Anda di halaman 1dari 21

KEPERAWATAN KELUARGA

KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA

Disusun Oleh : Kelompok 7


1. Annisa Wulandari
2. Nadiya Ayu Nopihartati
3. Novilla Yunita
4. Rapika Apriliani
Dosen Pembimbing: Ns Hermansyah M.Kep

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah ini,
dengan judul konsep asuhan keperawatan keluarga
Dalam penulisan Makalah ini Kami tidak henti-hentinya mengucapkan
banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
Makalah ini. Penulisan makalah ini bertujuan memberikan informasi tentang
konsep asuhan keperawatan keluarga
Kami sadar sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan sebagaimana pepatah “Tak ada gading yang tak retak”. Oleh
karenanya kami membuka tangan selebar-lebarnya guna menerima saran dan
kritik membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya kami mengharapkan agar makalah ini dapat berguna bagi pembaca.

Bengkulu, Mei 2019


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling
berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat
yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang
dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai saran/penyalur.
Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluarga
mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling
memelihara.
Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatih anak untuk
berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan
orang lain diluar rumah.
Proses keperawatan dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja, dalam kerangka
referensi tertentu, konsep tertentu, teori atau falsafah.
Friedman dalam Proses keperawatan keluarga juga membagi dalam lima tahap
proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian terhadap keluarga, identifikasi
masalah keluarga dan individu atau diagnosa keperawatan, rencana perawatan,
implemntasi rencana pengerahan sumber-sumber dan evaluasi perawatan.
Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga menurut Effendi
(2004) dengan melalui membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga
yaitu dengan mengadakan kontrak dengan keluarga, menyampaikan maksud dan
tujuan, serta minat untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan
keluarga, menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan –
kebutuhan kesehatan yang dirasakan keluarga dan membina komunikasi dua arah
dengan keluarga.
Friedman (1998: 55) menjelakan proses asuhan keperawatan keluarga terdiri
dari lima langkah dasar meliputi pengkajian diagnose intervensi implementasi dan
evaluasi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengkajian konsep keluarga?
2. Bagaiamana penyusunan prioritas masalah dan perskoran ?
3. Bagaimana menyusun diagnose keperawatan ?
4. Bagaimana penyusunan tujuan umum dan khusus?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengkajian konsep keluarga
2. Untuk mengetahui prioritas masalah dan perskoran
3. Untuk mengetahui penyusunan diagnose keperawatan
4. Untuk mengetahui penyusunan tujuan umum dan khusus
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Konsep Keperawatan Keluarga


Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi
Keperawatan Konsep dan Praktik, proses keperawatan adalah metode dimana
suatu konsep diterapkan dalam praktik keperawatan. Proses keperawatan terdiri
dari lima tahap yang berhubungan dan berurutan yaitu penkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi
Keperawatan Konsep dan Praktik, pengumpulan data dalam proses keperawatan
dilakukan dengan cara :
1. Observasi
Metode pengumpulan data dimana data dikumpulkan melalui observasi
visualmelalui indera yang berlangsung terus-menerus, dimana data yang
dikumpulkan harus obyektif dan harus dicatat apa adanya (bukan penafsiran
sendiri), diantaranya yang berkaitan dengan lingkungan fisik, misalnya ventilasi,
penerangan, kebersihan dan sebagainya.
2. Wawancara
Suatu pembicaraan terarah, percakapan dengan maksud pengumpulan data, dan
dapat dilakukan secara formal dan informal, dimana perlu tekhnik khusus, dan
otoritas yang kita gunakan sesedikit mungkin, misalnya pemeriksaan fisik, mental,
sosial budaya, ekonomi, kebiasaan, lingkungan dan sebagainya.
3. Studi dokumentasi
Mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan materi pembahasan
seperti data dari puskesmas, data perkembangan kesehatan anak (KMS), kartu
keluarga dan catatan-catatan kesehatan lainnya.
4. Pemeriksaan fisik
Cara pengumpulan data melalui inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi serta
pemeriksaan tanda-tanda vital.
Empat tehnik dalam pemeriksaan fisik, yaitu :
 Inspeksi adalah suatu proses observasi yang dilaksanakan secara
sistematik.Observasi dilaksanakan dengan menggunakan indra penglihatan,dan
penciuman sebagai suatu alat untuk mengumpulkan data.
 Palpasi adalah suatu tehnik menggunakan indra peraba.Tangan dan jari adalah
suatu instrument yang sensitif yang digunakan untuk mengumpulkan data
tentang : temperatur, tugor, bentuk, kelembaban, vibrasi, dan ukuran.
 Perkusi adalah suatu pemeriksaandengan jalan mengetuk untuk
membandingkan kiri kanan pada setiap permukaan tubuh dengan tujuan
menghasilkan suara.
 Auskultasi Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara
yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop

Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks gengan


menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan
individu sebagai anggota keluarga
Proses keperawatan keluarga terdiri pengkajian, diagnosis keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang selalu terdokumentasi. Secara
terperinci, proses keperawatan yaitu :
Tahapan dari proses keperawatan keluaarga meliputi
a. Pengkajian keluarga dan individu di dalam keluarga.
 Yang termasuk pada pengkajian keluarga adalah:
 Mengidentifikasi data demografi dan sosio kultural
 Data lingkungan
 Struktur dan fungsi keluarga
 Stres dan strategi koping yang digunakan keluarga
 Perkembangan keluarga
 Yang termasuk pada pengkajian terhadap individu sebagai anggota keluarga
adalah:
 Fisik
 Mental
 Emosi
 Sosial
 Spirtual
b. Perumusan diagnosis keperawatan.
c. Penyusun perencanaan
Perencanaan disusun dengan menyusun prioritas menetapkan tujuan,
identifikasi sumber daya keluarga, dan menyeleksi intervensi keperawatan.
d. Pelaksanaan asuhan keperawatan
Perencanaan yang sudah disusun dilaksanakan dengan memobilisasi sumber-
sumber daya yang ada di keluarga, masyarakat dan pemerintah
e. Evaluasi
Pada tahapan evaluasi, perawat melakukan penilaian terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan.

B. Tahap-tahap Asuhan Keperawatan


a. Tahap Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Tahap pengkajian
merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan individu. Oleh karena itu pengkajian yang benar, akurat, lengkap dan
sesuai dengan kenyataan sangat penting dalam merumuskan suatu diagnosis
keperawatan dan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dari American
Nursing Assosiation (ANA).
Menurut Suprajitno (2004) dalam bukunya Asuhan Keperawatan Keluarga,
menyatakan beberapa hal yang perlu dilakukan pada pengkajian, yaitu::
1. Membina hubungan yang baik anatara perawat dan klien (keluarga) merupakan
modal utama untuk melaksanakan asuhan keperawatan. Hubungan tersebut
dapat dibentuk dengan menerapkan strategi perawat untuk memberikan
bantuan kepada klien untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya.
 Diawali dengan perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah.
 Menjelaskan tujuan kunjungan.
 Meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah untuk membantu
keluarga menyelsaikan masalah kesehatan yang ada.
 Menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat yang dapat dilakukan, dan
menjelaskan kepada keluarga tentang tim kesehatan lainnya yang menjadi
jaringan perawat.
2. Pengkajian ini berfokus sesuai data yang diperoleh dari unit layanan kesehatan.
3. Pengkajian lanjutan, yaitu : tahap pengkajian untuk memperoleh data yang
lebih lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang berorientasi pada
pengkajian awal. Disini perawat mengungkapkan keadaan keluarga hingga
penyebab dari masalah kesehatan yang paling mendasar.

Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil


data/informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya.
Sumber informasi dari tahapan pengkajian dapat menggunakan metode :
 Wawancara keluarga
 Observasi fasilitas rumah
 Pemeriksaan fisik terhadap anggota keluarga (head to toe)
 Data sekunder, misalnya hasil laboratorium, hasil X-ray, PAP Smear dan
sebagainya.

Menurut Sri Setyowati dan Arita Murwani (2008) dalam bukunya Asuhan
Keperawatn Keluarga, hal-hal yang perlu digali dalam pengkajian antara lain :
a) Pengumpulan data
Data umum
1. Nama KK, Alamat dan telpon
2. Komposisi keluarga (dilengkapi genogram 3 generasi)
3. Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah
yang terjadi dengan tipe keluarga tersebut.
4. Suku bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya
suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.
5. Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh kepercayaan yang dapat mempengaruhi
kesehatan.
6. Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi ditentukan oleh pendapatan baik kepala keluarga
maupun anggota keluarga lainnya.Selain itu status ekonomi keluarga
ditentukan oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan serta barang-barang
yang dimiliki oleh keluarga.
7. Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-
sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton
TV dan mendengar radio juga merupakan aktivitas rekreasi.
b) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga tertinggi saat ini dicapai oleh keluarga,
misalnya anggota keluarga terdiri dari lansia, remaja, balita, maka tahap
perkembangan keluarga saat ini adalah lansia (bila lansia ikut dengan
keluarga) tetapi bila tidak maka tahapannya adalah keluarga dengan remaja.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh
keluarga serta kendala.
c) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi
riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga,
pencegahan penyakit, pelayanan kesehatan.
d) Riwayat keluarga sebelumnya
Meliputi data-data tentang riwayat orang tua dari pihak suami maupun isteri.
e) Lingkungan
1. Karateristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasikan dengan melihat luas rumah, tipe
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan
perabotan rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic tank dengan sumber
air, sumber air minum yang digunakan serta denah rumah.
2. Karateristik tetangga dan komunitas RT
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat.
3. Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga
berpindah tempat.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul
serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga berinteraksi
dengan masyarakat.
f) Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota
keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang
kesehatan.Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan
dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
g) Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antara anggota keluarga.
2. Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang
lain untuk merubah perilaku.
3. Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal
maupun informal.
4. Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga, yang
berhubungan dengan kesehatan.
h) Fungsi Keluarga
1. Fungsi efektif
Hal yang perlu dikaji adalah gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga, terhadap anggota
keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan
bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
2. Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji adalah bagaimana interaksi atau hubungan dalam
keluarga, sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan
perilaku.
i) Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian,
perlindungan serta merawat anggota keluarga yg sakit, sejauh mana pengetahuan
keluarga mengenai sehat-sakit. Kesanggupan keluarga didalam melaksanakan
perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga melaksanakan 5
tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap
anggota yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan
dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di
lingkungan setempat.
Hal-hal yang di kaji sejauhmana keluaarga melakukan pemenuhan tugas
perawatan keluarga adalah:
1. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, yang
perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga mengetahui mengenai fakta2 dari
masalah kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab
dan mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah.
2. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai
tindakan kesehatan yg tepat, hal yang perlu dikaji adalah:
 Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya
masalah
 Apakah masalah kesehatan di rasakan oleh keluarga
 Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang di alami
 Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan penyakit
 Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan
 Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada
 Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan
 Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam
mengatasi masalah
3. Mengetahui sejauh mana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya
(sifat,penyebaran,komplikasi,prognosa dan cara perawatannya)
 Sejauh mana keluar mengetahui tentang sifat dan perkembangan perawatan
yang di butuhkan
 Sejauh mana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas yang di perlukan
untuk perawatan
 Sejauh mana keluarga mengetahui sumber2 yang ada dalam keluarga
(anggota keluarga yang bertanggungjawab, sumber keuangan/Finansial,
fasilitas fisik, psikososial)
 Bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit
4. Untuk mengetahui Sejauh mana kemampuan keluarga memelihara lingkungan
rumah yang sehat, hal yang perlu dikaji adalah:
 Sejauh mana keluarga mengetahui sumber2 keluarga yang dimiliki
 Sejauh mana keluarga melihat keuntungan /manfaat pemeliharaan
lingkungan
 Sejauh mana keluarga mengetahui Pentingnya higiene sanitasi
 Sejauh mana kekompakan antar anggota keluarga
5. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan di masyarakat, hal yang perlu dikaji adalah:
 Sejauh mana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan
 Sejauh mana keluarga memahami keuntungan2 yang dapat di peroleh dari
fasilitas kesehatan
 Sejauh mana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas
kesehatan
 Apakah keluarga mempunyai pengalaman yg kurang baik terhadap petuga
kesehatan
 Apakah Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga
j) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu di kaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:
1. Berapa juamlah anak
2. Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
3. Metode apa yang di gunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah
anggota keluarga
k) Fungsi Ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:
1. Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
2. Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam
upaya peningkatan status kesehatan keluarga
l) Stress dan Koping keluarga
1. Stresor Jangka pendek dan panjang
 stresor janka pendek yaitu stesor yang di alami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6 Bulan
 Stresor janka panjang yaitu stresor yang di alami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 Bulan
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi
/stressor
3. Strategi koping yang di gunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan
4. Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang di gunakan bila
menghadapi permasalahan
m) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga.
n) Harapan Keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap
petugas kesehatan yang ada.

b. Tahap Diagnosa
Menurut Sprajitno (2004) dalam bukunya Asuhan Keperawatan Keluarga,
perumusan diagnosis keperawatan menggunakan aturan yang telah disepakati,
terdiri dari :
1. Masalah (P) adalah menjelaskan status kesehatan atau masalah kesehatan klien
secara jelas dan sesingkat mungkin.
2. Penyebab (E) atau etiologi adalah faktor klinik dan personal yang dapat
merubah status kesehatan atau mempengaruhi perkembangan masalah.
3. Tanda atau gejala (S) adalah data-data subjektif dan objektif yang ditemukan
sebagai komponen pandukung terhadap diagnosis keperawatan actual dan
risiko.

Diagnosis keperawatan menurut Nursalam (2001) adalah suatu pernyataan


yang menjelaskan respon manusia dari individu atau kelompok dimana perawat
secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara
pasti untuk menjaga status kesehatan, membatasi, mencegah dan merubah.
Diagnosis keperawatan menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan
Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik dapat dibedakan menjadi 5
kategori yaitu :
1. Aktual yaitu menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik
yang ditemukan.
2. Risiko yaitu menjelaskan masalah kesehatan yang nyata akan terjadi jika tidak
dilakukan intervensi.
3. Potensial yaitu menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk
memastikan masalah keperawatan kemungkinan. Pada keadaan ini masalah dan
faktor pendukung belum ada tapi sudah ada faktor yang dapat menimbulkan
masalah.
4. Diagnosis keperawatan (Wellness) adalah keputusan klinis tentang keadaan
individu, keluarga dan masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera yang
lebih tinggi.
5. Diagnosis keperawatan (Syndrome) adalah diagnosis yang terdiri dari
kelompok diagnosis keperawatan aktual dan risiko tinggi yang diperkirakan
akan muncul atau timbul karena suatu kejadian atau situasi tertentu.
Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan
pada pengkajian, yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan
dengan etiologi yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan keluarga.
Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari:
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari
gangguan kesehatan. Sebagai contoh:
a) Gangguan nutrisi
Kurang dari kebutuhan pada balita (Anak N), keluarga Bapak Y
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan masalah kekurangan nutrisi.
b) Keterbatasan pergerakan pada lanjut usia (Ibu S) keluarga Bapak Y
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan keterbatasan gerak ( rematik).
c) Perubahan peran dalam keluarga (Bapak A) Berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah peran sebagai suami.
2. Diagnosa Keperawatan Keluarga Risiko (ancaman kesehatan)
Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan. Misalnya
lingkungan rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi
tumbuh kembang yang tidak adekuat. Sebagai contoh:
a) Risiko terjadi konflik pada keluarga Bapak I berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah komunikasi.
b) Risiko gangguan perkembangan pada balita (Anak N) keluarga Bapak Y
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga melakukan stimulasi
terhadap balita.
c) Risiko gangguan pergerakkan pada lansia ( Ibu Y) keluarga Bapak A
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan keterbatasan gerak
3. Diagnosa Keperawatan Keluarga Sejahtera/Potensial
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan
keluarga dapat di tingkatkan. Khusus untuk diagnosa keperawatan potensial
(sejahtera) boleh tidak menggunakan etiologi. Sebagai contoh:
a) Potensial terjadi peningkatan kesejahteraan pada ibu hamil (Ibu M) keluarga
Bapak K.
b) Potensial peningkatan status kesejahteraan pada bayi keluarga Bapak X.
c) Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah
keluarga Bapak I.

Menurut Bailon dan Maglaya (1978), etiologi pada diagnosis keperawatan


keluarga menggunakan lima sekala ketidak kemampuan keluarga dalam
melaksanakan tugaskesehatan dan keperawatan, yaitu :
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga disebabkan
karena :
 Kurang pengetahuan atau ketidaktahuan fakta
 Rasa takut akibat maslah yang diketahui
 Sikap dan falsafah hidup
2. Ketidakmampuan dalam mengambil keputusan yang tepat untuk melaksanakan
tindakan, disebabkan karena :
 Tidak memahami mengenai sifat, berat, dan luasnya masalah
 Masalah kesehatan tidak begitu menonjol
 Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang pengetahuan,
dan kurangnya sumberdaya keluarga
 Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan
 Ketidakcocokan pendapat dari keluarga
 Tidak mengetahui fasilitas kesehatan yang ada
 Takut dari tindakan yang dilakukan
 Sikap negatif terhadap tindakan petugas atau lembaga kesehatan
 Kesalahan informasi terhadap tindakan yang dilakukan
3. Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit,
disebabkan karena :
 Tidak mengetahui keadaan penyakit
 Tidak mengetahui tentang perkembangan perawat yang dibutuhkan
 Kurang atau tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
 Tidak seimbangnya sumber-sumber yang ada dalam keluarga
 Sikap negatif terhadap penyakit
 Konflik individu dalam keluarga
 Sikap dan pandangan hidup
 Perilaku yang mementingkan diri sendiri
4. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara lingkungan rumah yang
kondusif yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi
anggota keluarga, disebabkan karena :
 Sumber-sumber keluarga tidak cukup, diantaranya keuangan, tanggung
jawab atau wewenang, keadaan fisik rumah yang tidak memenuhi syarat
 Kurang dapat mellihat untung dan manfaat pemeliharaan lingkungan rumah
 Ketidaktahuan pentingnya sanitasi lingkungan
 Konflik personal dalam keuarga
 Ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit
 Sikap dan pandangan hidup
 Ketidakkompakan keluarga, karena sifat mementingkan diri sendiri, tidak
ada kesepakatan, acuh terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah
5. Ketidakmampuan keluarga dalam menggunakan sumber dimasyarakat guna
memelihara kesehatan, disebabkan karena :
 Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada
 Tidak memahami keuntungan yang diperoleh
 Kurang percaya terhadap petugas kesehatan atau lembaga kesehatan
 Pengalaman yang kurang baik dari petugas
 Rasa takut pada akibat tindakan
 Tidak terjangkau fasilitas yang diperlukan
 Rasa asing dan tidak ada dukungan dari masyarakat

c. Menetukan Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga (menurut Ballon dan


Maglaya, 1978).
No. Kriteria Skor Bobot
Sifat Masalah
Skala:
1.  Aktual (Tidak/Kurang sehat) 3
 Ancaman kesehatan 2 1
 Keadaan Sejahtera 1
Kemungkinan Masalah
Skala :

2.  Mudah 2
 Sebagian 1 2
 Tidak dapat 0

Potensial Masalah untuk Dicegah


Skala:

3.  Tinggi 3
 Cukup 2 1
 Rendah 1

Menonjolnya Masalah
Skala:
 Masalah berat harus segera 2
4. ditangani
 Ada masalah, tapi tidak perlu 1 1
ditangani
 Masalah tidak dirasakan 0

Skoring:
 Tentukan skor untuk setiap kriteria.
 kore dibagi dengan angkat tertinggi dan kalikanlah dengan bobot.
Catatan : skor dihitung bersama-sama dengan keluarga.
 Skor
 Bobot
 Angka tertinggi

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas:


a) Kriteria 1:
Sifat masalah, bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat karena
yang pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan
oleh keluarga.
b) Kriteria 2:
Kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan
terjangkaunya faktor2 sebagai berikut:
 Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani
masalah.
 Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga.
 Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, ketrampilan dan waktu
 Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam
masyarakat: dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat dan
sokongan masyarakat.
c) Kriteria 3:
Potensial masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah:
 Kepelikan dari masalah, yang berhubungan dengan penyakit atau masalah .
 Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada
 Tindakan yang sedang di jalankan adalah tindakan2 yang tepat dalam
memperbaiki masalah.
 Adanya kelompok “high risk” atau kelompok yang sangat peka menambah
potensi untuk mencegah masalah.
d) Kriteria 4:
Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga
melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai Skor yang tertinggi yang terlebih
dahulu dilakukan intervensi keperawatan keluarga.

d. Penyusunan Tujuan Umum dan Khusus


BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat
yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang
dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai saran/penyalur.
Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluarga
mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling
memelihara
Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi
Keperawatan Konsep dan Praktik, proses keperawatan adalah metode dimana
suatu konsep diterapkan dalam praktik keperawatan. Proses keperawatan terdiri
dari lima tahap yang berhubungan dan berurutan yaitu pengkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi
Keperawatan Konsep dan Praktik, pengumpulan data dalam proses
keperawatandilakukan dengan cara wawancara observasi dan pemeriksaan fisik.
Proses keperawatan keluarga terdiri pengkajian, diagnosis keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang selalu terdokumentasi.

B. Saran
Diharapkan perawat dapat melakukan asuhan keperawatan pada keluarga
dengan menerapkan proses keperawatan secara utuh dan profesional
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K. (2010). Aplikasi Praktek Perkesmas Asuhan Keperawatan Keluarga.


Jakarta. CV. Sagung Seto.
APD Salvari, G , (2013). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta. TIM.
Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3.
Jakarta: EGC
Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC.

Anda mungkin juga menyukai