Anda di halaman 1dari 25

KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN
PERSALINAN POST MATURE

Disusun Oleh : Kelompok 6


1. Intan Putri Andriani
2. Nadiya Ayu Nopihartati
3. Novila Yunita Sari
4. Regina Desyanda
Dosen Pembimbing: Nurmukaromatus Sholeha M.Kep

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat limpahan
rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah ini, dengan judul
Asuhan keperawatan Perssalinan post mature
Dalam penulisan Makalah ini Kami tidak henti-hentinya mengucapkan
banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
Makalah ini. Penulisan makalah ini bertujuan memberikan informasi tentang Asuhan
keperawatan post mature
Kami sadar sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan sebagaimana pepatah “Tak ada gading yang tak retak”. Oleh
karenanya kami membuka tangan selebar-lebarnya guna menerima saran dan kritik
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya kami mengharapkan agar makalah ini dapat berguna bagi pembaca.

Bengkulu, April 2019


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke
dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar
melalui jalan lahir (Prawiharjo, 2002). Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik ibu maupun janin (Prawiharjo, 2002).
Dari survei demografi dan kesehatan indonesia (sdki) dan data biro pusat statistik
(bps), angka kematian ibu dalam kehamilan dan persalinan di seluruh dunia mencapai
515 ribu jiwa pertahun. Ini berarti seorang ibu meninggal hampir setiap menit karena
komplikasi kehamilan dan persalinannya (dr. Nugraha, 2007)
Kematian dan kesakitan ibu sebenarnya dapat dikurangi atau dicegah dengan
berbagai usaha perbaikan dalam bidang pelayanan kesehatan obstetri. Pelayanan
kesehatan tersebut dinyatakan sebagai bagian integeral dari pelayanan dasar yang
akan terjangkau seluruh masyarakat. Kegagalan dalam penangan kasus kedaruratan
obstetri pada umumnya disebabkan oleh kegagalan dalam mengenal resiko
kehamilan, keterlambatan rujukan, kurangnya sarana yang memadai untuk perawatan
ibu hamil dengan resiko tinggi maupun pengetahuan tenaga medis, paramedis, dan
penderita dalam mengenal kehamilan resiko tinggi (krt) secara dini, masalah dalam
pelayanan obstetri, maupun kondisi ekonomi (Syamsul, 2003).
Post matur merupakan kasus yang sering kali terjadi pada saat kehamilan yaitu
yang melewati 294 hari atau 42 minggu lengkap. Diagnosa usia kehamilan
didapatkan dengan perhitungn usia kehamilan dengan rumus Naegele atau dengan
penghitungan tinggi fundus uteri ( Kapita Selekta Kedokteran jilid 1). Menurut
(Achadiat 2004:32) Kehamilan postmatur lebih mengacu pada janinnya, dimana
dijumpai tanda-tanda seperti kuku panjang, kulit keriput,plantara creases yang sangat
jelas, tali pusat layu dan terwarnai oleh mekonium.(Varney Helen, 2007).
Beberapa ahli dapat menyatakan kehamilan lewat bulan bila lebih dari 41 minggu
karena angka mordibitas dan mortalitas neonatus meningkat setelah usia 40 minggu.
Namun kurang lebih 18% kehamilan akan berlanjut melebihi 41 minggu hingga
7% akan menjadi 42 minggu bergantung pada populasi dan kriteria yang digunakan.
Seringnya kesalahan dalam mendefinisikan postmatur diperlukan deteksi sedini
mungkin untuk menghindari kesalahan dalam menentukan usia kehamilan. Jika tapi
telah ditentukan pada trimester terakhir atau berdasarkan data yang tidak dapat
diandalkan. D ata yang terkumpul sering menunjukkan peningkatan resiko lahir mati
seiring peningkatan usia kehamilan lebih dari 40 minggu.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian persalinan post mature?
2. Apa etiologi persalinan post mature?
3. Bagaimana manifestasi klinik persalinan post mature?
4. Bagaimana patofisiologi persalinan post mature?
5. Bagaimana pemeriksaan penunjang persalinan post mature?
6. Bagaimana pengaruh persalinan post mature?
7. Bagaimana penatalaksanaan persalinan post mature?
8. Bagaimana konsep pengkajan persalinan post mature?
9. Bagaimana diagnosa persalinan post mature?
10. Bagaimana intervensi keperawatan pada persalinan post mature?

C. Tujuan
Umum:
Mampu menjelaskan Asuhan keperawatan pada persalinan post mature
Khusus:
1. Mampu menjelaskan pengertian persalinan post mature
2. Mampu menjelaskan etiologi persalinan post mature
3. Mampu menjelaskan manifestasi klinik persalinan post mature
4. Mampu menjelaskan patofisiologi persalinan post mature
5. Mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang persalinan post mature
6. Mampu menjelaskan pengaruh persalinan post mature
7. Mampu menjelaskan penatalaksanaan persalinan post mature
8. Mampu menjelaskan konsep pengkajan persalinan post mature
9. Mampu menjelaskan diagnosa persalinan post mature
10. Mampu menjelaskan intervensi keperawatan pada persalinan post mature
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Post matur adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau 42 minggu
lengkap.
Diagnosa usia kehamilan didapatkan dengan perhitungn usia kehamilan dengan
rumus Naegele atau dengan penghitungan tinggi fundus uteri ( Kapita Selekta
Kedokteran jilid 1).
Menurut (Achadiat 2004:32) Kehamilan postmatur lebih mengacu pada janinnya,
dimana dijumpai tanda-tanda seperti kuku panjang, kulit keriput,plantara creases yang
sangat jelas, tali pusat layu dan terwarnai oleh mekonium.(Varney Helen, 2007).

B. Etiologi
Etiologi belum diketahui secara pasti namun faktor yang dikemukaan adalah
a. Hormonal, yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah
cukup bulan sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang. Faktor lain
seperti herediter, karena postmaturitas sering dijumpai pada suatu keluarga tertentu
(Rustam, 1998).
b. Menjelang persalinan terdapat penurunan progesteron, peningkatan oksitosin
tubuh dan reseptor terhadap oksitosin sehingga otot rahim semakin sensitif
terhadap rangsangan. Pada kehamilan lewat waktu terjadi sebaliknya, otot rahim
tidak sensitif terhadap rangsangan, karena ketegangan psikologis atau kelainan
pada rahim (Manuaba, 1998).
c. Menurut Sujiyatini (2009), etiologinya yaitu penurunan kadar esterogen pada
kehamilan normal umumnya tinggi. Faktor hormonal yaitu kadar progesterone
tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan
uterus terhadap oksitosin berkurang.
d. Factor lain adalah hereditas, karena post matur sering dijumpai pada suatu
keluarga tertentu.
e. Fungsi plasenta memuncak pada usia kehamilan 38-42 minggu, kemudian
menurun setelah 42 minggu, terlihat dari menurunnya kadar estrogen dan laktogen
plasenta. Terjadi juga spasme arteri spiralis plasenta. Akibatnya dapat terjadi
gangguan suplai oksigen dan nutrisi untuk hidup dan tumbuh kembang janin
intrauterin. Sirkulasi uteroplasenta berkurang sampai 50%. Volume air ketuban
juga berkurang karena mulai terjadi absorpsi. Keadaan-keadaan ini merupakan
kondisi yang tidak baik untuk janin. Risiko kematian perinatal pada bayi postmatur
cukup tinggi, yaitu 30% prepartum, 55% intrapartum, dan 15% postpartum.
Beberapa faktor penyebab kehamilan lewat waktu adalah sebagai berikut
a. Kesalahan dalam penanggalan, merupakan penyebab yang paling sering.
b. Tidak diketahui.
c. Primigravida dan riwayat kehamilan lewat bulan.
d. Defisiensi sulfatase plasenta atau anensefalus, merupakan penyebab yang jarang
terjadi.
e. Jenis kelamin janin laki-laki juga merupakan predisposisi.
f. Faktor genetik juga dapat memainkan peran.

C. Tanda dan Gejala


a. Gerakan janin jarang ( secara subjektif kurang dari 7x / 20 menit atau secara
objektif kurang dari 10x / menit.
b. Pada bayi ditemukan tanda lewat waktu yang terdiri dari:
Stadium I : kulit kehilangan vernix caseosa dan terjadi maserasi sehingga kulit
menjadi kering, rapuh dan mudah terkelupas.
Stadium II : seperti stadium I, ditambah dengan pewarnaan mekoneum ( kehijuan
di kulit.
Stadium III : seperti stadium I, ditambah dengan warna kuning pada kuku, kulit
dan tali pusat.
c. Berat badan bayi lebih berat dari bayi matur.
d. Tulang dan sutura lebih keras dari bayi matur
e. Rambut kepala lebih tebal.

D. Patofisiologi
Pada kehamilan lewat waktu terjadi penurunan oksitosin sehingga tidak
menyebabkan adanya his, dan terjadi penundaan persalinan. Permasalahan kehamilan
lewat waktu adalah plasenta tidak sanggup memberikan nutrisi dan pertukaran
CO2/O2 sehingga janin mempunyai resiko asfiksia sampai kematian dalam rahim
(Manuaba, 1998).
Sindroma postmaturitas yaitu kulit keriput dan telapak tangan terkelupas, tubuh
panjang dan kurus, vernic caseosa menghilang, wajah seperti orang tua, kuku
panjang, tali pusat selaput ketuban berwarna kehijauan. Fungsi plasenta mencapai
puncaknya pada kehamilan 34-36 minggu dan setelah itu terus mengalami penurunan.
Pada kehamilan postterm dapat terjadi penurunan fungsi plasenta sehingga bisa
menyebabkan gawat janin
Bila keadaan plasenta tidak mengalami insufisiensi maka janin postterm dapat
tumbuh terus namun tubuh anak akan menjadi besar (makrosomia) dan dapat
menyebabkan distosia bahu.
Pada kehamilan lewat waktu terjadi penurunan oksitosin sehingga tidak
menyebabkan adanya his, dan terjadi penundaan persalinan. Permasalahan kehamilan
lewat waktu adalah plasenta tidak sanggup memberikan nutrisi dan pertukaran
CO2/O2 sehingga janin mempunyai resiko asfiksia sampai kematian dalam rahim
(Manuaba, 1998).
Sindroma postmaturitas yaitu kulit keriput dan telapak tangan terkelupas, tubuh
panjang dan kurus, vernic caseosa menghilang, wajah seperti orang tua, kuku
panjang, tali pusat selaput ketuban berwarna kehijauan. Fungsi plasenta mencapai
puncaknya pada kehamilan 34-36 minggu dan setelah itu terus mengalami penurunan.
Pada kehamilan postterm dapat terjadi penurunan fungsi plasenta sehingga bisa
menyebabkan gawat janin. Bila keadaan plasenta tidak mengalami insufisiensi maka
janin postterm dapat tumbuh terus namun tubuh anak akan menjadi besar
(makrosomia) dan dapat menyebabkan distosia bahu.
E. Pemeriksaan Penunjang
a. USG : untuk mengetahui usia kehamilan, derajat maturitas plasenta.
b. Kardiotokografi : untuk menilai ada atau tidaknya gawat janin.
c. Amniocentesis : pemeriksaan sitologi air ketuban.
d. Amnioskopi : melihat kekeruhan air ketuban.
e. Uji Oksitisin : untuk menilai reaksi janin terhadap kontraksi uterus.
f. Pemeriksaan kadar estriol dalam urine.
g. Pemeriksaan sitologi vagina.

F. Pengaruh Terhadap Ibu dan Bayi


Ibu:
Persalinan postmatur dapat menyebabkan distosia karena kontraksi uterus tidak
terkoordinir, janin besar, molding kepala kurang, sehingga sering dijumpai partus
lama, kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu, perdarahan post partum yag
mengakibatkan meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas.
Bayi :
Jumlah kematian janin atau bayi pada kehamilan 42 minggu 3x lebih besar dari
kehamilan 40 minggu. Pengaruh pada janin bervariasi, biantaranya berat janin
bertambah, tetap atau berkurang,

G. Penatalaksanaan
Setelah usia kehamilan lebih dari 40- 42 minggu, yang terpenting adalah
monitoring janin sebaik – baiknya.
Apabila tidak ada tanda – tanda insufisiensi plasenta, persalinan spontan dapat
ditunggu dengan pengawasan ketat.
Lakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan kematangan cervik, apabila sudah
matang, boleh dilakukan induksi persalinan.
Persalinan pervaginam harus diperhatikan bahwa partus lama akan sangat
merugikan bayi, janin postmatur kadang – kadang besar dan kemungkinan
disproporsi cephalopelvix dan distosia janin perlu diperhatikan. Selain itu janin post
matur lebih peka terhadap sedative dan narkosa.
Tindakan operasi section caesarea dapat dipertimbangkan bila pada keadaan
onsufisiensi plasenta dengan keadaan cervix belum matang, pembukaan belum
lengkap, partus lama dan terjadi gawat janin, primigravida tua, kematian janin dalam
kandungan,pre eklamsi, hipertensi menahun, anak berharga dan kesalahan letak janin.

H. Komplikasi
a. Kemungkinan komplikasi pada bayi postmatur
b. Hipoksia
c. Hipovolemia
d. Asidosis
e. Sindrom gawat nafas
f. Hipoglikemia
g. Hipofungsi adrenal.

I. Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kehamilan yang
teratur, minimal 4 kali selama kehamilan, 1 kali pada trimester pertama (sebelum 12
minggu), 1 kali pada trimester ke dua (antara 13 minggu sampai 28 minggu) dan 2
kali trimester ketiga (di atas 28 minggu). Bila keadaan memungkinkan, pemeriksaan
kehamilan dilakukan 1 bulan sekali sampai usia 7 bulan, 2 minggu sekali pada
kehamilan 7 – 8 bulan dan seminggu sekali pada bulan terakhir. Hal ini akan
menjamin ibu dan dokter mengetahui dengan benar usia kehamilan, dan mencegah
terjadinya kehamilan serotinus yang berbahaya.
Perhitungan dengan satuan minggu seperti yang digunakan para dokter kandungan
merupakan perhitungan yang lebih tepat.. Untuk itu perlu diketahui dengan tepat
tanggal hari pertama haid terakhir seorang (calon) ibu itu. Perhitungannya, jumlah
hari sejak hari pertama haid terakhir hingga saat itu dibagi 7 (jumlah hari dalam
seminggu). Misalnya, hari pertama haid terakhir Bu A jatuh pada 2 Januari 2011. Saat
ini tanggal 4 Maret 2011. Jumlah hari sejak hari pertama haid terakhir adalah 61.
Setelah angka itu dibagi 7 diperoleh angka 8,7. Jadi, usia kehamilannya saat ini 9
minggu.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN KONSEP DAN KASUS

TEORI
A. Pengkajian
Data Subjektif:
a. Identitas
Meliputi nama, jenis kelamin,pekerjaan, status kewarganegaraan, suku
bangsa,pendidikan, alamat.
b. Keluhan utama
Menurut Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba dalam bukunya Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan (1998; hal
225) Kehamilan belum lahir setelah melewati 42 minggu.
1. Gerak janin makin berkurang dan kadang-kadang berhenti sama sekali.
2. Berat badan ibu mendatar atau menurun.
3. Air ketuban terasa berkurang.
4. Gerak janin menurun.
c. Riwayat Menstruasi
Hari pertama hari terakhir haid
d. Diagnosis kehamilan postterm tidak sulit
e. Riwayat Obstetri
Mengkaji riwayat obstetri dahulu meliputikehamilan, persalinan, nifas, anak serta
KB yang pernah digaunakan. Termasuk didalanya riwayat TT, serta penyulit yang
dialami.
f. Riwayat kehamilan sekarang
Mengkaji keluhan yang yang dirsakan pasien selama kehamilan ini.
Digunakan sebagai identifikasi masalah pasien. Banyaknya pemeriksaan antenatal
yang dilakukan.
g. Riwayat kesehatan
Penyakit kronis yang dapat mempengaruhi terjadinya Postterm.
h. Riwayat kesehatan keluarga
Mendeteksi masalah yang berkaitan dengan factor genetic, sebagai indikasi
penyakit yang diturunkan oleh orang tua.
i. Pola kehidupan sehari-hari
Meliputi kebiasaan sehari-hari yang dilakukan pasien.
Data Objektif:
a. Pemeriksaan umum
Secara umum ditemukan gambaran kesadaran umum, dimana kesadaran pasien
sangat penting dinilai dengan melakukan anamnesa. Selain itu pasien sadar akan
menunjukkan tidak adanya kelainan psikologis dan kesadaran umum juga
mencakup pemeriksaan tanda-tanda vital, berat badan, tinggi badan , lingkar
lengan atas yang bertujuan untuk mengetahui keadaan gizi pasien.
b. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
Mata : Periksa konjungtiva dan sklera untuk menentukan apakah ibu anemia atau
tidak,
Muka : edema atau tidak
Leher : apakah terdapat pembesaran kelenjar baik kelenjar tiroid maupun limfe
Dada : bagaimana keadaan putting susu, ada tidaknya teraba massa atau tumor,
tanda-tanda kehamilan (cloasma gravidarum, aerola mamae, calostrum),
Abdomen : dilihat pembesaran perut yang sesuai dengan usia kehamilan, luka
bekas operasi,
Genitalia : Dilihat genetalia bagian luar oedem atau tidak serta pengeluaran
pervaginam
Ekstremitas :Atas maupun bawah tidak oedem
2. Palpasi
Abdomen : Gerak janin makin berkurang dan kadang-kadang berhenti sama sekali
(Menurut Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba (1998; hal 225). Dengan
menggunakan cara Leopold:
Leopold I :
Untuk menentukan TFU dan apa yang terdapat dibagian fundus (TFU dalam cm)
dan kemungkinan teraba kepala atau bokong lainnya, normal pada fundus teraba
bulat,tidak melenting, lunak yang kemungkinan adalah bokong janin
Leopold II:
Untuk menentukan dimana letaknya punggung janin dan bagian-bagian kecilnya.
Pada dinding perut klien sebelah kiri maupun kanan kemungkinan teraba,
punggung, anggota gerak, bokong atau kepala.
Leopold III:
Untuk menentukan apa yang yang terdapat dibagian bawah perut ibu dan apakah
BTJ sudah terpegang oleh PAP, dan normalnya pada bagian bawah perut ibu
adalah kepala.
Leopold IV:
Untuk menentukan seberapa jauh masuknya BTJ ke dalam rongga panggul dan
dilakukan perlimaan untuk menentukan seberapa masuknya ke PAP
3. Auskultasi
Untuk mendengar DJJ dengan frekuensi normal 120-160 kali/menit, irama teratur
atau tidak, intensitas kuat, sedang atau lemah. Apabila persalinan disertai gawat janin,
maka DJJ bisa kurang dari 110 kali/menit atau lebih dari 160 kali/menit dengan irama
tidak teratur.
4. Perkusi
Pemeriksaan reflek patella kiri dan kanan yang berkaitan dengan kekurangan
vitamin B atau penyakit saraf, intoksikasi magnesium sulfat.
c. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Mansjoer, Arif.. 2001; hal 275
1. USG untuk menilai usia kehamilan, oligohidramnion, derajat maturitas plasenta.
2. KTG untuk menilai ada tidaknya gawat janin
3. Penilaian warna air ketuban dengan amnioskopi atau amniotomi (tes tanpa
tekanan, dinilai apakah reaktif atau tidak dan tes tekanan oksitosin )
4. Pemeriksaan sitologi vagina dengan indeks kariopiknotik > 20%
B. Diagnosa keperawatan
Pada Bayi
1. Gangguan pertukaran gas b/d asfiksia
2. Gangguan perfusi jaringan b/d penurunan pasokan oksigen
3. Hipotermi b/d hilangnya lemak subkutan
4. Resiko Cedera b/d distress janin
5. Resiko Kerusakan integritas kulit b/d pengelupasan kulit
Pada Ibu
1. Ansietas b/d partus macet
2. Resiko Infeksi b/d terbukanya intrauteri dan ekstra uteri

KASUS
Ny.W (35 th) merupakan istri dari Tn.D (38 th). Ny. W datang ke rumah sakit
cinta bunda untuk memeriksakan kehamilannya.Kehamilan yang dialami Ny W
merupakan kehamilan yang kedua, sebelumnya Ny W pernah mengalami kehamilan
post matur pada kehamilan yang pertama. kehamilan Ny. W sudah berlangsung lama
namun belum juga melahirkan. Diketahui sudah 46 minggu Ny. W hamil. Setelah
diperiksa oleh dokter kandungan ternyata kehamilan Ny. W sudah lewat waktu
(kehamilan post matur). Dokter menyarankan untuk dilakukan SC.
Setelah dilakukan SC, bayi keadaan bayi Ny. W tercatat sebagai berikut :
Tanggal Lahir Bayi : 12 September 2016, Jam : 13.20 WIB.Berat badan lahir : 4000
gram. Panjang badan : 54 cm, Lingkar kepala : 33 cm, lingkar dada : 36 cm.Denyut
Jantung : 165 x/mt, pernafasan : 75 x/mt.Bunyi pernafasan paru-paru kiri kanan :
Vesikuler, Ronchi/whezing : tidak terdengar.Suhu : 34C.
4.1 Pengkajian
4.1.1 Pengkajian Ibu
a. Identitas klien
Identitas klien diperlukan untuk melengkapi data yang dibutuhkan untuk
mempermudah penanganan dan perawatan serta penanggung jawab perawatan
klien atau pasien.Identitas klien diantaranya meliputi:
1) Nama : Ny. W
2) Usia : 35 tahun
3) Jenis kelamin : perempuan
4) Agama : Islam
5) Suku bangsa/ras : Batak
6) Pendidikan : SD
7) Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
8) Status perkawinan: menikah
b. Keluhan utama
Ny. W mengeluhkan kehamilan nya telah lewat dari taksiran
persalinannya yaitu 46 minggu, tidak datang haidl >10 bulan dan gerakan
janin kurang dari biasanya.
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan terdahulu
Ny. W pernah mengalami kehamilan post matur sebelumnya.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Ny. W tidak memiliki penyakit yang serius.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada keluarga yang memiliki penyakit yang serius.
d. Riwayat Obstetri
1) Riwayat perkawinan
Ny W menikah pada umur 25 tahun. Selama 1 tahun menikah Ny W
hamil anak pertama dengan post matur. Setelah 7 tahun kemudian Ny W
hamil anak kedua.
2) Riwayat menstruasi
Ny W hari pertama haid terakhir pada tanggal 14 november 2015. Setelah
itu Ny W tidak datang haid > 10 bulan.
3) Riwayat kehamilan
Ny W pernah mendapat imunisasi TT. Ny W tidak permah
mengkonsumsi obat-obatan selama hamil dan tidak memilki penyakit
yang berhubungan dengan kehamilannya.
4) Riwayat Kontrasepsi
Ny W tidak pernah mengguakan alat kotrasepsi atau KB apapun
e. Riwayat Sosial, ekonomi, dan budaya
Hubungan Ny. W dengan suami, keluarga dan masyarakat berjalan dengan
baikKondisi ekonomi keluarga Ny. W tergolong kurang
f. Riwayat Spiritual
Ny. W masih dapat melakukan ibadah agama dan kepercayaannya dengan
baik. Spiritual (ibadah) sangat diperlukan pada saat hamil untuk
menumbuhkan rasa percaya diri saat menghadapi persalinan.
g. Riwayat psikologis
Ny. W cemas dan gelisah dengan kehamilannya.
h. Pengkajian Pola Fungsi Kesehatan
1) Pola Persepsi terhadap Kesehatan dan Penyakit
Ny. W jarang memeriksakan kehamilannya ke dokter ataupun ke bidan.
Ny. W memeriksakan kehamilan hanya pada saat merasa bahwa
kehamilannya sudah berlangsung lama.
2) Pola Nutrisi dan Metabolisme
Ny. W memiliki riwayat ketidakcukupan nutrisi sehingga terjadi
penurunan jumlah air ketuban.
3) Pola Eliminasi
Menurut etiologi, pola eliminasi tidak berpengaruh terhadap kehamilan
postterm.
4) Pola Istirahat dan Tidur
Ny. W mengalami gangguan istirahat dan tidur, hal ini disebabkan oleh
rasa cemas yang timbul dari kehamilannya yang melewati bulan.
5) Pola Persepsi dan Konsep Diri
Ny. W mengalami kecemasan dengan kondisi yang sedang dialaminya
dan keselamatan janin yang sedang dikandung.
6) Pola Aktivitas dan Latihan
Ny. W mudah letih dalam beraktivitas. Hal ini disebabkan bayi yang terus
tumbuh dalam rahim memerlukan nutrisi yang tidak sedikit dikarenakan
bayi tumbuh semakin besar.
7) Pola Hubungan dan Peran
Ny. W masih bisa berhubungan baik dengan lingkungan sekitarnya dan
masih bisa menjalankan perannya dirumah maupun dimasyarakat.
8) Pola Reproduksi dan Seksual
Ibu dengan kehamilan postterm biasanya mengalami penurunan. hal ini
disebabkan oleh meningkatnya produksi hormone progesterone dan
adanya kecemasan ibu akan kesehatan bayi dalam kandungan.
9) Pola Koping dan Toleransi Stres
Dukungan keluarga Ny. W sangat berpengaruh dalam memotivasi dirinya
untuk mengurangi tingkat kecemasan yang dirasakanolehibudengan post
term.
10) Pola Keyakinan dan Nilai
Ny. W meyakini bahwa kondisi yang dialaminya merupakan takdir dari
Tuhan YME.
i. Pemeriksaan FisikIbu dengan Post term
Adapun pemeriksaan fisik didapatkan hasil:
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Compos Mentis
3) Keadaan emosional : Cemas
4) Tanda – tanda vital :
a) Tekanan darah : 120/80 mmHg
b) Suhu tubuh : 36,7 oC
c) Denyut nadi : 87 kali/menit
d) Pernapasan : 22 kali/menit
5) BB sebelum hamil : 58 Kg
6) BB sekarang : 68 Kg
7) LILA : 25 cm.
8) Kepala dan Wajah
a) Mata
Konjunctiva Ny. W terlihat anemis
b) Hidung
Saat hamil Ny. W tidak pernah mengalami gangguan pada hidung.
c) Telinga
Saat hamil Ny. W tidak pernah mengalami gangguan pada telinga.
d) Mulut dan gigi
Kondisi gigi dan mulut Ny. W baik. Tidak terdapat stomatitis maupun
gigi berlubang.
e) Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, JVP normal.
f) Dada
Jantung : suara jantung normal
Paru : tidak ada suara napas tambahan.
Payudara :
- Kesan umum
Payudara simetris. Tidak terjadi terjadi hiperpigmentasi areola. palpasi
tidak terdapat nodul yang abnormal.
- Putting susu
Putting terlihat bersih.
g) Punggung, pinggang, posisi tulang belakang
- Posisi tulang belakang : Lordosis
- Nyeri pada pinggang : Tidak ada
h) Abdomen
1.) Leopold I
Tinggi Fundus Uteri (TFU) 2 jari dibawah PX, bagian fundus
teraba bulat, tidak melenting dan lunak yang kemungkinan adalah
bokong janin. TFU= 40 cm
2.) Leopold II
Pada bagian kanan perut ibu teraba bagian kecil-kecil adalah
ekstremitas janin, sedangkan bagian perut kiri teraba keras
memanjang, ada tahanan yaitu punggung janin. Nilai DJJ normal
adalah 120 – 140 kali/menit.
3.) Leopold III
Bagian bawah janin teraba bulat kersa ada lentingan dan tidak adda
goyangan. Jika kepala tidak bisa digoyang makan sudah masuk
PAP ( pintu atas panggul).
4.) Leopold IV
Kepala sudah masuk pintu atas panggul (PAP) devergen.
i) Ekstermitas atas dan bawah
Terdapat Varises dan edema karena terdapat gangguan sirkulasi dari
ekstremitas bawah menuju jantung akibat dari penekanan uterus terhadap
vena femoralis sehingga alir darah balik ke vena cava inferior terhambat dan
terbentuk bendungan di vena bawah.
j) Urogenital
Urogenital terlihat bersih, tidak ada tanda keputihan. Tidak ada hemoroid
pada rektum.

4.1.2 PengkajianBayi
A. Bayi Post Term
1. Kondisi Umum
a. Tonus otot : Lunak (tonus otot menurun)
b. Kulit :
1) Warna : Pucat, sianosis, sebagian terwarnai oleh mekonium
2) Tekstur : kering, mengelupas, dan pecah-pecah, berkerut
longgar dan akral dingin
c. Tangisan : Lemah
2. Pengukuran
a. Berat badan : 4000 gram (makrosomia)
b. Panjang : 54 cm
c. Lingkar kepala : 33 cm
d. Lingkar dada : 36 cm
2. Tanda-tanda Vital
a. Suhu : 34o C
b. Pernapasan : dispnea, bayi kesulitan bernafas, adanya
pernapasan cuping hidung, 75 kali/menit.
c. Nadi : 165 kali/menit (Takikardi)
3. Kepala
a. Bentuk : simetris, ukuran dalam batas normal
b. Ubun-ubun : datar, keras
c. Wajah : ukuran kecil, bayi tampak tua
d. Mata : mata lebar dan sudah terbuka
e. Mulut : bibir, gusi, palatum utuh. Adanya mekonium
pada trakea/jalan napas bayi (melihat kondisi dalam mulut), bibir
pucat
f. Hidung : simetris, lubang hidung paten, septum utuh.
g. Telinga : kartilago terbentuk dengan baik, simetris
4. Leher : pendek, tebal, rentang gerak terbatas, tidak ada
massa
5. Toraks : simetris, prosesus xifoid deus menonjol
a. Bunyi nafas : peningkatan bunyi nafas, adanya bunyi nafas
tambahan
b. Payudara : simetris, datar dengan putting tegak.
6. Abdomen : simetris, agak menonjol, tidak ada massa
7. Genetalia : perempuan.

4.2 Diagnosa Keperawatan


Diagnosa yang bisa ditegakkan dari data diatas adalah :
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan aspirasi
mekonium
ditandai dengan
Do :
 Terlihat adanya mekonium pada trakea/jalan napas bayi, a
 Adanya suara napas tambahan,
 Bayi terlihat kesulitan bernafas dan menangis
 Dispnea
2. Gangguan termoregulasi: hipotermi berhubungan dengan suhu tubuh tidak
stabil akibat penurunan lemak subkutan
Do :
 Ditandai dengan Suhu 34o C,
 Kulit bayi teraba dingin
 Bayi terlihat menggigil.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan nutrisi janin menurun,
berkurangnya lemak subcutan
Do :
 Kulit kering, mengelupas, pecah-pecah, longgar dan berkerut.
BAB 4
PEMBAHASAN
BAB 5
PENUTUP

A. Kesimpulan
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin
(Prawiharjo, 2002).
Postmatur menunjukan atau menggambarkan keadaan janin yang lahir telah
melampaui batas waktu persalinannya, sehingga dapat menyebabkan beberapa
komplikasi. (Buku Pengantar Kuliah Obsetri: hal 450). Kehamilan lewat bulan, suatu
kondisi antepartum, harus dibedakan dengan sindrom pasca maturitas, yang
merupakan kondisi neonatal yang didiagnosis setelah pemerikasaan bayi baru lahir.
Etiologi pada kelahiran lewat bulan ini masih belum pasti. Namun ada faktor yang
diduga bayi lahir lewat bulan atau postmatur, yang dikemukakan adalah faktor
hormonal yaitu kadar progesteron, kurangnya air ketuban dan insufisiensi plasenta.
Banyak bayi postmatur Clifford meninggal dan sakit berat akibat asfiksia lahir dan
aspirasi mekonium. Berapa bayi yang bertahan hidup mengalami kerusakan otak.

B. Saran
Memperhatikan kondisi saat fase kehamilan sangatlah penting dengan gizi
yang cukup dan seimbang, oleh karena itu bagi ibu-ibu yang hamil hendaklah
mempersiapkan persalinan dengan sebaik-baiknya, serta dengan melakukan
pemeriksaan rutin baik untuk mengetahui kesehatan janin dan sang ibu, selain itu
juga penting dalam mendeteksi sedini mungkin umur kehamilan ibu untuk
menghindari kesalahan dalam menentukan usia kehamilan sehingga kehamilan post
matur dapat diakhiri sehingga tidak menimbulkan komplikasi yang dapat
membahayakan keselamatan ibu dan janin.
DAFTAR PUSTAKA

Wong, L. Donna. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik . Vol. 1. Edisi 6. Jakarta :
EGC
Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta:
:EGC
Prawiroharjo, Sarwono.2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Achdiat, C. M. (2004). Prosedur Tetap Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC.
Wilkinson, Judith M. 2007. Buku Saku DIAGNOSIS KEPERAWATAN dengan
Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC Edisi 7. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai