WOUND CARE
Chronic Wound Care
DISUSUN OLEH:
Adrianus Asa Bere Loy
Arif Dwi Kurniawan
Gootama Catur Wicaksono
Mariana Kehi
PATRIA HUSADA
BLITAR
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberi rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah tentang Chronic
Wound Management ini dapat terselesaikan. Makalah ini diajukan guna
memenuhi tugas mata kuliah Wound Care. Saya mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat
diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................4
1.3 TUJUAN...................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................5
2.1 Pengertian Luka........................................................................................5
2.2 Proses Penyembuhan Luka.......................................................................6
2.3 Faktor yang mempengaruhi Proses Penyembuhan Luka..........................7
BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN....................................................9
3.1 Cara Perawatan Lukan Dengan Modern Dressing..........................................9
3.2 Pengkajian Luka.....................................................................................................10
3.3 Penyembuhan Luka Dengan Modern Wound Dressing.................................12
3.4 Pemilihan Balutan Luka...........................................................................12
BAB IV PENUTUP...........................................................................................16
4.1 KESIMPULAN........................................................................................16
4.2 SARAN....................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Perawatan luka telah mengalami perkem- bangan sangat pesat terutama
perawatan luka. Pada dasarnya, pemilihan produk yang tepat harus berdasar- kan
pertimbangan biaya (cost), kenyamanan (comfort), dan keamanan (safety).
1.2
RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana cara menajemen luka kronik ?
b. Bagaimana cara perawatan luka kronik dengan menggunakan modern
dressing ?
1.2
TUJUAN
a. Agar kita mengetahui tentang manajemen luka kronik.
b. Agar kita mengetahui perawatan luka kronik dengan menggunkan modern
dressing.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
PENGERTIAN LUKA
Definisi luka adalah terputusnya kontinuitas jaringan karena cedera atau
sifat,
2-3
minggu.
luka kronis adalah segala jenis luka yang tidak ada tanda-
sembuh
insisi bisa
berlangsung
sesuai
dengan proses penyembuhan normal, tetapi bisa juga dikatakan luka kronis
jika penyembuhan
terlambat
tanda infeksi.
2.2
setelah
a. Berlangsung dari
beberapa
b. Terbentuk
kuatnya
luka adalah
yang
memerangi antigen baru dari luka, tetapi juga untuk proses regenerasi
sel.
2. Kadar gula darah: Peningkatan gula darah akibat hambatan sekresi
insulin, seperti pada penderita
diebetes
dan
seperti
proliferasi sel,
pertahanan bakteri,
luka
akan
salah
satu
pencetus
peningkatan
hormon
glukokortikoid
yang
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
3.1
menggunakan
dibandingkan metode
yang
disebutkan
lebih efektif
prinsip
kolagen dalam matriks nonseluler yang sehat. Pada luka akut, moisture balance
memfasilitasi aksi faktor pertumbuhan, cytokines, dan
mempromosi pertumbuhan
sel
dan
chemokines yang
Jadi, luka harus dijaga kelembapannya. Lingkungan yang terlalu lembap dapat
menyebabkan
menyebabkan kematian sel, tidak terjadi perpindahan epitel dan jaringan matriks.
Perawatan luka modern harus tetap memperhatikan tiga tahap, yakni
mencuci luka, membuang jaringan mati, dan memilih balutan. Mencuci luka
bertujuan menurun- kan jumlah bakteri dan membersihkan sisa balutan lama,
debridement jaringan nekrotik atau
permukaan luka.
Perawatan
membuang
luka konvensional
harus
jaringan dan
sering mengganti
kain kasa
menggunakan
sehingga tidak sering menimbulkan trauma dan nyeri pada saat penggantian
balutan.
Jenis modern dressing lain, yakni Ca Alginat, kandungan Ca-nya dapat
membantu menghentikan perdarahan. Kemudian ada hidroselulosa yang mampu
menyerap cairan dua kali lebih banyak dibandingkan Ca Alginat. Selanjutnya
10
adalah hidrokoloid yang mampu melindungi dari kontaminasi air dan bakteri,
dapat digunakan untuk balutan primer dan sekunder. Penggunaan jenis modern
dressing disesuaikan dengan
pada
luka yang sudah mulai tumbuh granulasi, diberi gel untuk membuat suasana
lembap yang akan membantu mempercepat penyembuhan luka.
3.2
PENGKAJIAN LUKA
1. Status nutrisi pasien: BMI (body mass index), kadar albumin
2. Status vaskuler: Hb, TcO2
3. Status
imunitas: terapi
kortikosteroid atau obat-obatan
imunosupresan yang lain
4. Penyakit yang mendasari: diabetes atau kelainan vaskulerisasi lainnya
5. Kondisi luka:
a. Warna dasar luka
Dasar pengkajian berdasarkan warna: slough (yellow), necrotic
tissue
epithelialising (pink).
b. Lokasi, ukuran, dan kedalaman luka
c. Eksudat dan bau
d. Tanda-tanda infeksi
e. Keadaan kulit sekitar luka: warna dan kelembapan
f. Hasil pemeriksaan laboratorium yang mendukun
6. Berdasarkan kondisi warna luka, metode yang sering dikenal adalah
RYB/Red Yellow Black (Merah Kuning Hitam).
a. Luka dasar merah
Tujuan perawatan luka dengan warna dasar merah
mempertahankan
adalah
11
Luka dengan warna dasar merah tua atau terang dan selalu tampak
lembap merupakan luka bersih dengan banyak vaskulerisasi,
karenanya luka mudah berdarah.
b. Luka dasar kuning
Tujuan perawatan
debridement agar
adalah
meningkatkan
sistem
autolisis
Luka dengan
12
perawatan
luka
Pada keadaan lembap, invasi neutrofil yang diikuti oleh makrofag, monosit,
dan limfosit ke daerah luka berlangsung lebih dini.
3.4
tersedia untuk menangani luka kronis. Bahan modern wound dressing dapat
berupa hidrogel, film dressing, hydrocolloid, calcium alginate, foam/ absorbant
dressing, antimicrobial dressing, antimicrobial hydrophobic.
1. Hidrogel
Berbahan dasar
gliserin/air yang
dapat
oleh
tubuh
memberikan
13
2. Film Dressing
Jenis balutan ini lebih sering digunakan sebagai secondary dressing dan
untuk
operasi.
Terbuat
luka- luka superfisial dan non-eksudatif atau untuk luka postdari polyurethane film
yang
menyerap eksudat.
suasana
lembap,
infeksi, mampu
menyerap
eksudat tetapi
minimal;
sebagai
14
untuk
sekunder.
Terbuat dari polyurethane; non-adherent wound contact layer, highly
absorptive.
Indikasi: eksudat sedang sampai berat. Kontraindikasi: luka dengan eksudat
minimal, jaringan nekrotik hitam.
6. Dressing Antimikrobial
Balutan mengandung silver 1,2% dan hydrofiber dengan spektrum luas
termasuk bakteri MRSA (methicillin-resistant Staphy- lococcus aureus).
Balutan ini digunakan untuk luka kronis dan akut yang terinfeksi atau
berisiko infeksi.
Balutan antimikrobial tidak disarankan di- gunakan dalam jangka
waktu lama dan tidak direkomendasikan bersama cairan NaCl 0,9%.
7. Antimikrobial Hydrophobic
Terbuat dari diakylcarbamoil chloride, non-absorben, non-adhesif.
Digunakan untuk luka bereksudat sedang banyak, luka terinfeksi,
dan memerlukan balutan sekunder.
8. Medical Collagen Sponge
Terbuat dari bahan collagen dan sponge.
15
16
BAB IV
PENUTUP
4.1
dapat
KESIMPULAN
Penggunaan ilmu dan teknologi serta inovasi produk perawatan
memberi- kan nilai optimal
jika
digunakan
luka adalah
pasien.
luka
luka yang
klinis yang
sesuai
penggunaan
SARAN
Dengan
modern dressing.
mahasiswa mampu memilih mana manajemen luka apa yang tepat digunakan
sesuai jenis luka yang dimiiliki.
17
DAFTAR PUSTAKA
Casey G. Modern wound dressings. Nurs Stand. 2000; 15(5): 47-51.
Kane D. Chronic wound healing and chronic wound management. In: Krasner D,
Rodeheaver, editors. Health Management Publications;.
Singer AJ, Clark RAF. Mechanisms of disease: Cutaneous wound healing. N Engl J
Med. 1999; 341(10): 738-46.
Wayne PA, Flanagan. Managing chronic wound pain in primary care. Practice
Nursing; 2006; 31:12.
Theoret CL. Clinical techniques in equine practice. 3rd ed. 2004. Chapter 2, Update
on wound repair; p.110-22.
Sibbald RG, Keast DH. Best practice recommendations for preparing the wound
bed: Update 2006, clinical practice, wound care. Canada; 2006: 4(1).
Fernandez R, Griffiths R, Ussia C. The effectiveness of solutions, techniques and
pressure in wound cleansing. JBI Reports 2004; 2(7): 231-70.
Ropper R. Principles of wound assessment and management. Practice Nurse 2006;
31: 4.
Bryant RA, Clark RA, Nix DP. Acute and chronic wounds. Current management
concepts. 3rd ed. St Louis, Mo: Mosby Inc; 2007: 100-29.
Rippon M, White R, Davies P. Skin adhesives and their role in wound dressings.
Wounds UK 2007; 3(4): 76-86.
World Union of Wound Healing Societies. Principles of best practice: Minimising
pain at wound dressing-related procedures. A consensus document. Toronto:
WoundPedia Inc; 2007.
Collier J. A moist, odour-free environment. A multicentred trial of a foamed gel and
a hydrocolloid dressing. Prof Nurse 1992; 7(12): 804-8.
Bowszyc J, Bowszyc-Dmochowska M, Kazmierowski M, Ben-Amer HM, Garbowska
T, Harding E. Comparison of two dressings in the treatment of venous leg
vulcers. J Wound Care 1995; 4(3):106-10.
Thomas S, Banks V, Bale S, Fear-Price M, Hagelstein S, Harding KG, et al. A
comparison of two dressing in the management of chronic wounds. J
Wound Care 1997; 6(8): 383-6.
18