Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN HALUSINASI


Tugas Pada Stase Keperawatan Jiwa
Program Studi Ilmu Keperawatan Reg A3 Semester 2

Dosen Pembimbing :
Nuriza Agustina, S. Kep., Ners., M. Kes., M.Kep

Oleh :
RINI PUSPITA
NPM 2114901106

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROFESI NERS


SEKOLAH TIGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
2021/2022
PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA
A.IDENTITAS 
Identitas pasien Identitas Penanggung Jawab
Inisial : Ny.’E’ Nama : Ny’A’
Alamat : Karang Anyar, lahat Alamat : Karang Anyarr
Umur : 65 thn Umur : 35 thn
Pendidikan : SLTP Pendidikan : SLTA
Suku bangsa : Indonesia Suku bangsa : Indonesia
Agama : Islam Pekerjaan : Wiraswasta
Tanggal masuk PKM : 2 Juni 2022 Hubungan dengan klien :Anak pasien
Nomor Registrasi : -

B.ALASAN MASUK

C. FAKTOR PERIODESASI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu : (√) Ya ( ) tidak
2. Pengobatan sebelumnya : (√ ) Berhasil ( ) Kurang Berhasil ( ) tidak berhasil
3. Penganiayaan : Pelaku/Usia Korban / Usia Saksi Usia
( ) Aniaya fisik Kekerasan dalam keluarga
( ) Aniaya seksual Tindakan kriminal
4. Adakah keluarga yang mengalami gangguan jiwa ? ( ) Ya (√ ) Tidak
5. Hubungan Keluarga Gejala Riwayat Pengobatan / Perawatan....................  

D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda-tanda vital TD :  N: 130/80 S : 36⁰C P: 25/M
Ukur TB :165 m   BB : 60 kg  (√ ) Turun ( ) Naik.

2. Keluhhan Fisik ( ) Ya ( √) Tidak. Jelaskan :

 E. PSIKOSOSIAL
1. Genogram 

Keterangan gambar :
= Perempuan

= laki - laki

X = meninggal

= klien

2. Konsep Diria.

a. Gambaran Diri : sering mendengar suara bisikan

b. Identitas diri : -

c. Peran : -

d. Ideal Diri : -

e. Harga Diri : -

3. Hubungan sosiala.
a. Orang yang terdekat : sering marah tidak jelas
b. Peran serta kegiatan kelompok / masayarakat : -
c. Hambatan Berhubungan dengan orang lain : -

Masalah Keperawatan :
4. Spirituala.
a. Agama : Islam
b. Kegiatan : Beribadah

F. STATUS MENTAL
1. Penampilan : Baik
2. Pembicaraan : Baik

(√) Cepat ( ) Keras ( ) Gagap ( ) inkoheran()Apatis ) Lambat ( ) Membisu ( ) tidak mamp
u memulai bicara Jelaskan : 
3. Aktivitas Motorik
() Lesu ( √) Tegang ( ) Gelisah ( ) Agitasi( ) Tik ( ) Grimasen ( ) Tremor ( ) Kompulsif
Jelaskan :
4. Alam perasaan : Sering mendengar suara memanggil nama
5. Afek : -
6. Interaksi selama wawancara : Baik
7. Persepsi : risi terhadap suara yang memanggil
8. Proses fikir : -
9. Isi fikir :-
10. Tingkat kesadaran : baik
11. Memori :-
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung : baik
13. Kemampuan penilaian : baik
14. Daya tilik diri :

15. Kebutuhan persiapan pulang

a. Makan : Tidak tentu


b. BAB/BAK : Tidak tentu
c. Mandi : 2x sehari
d. Berpakaian dan berhias : Iya
e. Istirahat dan tidur : Kurang
f. Penggunaan obat : Iya
g. Pemeliharaan kesehatan : -
h. Kegiatan didalam rumah
Mempersiapkan makanan (√ )
Menjaga kerapihan rumah (√ )
Mencuci pakaian (- )
Pengaturan keuangan (- )
i. Kegiatan di luar rumah
Belanja (- )
Transfortasi (- )
VIII. Mekanisme Koping
Adaptif mal adaptif
(√) bicara dengan orang lain (√) reaksi lambat /berlebih
(- )mampu menyelesaikan masalah (- ) bekerja berlebihan
(√ ) olahraga

IX. Masalah psikososial dan lingkungan


(- ) masalah dengan pendidikan
(- ) masalah berhubungan dengan lingkungan.

X. pengetahuan kurang tentang yang di derita oleh pasien

XI. Aspek medik


Diagnosa medik : halusinasi pendengaran

Terapi medik : trapi farmakologi dan non farmakologi

ANALISA DATA
DATA Masalah Keperawatan
Resiko mencerederai diri sendiri, orang lain, dan
DS : - pasien
mengatakan sering lingkungan … efek
mendengar suara yang
memanggilnya
Perubahan sensori persepsi: halusinasi … core
-keluarga pasien
mengatakan pasien problem
sering marah-marah
tidak jelas
DO : pasien Nampak Gangguan konsep diri: harga diri rendah kronis …
gelisah causa
Diagnosa Keperawatan

Gangguan persepsi sensorik: Halusinasi pendengaran.

INTERVENSI
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
Gangguan Tum: Klien 1. Ekspresi 1.1 bina Hubungan
perubahan mencederai wajah hubungan saling saling percaya
sensori diri sendiri, bersahabat, percaya dengan merupakan
persepsi dan menunjukkan mengemukakan dasar untuk
halusinasi lingkungan. rasa senang, prinsip memperlancar
ada kontak komunikasi Interaksi yang
Tuk 1 mata, mau terapeutik selanjutnya akan
Klien dapat berjabat a. Sapa klien dilakukan.
membina tangan, mau dengan ramah
hubungan menyebutkan baik verbal
saling nama mau ataupun non
percaya. menjawab verbal.
salam, klien b. Perkenalkan
mau duduk diri dengan
berdampingan sopan.
dengan c. Tanyakan
perawat. nama lengkap
dan nama
panggilan.
d. Jelaskan
tujuan
pertemuan.
e. Tunjukkan
sikap empati
dan menerima
klien apa
Tuk 2 adanya.
Klien dapat f. Beri Perhatian Selain untuk
mengenal Kepada klien membina
halusinasinya dan hubungan saling
perhatikan percaya, kontak
1. Klien dapat
kebutuhan sering dan
menyebutkan
dasar klien. singkat akan
waktu, isi dan
memutus
frekuensi
1.1 Adakan halusinasi,
timbulnya
kontak mengenal
halusinasi.
sering dan perilaku pelayan
singkat pada saat
secara halusinasi
bertahap. terjadi dapat
1.2 Observasi memudahkan
tingkah laku perawat dalam
klien yang melakukan
terkait intervensi.
dengan
halusinasi.
Bicara dan
tertawa tanpa
3.Klien dapat
stimulus dan
mendemonstrasikan Meningkatkan
memandang
cara menghardik/ pengetahuan
ke kiri atau
mengusir tidak klien dalam
ke kanan ke
memperdulikan memutus
depan.
halusinasinya halusinasi

3.1 beri contoh


cara menghargai
halusinasi" pergi!
Harga diri klien
Saya tidak mau
meningkat
mendengarmu,
saya mau memberi klien
mencuci piring / kesempatan
bercakap dengan untuk mencoba
suster ". cara yang dipilih
3.2 beri pujian memudahkan
atas keberhasilan klien dalam
pasien. mengendalikan
3.3 minta klien halusinasi.

4.Dapat mengikuti mengikuti contoh


aktivitas kelompok. yang diberikan
dan minta klien
mengulanginya.
3.4 jadwal
Stimulasi
latihan pelayan
persepsi dapat
dan meminta
mengurangi
pelayan untuk
perubahan
mengisi jadwal
5. Klien dapat interprestasi
kegiatan.
mendemonstrasikan realitas akibat
kepatuhan minum halusinasi.
obat untuk 4.1 anjurkan
mencegah klien untuk
halusinasi. mengikuti terapi
aktivitas
Dengan
kelompok,
mengetahui
orientasi realita,
prinsip
stimulasi
pengetahuan
persepsi.
obat, maka
kemandirian
klien dalam hal
pengobatan
5.1 klien dapat
dapat
menyebutkan
ditingkatkan.
jenis dosis dan
waktu minum
obat serta
manfaat obat
tersebut.(prinsip
5 benar: Benar
Dengan
orang, benar
menyebutkan
obat, dosis, benar
dosis frekuensi,
waktu dan benar
dan caranya,
cara pemberian)
klien
melaksanakan
5.2 diskusikan
program
tentang jenis obat
pengobatan.
yang diminum
(nama, warna
dan besarnya)
waktu minum
Menilai
obat (3x1 :
kemampuan
Pukul jam 7.00,
klien dalam
13.00, dan 19.00)
pengobatannya
dosis cara.
sendiri.

5.3 diskusikan
frasa minum
obat.
a. klien minum
obat kepada
perawat (jika di
rumah sakit),
kepada keluarga
(jika di rumah).
b.Selain
Meningkatkan
memeriksa obat
pengetahuan
sesuai dosisnya.
seputar
Klien meminum
obat pada waktu halusinasi
yang tepat. dengan
perawatannya
5.4 anjurkan pada pihak
klien untuk keluarga
bicara dengan
dokter mengenai
manfaat dan efek
samping obat
yang dirasakan.

VI.STRATEGI HALUSINASI: DENGAR


Tindakan Keperawatan dengan pendekatan strategi pelaksanaan (sp) pasien.
1. SP1 pasien: Membantu pasien mengenali halusinasi, menjelaskan cara-cara halusinasi,
mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan cara pertama, menghardik halusinasi.

1.) fase orientasi

a. Salam terapeutik: Assalamualaikum, saya perawat yang akan merawat Ny,E’,


nama saya Rini bisa dipanggil rini, nama panggilannya yang disenangi apa?"

b. Evaluasi / validasi : Bagaimana perasaan Ny.E hari ini? Apa keluhan Ny.E’
saat ini?

c. Kontak

1) topik: Baiklah Bagaimana kalau kita bercakap-cakap suara yang selama ini
Ny.E dengar tapi tanpa wujudnya?

2) tempat: Di mana kita akan bercakap-cakap Ny.E’? Dimana kita duduk? Di


ruang tamu?"

3) waktu: Berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit?

2) fase kerja
Apakah Ny.E’ mendengar suara tanpa ada wujudnya? Apa yang akan
dilakukan suara itu? Berapa kali sehari yang Ny.E’ alami? Apa keadaan apa suara itu
terdengar? Apakah pada waktu sendiri? Apa yang dirasakan ketika mendengar suara
itu? Apa yang dilakukan ketika mendengar suara itu? Ny.E, ada 4 cara untuk
mencegah suara-suara itu muncul, pertama dengan menghardik suara tersebut, kedua
dengan cara bercakap-cakap yang lain, ketiga melakukan kegiatan yang sudah
terjadwal dan yang keempat minum obat yang teratur Bagaimana kalau kita belajar
satu cara dulu yaitu dengan menghardik.
" caranya sebagai berikut: Saat suara-suara itu, langsung pergi sana saya tidak
mau dengar Saya tidak mau dengar suara palsu begitu diulang-ulang suara itu tidak
terdengar lagi coba Ny.E’ peragakan! Nah begitu... Coba lagi! Ya bagus Ny.E’ sudah
bisa.
3) fase kerja.
a. Evaluasi subjektif: Bagaimana perasaan Ny.E’ setelah peragakan latihan tadi?
Kalau muncul suara itu lagi.

b. Evaluasi objektif: Jadi apa yang Ny.E’ dengar adalah muncul saat.. Gan yang
dilakukan saat suara-suara. Muncul...

c. Rencana tidak lanjut: " baiklah Ny.E’, nanti diingat lagi yang suara-suara, jangan
lupa kalau suara-suara itu beritahu perawat biar saya bantu ya?

d. Kontrak

1. Topik: Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang cara mengendalikan


suara-suara tersebut? Setuju!

2. Tempat: Baiklah kalau begitu di mana kita akan bercakap-cakap lagi?

3. Waktu: Berapa lama kita akan melanjutkan bercakap-cakap devi? Jam


berapa? Berapa menit? 20 menit, baiklah Ny.E’ sampai jumpa.

2. SP 2 pasien: Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua

1) Fase orientasi

a. Salam teraupetik: Assalamualaikum Ny.E’ Bagaimana perasaan Ny.E’ hari ini?


Sudah dipakai cara yang telah kita latih? Bagus!

b. Evaluasi / validasi: Sesuai janji kita tadi saya akan latih cara yang kedua untuk
mengontrol halusinasi dengan bercakap dengan orang lain.
c. Kontak

1. Topik: Baiklah Ny.E’ kita akan melakukan latihan cara kedua

2. Tempat: Kita lakukan di sini saja? Mau di mana?

3. Waktu: Kita akan latihan selama 20 menit.

2) Fase kerja

Cara kerja untuk mencegah atau mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan
bercakap-cakap orang lain. Jadi kalau Ny.E’ mau mendengar suara-suara langsung saja
mencari teman untuk diajak ngobrol meminta teman untuk mengobrol dengan Ny.E.
3) Fase terminasi

a. Evaluasi subjektif: Bagaimana perasaan Ny.E’ setelah latihan lama? Jadi Sudah
ngapeada berapa cara yang sudah dipelajari untuk mencegah suara-suara itu?
Cobalah kedua cara ini kalau Ny.E’ mengalami halusinasi.

3. SP 3 pasien: Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ke-3

1) Fase orientasi

a. Salam terapeutik: Assalamualaikum Ny.E’ Bagaimana keadaan Ny.E’ hari ini?


Apakah suara-suara masih?

b. Evaluasi dan validasi: Apakah sudah pakai dua cara yang telah kita latih?
Bagaimana hasilnya? Bagus!

c. Kontak

1. Topik: Sesuai janji kita hari ini, jika akan belajar cara yang ke-3 untuk
mencegah halusinasi yang melakukan kegiatan terjadwal.

2. Tempat: Mau dimana kita berbicara? Baik kita duduk di ruang tamu.

3. Waktu: Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit? Baiklah

2) Fase kerja:

Apa saja yang bisa Ny.E’ lakukan? Pagi-pagi yang kegiatannya terus jam
berikutnya. Wah banyak sekali kegiatannya Mari kita latih dua kegiatan kita hari ini.
Bagus Ny.E’ kita lakukan kegiatan dapat dilakukan untuk mencegah suara tersebut
muncul. Kegiatan lain akan kita latih agar lebih besar dari pagi sampai malam ada
kesulitan.
3) Fase terminasi

a. Evaluasi subjek: Bagaimana perasaan Ny.E’ setelah kita lakukan bercakap-


cakap tiga untuk mencegah suara-suara itu? Bagus sekali!

b. Evaluasi objektif: Coba sebutkan tiga cara yang telah kalian latih untuk
mencegah suara-suara! Bagus sekali, mari kita masukkan ke dalam jadwal
kegiatan Ny.E’.

c. Rencana tidak berlanjut: Coba kita lakukan sesuai jadwalnya.

d. Kontak

1. Topik: Bagaimana kalau menjelang makan siang nanti kita membahas cara
minum obat yang baik serta guna obat!

2. Tempat: Di ruang mana ya nanti?

3. Waktu: Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 12.00 siang sampai jumpa

4. SP 4 : Melatih pasien menggunakan obat secara teratur


1) Fase orientasi

a. Salam teraupetik: Assalamualaikum Ny.E

b. Evaluasi / validitas: Bagaimana perasaan Ny.E hari ini? Ada yang ingin
disampaikan? Apakah suara-suara masih? Apakah sudah dipakai tiga cara yang
telah kita lakukan?

2) fase kerja

Ny.E’ Apakah bedanya setelah minum obat secara teratur? Apakah suara-suara
berkurang hilang? Minum obat sangat penting supaya suara suara yang Ny.E’ dengar dan
mengganggu selama ini tidak muncul lagi?
3) fase terminasi
" bagaimana perasaan Nny.E’ setelah kita bercakap-cakap tentang obat?"
" sudah berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara?"

Anda mungkin juga menyukai