Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERILAKU ABNORMAL TENTANG


GANGGUAN SEKSUAL

Disusun Oleh :
1. Alvionita candra Puspita
2. Devi Indah Fitriani
3. Fora Dwi Agustin
4. Mirawati ridwan Eka N
5. Ovi Dinna Safrina
6. Shintiyasmani Wulan Sari
7. Yundanto Dwi Laksono

D3 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT , Tuhan Yang Maha
Esa. Berkat limpahan karunia-Nya,kami dapat menyelesaikan tugas ini. Dari
pembuatan makalah ini tidak hanya menyelesaikan tugas tetapi bertujuan
menambah pengetahuan dan wawasan kita yang berkaitan dengan Kelainan
Seksual. Kiranya makalah ini bisa menambah pengetahuan bagi pembaca .
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………..


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………….
A. Latar Belakang ……………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………….
C. Manfaat …………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………..
A. Parafilia …………………………………………………………………….
B. Disfungsi Seksual …………………………………………………………..
C. Gangguan Identitas Gender ………………………………………………...
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ………………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kesehatan seksual merupakan suatu aspek kesehatan yang berhubungan
denganorgan-organ kelamin dan perilaku seksual. Kesehatan seksual yaitu
pencegahan penyakitmenular seksual dan kehamilan yang tidak di inginkan,
kenikmatan seks sebagai bagian darihubungan intim dan kendali yang lebih besar
terhadap keputusan seksual seseorang.Seks merupakan aspek intim yang penting,
dalam hubungan saling mencintai antara satuorang dengan orang lain.
Seks merupakan aspek hidup yang pribadi dan tersendiri yang jarang
dibahas dengan orang lain.Perilaku seksual adalah bermacam-macam dan
ditentukan oleh suatu interaksifaktor-faktor yang kompleks. Seksualitas seseorang
adalah terlibat dengan faktor kepribadian yang lain, dengan susunan biologis dan
dengan rasa umum tentang diri sendiri(sense of self). Ini termasuk persepsi sebagi
laki-laki atau wanita, yang mencerminkan perkembangan pengalaman dengan seks
selama siklus kehidupan.
Seksualitas abnormal yaitu perilaku seksual yang destruktif bagi diri sendiri
maupunoranglain, yang tidak dapat diarahkan kepada seseorang pasangan, yang
diluar stimulasiorgan seks primer, dan yang di sertai dengan rasa bersalah dan
kecemasan yang tidak sesuai,atau konfulsif.
Bagi kebanyakan orang, banyak yang tidak peduli tentang apakah perilaku
seksualyang normal dan apakah jenis-jenis dan gangguan seksual. Gangguan
seksual merupakanmasalah dasar bagi pria dan wanita yang mengganggu
kemampuan mereka untuk menikmatiseks.
Penyimpangan perilaku seksual sering di anggap perbuatan tidak bermoral
olehmasyarakat. Ada penderita yang merasa bersalah atau depresi dengan
pemilihan objek atauaktivitas seksual nya yang tidak normal. Namun banyak pula
yang tidak merasa terganggudengan penyimpangan tersebut kecuali bila ada reaksi
dari masyarakat.

B. Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan parafilia ?


b. Apa yang dimaksid dengan disfungsi seksual ?
c. Bagaimanan ciri-ciri gangguan disfungsi seksual ?
d. Apa yang di maksud dengan gangguan Identitas Gender ?
C. Manfaat

a. Memahami dan mengetahui parafilia


b. Mengetahui pengertian disfungsi seksual
c. Mengetahui ciri-ciri gangguan disfungsi seksual
d. Mengetahui gangguan Identitas Gender

BAB II
PEMBAHASAN

A. PARAFILIA (Paraphilias)
Parafilia (“Para artinya penyimpangan dan “filia” artinya obyek atau situasi
yang disukai). Parafilia menunjuk pada obyek seksual yang menyimpang (misalnya
dengan benda atau anak kecil) maupun aktivitas seksual yang menyimpang
(misalnya dengan memamerkan alat genital). Normal bila seorang pria terangsang
nafsu seksnya ketika melihat celana dalam wanita (terangsang pada benda). Baru
dianggap abnormal benda atau obyek tersebut sebagai cara mendapatkan kepuasaan
seksual. Perilaku penyimpangan seksual sering dianggap perbuatan tidak bermoral
oleh masyarakat. Ada penderita yang merasa bersalah atau depresi dengan
pemilihan obyek atau aktivitas seksualnya yang tidak normal. Namun banyak pula
yang tidak merasa terganggu dengan penyimpangannya tersebut kecuali bila ada
reaksi dari masyarakat atau sanksi dari yang berwenang. Penyimpangan ini bisa
mengganggu hubungan seksual yang sehat (mengingat banyak penderita Parafilia
yang menikah). Misalnya gairah seks penderita Sadisme seksual baru bisa diajukan
ke pengadilan karena aktivitas seks mereka sering merenggut “korban” misalnya
Voyeurisme (mengintip orang lain), Eksibionisme (memamerkan di depan orang
lain, dan Pedofilia (memilih anak kecil sebagai obyek seks). Parafilia digolongkan
ke dalam kriteria tingkat ringan yaitu bila penderita hanya mengalami dorongan
Parafilia yang kuat tetapi tidak melakukannya. Dianggap sedang bila dilakukan
kadang-kadang dan dianggap berat bila berulang-ulang dilakukan. Parafilia lebih
banyak diderita pria daripada wanita dengan perbandingan 20:1.
Ada 10 jenis Gangguan Parafilia antara lain:
a. Pedofilia
b. Eksibionisme
c. Voyeurisme
d. Sadisme Seksual
e. Masokhisme Seksual
f. Fetisisme
g. Transvestisme
h. Zofilia
i. Froteurisme
j. Homoseksual
Selain 10 jenis di bawah ini, masih ada gangguan seksual yang tidak tergolongkan
yaitu mencakup necrofilia (hubungan seks dengan mayat), telephon scatologia
(gairah seks bertelepon cabul)
a. Pedofilia
Pedofilia merupakan jenis parafilia yang banyak mendapat sanksi keras dari
masyarakat. Ciri utamanya adalah dorongan seksual yang kuat terhadap anak-
anak (biasanya usia di bawah 13 tahun). Melalui kontak dengan anak-anak,
penderita berusaha untuk mendapatkan kepuasan seksual. Rata-rata yang
mengalami gangguan ini adalah para pria. Penyimpangan seksualnya mencakup
aktivitas melihat anak sambil melakukan masturbasi, menjamah bagian-bagian
tubuh anak termasuk daerah sekitar kemaluan, menyuruh anak memanipulasi
penis penderita atau melakukan hubungan seks dengan anak.Yang menjadi
korban bisa anak kandung sendiri, anak tiri, anak saudara atau orang lain. Untuk
menarik perhatian anak, penderita bertingkah laku baik misalnya sangat
dermawan. Sekaligus untuk mencegah anak agar tidak melaporkan aktivitas
seksualnya. Ada juga yang berperilaku kasar dengan cara mengancam.
Umumnya penderita pedofilia adalah orang yang takut gagal dalam berhubungan
secara normal terutama menyangkut hubungan seks dengan wanita yang
berpengalaman. Akibatnya penderita mengalihkannya pada anak-anak karena
kepolosan anak tidak mengancam harga dirinya. Di samping itu ketika kanak-
kanak, penderita meniru perilaku seks dari model atau contoh yang buruk.
b. Eksibionisme
Eksbionisme adalah dorongan untuk mendapatkan stimulasi dan kepuasaan
seksual dengan memperlihatkan alat genital terhadap orang yang tak dikenal.
Setelah memamerkan alat genitalnya, penderita tidak bermaksud melakukan
aktivitas seksual lebih lanjut terhadap korban misalnya memperkosa. Oleh sebab
itu gangguan ini tidak berbahaya secara fisik bagi korban. Penderita eksbionisme
kebanyakan pria dan korbannya wanita (anak maupun dewasa) biasanya terjadi
di tempat-tempat umum.Para ahli mengatakan bahwa penderita Eksibionisme
biasanya mempunyai hubungan buruk dengan pasangan seksnya. Mereka tak
percaya diri dalam perannya sebagai pria.
c. Voyeurisme
Voyeurisme berasa dari akta “voir” artinya melihat. Ciri utama gangguan ini
adalah dorongan untuk memperoleh kepuasaan seks dengan cara melihat organ
seks orang lain atau orang yang sedang melakukan hubungan seks.Kepuasan
seksual didapatkan ketika sedang mengintip atau ketika sedang membayangkan
adegannya. Setelah mengintip, penderita tidak bermaksud untuk melakukan
tindakan seksual dengan orang yang yang telah di intipnya. Voyeurisme
meempunyai ciri (1) mengintip merupakan kegiatan utama yang disukai (2)
korban tidak mengetahui (menonton tarian telanjang dalam sebuah pertunjukan
tidak termasuk Voyeurisme).

d. Sadisme Seksual
Sadisme ialah kelainan seksual dalam mana kepuasan seksual diasosiasikan
dengan penderitaan, kesakitan dan hukuman. Ciri utama dari Sadisme Seksual
adalah keinginan untuk mendapatkan gairah dan kepuasaan seksual dengan
menyiksa partner seksnya. Siksaan bisa secara fisik (menendang, memperkosa)
maupun psikis (menghina, maki-maki). Penderitaan korban inilah yang
membuatnya merasa bergairah dan puas.
Adapun sebab-sebab Sadisme seksual antara lain:
 Oleh pendidikan yang salah, timbullah anggapan bahwa perbuatan seks
itu adalah kotor, sehingga perlu ditindak dengan kekejaman dan
kekerasan dengan melakukan perbuatan sadisme.
 Di dorong oleh nafsu berkuasa yang ekstrim, sehingga seseorang perlu
menampilkan perbuatan kekejaman dan penyiksaan terhadap partner
seksnya.
 Mungkin juga disebabkan oleh pengalaman traumatis dengan ibunya
atau dengan seorang wanita sehingga oleh rasa dendam yang membara,
seorang pria mengembangkan pola sadistis dalam bersenggama baik
secara sadar atau tidak sadar.
 Pola kepribadian yang psikopatis.
 Penyiksaan hebat sampai pada penbunuhan untuk mendapatkan
kepuasan seks dan untuk mendapatkan orgasme, adalah puncak dari
sadisme, dimana korban dirusak tubuhnya dan dibunuh secara kejam.
Biasanya semua ini dilakukan dengan kondisi jiwa yang psikotis atau
kondisi kejiwaan yang abnormal.

e. Masokhisme Seksual
Masokhisme seksual ialah gangguan atau penyakit seksual yang mana individu
memperoleh kepuasaan seksual lewat kesakitan pada diri sendiri. Kesakitan ini
dianggap sebagai pendahuluan atau pelengkap bagi relasi-relasi seksual dan
penerapan kesakitan dianggap cukup baik untuk mendapatkan orgasme. Ciri
utama dari Masokhisme seksual adalah mendapatkan kegairahan dan kepuasaan
seks dengan cara diperlakukan secara kejam baik disakiti secara fisik (memukul,
di ikat) sedangkan psikis (dihina, diremehkan). Perlakuan kejam bisa dilakukan
sendiri (mengikat diri sendiri, menyetrum diri sendiri) atau dilakukan oleh
pasangannya.
f. Fetisisme
Ciri utama dari gangguan ini adalah penderita menggunakan baenda sebagai cara
untuk menimbulkan gairah atau kepuasan seksual. Benda yang umum digunakan
adalah benda aksesoris wanita misalnya BH, celana dalam, kaus kaki, sepatu,
dan lain-lain. Penderita melakukan masturbasi sambil memegang, meremas-
remas atau mencium benda-benda tersebut. Bisa juga menyuruh pasangan
seksnya untuk menggunakan benda tersebut ketika melakukan hubungan
seksual.Benda-benda ini digunakan untuk membangkitkan gairah tanpa benda
tersebut penderita tidak bisa melakukan hubungan seksual.
g. Transvestisme
Transvestisme ialah nafsu yang patologis untuk memakai pakaian dari lawan
jenis kelaminnya; orangnya mendapatkan kepuasaan seks dengan memakai
pakaian dari jenis kelamin lainnya. Jadi anak atau orang laki-laki yang lebih suka
memakai pakaian perempuan dan anak atau orang wanita yang lebih suka
memakai pakaian laki-laki.
h. Zofilia
Ciri utama gangguan ini adalah penderita mendapatkan gairah atau kepuasaan
seksual dengan cara melakukan kontak seksual dengan binatang. Kontak seksual
bisa berupa senggama dengan binatang lewat anus atau vagina binatang, atau
menyuruh binatang memanipulasi alat genitalnya.
i. Froteurisme
Ciri utama gangguan ini adalah dorongan untuk menyentuh atau meremas-remas
organ seks orang tak dikenal. Penderita umumnya senang berada di tempat yang
penuh seks dimana ia bisa melarikan diri dengan mudah.
j. Homoseksual
Homoseksualitas adalah relasi seks dengan jenis kelamin yang sama atau rasa
tertarik dan mencintai jenis seks yang sama. Jumlah pria yang homoseksual itu
diperkirakan 3-4 kali lebih banyak daripada jumlah wanita homoseksual.
Ekpresi homoseksualitas ada tiga, yaitu:
1) Aktif, bertindak sebagai pria yang agresif
2) Pasif, bertingkah laku dan berperan pasif-feminin seperti wanita
3) Bergantian peranan; kadang-kadang memerankan fungsi wanita, kadang-
kadang jadi laki-laki
Banyak teori yang menjelaskan sebab-sebab homoseksualitas antara lain:
1) Faktor herediter berupa ketidakimbangan hormon-hormon seks
2) Pengaruh lingkungan yang tidak baik atau tidak menguntungkan bagi
perkembangan kematangan seksual normal.
3) Seseoarang selalu mencari kepuasan relasi homoseks, karena ia pernah
menghayati pengalaman homoseksual yang menggairahkan pada masa
remaja.
4) Seorang anak laki-laki pernah mengalami pengalaman traumatis dengan
ibunya sehingga timbul kebenciaan atau antipati terhadap ibunya dan
semua wanita. Lalu muncul dorongan homoseks yang jadi menetap.

B. DISFUNGSI SEKSUAL
Menurut Master dan Johnson, siklus respon seksual pada orang normal ada 4 tahap
yaitu:
• Exitement atau arousal yaitu timbulnya nafsu atau gairah seksual pada pria dan
wanita.
• Plateau yaitu meningkatkan gairah seksual secara intens.
• Resolutian yaitu kembali ke tahap sebelum arousal.
• Individu dapat di sebut difungsi seksual bila individu mengalami difungsi pada
salah satu tahap respon seksual yang normal. Dan diagnosa difungsi seksual di
tegakkan bila difungsi tersebut di sebabkan oleh faktor psikososial bukan faktor
organis.
• Orgasme yaitu klimaks gairah seksual

KLASIFIKASI DISFUNGSI SEKSUAL


 Gangguan keinginan seksual
Ciri gangguan ini adalah kurangnya atau tidak adanya keinginan untuk
melakukan hubungan seks.untuk mendiagnosanya perlu di perhatikan faktor
usia, ketidak puasan seks,lingkungan, frekuansi hubungan. Hilangnya gairah
seks bisa bersifat global maupun situasional. Penderita bisa tidak mempunyai
gairah sama sekali bahkan dalam bentuk fantasi sekalipun.dan ada juga yang
di iringi rasa ketakutan biasanya hal ini sering terjadi pada wanita korban
pemerkosaan. Sedangkan situasional misalnya saorang yang timbul
keinginan untuk berhubuang seks jika situasi psikologisnya aman.
 Gangguan gairah seksual
Cirinya adalah kegagalan untuk mencapai atau mempertahankan arousal atau
exitement dalam berhubungan seks. Pada wanita gangguan ini di sebut
frigiditas yang di tandai tidak tercapainya lubrikasi (pelumasan)dan
membukanya vagina, sering kali disertai tidak adanya perasaan erotis bahkan
reaksi amosi yang negatif.pada pria gangguan ini di sebut impotensi atau
gangguan ereksi.
 Ejakulasi dini.
Ciri dari penderita ini adalah penderita tidak mampu mengontrol ejakulasi
selama aktifitas seks berlangsung.
 Orgasme terhambat.
Dalam ciri ini penderita tidak mencapai fase orgasme dan gangguan ini bisa
terjadi pada pria maupun wanita.
 Dispareunia.
Penderita mengalami kesekitan saat berhubungan seksual gangguan ini
banyak terjadi pada wanita yang di sebabkan faktor organis.
 Vaginismus.
Terjadinya spesme atau kontraksi otot pada vagina yang sangat kuat hingga
mengganggu senggama spasme terjadi di luar kontrol individu dan
merupakan reaksi refleks terhadap rasa ketakutan.

C. GANGGUAN IDENTITAS GENDER (Gender Identity Disorder)


Gender adalah konsep psikologis yang menunjukkan pada derajat
maskulinitas dan feminitas pada diri seseorang. Pria normal adalah maskulin dan
wanita yang normal adalah feminine. Identitas gender adalah perasaan menjadi
bagian dari jenis kelamin tertentu dan bukan jenis kelamin yang lin. Misalnya laki-
laki (maskulin); seorang wanita memperspsikan dirinya wanita (feminin) ; namun
ada pula seorang wanita yang menganggap dirinya adalah laki-laki (maskulin).
Peran gender (gender role) menunjuk pada tingkah laku social sesuai dengan
identitas gendernya. Jadi identitas gender adalah pengalaman atau persepsi individu
terhadap peran gendernya ; sedangkan peran gender merupakan ekspresi dari
identitas gender seseorang kepada masyarakat.

TREATMENT
Penyimpangan seksual tidak hanya bersangkutan dengan kepuasan seksual atau
pemuasan dorongan seksual semata, akan tetapi sering kali merupakan mekanisme
pertahanan diri terhadap perasaan-perasaan tidak senang, ketakutan-ketakutan,
kecemasan-kecemasan, dan rasa depresi yang dialami oleh seseorang. Dengan
demikian diketahui bahwa penyebab gangguan seksual bukan hanya bertitik berat
pada satu faktor, akan tetapi multifaktor. Artinya dalam penyembuhannya harus
menggunakan beberapa metode (multidispliner dan elektis/ dipilih yang paling
baik). Antara lain dengan menggunakan metode psikoanalitis, medis, treatmen
behavioral, pekerjaan sosial, melalui pendekatan sosial budaya.
Treatmen-treatmen yang akan dilakukn sangat bergantung pada beberapa peristiwa
di bawah ini :
 Seberapa jauh pasien menyadari akan pentingnya kesembuhan pada dirinya.
Misalnya; apakah kesembuhan pada dirinya adalah murni keinginan pasien
atau hanya untuk membahagiakan orang-orang di sekitar pasien.
 Motivasi yang dimiliki oleh pasien juga sangat berperan. Jika pasien enggan
merubah perilaku menyimpang pada dirinya, maka akan sulit dan sangat
sulit penyembuhannya.
 Sikap individu yang bersangkutan terhadap tingkah laku seksual yang
menyimpang. Yaitu seberapa jauh proses ego_distonic (tidak senada atau
bertentangan dengan ego sendiri) ataukah ego_syntonic (senada, serasi
dengan egonya) berlangsung pada dirinya? Sebab semakin kuat ego
syntonic dan semakin terperangkap erat struktur kepribadian dan
perkembangan seksual seseorang dalam kebiasaan seksual menyimpang,
maka semakin kecil kemungkinan untuk sembuh.
 Treatmnen ini juga tergantung pada struktur kepribadian individu yang
bersangkutan. Misalnya, temramennya, kemampuan menjalin relasi
interpersonal, dll.
 Usia yang masih muda. Jika usia pasien sudah memasuki usia rentan,
misalnya 35 tahun. Maka akan sedikit kemungkinan untuk merubahnya.
Sementara untuk penyimpangan seksual yang sifatnya primer, karena terjadi akibat
kerusakan pada fungsi otak, maka penyembuhan yang dilakukan dengan cara
medis. Pada kondisi demikian, terjadilah proses regresi dari seksualitas yang
semula normal, dengan munculnya gejala-gejala:
o Kontrol diri semakin berkurang
o Pengembangan tingkah laku seksual yang infanti
o Semakin banyak fantasi-fantasi seksual
o Terjadi awal dementia, ditmbah dengan
o Kemunculan penyakit-penyakit cerebro-vascular (pembuluh darah otak)
o Epilepsi, alkoholisme, dan penyakit cardiovascular (pembuluh darah jantung)
o Mungkin pula disertai dengan penyakit psikiatris fungsional yang serius.

Pada orang yang sangat agresif secara seksual, misalnya; kaum pedofilia habitual,
para pemerkosa, psikopat, diberikan pengobatan dengan obat anti-libido, yaitu
hormon estrogen. Namun pengobatan ini ada efek sampingnya yaitu mmebuat
individu tersebut menjadi lebih feminin, ada proses feminasi dengan gynaccomastia
(pembesaran kelenjar-kelenjar payudara pada orang laki-laki). Bisa juga diberikan
obat anti-androgen, yaitu cyproterone acetate dan chlormadinone yang bisa
menekan dorongan-dorongan seks yang paling mendasar.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Istilah “seksual” masih sering dianggap sebagai kata yang sifatnya


tabu untuk diperbincangkan. Akibatnya beberapa orang mencari tahu
tentang apa itu seksual dengan cara yang tidak semestinya. Yang kita sebut
dengan abnormalitas seksual atau gangguan seksual.
Ada beberapa gangguan seksual yang diantaranya adalah kelompok
Parafilia. Parafilia (“Para artinya penyimpangan dan “filia” artinya obyek
atau situasi yang disukai). Parafilia menunjuk pada obyek seksual yang
menyimpang (misalnya dengan benda atau anak kecil) maupun aktivitas
seksual yang menyimpang (misalnya dengan memamerkan alat genital).
Ada beberapa jenis gangguan seksual Parafilia yaitu:
a. Pedofilia
b. Eksibionisme
c. Voyeurisme
d. Sadisme Seksual
e. Masokhisme Seksual
f. Fetisisme
g. Transvestisme
h. Zofilia
i. Froteurisme
j. Homoseksual

Ada juga gangguan seksual yang masuk kelompok disfungsi seksual


diantaranya :
a. Gangguan keinginan seksual
b. Gangguan gairah seksual
c. Orgasme terhambat
d. Ejakulasi dini.
e. Dispareunia
f. Vaginismus, dan juga gangguan-gangguan seksual lainnya.

Treatmen yang digunakan untuk menyembuhkan pasien bukan hanya


bergantung pada pasien, akan tetapi individu yang bersangkutan juga sangat
berperan. Misalnya, seberapa besar keinginan dari dalam diri pasien untuk
merubah perilaku seksual yang menyimpang, motivasi yang dimiliki oleh
pasien, sikap individu yang bersangkutan terhadap tingkah laku seksual
yang menyimpang, treatmnen ini juga tergantung pada struktur kepribadian
individu yang bersangkutan, dan usia pasien itu sendiri (jika usia pasien
sudah tua, maka akan semakin sulit untuk penyembuhannya). Adakalanya
pasien diberi obat medis. Misalnya pada pengidap gangguan seksual yang
tidak mampu mengendalikan hasrat seksualnya, maka akan diberi obat anti-
estrogen yang fungsinya untuk menurunkan libido.
DAFTAR PUSTAKA

http://makalahpsikologi.blogspot.com/2010/01/gangguan-seksual.html?m=1
https://www.coursehero.com/file/25943858/MAKALAH-KELAINAN-
SEKSUAL-BU-SYARIFAHdocx/

Anda mungkin juga menyukai