DISUSUN OLEH :
Agus Wan Hery
Arif Dwi Kurniawan
Aris Septiana
Nurvina Taurimasari
Rahayu Tri Nuritasari
Risky Angger Biansah
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PATRIA HUSADA BLITAR
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberi rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah tentang Seks dan
Seksualitas ini dapat terselesaikan. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas
mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar II. Saya mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai
dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................5
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................5
1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................5
1.3 TUJUAN...................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................6
2.1 DEFINISI SEKS DAN SEKSUALITAS.................................................6
2.1.1 Definisi Seks................................................................................6
2.1.2 Definisi Seksualitas......................................................................6
2.2 ORIENTASI SEKSUAL..........................................................................8
2.3 PERKEMBANGAN SEKSUALITAS.....................................................8
2.4 POLA FUNGSI SEKSUAL.....................................................................13
2.4.1 Definisi ........................................................................................13
2.4.2 Perubahan Pola Seksualitas..........................................................13
2.4.3 Faktor-Faktor yang Berhubungan................................................13
2.5 PERILAKU SEKSUAL...........................................................................16
2.6 ASUHAN KEPERAWATAN SEKS DAN SEKSUALITAS....................20
BAB III PENUTUP...........................................................................................23
3.1 KESIMPULAN........................................................................................23
3.2 SARAN....................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Kebutuhan seksual merupakan kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi
1.2
1.3
RUMUSAN MASALAH
Apa itu seks dan seksualitas ?
Bagaimana orientasi seksual ?
Bagaimana perkembangan seksualitas ?
Bagaimana pola fungsi seksual ?
Apa itu perilaku seksual ?
Bagaimana asuhan keperawatan seks dan seksualitas ?
TUJUAN
Agar kita lebih memahami tentang definisi, orientasi, perkembangan, pola
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
2.1.1
sering disebut jenis kelamin yaitu penis untuk laki-laki dan vagina untuk
perempuan. Se ksualitas menyangkut berbagai dimensi yang sangat luas, yaitu
dimensi biologis, sosial, perilaku dan kultural. Seksualitas dari dimensi biologis
berkaitan deng an organ reproduksi
Definisi Seksualitas
Pengertian seksual secara umum adalah sesuatu yang berkaitan dengan alat
ORIENTASI SEKSUAL
Orientasi seksual adalah dengan jenis kelamin mana seseorang lebih
heteroseks (orang yang secara seksual tertarik dengan lawan jenis) dan homoseks
(orang yang secara seksual lebih tertarik dengan orang lain yang sejenis kelamin).
Di antara ke dua orientasi seksual tersebut, masih ada perilaku-perilaku seksual
yang sulit dimasukkan dalam satu kategori tertentu karena banyak sekali
keragaman di dalamnya. Homoseksualitas adalah ketertarikan secara seksual dan
aktivitas seksual pada jenis kelamin yang sama. Laki-laki yang tertarik kepada
laki-laki disebut gay, sedangkan perempuan yang tertarik pada perempuan disebut
lesbian. Terjadinya homoseksualitas sampai saat ini masih diperdebatkan. Ada
yang mengatakan bahwa hal ini terjadi sejak lahir (dipengaruhi oleh gen) dan ada
pula yang mengatakan dari pengaruh lingkungan.
2.3
PERKEMBANGAN SEKSUALITAS
1. Masa Bayi
Genitalia bayi sensitif terhadap sentuhan sejak lahir. Dengan
stimulasi bayi laki-laki berespons dengan ereksi penis dan bayi perempuan
dengan lubrikasi vaginal. Anak laki-laki juga mengalami ereksi noktural
spontan tanpa stimulasi. Perilaku dan respons ini tidak berhubungan
dengan kontak psikologis erotik seperti pada masa pubertas atau masa
dewasa tetapi lebih pada perilaku pembelajaran normal dalam membentuk
rasa diri.
Orang tua harus mau menerima perilaku eksplorasi bayi sebagai
langkah perkembangan identiras diri yang positif. Dengan memberikan
bentuk stimulasi takti l lainnya melalui menyusu, memeluk, dan
menyentuh atau membuai, membantu bayi dalam mendefinisikan
pengalaman kesenangan dan kenyamanan melalui interaksi manusia dan
dari kontak tubuh.
2. Masa Usia
Bahkan
jika
pertanyaan
tidak
dijawab,
kesempatan
tidak
mempunyai
efek
fisik
atau
emosional
yang
membahayakan.
Anak-anak dalam kelompok usia ini akan terus mengajukan
pertanyaan tentang seks dan menunjukkan kemandirian mereka dengan
10
11
5. Masa Dewasa
Dewasa
telah
mencapai
maturasi
tetapi
terus
untuk
12
masalah kesehatan, situasi, dan konflik yang biasa atau sering terjadi adalah
sebagai berikut:
1. Patofisiologis
a. Berhubungan dengan efek biokimia pada energi, libido sekunder
terhadap:
Endokrin
- Diabetes Melitus
- Penurunan produksi hormon
- Hipertiroid
Genitourinarius
- Gagal ginjal kronis
Neuromuskular dan Rangka
- Artritis
- Sklerosis multipel
- Gangguan suplai saraf ke otak, medula spinalis,
saraf sensori atau saraf autonomic
Kardiorespiratorius
- Infark miokard
- Gangguan pernapasan kronis
- Gagal jantung kongestif
Kanker
b. Berhubungan dengan takut dihubungkan dengan (PHS) :
HIV/AIDS
Herpes
Sifilis
Klamidia
Gonoroe
Papiloma virus manusia
c. Berhubungan dengan efek alkohol pda penampilan
d. Berhubungan dengan penurunan lubrikan vaginal
e. Berhubungan dengan takut ejakulasi dini
f. Berhubungan dengan fobia mis, hamil, kanker, penyakit menular
2. Tindakan yang Berhubungan
a. Berhubuungan dengan efekk dari
13
Obat obatan
Terapi radiasi
b. Berhubungan dengan perubahan konsep diri dari perubahan dalam
penampilan (trauma, pembedahan radikal)
3. Situasional
a. Berhubungan dengan masalah pasangan
Tidak menginginkan
Perpisahan, perceraian
Penyiksaan
b. Berhubungan dengan tidak ada privasi
c. Berhubungan stresor-stresor sekunder terhadap
Masalah pekerjaan
Konflik nilai
Cemas dengan kondisi keuangan
Konflik hubungan
d. Berhubungan dengan kesalahan informasi
pengetahuan
e. Berhubungan dengan kelelahan
f. Berhubungan dengan takut
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
penolakan
atau
sekunder
kurangnya
terhadap
kegemukan
Berhubungan dengan nyeri
Berhubungan dengan takut gagal dalam hubungan seksual
Berhubungan dengan takut hamil
Berhubungan dengan depresi
Berhubungan dengan ansietas
Berhubungan dengan takut terkena penyakit hubungan seksual
Berhubungan dengan riwayat pengalaman yang tidak
menyenangkan
4. Maturasional
a. Remaja
Berhubungan dengan tidak efektifnya model peran
Berhubungan dengan pengajaran seksual yang negatif
Berhubungan dengan tidak adanya pengajaran seksual
b. Orang Dewasa
Berhubungan dengan keputusan menjadi orangtua.
Berhubungan dengan menopause
Berhubungan dengan konflik nilai
Berhubungan dengan efek kehamilan pada tingkat energi
dan gambaran tubuh
2.5
PERILAKU SEKSUAL
Dorongan seksual bisa diekspresikan dalam berbagai perilaku, namun
tentu saja tidak semua perilaku merupakan ekspresi dorongan seksual seseorang.
14
Ekspresi dorongan seksual atau perilaku seksual ada yang aman dan ada yang
tidak aman, baik secara fisik, psikis, maupun sosial. Setiap perilaku seksual
memiliki konsekuensi berbeda. Perilaku seksual adalah perilaku yang muncul
karena adanya dorongan seksual. Bentuk perilaku seksual bermacam-macam
mulai dari bergandengan tangan, berpelukan, bercumbu, bercumbu berat sampai
berhubungan seks.
1. Perilaku seks aman (Touching)
Perilaku seks aman adalah perilaku seks tanpa mengakibatkan
terjadinya pertukaran cairan vagina dengan cairan sperma misalnya
dengan bergandengan tangan, berpelukan, berciuman.
Sementara
15
mengidentifikasi
diri
merek
sebagai
gay
atau
lesbian.
Sexualis.
Di
tahun-tahun
sejak
Krafft-Ebing,
16
sebagai bagian dari suatu proyek yang lebih besar untuk memahami Ilmu
Hayat, ilmu jiwa, politik, genetika, sejarah dan variasi budaya dari identitas
dan praktek seksual. status legal dan sosial dari orang yang melaksanakan
tindakan homoseks atau mengidentifikasi diri mereka gay atau homoseks
wanita beragam di seluruh dunia.
5. Oral Seks
Adalah suatu variasi seks dengan memberikan stimulasi melalui
mulut dan lidah pada organ seks atau kelamin pasangannya. Cunnilingus
yaitu seks oral yg dil akukan seorang pria pada vagina dengan mulut
ataupun lidah. Fellatio adalah seks oral yang dilakukan wanita kepada alat
kelamin pria, penis dan testis.
6. Masturbasi
Masturbasi adalah menyentuh, menggosok dan meraba bagian
tubuh sendiri yang peka sehingga menimbulkan rasa menyenangkan untuk
mendapat kepuasan seksual (orgasme) baik tanpa menggunakan alat
maupun menggunakan alat. Biasanya masturba si dilakukan pada bagian
tubuh yang sensitive, namun tidak sama pada masing-mas ing orang,
misalnya: puting payudara, paha bagian dalam, alat kelamin (bagi wani ta
terletak pada klitoris dan sekitar vagina; sedangkan bagi laki-laki terletak
pada sekitar kepala dan leher penis). Misalnya laki-laki melakukan
masturbasi dengan meraba penisnya, remaja perempuan menyentuh
klitorisnya
hingga
dapat
menimb
ulkan
perasaan
yang
sangat
17
7. Berciuman (Kissing)
Berciuman adalah sebuah proses cumbuan pada pasangan seksual
dengan menggunakan bibir. Berciuman yang bersifat cumbuan biasanya
dilakukan pada daerah sensitif, misalnya bibir atau leher. Ciuman yang
dilakukan pada leher pasangan seks disebut dengan necking (Fatia, 2005)
8. Onani
Onani mempunyai arti sama dengan masturbasi. Namun ada yang
berpendapat bahwa onani hanya diperuntukkan bagi laki-laki, sedangkan
istilah masturbasi dapat berlaku pada perempuan maupun laki-laki. Istilah
onani diambil dari seseorang bernama onan yang sejak kecil sering merasa
kesepian. Untuk mengatasi rasa kesepiannya ia mencari hiburan dengan
membayangkan hal-hal erotis
18
trauma, dll.
Riwayat pnganiayaan seksual.
Kondisi yang tidak menyenangkan
Terapi medikasi spesifik yang dapat menyenangkan
masalah seksual.
Gangguan aktivitas fisik sementara maupun permanen
Konflik nilai-nilai antara kepercayaan pribadi dengan
aturan religi
2. Diagnosa masalah seksualitas
a. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan :
Ketakutan kehamilan
Efek antihipertensi
Depresi perpisahan dengan perceraian
b. Disfungsi seksual berhubungan dengan :
Cedera medulla spinalis
Penyakit kronis
Nyeri
Ansietas mengenai penempatan di RS
c. Gangguan Citra tubuh berhubungan dengan :
Efek masektomi
Disfungsi seksual
Perubahan pasca persalinan
d. Ganguan harga diri berhubungan dengan :
Kerentanan yang dirasakan setelah mengalami serangan
infrak miokardium
Pola penganiayan ketika masih kecil
3. Perencanaan
Tujuan yang dicapai mencakup :
a. Mempertahankan, memperbaiki, atau meningkatkan kesehatan
seksual
19
20
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kebutuhan seksual merupakan kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi
perasaan dua orang individu secara pribadi yang saling menghargai,
memerhatikan, dan menyayangi sehingga terjadi sebuah hubungan timbal balik
antara dua individu tersebut. Pada saat ini perilaku seksual telah beranjak dari
posisi nilai moral menjadi budaya. Dengan kata lain, jika sebelumnya seks sarat
dengan kaidah moral, sekarang seks telah merambah ke segala penjuru kehidupan
sebagai gaya hidup yang nihil moralitas.
3.2 SARAN
Saran yang dapat disampaikan dalam penulis ini adalah sebagai berikut :
Para pembaca dapat menggunakan makalah ini untuk menambah wawasan
21
DAFTAR PUSTAKA
Abineno, J.L.CH. 2002. Seksualitas dan Pendidikan Seks. Jakarta: Gunung Mulia.
Becher, Jeanne. 2004. Perempuan, Agama dan Seksualitas. Jakarta: Gunung
Mulia.
Magdalena, Merry. 2007. Melindungi Anak Dari Seks Bebas. Jakarta: Grasindo.
Niskala, Syarif. 2011. Agar Seks Tidak Salah Jalan. Jakarta: Progressio
Publishing.
Ronosulistya, Hanny, dkk. 2007. Ketika Ana Bertanya Seks. Jakarta: Grasindo.
22