Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

A. TOPIK
Stimulasi Persepsi Sensori Sesi 6 : Mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Klien mengikuti program pengobatan secara optimal
2. Tujuan khusus :
a. Klien memahami pentingnya patuh minum obat.
b. Klien memahami akibat tidak patuh minum obat.
c. Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat.

C. LANDASAN TEORITIS
1. Terapi Aktivitas Kelompok
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) adalah upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi
sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Terapi kelompok adalah terapi
psikologi yang dilakukan secara kelompok untuk memberikan stimulasi bagi klien
dengan gangguan interpersonal (Yosep, 2007). Keuntungan yang diperoleh individu
melalui terapi aktivitas kelompok ini adalah dukungan (support), pendidikan,
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, meningkatkan kemampuan hubungan
interpersonal dan meningkatkan uji realitas (Birckhend, 2006) sehingga terapi
aktivitas kelompok ini dapat dilakukan pada karakteristik gangguan seperti :
gangguan konsep diri, harga diri rendah, perubahan persepsi sensori halusinasi, klien
dengan perilaku kekerasan atau agresif dan amuk serta menarik diri/isolasi sosial.
Selain itu, dapat mengobati klien dalam jumlah banyak, dapat mendiskusikan
masalah-masalah secara kelompok, menggali gaya berkomunikasi, belajar bermacam
cara dalam memecahkan masalah, dan belajar peran di dalam kelompok. Namun, pada
terapi ini juga terdapat kekurangan yaitu : kehidupan pribadi klien tidak terlindungi,
klien kesulitan mengungkapkan masalahnya, terapis harus dalam jumlah banyak.

1
Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi yaitu klien dilatih mempersepsikan
stimulus yang disediakan atau stimulus yang pernah dialami. Kemampuan persepsi
klien dievaluasi dan ditingkatkan tiap sesi. Sesi yang akan dilakukan yaitu sesi
keenam Mengontrol Halusinasi dengan patuh minum obat) Dengan proses ini,
diharapkan respon klien dapat mengontrol halusinasinya dengan patuh minum obat.
Terapi aktivitas kelompok Orientasi realita (TAK) adalah upaya untuk
mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain,
lingkungan/tempat, dan waktu. Klien dengan gangguan jiwa psikotik, mengalami
penurunan daya nilai realitas.

2. Halusinasi
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien mengalami
perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya
tidak ada. Dampak dari halusinasi yang diderita klien diantaranya dapat menyebabkan
klien tidak mempunyai teman dan asyik dengan fikirannya sendiri. Salah satu
penanganannya yaitu dengan melakukan terapi aktivitas kelompok yang bertujuan
untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol halusinasi yang dialaminya.Salah
satu gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah gangguan sensori
persepsi: Halusinasi dan merupakan salah satu masalah keperawatan yang dapat
ditemukan pada pasien gangguan jiwa.
Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di RSJ Dr Soeharto Heerdjan Jakarta
ruangan ELANG 1 (Laki-laki), sebagian besar pasien menderita halusinasi. Oleh
karena itu maka kami menganggap dengan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) klien
dengan gangguan sensori persepsi dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan
lingkungan sekitarnya namun tentu saja klien yang mengikuti therapy ini adalah klien
yang sudah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien
dapat bekerja sama dan tidak mengganggu anggota kelompok yang lain.

2
D. KLIEN
1. Kriteria
a. Klien dengan riwayat schizophrenia dengan disertai gangguan persepsi sensori;
halusinasi.
b. Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku agresif atau mengamuk,
dalam keadaan tenang.
c. Klien dapat diajak kerjasama (kooperatif).
2. Proses seleksi
a. Mengobservasiklien yang masukkriteria.
b. Mengidentifikasiklien yang masukkriteria.
c. Mengumpulkanklien yang masukkriteria.
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan
tujuan TAK padak lien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam
kelompok.
.
E. PENGORGANISASIAN
1. Therapy Aktifitas Kelompok ini dilaksanakan pada:
Hari, Tanggal : Jumat, 15 September 2017
Waktu : 15:45-16:35 WIB
Tempat : Ruang Elang 1 (Laki-laki)

2. Susunan Pelaksana
Yang bertugas dalam TAK kali ini disesuaikan dengan petugas setiap Sesi yang telah
disepakati. Sebagai berikut:
a. Leader : Fery Fadly
b. Co. Leader : Nurul Hidayah
c. Fasilitator : Irfan Maulana Anzar
d. Observer : Anggraeni Desynta Dewi

3. Uraian Tugas Pelaksana


a. Leader (Fery Fadly)
Memimpin jalannya therapy aktifitas kelompok.
Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya therapy.

3
Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.
Memimpin diskusi kelompok.
Membuka acara.
b. Co. Leader (Nurul Hidayah)
Mendampingi Leader
Mengambil alih posisi leader jika leader bloking.
Menyerahkan kembali posisi kepada leader.
Menutup acara diskusi.
c. Fasilitator (Irfan Maulana Anzar)
Ikut serta dalam kegiatan kelompok.
Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif
mengikuti jalannya therapy.
d. Observer (Anggraeni Desynta Dewi)
Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia).
Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga
penutupan.

4. Peserta
Klien yang mengikuti kegiatan berjumlah orang. Ada pun nama-nama klien yang
akan mengikuti TAK

5. Metode Terapi Aktifitas Kelompok


Metode yang digunakan pada therapy aktifitas kelompok (TAK) ini adalah metode
diskusi kelompok. Setiap sesi memiliki lima tahap, yaitu sebagai berikut:
Tahap I : Persiapan
Tahap II : Orientasi
Tahap III : Kontrak
Tahap IV : Tahap kerja
Tahap V : Tahap terminasi

6. Alat
Spidol dan papan tulis
Jadwal kegiatan harian klien dan pulpen
4
F. PROSES PELAKSANAAN
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi
b. Petugas membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi
a. Salam perkenalan
Perkenalan nama lengkap dan nama panggilan semua petugas
Menanyakan nama panggilan dari semua klien
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saa tini
Menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi setelah menggunakan
tiga cara yang telah dipelajari (menghardik, menyibukan diri dengan kegiatan,
dan bercakap-cakap).
c. Kontrak
Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan patuh minum
obat.
Menjelaskan aturan main berikut:
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus minta izin kepada
Terapis
Lama kegiatan 30 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

3. Tahap Kerja
Terapis menjelaskan untungnya patuh minu mobat, yaitu mencegah kambuh karena
obat memberi perasaan tenang, dan memperlambat kambuh. Terapis menjelaskan
kerugian tidak patuh minum obat, yaitu penyebab kambuh. Terapis meminta klien
menyampaika nobat yang dimakan dan waktu memakannya. Buatdaftar dikarton.
Menjelaskan lima benar minum obat, yaitu benar obat, benar waktu minum
obat, benar orang yang minum obat, benar dosis obat, dan benar cara minum obat.
Minta klien menyebutkan lima benar cara minum obat, secara bergiliran. Berikan

5
pujian padak lien yang benar. Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat
(catat dikarton). Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (catat
di karton). Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara
mencegah halusinasi/kambuh. Menjelaskan akibat/kerugian tidak patuh minum obat,
yaitu kejadian halusinasi/kambuh. Minta klien menyebutkan kembali keuntungan
patuh minum obat dan kerugian tidak patuh minum obat. Memberi pujian tiap kali
klien benar.

4. Terminasi
a. Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. TindakLanjut
Menganjurkan klien menggunakan empat cara mengontol halusinasi, yaitu
menghardik, melakukan kegiatan harian, bercakap-cakap, dan patuh minum obat.
Menganjurkan klien memasukkan minum obat ke dalam jadwal kegiatan harian
c. Kontrak yang akan datang
Terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk mengontrol halusinasi.
Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain, yaitu TAK evaluasi 4 sesi
sebelumnya.

G. EVALUASI DAN DOKUMENTASI


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk stimulasi
persepsi halusinasi sesi 6 yang diharapkan kemampuan klien yang diharapkan adalah
menyebutka nlima benar cara minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak
patuh minum obat.

6
Sesi 6 : TAK
Stimulasi persepsi : halusinasi
Kemampuan patuh minum obat untuk mencegah halusinasi

Menyebutkan 5 Menyebutkan Menyebutkan


No Nama Klien benar cara keuntungan akibat tidak patuh
minum obat minum obat minum obat
1 Tn. Adhi

2 Tn. Kamit x

3 Tn. Guruh x

4 Tn. Hendrik x x x
5 Tn. Suharsono

6 Tn. Suntit x

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan 5 benar cara minum
obat, manfaat dan akibat tidak minum obat beri tanda jika klien mampu dan tanda
X jika klien tidak mampu.

H. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki saat klien TAK. Pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi sesi
6. Klien mampu menyebutkan 5 benar minum obat, manfaat dan akibat bila tidak patuh
minum obat. Anjurkan klien minum obat dengan cara yang benar.

7
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna. (2004). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC

Maramis, W.F, 1990. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Erlangga Universitas Press

Stuart G.W, 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta: EGC

Stuart G.W, Sundeen S.J, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai