Wiley,John, Sons.2012.Nanda International Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-
2014.Jakarta:EGC
c) Intervensi Keperawatan
mber : Carpenito, Lynda Juall.1998.Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis.Jakarta:EGC.
Wilkinson,Judith M, dan Ahern,Nancy R.2012.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA, NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 1.Yogyakarta:MediAction Publishing.
Wilkinson,Judith M, dan Ahern,Nancy R.2012.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA, NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 2.Yogyakarta:MediAction Publishing
Wilkinson,Judith M, dan Ahern,Nancy R.2012.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA, NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 2.Yogyakarta:MediAction Publishing
Farmakologi :
Diberikan antibiotik penisilin (paling efektif), bagi yang alergi diberikan tetrasiklin atau eritromisin(tidak
boleh diberikan pada wanitahamil,menyusui, dan anak-anak) atau doksisiklin.
Lama pengobatan: 15 hari bagi stadium 1 dan stadium 2, dan 30 hari untuk stadium laten.
Non-farmakologi
Terapi radiasi
d) Tujuan
mber : Barbara,Kozier,dkk.2010.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,Proses,& Praktik.Jakarta:EGC.
e) Implementasi
Perawat melakukan tindakan keperawatan yang diidentifikasi dalam intervensi keperawatan.
f) Evaluasi
Evaluasi akan mecakup SOAP yaitu Subjektif, Objektif, Assesment, Planning. Apabila dalam Assesment
masalah sudah teratasi maka dalam Planning, intervensi keperawatan dihentikan, bila teratasi sebagian
maka intervensi keperawatan dilakukan kembali dengan melakukan tindakan yang diperlukan, apabila
belum teratasi maka intervensi keperawatan dilanjutkan dengan tindakan ulang sama seperti
sebelumnya demi tercapainya tujuan keperawatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seksualitas mencakup bagaimana yang anda rasakan mengenai tubuh anda, ketertarikan anda
terhadap aktivitas seksual, kebutuhan anda akan sentuhan, kemampuan untuk mengkomunikasikan
kebutuhan seksual anda terhadap pasangan, dan kemauan anda untuk terlibat dalam aktivitas seksual
yang memuaskan. Tidak hanya berbuat di bidang seks saja, yaitu melakukan relasi seksual atau
bersenggama/berhubungan badan, akan tetapi juga melakukan kegiatan-kegiatan nonseksual seperti
berprestasi di berbagai bidang ilmu pengetahuan. Perkembangan seksualitas dimulai dari bayi lahir,
sampai individu itu meninggal. Gangguan pada seksualitas meliputi pedofilia,eksibisionisme, fetitisme,
transvestisme, transeksualisme dan lainnya. Penyakit pada seksualitas meliputi : sifilis, gonore,
urethritis, klamidia,trikomoniasis, AIDS, herpesgenitalis, dan lainnya. Penatalaksanaan keperawatan
dilakukan melalui tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, tujuan,
implementasi, dan evaluasi. Penatalaksanaan medis dapat dilakukan dengan farmakologi, dan non-
farmakologi.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall.1998.Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis.Jakarta:EGC.
Wilkinson,Judith M, dan Ahern,Nancy R.2012.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA, NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 1.Yogyakarta:MediAction Publishing.
Wilkinson,Judith M, dan Ahern,Nancy R.2012.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA, NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 2.Yogyakarta:MediAction Publishing.
Tambahkan komentar
Nov
16
ASKEP SEKSUALITAS
SEKSUALITAS
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia
2014
KATA PENGANTAR
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seksualitasmerupakanbagianbagianpentingidentitasindividu.Seksadalahintisiapakita,
kesejahteraanemosikita, dankualitashidupkita.Semua orang
memilikipotensiuntukmengalamiseksualitassecarapositifdanmengkekspresikanseksualitasmerekadengan
senang.Klientidakmeninggalkanseksualitasmerekaketikamerekamemasuki system perawatankesehatan.
Dalampendekatanholistikterhadapperawatankesehatanklien,semuiaaspeksalingberionteraksi.
Olehkarenaitu, seksualitasmempengaruhidandipengaruhiolehaspekbiologis, psikologis, sopsiologis,
budaya, dan spiritual manusia.Kebutuhan
Perawat harus mempunyai pemahaman yang memadai tentang seksualitas, karena seksualitas dan
fungsi seksual merupakan aspek kesehatan dan kesejahteraan, keduanya menjadi bagian asuhan
keperwatan dan perlu dikaji. Sehingga perawat dapat memberikan edukasi(pengetahuan) kepada pasien
dengan tepat ketika melayani masyarakat di Instansi pelayanan kesehatan. Berdasarkan hal tersebut,
maka kelompok akan menganalisa dan membahas tentang seksualitas agar perawat dapat
menggunakan suatu kerangka kerja dalam asuhan keperawatan kepada pasien berdasarkan teori ini,
sehingga pada akhirnya perawat diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan berdasarkan pada suatu teori keperawatan.
B. RumusanMasalah
C. Tujuan Penyusunan
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Seksualitas
mber : Barbara,Kozier,dkk.2010.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,Proses,& Praktik.Jakarta:EGC.
p://www.slideshare.net/argatjacharvhenh/6-bab-iv-pembahasan
Seksualitas merupakan bagian penting identitas individu. Seksualitas berperan penting dalam
mengembangkan identitas diri, hubungan interpersonal, keintiman, dan cinta. Seksualitas mencakup
bagaimana yang anda rasakan mengenai tubuh anda, ketertarikan anda terhadap aktivitas seksual,
kebutuhan anda akan sentuahan, kemampuan untuk mengkomunikasikan kebutuhan seksual anda
terhadap pasangan, dan kemauan anda untuk terlibat dalam aktivitas seksual yang memuaskan.
Ellison(dalam Barbara,dkk.,2010:464)
B. Perkembangan Seksualitas
mber : Alimul,Aziz.2013.Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan.Jakarta Selatan:Salemba
Medika.
1. Pedofilia adalah kepuasan seksual yang dicapai dengan menggunakan objek anak-anak. Penyimpangan
ini ditandai dengan adanya fantasi berhubungan seksual dengan anak dibawah usia pubertas.
2. Eksibisionisme adalah kepuasan yang dicapai dengancara mempertontonkan alat kelaminnyadidepan
umum.
3. Fetitisme adalah kepuasan seksual yang dicapai dengan menggunakan benda seks sepatu, pakaian
dalam,stocking, dan lain-lain. Disfungsi ini merupakan eksperimen seksual yang normal.
4. Transvestisme adalah kepuasan seksual yang dilakukan dengan cara memakai pakaian lawan jenisdan
melakukan peran seks yang berlawanan. Misalnya pria yang senang memakai pakaian dalam wanita.
5. Transeksualisme adalah disfungsi seksual yang ditandai dengan perasaan tidak senang terhadap alat
kelaminnya, sehingga ada keinginan untuk berganti jenis kelamin.
6. Veyorisme/skopofilia adalah kepuasan seksual yang dicapai dengan melihat kelamin orang lain.
7. Masokisme adalah kepuasan seksual yang dicapai dengan adalah kepuasan seksual yang dicapai dengan
kekerasan/disakiti terlebih dahulu secara fisik atau psikologis.
8. Sadisme merupakan lawan dari masokisme yaitu kepuasan seksual yang dicapai dengan menyakiti
obyeknya. Hal ini dapat disebabkan karena perkosaan dan pendidikan yang salah.
9. Homoseksual dan lesbianisme yaitu adanya ketertarikan secara fisik maupun emosi kepada sesama
jenis.
10. Zoofilia adalah kepuasan seksual yang dicapai dengan menggunakan objek binatang.
11. Sodomi adalah kepuasan seksual yang dicapai dengan hubungan seks melalui anus.
12. Nekropilia adalah kepuasan seksual yang dicapai dengan menggunakan objek mayat.
E. PenatalaksanaanKeperawatanpada Sifilis
1. Pengertian Sifilis
mber : Wilkinson,Judith M, dan Ahern,Nancy R.2012.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA, NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 1.Yogyakarta:MediAction Publishing.
lkinson,Judith M, dan Ahern,Nancy R.2012.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA, NIC-
NOC Edisi Revisi Jilid 2.Yogyakarta:MediAction Publishing.
Sifilis adalah penyakit infeksi yang disebabkan Treponema palllidum,sangat kronik dan bersifat sistemik.
Pada perjalanannya dapat menyerang hampir semua tubuh, dapat menyerupai banyak penyakit,
mempunyai masa laten, dan dapat ditularkan dari ibu ke janin. (Djuanda Adhi, 2010)
2. Angka kejadian
Sumber : http://segerwarase.blogspot.com/2013/10/obat-sifilis.html
Kejadian penyakit sifilis di Amerika Serikat terdapat lebih dari 36.000 kasus sifilis pada tahun 2010,
termasuk 9.756 kasus sifilis primer dan sekunder. Sebagian besar kasus tersebut terjadi pada pasien
berusia 20 sampai 39 tahun. Insiden sifilis pada wanita tertinggi pada usia 20 sampai 24 tahun dan pada
laki-laki 35 sampai 39 tahun. Sementara kasus sifilis kongenital pada bayi baru lahir meningkat dari 2009
sampai 2010, dari 339 kasus baru yang dilaporkan pada tahun 2009 menjadi 349 kasus pada tahun 2010.
Pada tahun 2010 tercatat 64% dari kasus sifilis dilaporkan terjadi pada pria yang berhubungan seks
dengan pria (World Health Organization, 2010). Menurut Kementrian Kesehatan RI (2012) melalui
Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) bahwa pada tahun 2011 mendapatkan angka kejadian
sifilis di Indonesia diderita oleh waria sebesar 25%, pekerja seks langsung sebesar 10%, pria yang
berhubungan seks sesama pria sebesar 10%, pekerja seks tidak langsung sebesar 3% dan narapidana
sebesar 3%.
Jika tidak diobati, angka mortalitas mencapai 8% hingga 58%, dengan angka kematian lebih tinggi ada
laki-laki. Keparahan gejala sifilis berkurang selama abad ke-19 dan 20, sebagian karena semakin
banyaknya ketersediaan pengobatan efektif dan karena penurunan virulens dari spirochaete.] Dengan
pengobatan dini, komplikasi lebih sedikit. Sifilis meningkatkan risiko penularan HIV dua hingga lima kali,
dan infeksi lainnya juga banyak terjadi (30–60% jumlahnya di pusat kota)
a) Pengkajian
1) Pengkajian identitas klien
Pasien (diisilengkap)
Nama
Umur
JenisKelamin
Status Perkawinan
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
TglMasuk Rumah sakit
PenanggungJawab (diisilengkap)
Nama
Umur
JenisKelamin
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
Riwayatkesehatansekarang
Riwayatkesehatankeluarga
3) Pemeriksaan fisik
Keadaanumum
Genitalia
2. Polanutrisimetabolik
3. Polaeliminasi
4. Polaaktivaslatihan
5. Polaistirahattidur
6. Polakognitifpersepsi
7. Polapersepsidiridankonsepdiri
8. Polaperanhubugan
9. Polareproduksidanseksualitas
11. Polanilaidankepercayaan
b) Diagnosa Keperawatan
umber : Wiley,John, Sons.2012.Nanda International Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-
2014.Jakarta:EGC
c) Intervensi Keperawatan
mber : Carpenito, Lynda Juall.1998.Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis.Jakarta:EGC.
Wilkinson,Judith M, dan Ahern,Nancy R.2012.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA, NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 1.Yogyakarta:MediAction Publishing.
Wilkinson,Judith M, dan Ahern,Nancy R.2012.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA, NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 2.Yogyakarta:MediAction Publishing
Wilkinson,Judith M, dan Ahern,Nancy R.2012.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA, NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 2.Yogyakarta:MediAction Publishing
Farmakologi :
Diberikan antibiotik penisilin (paling efektif), bagi yang alergi diberikan tetrasiklin atau eritromisin(tidak
boleh diberikan pada wanitahamil,menyusui, dan anak-anak) atau doksisiklin.
Lama pengobatan: 15 hari bagi stadium 1 dan stadium 2, dan 30 hari untuk stadium laten.
Non-farmakologi
Terapi radiasi
d) Tujuan
mber : Barbara,Kozier,dkk.2010.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,Proses,& Praktik.Jakarta:EGC.
e) Implementasi
Perawat melakukan tindakan keperawatan yang diidentifikasi dalam intervensi keperawatan.
f) Evaluasi
Evaluasi akan mecakup SOAP yaitu Subjektif, Objektif, Assesment, Planning. Apabila dalam Assesment
masalah sudah teratasi maka dalam Planning, intervensi keperawatan dihentikan, bila teratasi sebagian
maka intervensi keperawatan dilakukan kembali dengan melakukan tindakan yang diperlukan, apabila
belum teratasi maka intervensi keperawatan dilanjutkan dengan tindakan ulang sama seperti
sebelumnya demi tercapainya tujuan keperawatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seksualitas mencakup bagaimana yang anda rasakan mengenai tubuh anda, ketertarikan anda
terhadap aktivitas seksual, kebutuhan anda akan sentuhan, kemampuan untuk mengkomunikasikan
kebutuhan seksual anda terhadap pasangan, dan kemauan anda untuk terlibat dalam aktivitas seksual
yang memuaskan. Tidak hanya berbuat di bidang seks saja, yaitu melakukan relasi seksual atau
bersenggama/berhubungan badan, akan tetapi juga melakukan kegiatan-kegiatan nonseksual seperti
berprestasi di berbagai bidang ilmu pengetahuan. Perkembangan seksualitas dimulai dari bayi lahir,
sampai individu itu meninggal. Gangguan pada seksualitas meliputi pedofilia,eksibisionisme, fetitisme,
transvestisme, transeksualisme dan lainnya. Penyakit pada seksualitas meliputi : sifilis, gonore,
urethritis, klamidia,trikomoniasis, AIDS, herpesgenitalis, dan lainnya. Penatalaksanaan keperawatan
dilakukan melalui tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, tujuan,
implementasi, dan evaluasi. Penatalaksanaan medis dapat dilakukan dengan farmakologi, dan non-
farmakologi.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall.1998.Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis.Jakarta:EGC.
Alimul,A Aziz.2013.Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan.Jakarta Selatan:Salemba
Medika.
Wilkinson,Judith M, dan Ahern,Nancy R.2012.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA, NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 1.Yogyakarta:MediAction Publishing.
Wilkinson,Judith M, dan Ahern,Nancy R.2012.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA, NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 2.Yogyakarta:MediAction Publishing.
Tambahkan komentar
sometimes you just need to distance yourself from people. If they care,they'll
notice. If they don't,you know where you stand
Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Mozaik
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis
Terkini
Tanggal
Label
Pengarang
Dec 4th
Dec 4th
TUGAS LEAFLET
Dec 4th
Nov 30th
ASKEP SEKSUALITAS
Nov 16th
Nov 16th 1
Nov 16th
LOGO UNIVERSITAS
Oct 8th
Dokumentasi Keperawatn
Dokumentasi Keperawatn
Oct 5th
My Biodata
My Biodata
Oct 5th
Memuat
Tema Tampilan Dinamis. Diberdayakan oleh Blogger.