Anda di halaman 1dari 15

PENYEBAB GANGGUAN SEKSUAL

Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh : Kelompok 2

1.Adi Akbar Sanjaya

2. Annisa Wulandari

3.Lia Baroqah

4.Nadiya Ayu Nopihartati

5.Nofita Sari

6.Rara Andika Afriantari

7.Vemi Eliya Mega Surya

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


TAHUN AJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat

karunia serta rezeki yang tidak pernah dapat kita hitung dengan kemampuan kita,

sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul "PENYEBAB

GANGUAN SEKSUAL".

Pada kesempatan ini kami selaku penulis makalah ini mengucapkan terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pelaksanaan hingga

penulisan makalah ini .

Makala ini kami buat dengan sebaik-baiknya agar dapat dimengerti oleh

seluruh pembacanya. Namun kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan,sehingga saran pembaca sangat kami harapkan untuk pembuatan

makalah berikutnya.

Bengkulu , April 2018

Tim penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................

Latar Belakang...........................................................................................................

B. Rumusan masalah ..................................................................................

C. Tujuan ......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................

D.Pengertian ……….
……………………………………........................................

E.penyebab gangguan seksual…..…………………………..........................

BAB III PENUTUP…………………………………………………..……...... ..

F.Kesimpulan ..........…………………………………………………..

G.Saran `.......……………………………………………………….....

DASTAR PUSTAKA …….....................,......................................................


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan seksual merupakan suatu aspek kesehatan yang berhubungan
denganorgan-organ kelamin dan perilaku seksual. Kesehatan seksual yaitu
pencegahan penyakitmenular seksual dan kehamilan yang tidak di inginkan,
kenikmatan seks sebagai bagian darihubungan intim dan kendali yang lebih besar
terhadap keputusan seksual seseorang.Seks merupakan aspek intim yang penting,
dalam hubungan saling mencintai antara satuorang dengan orang lain.
Seks merupakan aspek hidup yang pribadi dan tersendiri yang jarang dibahas
dengan orang lain.Perilaku seksual adalah bermacam-macam dan ditentukan oleh
suatu interaksifaktor-faktor yang kompleks. Seksualitas seseorang adalah terlibat
dengan faktor kepribadian yang lain, dengan susunan biologis dan dengan rasa
umum tentang diri sendiri(sense of self). Ini termasuk persepsi sebagi laki-laki
atau wanita, yang mencerminkan perkembangan pengalaman dengan seks selama
siklus kehidupan.
Seksualitas abnormal yaitu perilaku seksual yang destruktif bagi diri sendiri
maupunoranglain, yang tidak dapat diarahkan kepada seseorang pasangan, yang
diluar stimulasiorgan seks primer, dan yang di sertai dengan rasa bersalah dan
kecemasan yang tidak sesuai,atau konfulsif.Bagi kebanyakan orang, banyak yang
tidak peduli tentang apakah perilaku seksualyang normal dan apakah jenis-jenis
dan gangguan seksual. Gangguan seksual merupakanmasalah dasar bagi pria dan
wanita yang mengganggu kemampuan mereka untuk menikmati seks.
Penyimpangan perilaku seksual sering di anggap perbuatan tidak bermoral
olehmasyarakat. Ada penderita yang merasa bersalah atau depresi dengan
pemilihan objek atauaktivitas seksual nya yang tidak normal. Namun banyak pula
yang tidak merasa terganggudengan penyimpangan tersebut kecuali bila ada
reaksi dari masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu gangguan seksualitas ?
2. Apa saja penyebab dan gejala ganguan seksual ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian ganguan seksual
2. Untuk mengetahui penyebab dan gejala ganguan seksual
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Gangguan Seksual


Dalam lingkup perilaku seksual, konsep tentang apa yang normal dan apa yang
tidak sangat dipengaruhi oleh faktor sosiokultural. Berbagai pola perilaku seksual
yang dianggap abnormal seperti mastrubasi, hubungan seks premarital, dan seks
oral genital, adalah normal pada masayarakat amerika dilihat dari frekuensi
statistik. Perilaku seksual dapat dianggap abnormal jika hal tersebut bersifat self-
defeating, menyimpang dari norma sosial, menyakiti orang lain,menyebabkan
distres personal, atau mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berfungsi
secara normal.
Disfungsi seksual adalah gangguan seksual dimana klien mengalami kesulitan
untuk berfungsi secara adekuat ketika melakukan hubungan seksual (Durand dan
Barlow, 2006).
Gangguan-gangguan dalam bidang seks biasanya tidak melemahkan atau
melumpuhkan seperti yang terjadi pada kecemasan, depresi, dan skizofernia.
Karena itu, gangguan ini sering dilihat sebagai gangguan-gangguan yang kurang
berat. Dalam beberapa bentuk gangguan itu terlihat bahwa kepuasan seksual
diperoleh dengan cara-cara dan kebiasaan-kebiasaan yang berbeda dari
persetubuhan yang wajar merupakan satu-satunya bentuk kegiatan seks yang lebih
disukai. Gangguan-gangguan ini dapat sangat mengganggu karena pengaruh yang
ditimbulkannya terhadap orang lain. Hal ini terjadi, misalnya, bila gangguan-
gangguan ini melibatkan tindakan-tindakan, seperti pemerkosaan, sadism seksual,
atau pelecehan seksual terhadap anak-anak (Semiun, 2006).
Individu-individu dikategorikan sebagai orang-orang yang mengalami
gangguan-gangguan seksual kalau gangguan-gangguan tersebut bukanlah simtom
dari sindrom-sindrom yang lebih puas, misalnya skizofernia dan reaksi-reaksi
obsesif. Pola-pola gangguan-gangguan seksual hampir selalu merupakan akibat
sejarah kesulitan yang panjang dalam perkembangan psikoseksual yang
disebabkan karena faktor-faktor lingkungan dan jarang sekali sebagai akibat dari
cacat-cacat konstitusional saja. Karena gangguan-gangguan seksual ini banyak
terjadi dalam masyarakat kita dan karena beberapa dari gangguan-gangguan itu
sangat berbahaya, maka penting dalam bagian ini akan dijelaskan jenis-jenis
gangguan-gangguan tersebut (Semiun, 2006).

B. Jenis Gangguan Seksual


1. Paraphilia
Istilah paraphilia (para berarti ‟salah atau abnormal“ dan philia
berarti„ ‟ketertarikan‟‟) secara harfiah berarti penympangan yang melibatkan
objek daya tarik seksual manusia. Dalam DSM-IV-TR, parafilia adalah
sekelompok gangguan yangmencakup ketertarikan seksual terhadap objek yang
tidak wajar atau aktivitas seksual yangtidak pada umumnya. Fantasi, dorongan,
atau perilaku harus berlangsung setidaknyaselama 6 bulan dan menyebabkan
distress atau hendaya signifikan. Tapi seseorang yangmemiliki kritria tersebut,
belum tentu bisa dikatakan seseoraang tersebut parafilia , karenaapabila seseorang
tersebut memiliki perilaku dan fantasinya tidak berulang.
Perubahan seksual adalah bermacam-macam dan ditentukan oleh suatu
interaksifaktor-faktor yang kompleks. Seksualitas abnormal yaitu perilaku seksual
yang destruktif bagi diri sendiri maupun orang lain, yang tidak dapat di arahkan
kepada seseorang pasangan, yang diluar stimulasi organ seks primer, dan yang di
sertai dengan rasa bersalahdan kecemasan yang tidak sesuai, atau konfulsif.
Rafelia secara harfiah „para‟ artinya penyimpangan „filia‟ artinya objek atau
situasi yang disukai. Parafilia adalah dorongan seksual yang mendalam dan
berulang yangmenimbulkan fantasi seksual yang difokuskan pada objek yang
bukan pada manusia saja, penderita atau penghinaan diri sendiri atau partnernya,
atau anak-anak atau orang-orangyang tidak mengizinkan. Parafilia dapat di artikan
juga yang menunjukkan pada objek seksual yang menyimpang (misalnya dengan
benda atau anak kecil)maupun aktivitas yangmenyimpang (misalnya dengan
memamerkan alat genital.
a. Jenis – Jenis Paraphilia
1) Pedofilia
Sebuah gangguan yang dimiliki orang dewasa (16 tahun keatas) yang tidak
mampu mengontroldorongan seksual terhadap anak yang belum matang secara
seksual.Meskipun pedofilia secara definisi memiliki ketertarikan pada anak-anak,
kecenderungan seksual mereka dan perilaku mereka itu sangat berfariasi.
Penyebab pedofilia menurut para ahli adalah lebih berasal dari psikologis
daibandingkan dengan faktor biologis. Hal tersebut tidak terlepas dari truma
menyedihkan yang terjadi pada masa lalu penderita, misal kekerasan seksual,
hingga mengalami pedofilia itu sendiri.Baru-baru ini penilitian terhadap penyebab
pedofilia secara biologis yang sudah dilakukan sejak tahun 2002, akhirnya
menghasilkan secercah titik terang. Hasil dari penilitian tersebut menunjukan
beberapa penyebab pedofilia, seperti :
 Mengalami gangguan pada otak
 Hormon testosteron yang kurang
 Mengalami trauma pada masa lalu
 Tumbuh di lingkungan yang tidak baik
 Tingkat intelektual dan daya ingat yang rendah,
 Otak mengalami kekurangan terhadap white matter.

2) Ekshibisionisme
Dalam ekshibionisme (exhibitionism), seseorang memiliki dorongan seksual
yang intens dan fantasi yang menggairahkan yang mencakup memperlihatkan alat
kelamin kepada orang asing.Penyebab Eksibisionisme:
 Psikologis
 Biologis
 Sosiokultural

3) Veyourisme
Kata voyeur berasal dari bahasa prancis voir yang berarti melihat. Voyeurism
adalah suatu gangguan seksual ketika individu memiliki suatu kompulsi untuk
mendaoatkan pemuasan seksual dari mengobservasi ketelanjangan atau aktifitas
seksual orang lain yang tidak menyadari bahwa mereka sedang dilihat.
Penyebab voyeurism antara lain sebagai berikut :
 Ketidak-adekuatan relasi dengan lawan jenis dan rasa ingin tahu yang sangat
mendominasi dirinya tentang aktivitas seksual
 Pernah mengalami trauma psikologis dari perlakuan jenis kelamin lain yang
menambah kadar rasa kurang percaya diri

4) Fetisisme fetis(fetish)
Asal muasal kata fetisisme merupakan serapan dari bahasa inggris fetishism
yang berasal dari bahasa latin facticius ("buatan") dan facere ("untuk membuat").
Mulanya fetish dikenal sebagai sebutan pada obyek yang memiliki kekuatan
spritual. Namun berubah ketika Alfred Binet, pakar ahli dari barat,
memperkenalkan fetish seksual (obyek seksual) yang lama kelamaan akhirnya
kata fetish dianggap sebagai sinonim dari fetish seksual tersebut.
Sedangkan pengertian fetisisme menurut para ahli adalah seseorang mencari
gairah seksual melalui suatu obyek. Macam-macam obyek fetisisme ini banyak
sekali, akan tetapi secara umum yang paling populer bagi penderita fetisisme
adalah pakaian dalam perempuan dan juga sepatu wanita.
Penyebab fetisisme:
 Pengalaman masa lalu atau traumatik masa lalu akibat pelecehan seksual
 Imitasi atau meniru orang lain yang melakukan fetishist
 Rasa ingin tahu atau ketertarikan akan benda-benda miliki lawan jenis
 Traumatik akibat tidak bisa melakukan hubungan seksual pada lawan jenis
 Ketakutan akan kemampuan diri atau maskulinitas diri, potensi dan takut
ditolak dan mendapat penghinaan
 Kekurang mampuan diri dalam pergaulan bebas

5) froturisme
Istilah froteurisme(frotteurism) berasal dari bahasaFroteurisme adalah
gangguan yang berkaitan dengan melakukan sentuhan yang berorientasi seksual
pada bagian tubuh seseorang yang tidak menaruh curiga akanterjadi hal itu.
Seseorang yang mengidap gangguan ini biasa menggosokkan penisnya ke paha
atau pantat seseorang perempuan atau menyentuh payudara atau kelaminnya.
Penyebab penyimpangan seksual ini disebabkan oleh munculnya berbagai
fantasi liar dalam aktifitas seksual pelaku dimana ia merasa dirinya lebih bisa
terpuaskan jika ia melakukan aksinya tersebut kepada orang lain.

6) Masokhisme
Masokisme adalah istilah yang digunakan untuk kelainan seksual tertentu,
namun yang juga memiliki penggunaan yang lebih luas. Gangguanseksual ini
melibatkan kesenangan dan kegembiraan yang diperoleh dari rasasakit pada diri
sendiri, baik yang berasal dari orang lain atau dengan dirisendiri. Gangguan ini
biasanya terjadi sejak kanak-kanak atau menginjak remaja yang sudah mulai
kronis. Orang dengan gangguan ini mencapaikepuasan dengan mengalami rasa
sakit. Masokisme adalah satu-satunyakelainan paraphilia yang dialami oleh
perempuan, sekitar 5 persen adalah perempuan.
Masokhisme bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti trauma saat masih
anak-anak, keluarga yang tidak harmonis, dan faktor pergaulan.

7) Vaginismus
Vaginismus adalah kejang urat yang sangat menyakitkan pada vagina (liang
peranakan, farji, puki).Ada kalanya fungsi vagina itu menjadi sangat abnormal.
Yaitu mengadakan kontraksi kontraksi (penegangan, pengejangan,pengerasan)
yang menyakitkan sekali, yang menyamai sebuah kompresor (alat pemadat,
penekan, pemampat). Kontraksi yang sangat kuat pada distal vagina (vagina yang
bentuknya tidak rata) itu menyebabkan vaginismus dan paresthesia penuh
kesakitan; di pihak pria karena venis lakilaki terjepit kuatkuat,dan merasakan
kesakitan yang luar biasa bagaikan hampir lumpuh rasanya.
Penyebab vaginismus
Penyebab non-fisik dapat meliputi:
 Ketakutan atau antisipasi terhadap rasa sakit saat berhubungan, ketakutan akan
kerobekan, takut hamil, dll
 Gelisah atau stress
 Isu pada pasangan: kekerasan, menjauh secara emosional, ketidakpercayaan,
kecemasan terhadap perasaan menderita, kehilangan kendali, dll
 Kejadian traumatis: perkosaan, sejarah kekerasan
 Pengalaman masa kecil: cara didik, paparan terhadap gambar seksual
 Tanpa penyebab: kadang, tidak ada penyebab khusus.
Penyebab fisik dapat meliputi:
 Kondisi medis
 Persalinan
 Perubahan yang terkait usia
 Rasa tidak nyaman sementara
 Trauma pada pelvis
 Sejarah kekerasan
 Efek samping pengobatan.

8) Sadomasokhis
Seorang individu sadisme mencapai kepuasan seksual dengan menyakitiorang
lain. Dalam teori psikoanalitik, sadisme terkait dengan rasa takut pengebirian,
sedangkan penjelasan perilaku sadomasokisme (praktek seksualmenyimpang yang
menggabungkan sadisme dan masokisme) adalah perasaansecara fisiologis mirip
dengan gairah seksual. Penyebab Sadomasokhi:
Pemaparan seks yang prematur, atau traumatik, dalam bentuk penyiksan
seksual masa anak-anak. Kira-kira 75 persen laki-laki yang diterapi di National
Institute for Study, Prevention, and Treatment Sexual di Baltimore, adalah korban
penyiksaan seksual pada masa anak-anaknya. Supresi berlebihan terhadap keingin
tahuan alami tentang seks, karena alasan religius atau alasan lain. Anak laki-laki
yang diajari bahwa seks tabu, kotor dan dihukum karena minatnya terhadap seks,
mungkin menjadi laki-alki dengan perilaku fetihisme atau obsesi.

9) Sadisme sek
Kepuasan seksual yang dihubungkan dengan menimbulkan penghinaan atau
rasa sakit pada orang lain. Diagnosis klinis untuk sadisme seksual biasanya tidak
diberikan, kecuali jika orang tersebut merasa tertekan akibat perilakunya atu
tindakannya yang membahayakan diri sendiri atau orang lain.
10) Transvestik fetishisme
Dorongan yang kuat dan berulang serta fantasi yang berhubungan dengan
melibatkan memakai pakaian dari lawan jenisnya, dengan tujuan untuk
mendapatkan rangsangan seksual. Transvestik fetishisme biasanya terjadi pada
priaheteroseksua.

C. Faktor penyebab seksual secara umum


1. Perspektif Biologis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecil kemungkinan penyebab gangguan
seksual paraphilia disebabkan oleh masalah ketidaknormalan hormone. Hanya
saja, banyak individu dengan paraphilia menyalahgunakan obat dan alkohol untuk
melepaskan fantasi tanpa hambatan dari kesadaran. Kondisi fisik atau medis yang
mengganggu fungsi seksual. Kondisi tersebut termasuk penyakit diabetes, jantung
dan vaskuler, gangguan saraf, penyakit kronis, penyalahgunaan obat, dan efek
samping dari obat-obatan tertentu (salah satunya adalah antidepresan yang dapat
mengganggu hasrat dan fungsi seksual).
Kondisi hormonal, seperti penurunan kadar hormon estrogen pada wanita,
terutama setelah menopause dan hormon testosteron yang rendah pada pria
sehingga mengurangi hasrat melakukan kegiatan seksual.
2. Perspektif Kultural
Lingkungan keluarga dan budaya di mana seorang anak dibesarkan ikut
mempengaruhi kecenderungannya mengembangkan perilaku seks menyimpang.
Anak yang orangtuanya sering menggunakan hukuman fisik dan terjadi kontak
seksual yang agresif, lebih mungkin menjadi agresifdan impulsif secara seksual
terhadap orang lain setelah mereka berkembang dewasa.
3. Perspektif Psikologis
Psikodinamika
Faktor psikologi, terutama stres, dapat menyebabkan disfungsi seksual. Selain
itu, kecemasan, kekhawatiran berlebihan akan performa seksualnya, masalah
dalam hubungan atau pernikahan, depresi, perasaan bersalah, serta efek trauma
masa lalu juga dapat berpengaruh.
Gangguan seksual paraphilia muncul karena adanya kecemasan kastrasi yang
tidak dapat terselesaikan dari masa anak-anak sehingga menyebabkan rangsangan
seksual dipindahkan pada objek arau aktivitas yang lebih aman. Objek yang netral
dapat menjadi objek yang memiliki daya tarik seksual karena adanya hambatan
atau ketidakmampuan untuk menyalurkan dorongan seksual pada objek seksual
yang lazim.
Perilaku mengalihkan pemenuhan dorongan seksual ke objek lain itu terbentuk
di masa kanak-kanak. Pengalihan dorongan seksual ini dapat disebabkan oleh
peristiwa-peristiwa tertentu yang memaksa individu di masa lalu untuk menekan
dorongan seksual kepada objek yang lazim. Tekanan yang menghambat dorongan
seksual itu dapat berasal dari orang-orang dekat yang lebih berkuasa seperti
orangtua, adanya perasaan bersalah, atau kondisi-kondisi lain yang membuat si
individu merasa tidak mampu menyalurkan hasrat seksualnya.
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Istilah paraphilia (para berarti „‟salah atau abnormal‟‟ dan philia
berarti„‟ketertarikan‟‟) secara harfiah berarti penympangan yang melibatkan
objek daya tarik seksual manusia. Dalam DSM-IV-TR, parafilia adalah
sekelompok gangguan yangmencakup ketertarikan seksual terhadap objek yang
tidak wajar atau aktivitas seksual yangtidak pada umumnya. Fantasi, dorongan,
atau perilaku harus berlangsung setidaknyaselama 6 bulan dan menyebabkan
distress atau hendaya signifikan. Tapi seseorang yangmemiliki kritria tersebut,
belum tentu bisa dikatakan seseoraang tersebut parafilia , karenaapabila seseorang
tersebut memiliki perilaku dan fantasinya tidak berulang.Rafelia secara harfiah
„para‟ artinya penyimpangan „filia‟ artinya objek atau situasi yang disukai.
Parafilia adalah dorongan seksual yang mendalam dan berulang
yangmenimbulkan fantasi seksual yang difokuskan pada objek yang bukan pada
manusia saja, penderita atau penghinaan diri sendiri atau partnernya, atau anak-
anak atau orang-orangyang tidak mengizinkan.

B. Saran
Sebaiknya kita tidak melakukan gangguan seksual dan membantu bagi yang
sudah mengalami gangguan untuk kembali ke kodrat yang benar.
DAFTAR PUSTAKA

Kartono, Kartini., 2009, Psikologi Abnormal dan Abnormalitas Seksual. Bandung:


Mandar maju.
Nevid S, Jeffrey, Rathus S, Spencer., dan Greene Beverly,2002,Psikologi
Abnormal. Jakarta: Erlangga.
Krauss,Susan dan Richard P.Halgin.2010.Psikologi Abnormal. Jakarta: Salemba
Humanika.
https://www.kompasiana.com/nurls/gangguan-sadisme-
seksual_56a482c2a423bd141db94e7e
https://m.detik.com/health/penyakit/1269633/frotteurisme

Anda mungkin juga menyukai