Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan nasional yaitu pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Udang-Undang


Dasar Negara Republik Indonesia 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan dan
tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman (Pasal 1 ayat (2) UU RI No 20 tahun 2003).

Menurut Abdullah Nashih Ulwan pendidikan bukanlah sekedar upaya memanusiakan


manusia, tetapi dengan jelas dan rinci ia menyebutkannya sebagai upaya membina mental,
melahirkan generasi, membina umat dan budaya, serta memberlakukan prinsip-prinsip
kemuliaan dan peradaan. Tujuannya pun sangat jelas yaitu untuk merubah umat manusia dari
kegelapan syirik, kebodohan, kesesatan dan kekacauan menuju cahaya tauhid, ilmu, hidayah dan
kemantapan, sebagaimana firman Allah SWT : “Sesungguhnya telah dating kepadamu cahaya
dari Allah, dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang
yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan-jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah
mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada caya yang terang benderang dengan
seijin-Nya dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (Q.S. 5:15-16)

2.2 Faktor Penting Meningkatkan Pendidikan

Beberapa faktor yang menyebabkan perlunya mengembangkan tingkat pendidikan di


dalam usaha untuk membangun suatu perekonomian, adalah :

1. Pendidikan yang lebih tinggi memperluas pengetahuan masyarakat dan mempertinggi


rasionalitas pemikiran mereka. Hal ini memungkinkan masyarakat mengambil langkah
yang lebih rasional dalam bertindak atau mengambil keputusan.
2. Pendidikan memungkinkan masyarakat mempelajari pengetahuan-pengetahuan teknik
yang diperlukan untuk memimpin dan menjalankan perusahaan-perusahaan modern dan
kegiatan-kegiatan modern lainnya.
3. Pengetahuan yang lebih baik yang diperoleh dari pendidikan menjadi perangsang untuk
menciptakan pembaharuan-pembaharuan dalam bidang teknik, ekonomi dan dalam
berbagai aspek kehidupan masyarakat lainnya. Dengan demikian tingkat pendidikan yang
lebih tinggi akan dapat menjamin perbaikan yang terus berlangsung dalam tingkat
teknologi yang digunakan masyarakat. Menyadari pentingnya peran pendidikan, maka
dam tulisan ini akan dibahas mengenai

2.3. Faktor Penting Dalam Pencapaian Tingkat Pendidikan

A. Sarana dan Prasarana

Pencapaian pendidikan akan berjalan dengan baik apabila didukung oleh sarana dan
prasarana serta peralatan yang cukup memadai dan berkualitas. Pemerintah telah menyusun
standar sarana dan prasarana pendidikan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 42 yang berbunyi:

(1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,peralatan
pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta
perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan.

(2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas,
ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang
laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa,
tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berekreasi, dan ruang/tempat lain
yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

B. Faktor Lingkungan

Capaian tingkat pendidikan dan kualitas pendidikan dipengaruhi oleh potensi yang
dimiliki suatu wilayah. Permasalahan mengenai pendidikan tidak hanya ditimbulkan dari
ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan tetapi juga disebabkan oleh factor lain yang cukup
kompleks yakni lingkungan. Faktor lingkungan merupakan aspek penting dalam menjelaskan
ketimpangan capaian pendidikan. Faktor lingkungan yang berkaitan dengan pendidikan
mencakup administrasi pemerintah daerah, demografi , geografi , sosial budaya, keagamaan,
ekonomi, politik, teknologi, transformasi, dan komunikasi(Subarna, 2014).

2.4. Kondisi Pendidikan di Indonesia


Menurut Boediarso Teguh Widodo (2004) indikator kemajuan sebagai upaya peningkatan
kualitas sumber daya pendidikan melalui pendidikan adalah :

 Rata-rata lama sekolah penduduk (15 tahun ke atas) naik dari 6,7 tahun (2000)
menjadi 7,1 tahun (2003).
 Proporsi penduduk (10 tahun ke atas) yang berpendidikan SLTP ke atas naik
menjadi 36,21 % (2003).
 Angka melek aksara penduduk (usia 15 tahun ke atas) naik menjadi 89,79 %.

Kualitas SDM Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain, hal
ini dapat diketahui dari :

 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) urutan 112 dari 175 negara.


 Indeks Pembangunan Gender (Gender-related Development Index, GDI) Indonesia
berada di urutan 91 dari 144 negara.
 Indeks Pencapaian Teknologi (IPT) Indonesia berada pada urutan ke 60 dari 72
negara.

2.5. Program-Program Pendidikan di Indonesia


A. Program Wajib Belajar Sembilan Tahun
dengan titik berat :
 Peningkatan partisipasi anak yang belum mendapatkan layanan pendidikan dasar.
 Penurunan angka putus sekolah dan angka mengulang kelas, serta meningkatkan kualitas
pendidikan.
 Penyedian tambahan layanan pendidikan bagi anak-anak yang tidak dapat melanjutkan ke
jenjang pendidikan menengah.

B. Program Pendidikan Menengah

dengan titik berat :

 Peningkatan penyediaan layanan pendidikan menengah guna menyerap naiknya lulusan


pendidikan dasar.
 Penurunan angka putus sekolah dan angka mengulang kelas, serta meningkatkan kualitas
pendidikan.
 Penguatan pendidikan vokasi melalui sekolah/madrasah umum dan kejuruan.

C. Program Pendidikan Tinggi

dengan titik berat :

 Peningkatan kualitas pendidikan dan daya saing bangsa.


 Peningkatan otonomi dan desentralisasi pendidikan tinggi.
 Peningkatan peluang dan kesehatan organisasi pendidikan tinggi.

D. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

dengan titik berat :

 Peningkatan rasio pelayanan pendidik dan tenaga kependidikan terhadap peserta didik.
 Peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan untuk setiap jenis, jalur dan
jenjang pendidikan.
 Peningkatan kesejahteraan dan perlindungan hukum terhadap pendidik dan tenaga
kependidikan.
 Pelembagaan system standarisasi dan sertifikasi kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan.

REFERENSI

 Depdiknas. 2001. Kebijaksanaan di Bidang Pendidikan Dasar. Jakarta: Dirjen


Dikdasmen.
 Djojonegoro, Wardiman. 1995. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia untuk
Pembangunan. Jakarta: Depdikbud.
 Arya Budhiastra Gaduh. 2000. Pendidikan di Indonesia Sebelum dan Selama Krisis.
Analisis CSIS. Tahun XXIX/2000, No.3, Jakarta, Hlm : 322 — 339

 . H. A. R Tilaar. 2000. Pendidikan Abad ke-21 Menunjang Knowlegde-Based Economy.

Analisis CSIS. Tahun XXIX/2000, No.3, Jakarta, Hlm : 257 – 285

 Kholid A., Mukti A, Rohman A. Pemikiran Pendidikan Islam. Radar Jaya Offset . 1999.
Jakarta, Hlm : 54-55
 Said A., Riyadi. Indikator Kesejahteraan Rakyat 2016. Badan Pusat Statistik. 2016.
Jakarta, Hlm : 21-80

Anda mungkin juga menyukai