Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

“GANGGUAN SEKSUAL”

Dosen pengampu : Dra. Silawati, M.Pd/Lailatul Izzah, S.Psi., M.Psi.


Mata Kuliah : Psikologi Abnormal

Oleh :
Muhammad Yusry bin Ismail (12140215046)
Latifah Gusnadi Maimuna (12140220504)
Kurnia Wahyuni (12140223161)
Azfahanna Syabwan Niswah (12140223651)
Tiara Ramadhani Lubis (12140222711)

PROGRAM STUDI
BIMBINGAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS DAKWAH & ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
TAHUN AJARAN 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Yang Maha Kuasa dengan kasih
sayang-Nya, berkat rahmat dan kuasa-Nya memberikan jalan untuk menyelesaikan makalah
Psikologi Abnormal. Dan tidak lupa pula shalawat beserta salam kami curahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari alam kegelapan
menuju ke alam yang terang benderang yakni Agama Islam.
Penyusunan makalah ini dapat selesai tidak terlepas bantuan berbagai pihak. Kami
menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangan untuk itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan karya berikutnya. Semoga
karya ini bermanfaat, khususnya dari pembaca pada umumnya.

Pekanbaru, 02 Oktober 2023

Penyusun
Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................................ i


Daftar Isi ....................................................................................................................................ii
Bab I ........................................................................................................................................... 1
Pendahuluan ............................................................................................................................... 1
A. Pengenalan Gangguan Seksual ....................................................................................... 1
B. Latar Belakang ................................................................................................................ 2
C. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2
Bab II ......................................................................................................................................... 3
Pembahasan................................................................................................................................ 3
A. Sejarah Gangguan Seksual .............................................................................................. 3
B. Pengertian Gangguan Seksual......................................................................................... 3
C. Pengertian Gangguan Seksual Menurut Perspektif Islam ............................................... 4
D. Karakteristik Gangguan Seksual ..................................................................................... 5
F. Jenis- Jenis Gangguan Seksual ....................................................................................... 7
G. Gejala Gangguan Seksual ................................................................................................ 8
H. Penyebab Gangguan Seksual........................................................................................... 8
I. Pengobatan Gangguan Seksual ..................................................................................... 10
J. Pandangan Islam Tentang Gangguan Seksual .............................................................. 12
K. Isu-Isu Tentang Gangguan Seksual ............................................................................... 15
L. Studi Kasus Tentang Gangguan Seksual ...................................................................... 15
Bab III ...................................................................................................................................... 17
Penutup .................................................................................................................................... 17
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 17
Daftar Isi .................................................................................................................................. 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. PENGENALAN GANGGUAN SEKSUAL

Masalah sosial ibarat penyakit kanker yang menyebar sedikit demi sedikit, jika sudah
parah penyakit ini sulit diobati bahkan bisa berujung pada kematian. Bedanya, penyakit sosial
menyebar lebih cepat dibandingkan kanker yang membutuhkan waktu lama untuk matang
dan muncul di dalam tubuh. Dilihat dari tren penyakit sosial saat ini, penyakit ini menyebar
dengan sangat mudah sehingga menyebabkan banyak orang mengalami gejala. Dibandingkan
dengan penyakit kanker, dimana pengobatan modern masih dapat memperlambat proses
reproduksi, penyakit sosial yang disebabkan oleh kerusakan moral cenderung tidak dapat
menemukan solusinya, meskipun permasalahan ini masih menjadi bahan diskusi dan
kebingungan di semua pihak.
Masalah sosial muncul ketika ada kelompok berpengaruh yang menyatakan bahwa
situasi sosial tertentu akan menimbulkan masalah yang berdampak pada masyarakat dan
perlu diselesaikan atau ditangani dengan cara tertentu. Menurut Presiden Asosiasi Psikologi
Malaysia (Pesima) Profesor Dr. Mahmood Nazar Mohamed dalam Berita Harian tanggal 31
Juli 2001, ditemukan berbagai permasalahan sosial di dunia seperti kerusakan moral,
kekerasan dalam rumah tangga, perceraian, kecanduan narkoba, kasus pembunuhan, kasus
pemerkosaan dan kasus perampokan biasa disebabkan oleh perilaku negatif yang dilakukan
pada usia remaja yang awalnya dianggap kecil. Diantaranya bolos sekolah, vandalisme,
membaca dan menonton pornografi. Biasanya ketika seseorang membaca atau menonton
film porno, keinginannya untuk berhubungan seks akan semakin tinggi. Untuk melepaskan
hasrat tersebut, mereka melakukan berbagai hal antara lain menatap dan menyentuh bagian
tertentu tubuh orang lain seperti dada dan Punggung. Biasanya gangguan ini dialami oleh
perempuan namun lelaki juga tidak berkecuali. Terdapat juga lelaki yang mengalami
gangguan seumpama ini (Sabitha Merican, 2001). Jika pengganggu ini selalu melakukan
perkara seumpama ini, ia akan menjadi suatu kebiasaan kepada dirinya walaupun mereka
telah bekerja dan berumahtangga. Sikap suka berbicara soal seks atau tabiat suka menyentuh
badan orang lain ini dikenali sebagai gangguan seksual atau sexual harassment. Jika
gangguan seksual ini tidak ditangani mungkin ia akan berubah menjadi jenayah seksual.
Gangguan seksual boleh didefinisikan sebagai apa jua bentuk pertuturan yang tidak
dikehendaki di dalam pelbagai bentuk seperti bahasa-bahasa lucah, jenaka-jenaka lucah,
ucapan atau pernyataan yang berunsurkan seks dan permintaan seksual sama ada secara
langsung atau tidak. Selain itu gangguan seksual juga melibatkan sebarang tingkah laku sama
ada secara gerak isyarat atau sentuhan fizikal ke atas tubuh badan dengan sengaja seperti
menyentuh punggung dan payudara. Gangguan seksual ini sebenarnya berlaku di seluruh
dunia. Di Amerika contohnya terdapat akta (Title VIl of the Civil Rights Act of 1964) yang
membolehkan mangsa mendakwa orang yang melakukan gangguan seksual terhadap dirinya.
Kewujudan masalah gangguan seksual ini telah menyumbang kepada pertambahan bilangan
masalah sosial yang sedia ada dan jika terus diabaikan akan mengakibatkan implikasi buruk
terhadap masyarakat dari segi moral, kesihatan mental dan negara. Olch itu satu penyclesaian
yang tegas, serius dan jujur diperlukan demi keadilan sosial di negara kita yang demokrasi,
berdaulat dan merdeka (ABDULLAH, 2002/2003).

1
B. LATAR BELAKANG

Permasalahan pelecehan seksual sudah ada sejak lama dan terus terjadi hingga saat ini.
Menurut Noor Hazani (2002), berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 1999,
ditemukan banyak kasus pelecehan seksual yang tidak diberi label demikian karena
masyarakat umum belum paham apa yang dimaksud dengan istilah tersebut. Hasil penelitian
yang dilaporkan ini menunjukkan bahwa hanya 5,2% laki-laki dan 30% perempuan yang
menyatakan pernah mengalami pelecehan seksual padahal sebenarnya 83,1% laki-laki dan
87,8% perempuan pernah mengalaminya. Faktanya, ada berbagai faktor yang menyebabkan
pelecehan seksual sulit diberantas dan masih terus terjadi hingga saat ini, antara lain budaya
masyarakat, sikap perempuan. kekuatan yang dimiliki oleh pelaku intimidasi dan
permasalahan dalam diri pelaku intimidasi itu sendiri. (ABDULLAH, 2002/2003).

C. RUMUSAN MASALAH

1. Sejarah Gangguan Seksual


2. Pengertian Gangguan Seksual
3. Pengertian Gangguan Seksual Menurut Perspektif Islam
4. Karakteristik Gangguan Seksual
5. Jenis- jenis gangguan seksual
6. Gejala Gangguan Seksual
7. Penyebab Gangguan Seksual
8. Pengobatan Gangguan Seksual
9. Pandangan Islam Tentang Gangguan Seksual
10. Isu isu tentang gangguan seksual
11. Studi kasus tentang gangguan seksual

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. SEJARAH GANGGUAN SEKSUAL

Sebenarnya kejadian gangguan seksual ini sering berlaku dalam masyarakat di seluruh
dunia dan ia tidak hanya tertumpu di dalam bidang pekerjaan yang tertentu sahaja.
Berdasarkan kajian yang telah dijalankan sepanjang tempoh 20 tahun yang lalu yang
dijalankan di Amerika didapati gangguan seksual telah berlaku di dalam bidang perniagaan
(Fitzgerald, Drasgow, Hulin, Gelfand, & Magley, 1997), bidang pendidikan, badan kerajaan
dan bidang ketenteraan. Gangguan seksual yang berlaku di tempat kerja ini mungkin
disebabkan oleh anggapan dan kebiasaan yang telah wujud dalam sesebuah masyarakat.
Lelaki biasanya adalah golongan yang dipertanggungjawabkan untuk mencari nafkah bagi
sesebuah keluarga dan wanita pula bertindak sebagai suri rumah yang mempunyai tugas
untuk mengurus rumah, anak-anak dan keperluan keluarga yang lain seperti makanan dan
minuman. Berdasarkan tugas tradisional yang telah ditetapkan bagi wanita dan lelaki
menyebabkan lelaki dipandang tinggi dan diiktiraf dalam melaksanakan sebarang tugas di
tempat kerja atau di organisasi. Perubahan besar yang berlaku akibat dari penghijrahan ke
bandar dengan tujuan untuk mendapatkan jaminan ekonomi yang lebih baik menyebabkan
kaum wanita mula bertukar arah dari melakukan tugas-tugas tradisi kepada tugas-tugas yang
selama ini di monopoli oleh kaum lelaki. Hasil dari penghijrahan ini wujud perubahan kepada
keseimbangan kuasa di antara lelaki dan wanita. Hal ini mula disedari sejak dahulu lagi iaitu
bermulanya revolusi perindustrian di barat. Gangguan seksual adalah salah satu akibat
daripada perubahan kuasa ini. Ada kemungkinan, jika gangguan seksual ini dilakukan oleh
lelaki ke atas wanita ia adalah sebagai tindakbalas kepada kuasa vang hilang kepada wanita.
Sekiranya gangguan seksual ini dilakukan oleh wanita ke atas lelaki ia adalah satu reaksi
pembalasan atau percubaan penggunaan kuasa baru. Kebanyakan masyarakat mempunyai
anggapan bahawa lelaki adalah golongan yang lebih berkuasa di dalam organisasi maka
perbezaan kuasa dalam bentuk formal ini adalah antara faktor yang menyumbang kepada
wujudnya gangguan seksual. Selama Revolusi Industri di Inggris, pelecehan seksual
merajalela karena lemahnya peraturan di tempat kerja. Untuk menangani masalah ini
dibentuklah komisi pada tahun 1883, yaitu Komisi Pekerjaan Anak dan Komisi Pabrik.
Sebuah penelitian dilakukan mengenai situasi buruk ini dan melibatkan beberapa golongan
pekerja. Namun permasalahan pelecehan seksual masih belum bisa diatasi (ABDULLAH,
2002/2003).

B. PENGERTIAN GANGGUAN SEKSUAL

Gangguan seksual didefinisikan sebagai perilaku seksual yang dianggap oleh korban
sebagai ancaman, ugutan, atau penghinaan, tetapi tidak memiliki kaitan langsung dengan
keuntungan pekerjaan (Abdullah, Gangguan Seksual, 2021). Gangguan seksual juga
dijelaskan sebagai tindakan yang mengganggu ketenteraman pribadi seseorang (Abdullah,
Gangguan Seksual, 2021). Dengan kata lain dapat difahami bahwa Gangguan seksual adalah
bentuk perilaku seksual yang diterima oleh korban, dipersepsikan sebagai ancaman, ugutan,

3
atau penghinaan, yang tidak memiliki hubungan langsung dengan keuntungan pekerjaan, dan
pada saat yang sama, Pengertian Gangguan ini juga dapat diidentifikasi sebagai perbuatan
yang mengganggu ketenteraman pribadi seseorang, menciptakan situasi yang meresahkan dan
mengganggu kesejahteraan individu tanpa mempertimbangkan aspek keuntungan pekerjaan.
Gangguan seksual” didefinisikan sebagai “perilaku yang tidak diingini dan tidak pantas
yang berkaitan dengan seksualiti yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain yang
tidak menginginkannya atau tidak setuju dengan perilaku tersebut. Gangguan seksual” adalah
“persekitaran yang tidak selesa” dan dapat berupa “jenaka-jenaka lucah, ucapan atau
pernyataan yang berunsurkan seks dan undangan / permintaan seksual sama ada secara
langsung atau tidak, sebarang tingkah laku sama ada secara gerak isyarat atau sentuhan
fizikal ke atas tubuh badan ‘dengan sengaja’ seperti menyentuh punggung dan buah dada.”
(ALI, 2021/2022).
Gangguan seksual adalah perilaku yang tidak diinginkan dan tidak pantas yang berkaitan
dengan seksualitas, yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain tanpa persetujuan atau
tanpa keinginan orang tersebut (Rahman, 2022).
Menurut Kod Amalan (1999) gangguan seksual didefinisikan sebagai “sebarang tingkah
laku berunsur seksual yang tidak dingini dan memberi kesan sebagai gangguan samada secara
lisan, isyarat, visual, psikologi atau fizikal. Yang atas sebab yang munasabah boleh dianggap
oleh penerima (mangsa) sebagai mengenakan syarat berbentuk seksual ke atas pekerjaannya,
atau yang atas sebab yang munasabah boleh dianggap oleh penerima (mangsa) sebagai satu
pencabulan maruah atau penghinaan, atau ancaman terhadap dirinya tetapi tiada hubungan
terus dengan pekerjaannya.” (Yahaya, 2019).
Gangguan seksual juga merujuk pada kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan
atau ketidaknyamanan dalam fungsi seksualnya. Gangguan seksual dapat melibatkan
berbagai aspek, termasuk dorongan seksual, gairah, gairah seksual, respons seksual, dan
orgasme. Beberapa contoh gangguan seksual yang umum meliputi disfungsi ereksi,
gangguan orgasme, gangguan dorongan seksual, dan gangguan nyeri saat berhubungan
seksual. Gangguan seksual dapat disebabkan oleh serangan fisik, psikologis, atau kombinasi
keduanya. Penting untuk mencari bantuan medis atau konseling jika mengalami gangguan
seksual, karena dapat mempengaruhi kualitas hidup dan hubungan interpersonal seseorang
(Ainnun Mulki Alifah, 2019).

C. PENGERTIAN GANGGUAN SEKSUAL MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

Perbuatan mungkar dan maksiat adalah perosak diri individu, keluarga dan masyarakat.
Ia dapat menjejaskan matlamat hidup manusia iaitu untuk mencapai kesuksesan di dunia dan
di akhirat. Hal berikut ini seorang yang melakukan perbuatan mungkar secara langsung
meninggalkan ibadah dan ibadah adalah tiang bagi memperoleh kesuksesan. Manusia perlu
menggunakan akal fikiran yang dikurniakan Allah untuk mencari cara kehidupan yang
menepati ajaran Islam. Quran dan hadis adalah sumber referensi utama untuk tufuan itu.
Isu-isu seksi seperti zina, pelacuran, berdua-duaan bukan muhrim serta bercumbuan
tanpa ikatan yang sah adalah kesalahan yang dipandang serius dalam Islam. Islam amat
menangani hal-hal yang berkaitan dengan seksual ini karena ia memberi kesan kepada lima
tujuan utama hukum Islam iaitu menjaga agama, nyawa serta maruah diri, harta benda, akal
dan keturunan.

4
Hukum Islam ini bertujuan memastikan umat Islam mendapat perlindungan dari bahaya
maksiat ataupun jenayah dengan menguatkuasakan undang-undang jenayah sesuai dengan
kesalahan yang dilakukan. Hukum jenayah dalam Islam termasuklah hudud, qisas, diat dan
takzir. Tujuan utama saya laksanakan undang-undang jenayah Islam adalah kerana hukuman
yang setimpal akan dijatuhkan kepada pelaku jenayah.
Pelaku jenayah itu juga akan mendapat pengajaran melalui proses pemulihan dan
bimbingan. Ia juga dapat memberitahu orang ramai supaya berwaspada dengan gejala
jenayah dan menjauhinya. Kesan dari pelaksanaan hukuman ini adalah perbuatan jenayah
dapat dihapuskan atau dikurangi dan ini membawa lingkungan sekitar berada dalam keadaan
aman dan maju.
Dalam kitab Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtasid, Ibnu Rusyd
membahagikan jenayah kepada empat ketegori:
1. Jenayah ke atas tubuh badan dan nyawa
2. Jenayah ke atas harta benda
3. Jenayah ke atas keturunan
4. Jenayah ke atas maruah dan kehormatan
Bagi kesalahan gangguan seksual, Islam melihat perbuatan itu mencemarkan maruah
dan nama baik Islam sebagai agama yang menjamin keselamatan, keharmonian dan
keamanan individu dan masyarakat. Ia seharusnya dikenakan hukuman Takzir sebagai
menjaga hak Allah untuk kepentingan awam serta hak individu. Hukuman Takzir ditentukan
oleh pemerintah. Ia tidak ditetapkan dalam Quran ataupun hadis tetapi di putuskan oleh
pemerintah. Ia dibuat dari masa ke semasa demi menegakkan kesucian dan keadilan Islam. Ia
juga dapat memenuhi tujuan pencegahan, pengajaran dan penguatkuasaan perundangan Islam
(Aziz, Undang-Undang Gangguan Seksual di Malaysia, 2005).
Dari sudut Islam pula, pada zaman jahiliah, golongan perempuan sering ditindas yang
mana anak-anak perempuan yang baru dilahirkan akan ditanam hidup-hidup kerana bapa
mereka akan malu dan hina jika masyarakat mengetahui mereka mempunyai anak
perempuan. Disamping itu juga, walaupun terdapat ibu bapa yang tidak membunuh anak
perempuan mereka, anak-anak tersebut akan dihantar ke suatu pusat perlindungan namun
begitu, anak-anak perempuan tersebut akan dijadikan hamba-hamba seks kepada lelaki arab
jahiliah apabila mereka meningkat dewasa.
Walaubagaimanapun setelah kedatangan Islam di seluruh dunia, Islam telah melarang
umatnya untuk merendahkan martabat perempuan akan tetapi meletakkan di tempat yang
tinggi perempuan dengan lelaki kerana Allah telah menciptakan manusia ini adalah
berpasang-pasangan dan perlu saling menghormati. Dalil kepada keterangan ini ialah:
“ Dan segala sesuatu Kami menciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan
kebesaran Allah.” (Salleh, 1988)

D. KARAKTERISTIK GANGGUAN SEKSUAL

laki-laki digambarkan sebagai sosok yang mandiri, berdaya saing tinggi, agresif,
rasional dan memiliki kekuatan fisik, sedangkan perempuan digambarkan sebagai sosok yang
emosional, pasif dan lemah. Ini adalah gambaran umum. Padahal, ini harus dibedakan
dengan biologis yaitu gender. Dengan beranggapan bahwa perempuan adalah kelompok

5
yang lemah, maka tidak menutup kemungkinan perempuan akan mudah tertindas dan
tereksploitasi.
Untuk memahami apa sebenarnya pelecehan seksual, penting untuk mengetahui masalah
kekerasan seksual, khususnya terhadap perempuan. Kekerasan seksual ini meliputi
pemerkosaan, kekerasan dalam rumah tangga, dan pelecehan seksual terhadap anak. Menurut
Carole Sherfield, korban kekerasan seksual adalah, tanpa memandang usia, kelas. Dapat
dipahami bahwa pemerkosaan, kekerasan dalam rumah tangga, inses, pornografi, dan
pelecehan seksual adalah kekerasan seksual. Dikatakan kekerasan seksual karena laki-laki
akan menakut-nakuti, mengontrol dan mendominasi perempuan. Filsuf sosial seperti Johanna
Jacob Bachofen, penulis Mother Righr (1861) percaya bahwa pada awal manusia,
perempuanlah yang berkuasa. Perempuan disebut matmachy dan kemudian menjadi
kebalikan atau kekuatan tersebut patriarki. Bagi para antropolog, perempuan menjadi takut
kepada lelaki disebabkan mereka ditindas. Kaum lelaki pada dasarnya merasa tercabar
apabila kaum perempuan lebih mahir ataupun lebih berkedudukan dan ia mempengaruhi
suasana bekerja.
Dijelaskannya, pelecehan seksual ini tidak memperhitungkan jenis kelamin seseorang.
Namun perempuan sering dikaitkan sebagai korban kejahatan ini. Pelecehan seksual
merupakan salah satu bentuk kekerasan terhadap perempuan dan kekerasan terhadap
perempuan merupakan kejahatan seperti pemerkosaan atau pelecehan seksual.
Ciri-ciri pelecehan seksual khususnya di tempat kerja menurut Tong, Sterba dan
Kourany antara lain:
1. Mempengaruhi sosioekonomi: Pelecehan seksual di beberapa tempat misalnya,
pekerjaan melibatkan segala bentuk pekerjaan dan dilakukan oleh mereka yang
mempunyai wewenang atau kendali atas karyawannya.
2. Merupakan sesuatu yang jarang diberitakan.
3. Apabila dilaporkan, merupakan pelanggaran yang sangat berat diadili untuk dijadikan
tersangka.
4. Seringkali korbanlah yang disalahkan.
5. Sering tidak dianggap serius.
6. Ini bukan tentang perilaku seksual yang sebenarnya (Aziz, 2005).
Gangguan seksual dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu gangguan seksual berbentuk
ugutan (sexual coercion) dan gangguan seksual berbentuk ancaman terhadap ketenteraman
peribadi (sexual annoyance). Selain itu, gangguan seksual dapat terjadi dalam berbagai
bentuk, seperti gangguan secara lisan (kata-kata, komen, gurauan, usikan, bunyi, dan soalan-
soalan berbentuk ancaman atau cadangan seksual), gangguan secara fisik (sentuhan, pelukan,
ciuman, dan lain-lain), dan gangguan secara non-verbal (tatapan, isyarat, dan lain-lain)
(Yahaya, Gangguan Seksual, 2019).

E. KARAKTERISTIK GANGGUAN SEKSUAL

Adapun karakteristik gangguan sekusal yaitu sebagai berikut :


1. Gangguan secara lisan, seperti kata-kata, komen, gurauan, usikan bunyi, dan soalan-
soalan yang berbentuk ancaman atau cadangan seksual.
2. Gangguan secara isyarat atau bukan lisan, seperti pandangan atau kerlingan yang
membayangkan sesuatu niat atau keinginan, menjilat bibir atau memegang atau
memakan makanan dengan cara menggoda, isyarat tangan atau jenaka-jenaka lucah.

6
3. Gangguan secara fisik, seperti menyentuh punggung dan buah dada atau tingkah laku
lain yang melibatkan sentuhan fisik yang tidak diinginkan.
Semua bentuk gangguan seksual tersebut dapat dianggap sebagai sesuatu yang tidak
pantas dan dapat menimbulkan ketidaknyamanan atau bahkan trauma pada korban (ALI,
GANGGUAN SEKSUAL, 2021/2022).
Gangguan seksual adalah kategori luas kondisi yang memengaruhi kemampuan
seseorang untuk mengalami gairah, rangsangan, atau kepuasan seksual. Ada beberapa jenis
kelainan seksual yang masing-masing memiliki ciri khasnya sendiri. Beberapa ciri umum
kelainan seksual antara lain:
1. Kesulitan terangsang secara seksual atau mempertahankan gairah selama aktivitas
seksual
2. Kurangnya keinginan atau minat seksual terhadap aktivitas seksual
3. Ketidakmampuan mencapai orgasme atau orgasme tertunda
4. Nyeri atau ketidaknyamanan saat melakukan aktivitas seksual
5. Perilaku seksual yang menyebabkan kesusahan atau gangguan dalam fungsi sosial,
pekerjaan, atau bidang fungsi lainnya
6. Disfungsi seksual yang bukan disebabkan oleh kondisi medis atau penggunaan
narkoba.
Penting untuk diperhatikan bahwa kelainan seksual dapat berdampak signifikan terhadap
kualitas hidup dan hubungan seseorang. Jika Anda mengalami gejala kelainan seksual,
penting untuk mencari bantuan dari ahli yang berkualifikasi (Ainnun Mulki Alifah, JURNAL
STIKES MUHAMMADIYAH CIAMIS : JURNAL KESEHATAN, 2019).

F. JENIS- JENIS GANGGUAN SEKSUAL


Jenis- jenis gangguan seksual :
1. Gangguan Hasrat seksual hipoaktif, adalah gangguan seksual yang
menyebabkan Hasrat seks rendah atau sama sekali tidak memiliki Hasrat seks.
Wajar jika sesekali, seseorang tidak ingin untuk berhubungan intim. Akan tetapi
pada penderita male hypactive sexual desire disorder kondisi tersebut konstan
terjadi atau dapat kita lihat penderitannya selalu merasakan hal tersebut.
2. Gangguan minat / gairah seksual, yakni keadaan dimana kurangnya sensasi,
kesenangan, atau kegembiraan selama beraktivitas seksual pada Wanita. Kondisi
ini merujuk pada kurangnya pelumasan dan pembengkakan alat kelamin pada
Wanita.
3. Gangguan ereksi,yakni kecendrungan pada ketidakmampuan pria untuk
mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup lama untuk hubungan
seksual. Ereksi didorong oleh implus otak yang mestimulasi aliran pembuluh
darah dan relaksasi otot di dalam penis. Contohnya : Disfungsi ereksi situasional,
dan disfungsi ereksi organic
4. Gangguan orgasme, yakni kesulitan mencapai orgasme atau orgasme yang
terlalu cepat atau terlalu lambat. Contohnya: Anorgasmia ( kesulitan mencapai
orgasme), atau ejakulasi dini.
5. Gangguan gairah seksual, yakni kehilangan gairah seksual atau ketertarikan
pada aktivitas seksual. Contohnya: Gangguan Hasrat seksual hipoaktif.
6. Vaginismus, yakni kontraksi otot vagina yang tidak diinginkan, menyebabkan
kesulitan atau nyeri saat penetrasi.

7
7. Ejakulasi dini, adalah masalahpada pria yang mengalami orgasme dan
mengeluarka air mani setelah melakukan aktivitas seksual atau mengalami
stimulus penis pada waktu singkat.bisa disebut juga klimaks dini.
8. Gangguan nyeri seksual, yakni nyeri yang berhubungan dengan aktivitas
seksual. Contohnya: Dispareunia ( nyeri saat berhubungan seksual).
9. Hypersexuality, yakni kondisi di mana seseorang memiliki dorongan seksual
yang berlebihan dan sulit untuk dikendalikan.1

G. GEJALA GANGGUAN SEKSUAL


Adapun beberapa gejala gangguan seksual yaitu :
1. Hasrat atau minat seksual yang rendah
2. Nyeri Ketika berhubungan intim
3. Kesulitan meningkatkan gairah
4. Perasaan tidak Bahagia, merasa bersalah, atau malu
5. Frustasi
6. Gelisah dan cemas
7. Kurang tidur2
Disfungsi seksual memiliki beberapa gejala khusus pada Wanita, yakni :
1. Vagina terasa kering. Hal ini dapat terjadi akibat perubahan hormon Ketika
fase menyusui atau dlam masa menopause.
2. Vaginismus, mengencangnya otot vagina karena tidak rileks, sehingga
menimbulkan rasa sakit.
3. Sulit orgasme. Hal ini dapat terjadi akibat perubahan hormon Ketika
menopause, cemas, penyakit kronis,pemanasan yang kurang, serta penggunaan
obat-obat tertentu.
Disfungsi seksual pada pria juga memiliki beberapa gejala khusus, yakni :
1. Sulit untuk bisa ereksi dan mempertahankan ereksi.
2. Ejakulasi dini.hal ini dapat terjadi akibat ketidakmampuan dalam
mengendalikan ejakulasi.
3. Ejakulasi tertunda
4. Air mani tidak keluar Ketika ejakulasi.

H. PENYEBAB GANGGUAN SEKSUAL

Gangguan fungsi seksual pada seseorang bisa disebabkan oleh beberapa kondisi.
Penyebabnya bisa dikelompokkan menjadi 3, yakni gangguan hormon, kondisi medis
tertentu, atau masalah psikologis.
1. Gangguan hormon
Gangguan hormon bisa terjadi pada perempuan dan pria. Pada kadar hormon estrogen
yang menurun atau terlalu tinggi dapat memengaruhi respons seksual seperti gairah seks
menurun atau sulit mendapatkan orgasme.

1
Clevend Clinic. Diakses pada 2022. Sexual Dysfunction
2
https:// www.alodokter.com/disfungsi-seksual

8
Sedangkan pada laki-laki, jika kadar hormon testosterone rendah maka dapat memberikan
dampak pada menurunnya libido serta keinginan untuk melakukan aktivitas yang
berkurang.

2. Kondisi medis tertentu


Disfungsi seksual bisa terjadi apabila ada masalah atau penyakit tertentu yang
dimiliki, seperti:
 Kecanduan alkohol
 Kerusakan saraf
 Multiple sclerosis
 Kolesterol tinggi
 Diabetes
 Tekanan darah tinggi
 Penyakit jantung
 Infeksi saluran kemih
 Gagal ginjal
 Penggunaan obat-obatan terlarang

Selain beberapa kondisi medis di atas, gangguan fungsi seksual juga bisa disebabkan
akibat efek samping pengobatan penyakit tertentu, seperti penggunaan obat antidepresan atau
kemoterapi. Penggunaan obat antidepresan dan kemoterapi bisa memengaruhi gairah seksual
seseorang. Tidak hanya itu, efek obat-obatan tersebut juga bisa memengaruhi kemampuan
seseorang untuk orgasme. Metode pengobatan yang dilakukan juga bisa menyebabkan
gangguan maupun kerusakan saraf yang bisa memengaruhi fungsi seksual.

3. Kondisi psikologis
Masalah disfungsi seksual juga bisa disebabkan oleh kondisi psikologis, seperti:
 Stres
 Depresi
 Kecemasan
 Perasaan bersalah
 Rasa khawatir berlebihan
 Trauma masa lalu (misalnya pelecehan seksual)3

Disfungsi seksual sering disebabkan oleh fisik maupun psikis yang dialami oleh
seseorang. Penyebabnya bisa saja lebih dari satu. Beberapa penyebab lain yang dapat
mendasari terjadinya gangguan disfungsi seksual meliputi:
 Stres.
 Perasaan takut atau cemas tentang seks.
 Pengaruh kadar hormon.
 Masalah 9 mental (seperti depresi).
 Kekerasan seksual atau trauma di masa lalu.
 Alami masalah dalam hubungan.
 Konsumsi obat-obatan dan perawatan tertentu.
3
Bocah Indonesia, 3 Penyebab Disfungsi Seksual – Gejala dan Cara Mengobati, bocahindonesia.com,2023
diakses dari https://bocahindonesia.com/3-penyebab-disfungsi-seksual/ pada Oktober 2023.

9
 Menopause.
 Sedang dalam kehamilan, persalinan, atau menyusui baru-baru ini.
 Alami masalah medis seperti kanker, diabetes, masalah jantung, multiple
sclerosis, atau masalah kandung kemih.4
Gangguan seksual dapat memiliki beberapa penyebab yang berbeda, termasuk:
1. Faktor psikologis
Gangguan seksual sering kali terkait dengan masalah psikologis seperti,
kecemasan, depresi, trauma masa lalu, rendahnya kepercayaan diri, atau konflik
hubungan.

2. Faktor fisik
Beberapa gangguan seksual dapat disebabkan oleh masalah fisik, seperti
gangguan hormonal, gangguan neurologis, penyakit kronis seperti diabetes atau
penyakit jantung, atau efek samping dari obat-obatan tertentu.

3. Faktor hubungan
Gangguan seksual juga dapat terkait dengan masalah dalam hubungan, seperti
kurangnya komunikasi, ketidakcocokan seksual, atau masalah keintiman.

4. Pengalaman masa lalu


Trauma seksual atau pengalaman lainnya dalam hubungan seksual masa lalu
dapat menyebabkan gangguan seksual pada masa sekarang.

5. Gaya hidup
Faktor gaya hidup seperti kelelahan, kurang tidur, kebiasaan merokok,
konsumsi yang berlebihan, atau penyalahgunaan narkoba juga dapat berkontribusi
terhadap gangguan seksual.

I. PENGOBATAN GANGGUAN SEKSUAL

Disfungsi seksual bisa ditangani dengan memperbaiki masalah fisik, psikologis atau
mengobati kondisi medis yang memicunya. Terdapat beberapa jenis pengobatan yang bisa
dilakukan yang biasanya berupa suntikan hormon, pil, atau krim. Bagi pria, terdapat obat-
obatan jenis obat-obatan yang bisa dikonsumsi, seperti sildenafil, tadalafil, vardenafil dan
avanafil. Obat-obatan tersebut bekerja untuk membantu meningkatkan fungsi seksual dengan
meningkatkan aliran darah ke Mr P.
1. Alat Bantu
Alat bantu seperti alat vakum Mr P bisa membantu pria pengidap disfungsi
seksual untuk mencapai ereksi. Pada dilator bisa digunakan untuk membantu
melebarkan Miss V pada kasus Miss V yang mengalami penyempitan.

4
dr. Fadhli Rizal Makarim, Disfungsi Seksual, halodoc.com, maret 2022, diakses dari

https://www.halodoc.com/kesehatan/disfungsi-seksual, pada Oktober 2023

10
2. Terapi Seks
Terapi seks dapat sangat membantu pasangan yang mengalami masalah
seksual yang tidak dapat diatasi oleh dokter utama mereka. Terapis sering juga
merupakan penasehat perkawinan yang baik. Untuk pasangan yang ingin mulai
menikmati hubungan intim mereka, sangat sepadan dengan waktu dan masa untuk
bekerja dengan terlatih.
3. Terapi Perilaku
Terapi perilaku untuk mengobati disfungsi seksual biasanya terkait dengan
pemberian wawasan terkait perilaku dalam suatu hubungan atau untuk rangsangan diri
guna mengobati masalah yang berkaitan dengan gairah seksual atau orgasme.
4. Psikoterapi
Melalui psikoterapi, terapis akan membantu pengidap disfungsi seksual untuk
mengatasi trauma seksual yang pernah dialami, perasaan cemas, sampai membantu
untuk menaikkan rasa kepercayaan diri terhadap citra tubuhnya.
5. Pendidikan Seks
Pendidikan tentang seks bertujuan untuk membantu pengidap disfungsi
seksual dalam mengatasi kecemasannya tentang masalah fungsi seksual yang
dimilikinya. Melalui Pendidikan seks, pengidap akan diajak untuk berdialog
pasangannya untuk membahas seputar kebutuhan dan kekhawatiran yang berkaitan
dengan seks. Hal ini untuk membantu mengatasi berbagai masalah atau hambatan
yang dimiliki pasangan terkait seks untuk mencapai kehidupan seks yang sehat. 5
6. Pengobatan Untuk Mengatasi Gangguan Hormon
Bagi perempuan dengan kadar estrogen rendah, terapi pengganti
hormon estrogen dapat diberikan. Tujuannya adalah untuk membantu elastisitas vagina
dengan meningkatkan aliran darah dan pelumas pada vagina. Terapi ini dapat diberikan
dalam bentuk cincin vagina, krim, atau tablet. Sedangkan bagi pria dengan kadar
perempuan rendah, dokter dapat memberikan terapi hormon perempuan untuk
meningkatkan kadar testosteron dalam tubuh.
7. Pengobatan untuk menangani masalah fisik
Untuk menangani disfungsi seksual akibat suatu penyakit adalah dengan
mengobati penyakit yang mendasarinya. Misalnya, penderita diabetes akan
diberikan metformin atau insulin untuk mengontrol kadar gula dalam dara
8. Perubahan gaya hidup
Untuk mengatasi disfungsi seksual, pasien juga perlu menerapkan pola hidup
yang sehat, seperti berolahraga rutin, berhenti merokok, dan berhenti mengonsumsi
minuman beralkohol. Kegiatan ini dapat membantu meningkatkan kualitas aktivitas
seksual.

5
Hallodoc, Disfungsi Seksual, halodoc.com, 2019 diakses dari https://www.halodoc.com/artikel/kenali-5-jenis-
pengobatan-disfungsi-seksual pada Oktober 2023.

11
Beberapa alat bantu, seperti alat pompa (vakum) dan vibrator, dapat membantu atau
pria dalam mengatasi masalah seksual. Selain itu, operasi penis juga dapat dipertimbangkan
untuk membantu pria mengatasi gangguan ereksi.6

J. PANDANGAN ISLAM TENTANG GANGGUAN SEKSUAL


Islam adalah agama fitrah yang mengakui fitrah manusia dalam semua aspek
kehidupannya, termasuk aspek yang terkait dengan pemenuhan dari dorongan
instink/gharizah seksual yang memang Allah ciptakan pada diri manusia. Menikah disamping
menjadi sarana untuk pemenuhan karena dorongan Seks itulah manusia ditakdirkan memiliki
pasangan atau berpasangan dalam satu pernikahan atau pernikahan. Sejak muda naluri untuk
berpasangan tumbuh dan mendorong pelakunya berupaya bertemu dengan pasangannya.
Itulah ketetapan Ilahi:”Segala ssesuatu telah kami ciptakan berpasang pasangan supaya kamu
mengingat ( kebesaran Allah)” (QS. Az|-Z|âriat [51] 49)
Perbuatan homoseksual dan akibatnya disebutkan dalam al-Qur’ân diantara kisah-
kisah umat nabi-nabi yang durhaka dan dijatuhi hukuman oleh Allah, yaitu kisah umat nabi
Luth. Informasi al-Qur’ân tentang homoseks, liwath atau sodomi dalam Islam diungkap
dalam al-Qur’ân. Salah satunya adalah ayat berikut:

ْ ْ
ِ ‫) إِنَّ ُك ْم لَتَأتُونَ الرِّ َجا َل َشه َْوةً ِم ْن د‬08( َ‫َولُوطًا إِ ْذ قَا َل لِقَوْ ِم ِه أَتَأتُونَ ْالفَا ِح َشةَ َما َسبَقَ ُك ْم بِهَا ِم ْن أَ َح ٍد ِمنَ ْال َعالَ ِمين‬
{ ْ‫ُون النِّ َسا ِء بَل‬
08( َ‫ْرفُون‬ ِ ‫} )أَ ْنتُ ْم قَوْ ٌم ُمس‬
Dan (kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (ingatlah) tatkala Dia
berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum
pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?”(80). Sesungguhnya kamu
mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah
kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.(81) ). (QS. Al-‘Arâf [7]: 80-81).
Ayat ini menjelaskan bagaimana Nabi Luth menegur kaumnya yang melakukan
perempuan yang sangat buruk yang perlu diluruskan yaitu melampiaskan nafsu syahwat
kepada perempuan jenis, sehingga perbuatan tersebut disifati sebagai alfahisyah. Quraish
Shihab memaknai kata ( ‫ ةشحفلا‬al-fahisyah ) yakni melakukan pekerjaan yang sangat buruk
yaitu homoseksual. Penyebutan al-fahisyah merupakan penyebutan puncak dari suatu
keburukan. Tambahan kata “al” dalam firman Allah “al-fahisyah” adalah untuk memperkuat
informasi yang ada sebelumnya. Seolah-olah aktivitas ini merupakan sebuah perbuatan keji
yang sudah diketahui keburukannya oleh setiap orang. Apa yang dilakukan oleh penduduk
Sadum (kaum nabi Luth as.) tidak hanya penyimpangan (syirik) tetapi menurut Quraish
Shihab juga penyimpangan orientasi sex mereka yaitu kebiasaan buruk mereka dalam
berhubungan sex dengan sesama jenis. Bahkan Quraish Shihab menegaskan, bahwa
keburukan yang paling besar dan yang tiada taranya dari kaum nabi Luth as. Setelah
kemusyrikan adalah homoseksual. Di ayat ini, dijelaskan bunyi teguran Nabi Luth as. Kepada
mereka, bahwa perbuatan mereka yang keji, buruk dan busuk itu belum pernah dikerjakan
oleh seorangpun seisi alam yang ada waktu itu. Sehingga bisa dikatakan bahwa kaum yang

6
Alodokter, Disfungsi Seksual, alodokter.com, 2019, diakses dari
https://www.alodokter.com/disfungsi-seksual, pada Oktober 2023.

12
pertama kali melakukan perbuatan homoseks di dunia ini adalah kaum Nabi Luth as. Yang
menempati wilayah di sekitar laut mati yaitu Sadum (13erem) dan Amurah (Gamurrah).
Inilah yang mempertegas pendapat banyak ahli bahwa kaum Nabi Luth as. Adalah
golongan manusia pertama sepanjang sejarah kemanusiaan yang melakukan perilaku
menyimpang yaitu homoseksual, perilaku lebih menyenangi sesama jenis, bukan lawan jenis.
Perbuatan mana tidak pernah dilakukan oleh umat-umat sebelumnya, karena perbuatan itu
melanggar fitrah manusia dan tujuan penciptaannya, yaitu memiliki kecendrungan kepada
lawan jenisnya untuk memelihara kesinambungan jenis manusia di dunia. Penutup ayat ini
berisi celaan kepada para pelaku homoseks dengan stigma buruk yaitu mereka dianggap
sebagai orang-orang yang berlebih-lebihan (musrifun). Hubungan seks antar manusia
berlainan jenis adalah fitrah dan Sunnatullah, apabila dilakukan di atas koridor-koridor
akhlak dan etika yang baik yaitu hubungan seks dalam pernikahan yang suci, tetapi apa yang
dilakukan oleh penduduk Sadum, yaitu hubungan seks sesama jenis atau homoseks tidak
ditemukan dalil apapun yang membenarkan perbuatan tersebut.
Oleh sebab itu ayat berikut ini dalam bentuk redaksi yang dimulai dengan pertanyaan,
(dalam bentuk (istifham inkari), bukan untuk meminta jawaban mereka, karena mereka sudah
tahu jawabannya, tetapi sebaliknya adalah untuk mengingkari perbuatan mereka Allah
berfirman dalam persoalan ini:

856َ‫اَتَأْتُوْ نَ ال ُّذ ْك َرانَ ِمنَ ْال ٰعلَ ِميْن‬


‫ق لَ ُك ْم َربُّ ُك ْم ِّم ْن اَ ْز َوا ِج ُك ْۗ ْم بَلْ اَ ْنتُ ْم قَوْ ٌم ٰع ُدوْ ن‬
َ َ‫وتَ َذرُوْ نَ َما َخل‬166
َ ََ
“Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, (165). “Dan kamu
tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-
orang yang menentang (ketentuan Allah)”. (166). (QS. Asy-Syu‟ara [26] 165-166)
Disebutkan dalam ayat ini bahwa kaum Luth telah meninggalkan perempuan-
perempuan yang menjadi istri-istri dan pasangannya yang secara naluriah seharusnya kepada
merekalah laki-laki menyalurkan naluri seksualnya. Karena itulah fitrah asli manusia yang
berjenis kelamin laki-laki. Allah telah mengambarkan yang demikian itu dalam firmannya :

ٰ ٰ ‫ث لَّ ُك ْم ۖ فَأْتُوْ ا َحرْ ثَ ُك ْم اَ ٰنٰى ِش ْئتُ ْم ۖ َوقَ ِّد ُموْ ا ِِلَ ْنفُ ِس ُك ْم ْۗ َواتَّقُوا‬
َ‫ّللاَ َوا ْعلَ ُم ْْٓوا اَنَّ ُك ْم ُّم ٰلقُوْ هُ ْۗ َوبَ ِّش ِر ْال ُم ْؤ ِمنِ ْين‬ ٌ ْ‫نِ َس ۤا ُؤ ُك ْم َحر‬
“ Istri-istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja dan
dengan cara yang kamu sukai. Dan utamakanlah (yang baik) untuk dirimu. Bertakwalah
kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu (kelak) akan menemui-Nya. Dan sampaikanlah
kabar gembira kepada orang yang beriman.”
Kalau hubungan antara dua jenis dalam perkawinan yang legal, selain dilandasi oleh
kenikmatan jasmani juga kenikmatan dan tanggung jawab memelihara keturunan sebagai
hasil dari hubungan tersebut, Orang yang melakukan homoseksual hanya merasakan
kenikmatan jasmani, lepas dari tanggung jawab sebagai akibat dari perbuatannya. Oleh sebab
itu, penutup ayat ini menyebutkan bahwa orang-orang yang melakukan homoseksual sebagai
orang-orang yang melampaui batas melawan atau memusuhi ketentuan Allah (al- ‘adun),
yaitu menentang fitrah manusia, karena hubungan seks yang merupakan fitrah manusia
hanyalah kepada lawan jenisnya. Penutup ayat ini juga mengisyaratkan bahwa kelakuan

13
kaum Nabi Luth as. Itu selain melampaui batas fitrah kemanusiaan, sekaligus menyia-
nyiakan potensi mereka yang seharusnya ditempatkan pada tempatnya yang wajar, guna
kelanjutan jenis manusia. Apabila perbuatan kaum Nabi Luth itu tumbuh subur maka tidak
lagi regenerasi kehidupan, karena fitrah alami seksualitas manusia terhadap lawan jenis
adalah bertujuan untuk perkembangbiakkan manusia di dunia. Penyakit yang menjangkiti
kaum Sadum saat itu, memang perilaku seks yang menyimpang dari para laki-laki yang lebih
menyukai laki-laki. Namun Hamka mengatakan, oleh karena laki-laki lebih menyenangi laki-
laki, sehingga mereka tidak diberi kepuasaan setubuh oleh laki-laki, maka penyakit
kecendrungan seks sesama jenis semacam ini bisa pula berjangkit di kalangan kaum
perempuan, dimana perempuan lebih menyenangi perempuan. Perilaku demikian ini
belakangan dikenal dengan istilah lesbian. Sungguh dapat dibayangkan kehancuran akhlak
penduduk Sadum saat itu, mereka telah memberikan contoh terburuk untuk semua manusia
sepanjang zaman. 7Dari sini bisa dikatakan bahwa apapun istilah yang digunakan untuk
menyebut perilaku homoseksual dan lesbian, tetaplah ia merupakan perbuatan keji. Perbuatan
homoseksual lebih keji dari perbuatan seks karena tidak melakukannya dengan sesama jenis.
Hukuman yang ditimpakan kepada kaum Luth adalah sebuah gambaran tentang
kehancuran total yang membalik segala sesuatu, mengubah semua tanda dan
menghapuskannya. Pembalikkan negeri yang di atas menjadi di bawah ini serupa dengan
keterbalikkan fitrah mereka dari kelas manusia ke peringkat bawah, bahkan lebih rendah dari
perempuan. Karena perempua masih setia mengikuti batas-batas fitrah sebagai perempuan.
Ini memberikan maksud bahwa perempuan yang tidak dibekali oleh akal pun masih
mengikuti fitrah tidak melakukan hubungan sejenis, akan tetapi kaum Sadum betul-betul
mereka sudah berbuat keji. Untuk menghindari semakin maraknya penyimpangan seksual
yang sangat parah, karena dampaknya yang berbahaya seperti merebaknya penyakit HIV dan
Aids, maka pemerintah dihimbau untuk memberikan sanksi kepada pihak-pihak yang
menyebar luaskan penyimpangan seksual secara kasat mata tanpa memperhatikan etika dan
moral. Hukuman dan sanksi terhadap perilaku sex menyimpang baik itu perilaku homoseks
maupun lesbian, sejalan dengan perintah Allah swt. Allah telah mengecam perempuan-
perempuan yang melakukan penyimpangan sexual berupa hubunga dengan perempuan-
perempuan dalam firmannya :
ُ ْ‫ِ َح ٰتٰى يَت ََو ٰفٰىه َُّن ْال َمو‬ ٰ
ْ‫ِ اَو‬ ِ ْ‫َوالٰتِ ْي يَأْتِ ْينَ ْالفَا ِح َشةَ ِم ْن نِّ َس ۤا ِى ُك ْم فَا ْستَ ْش ِه ُدوْ ا َعلَ ْي ِه َّن اَرْ بَ َعةً ِّم ْن ُك ْم ۚ فَا ِ ْن َش ِه ُدوْ ا فَاَ ْم ِس ُكوْ ُ َُّن فِى ْالبُيُو‬
ٰ ٰ ‫يَجْ َع َل‬
ً‫ّللاُ لَه َُّن َسبِيْل‬
“ Dan (terhadap) Para perempuan yang mengerjakan perbuatan keji hendaklah ada
empat orang saksi diantara kamu (yang menyaksikannya). Kemudian apabila mereka telah
memberi persaksian, Maka kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dalam rumah sampai
mereka menemui ajalnya, atau sampai Allah memberi jalan lain kepadanya.” (QS. An-Nisaa
[4] 15).
Pada ayat sebelumnya Allah swt telah menjelaskan hukuman (hududullah), dan
ancaman Allah bagi orang-orang yang melanggar peraturannya didunia ini, disamping kabar
gembira bagi orang-orang yang menta’atinya. Maka pada ayat ini datang ancaman dan
hukuman bagi perempuan-perempuan yang melakukan pelanggaran dalam bidang sexual,
yaitu melakukan hubungan dengan sesama jenis, yang dikenal dengan istilah lesbian.
Perbuatan seksual menyimpang dari perempuan-perempuan itu ditunjukkan oleh ayat ini
yang dimulai dengan kata sambung (isim maushul) wa-allatiy, yang biasa digunakan untuk
menunjuk kepada perempuan-perempuan. Hukuman bagi pelaku yang tertangkap basah
melakukan perbuatan lesbian adalah mengurung mereka di dalam rumah, yang dikenal dalam

7
Hamka, Tafsir al-Azhar Juz VIII, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984), hal. 288

14
ilmu kesehatan dengan dikarantina, sampai tiba ajal mereka, atau sampai ada jalan keluar
yang ditunjukkan Allah swt. Hikmah dikurungnya pelaku lesbian didalam rumah menurut
Mutawalli Sya’rawi adlah selain mengucilkan mereka dari berhubungan dengan orang lain,
juga sebagai upaya pencegahan agar penyakit lebih menyukai sesama jenis ini tidak
menyebar dan menulari dikalangan perempuan lain yang menjadi korbannaya 8

K. ISU-ISU TENTANG GANGGUAN SEKSUAL

Isu seksualitas masih dianggap tabu dan tidak ingin dibicarakan oleh orang-orang. Isu
gangguan seksual adalah perkara yang masih lagi menjadi kebimbangan sampai hari ini.
Namun perkara yang lebih membimbangkan adalah apabila seseorang itu tidak tahu bahwa
dirinya adalah mangsa dari gangguan seksual tersebut. Situasi yang serius seperti gangguan
seksual sering kali disalah anggap sebagai sebuah gurauan atau jenaka.
Isu sosial seperti gangguan seksual tidak seharusnya dinormalisasikan sebagai suatu
insiden yang biasa berlaku walaupun ia sudah menjadi isu sejak zaman dahulu. Salah satu
contoh dari gangguan seksual sering dialami oleh Wanita apalagi dikalagan Wanita
remaja.hal ini karena golongan mahasiswa yang bakal menuju ke alam pekerjaan setelah
tamat akan menghadapi masalah yang sangat besar jika isu ini berterusan dan tidak ada
tindakan yang tegas di ambil. Kurangnya pengetahuan terhadap isu ini akan menjadikan
mereka menjadi golongan yang menjadi sasaran kepada individu yang tidak bermoral. Oleh
itu, pengetahuan gangguan seksual dalam kalangan remaja perlu dibekalkan kerana situasi
yang tidak dijangka mungkin berlaku. Mereka juga dapat dijadikan sebagai salah satu cara
untuk menangani isu ini agar menjadi lebih serius dan sukar untuk ditangani kelak. Dengan
adanya penanganan dari saluran yang betul, mereka dapat mempelajari hak-hak mereka
dengan lebih efektif. Jadi dengan adanya lebih banyak kajian-kajian yang membahas isu
gangguan seksual ia dapat membuka mata masyarakat atau khususnya golongan mahasiswa
yang menjadi mangsa gangguan seksual untuk tampil membuat tindakan lanjut dan
mempertahankan diri serta menjaga mereka dari perlakuan yang mampu mencemarkan diri
individu mereka.

L. STUDI KASUS TENTANG GANGGUAN SEKSUAL

Salah satu contoh studi kasus gangguan seksual terjadi pada mahasiswa UGM. Dari
Jurnal Kasus Pelecehan Seksual Mahasiswi Ugm Saat Kkn Ditinjau Dari Teori Tindakan
Manusia Dan Tatanan Moral Subyektif.
Kasus pelecehan sesksual bukanlah hal baru yang terjadi di Indonesia. Salah satu contoh
kasus pelecehan seksual yang baru terungkap adalah kasus pelecehan seksual yang dialami
oleh salah satu mahasiswi di UGM yang dilakukan oleh rekannya sendiri ketika KKN.
Tindakan pelecehan seksual terjadi karena manusia sebagai tuan dari tindakannya
mengetahui, menghendaki, dan memutuskan untuk melakukan tindakan itu. Tindakan
pelecehan seksual dalam realitas kejahatan merupakan pelanggaran berat karena selain
melukai fisik seseorang juga dapat mengganggu psikis korban pelecehan. Pelaku pelecehan
seksual termasuk dalam golongan orang-orang yang memiliki hati nurani sesat, karena

8
Al-Sya’rawi, tafsir, jilid 4, hal. 2065

15
mereka tidak dapat lagi membedakan perbuatan mana yang harus dilakukan dan mana yang
harus tidak dilakukan.
Berdasarkan pembahasan diJurnal tersebut maka dapat ditarik kesimpulan sebagai bahwa
Kasus pelecehan seksual merupakan tindakan manusiawi (actus humanus) yang bersifat
direct voluntary yaitu tindakan yang dilakukan atas dasar keinginannya sendiri (mengetahui,
menghendaki, serta menyetujui) tanpa ada paksaan atau tekanan dari pihak lain. Tindakan
pelaku pelecehan seksual tidak hanya merugikan pihak korban saja melainkan bagi pelaku itu
sendiri serta lingkungan masyarakat sekitar. Tindakan pelaku pelecehan seksual dinilai
berdasarkan hati nurani merupakan hati nurani sesat yang bersifat vincible (bisa diatasi) dan
culpable (bisa dipersalahkan). Tindakannya dapat dipermasalahkan sehingga dapat dimintai
pertanggungjawaban agar kelak tidak terjadi kembali kasus yang serupa.

16
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam perspektif Barat, kelainan seksual dianggap sebagai perilaku abnormal dan
maladaptif. Sementara itu, dalam perspektif Islam, pelecehan seksual dianggap sebagai
pelanggaran norma agama dan moral. Dalam Islam, moralitas sosial antara laki-laki dan
perempuan ditekankan sebagai cara untuk mencegah gangguan seksual. Akhlak sosial
tersebut antara lain bersikap serius dalam rapat, menjaga pandangan tetap fokus, menghindari
isolasi, dan menghindari pertemuan yang berlangsung lama secara berulang-ulang.
Selain itu, Islam juga menekankan pentingnya menjaga aurat dari hal-hal yang
diharamkan, menjaga penglihatan, tidak hidup menyendiri, tidak melakukan pantangan-
pantangan, tidak melakukan perjalanan seorang muslimah, tidak mencampurkan laki-laki dan
perempuan, serta memberikan pendidikan seks di dalam keluarga.

17
DAFTAR ISI

Abdullah, R. (2021). Gangguan Seksual. Peranan Parlimen dalam Penggubalan Undang-


Undang dan Polisi Yang Relevan, 13,205.
Abdullah, R. (2021). Gangguan Seksual. Peranan Parlimen dalam Penggubalan Undang-
Undang dan Polisi yang Relevan, 19.
ABDULLAH, R. B. (2002/2003). KEFAHAMAN PELAJAR INSTITUSI PENGAJIAN TINGGI
TERHADAP PERMASALAHAN GANGGUAN SEKSUAL : SATU TINIAUAN DI
KALANGAN PELAJAR KUITTHO. Johor: Kolej Universiti Teknologi Tun Hussein
Onn.
Ainnun Mulki Alifah, Y. R. (2019). JURNAL STIKES MUHAMMADIYAH CIAMIS : JURNAL
KESEHATAN. KNOWLEDGE OF PARENTS ABOUT PEDOPHILIA IN CIBENDA
VILLAGE DISTRICT PARIGI DISTRICT PANGANDARAN, 6-7.
Ainnun Mulki Alifah, Y. R. (2019). JURNAL, STIKES MUHAMMADIYAH CLAMIS. JURNAL
KESEHATAN , 6-8.
ALI, N. B. (2021/2022). GANGGUAN SEKSUAL. SATU TINJAUAN KEPERLUAN KOD
ETIKA GANGGUAN SEKSUAL DI KALANGAN PENUNTUT-PENUNTUT
POLITEKNIK, 11-19.
ALI, N. B. (2021/2022). GANGGUAN SEKSUAL. SATU TINJAUAN KEPERLUAN KOD
ETIKA GANGGUAN SEKSUAL DI KALANGAN PENUNTUT-PENUNTUT
POLITEKNIK, 29.
Aziz, A. S. (2005). Undang-undang Gangguan Seksual di Malaysia. Melaka: PTS
Profesional.
Aziz, A. S. (2005). Undang-Undang Gangguan Seksual di Malaysia. Melaka: PTS
Professional.
Rahman, S. F. (2022). Dunia Pengurusan. Garis Panduan Islam Dalam Menghindari
Gangguan Seksual Di Tempat Kerja, 51.
Salleh, B. (1988). Kajian Jangka Pendek Universiti Sains Malaysia Pulau Pinang. Kajian
Jangka Gangguan Seksual di dalam Kampus USM, njuran Persatuan Kakitangan
Islam, Universiti Sains Malaysia dan Pusat Islam Universiti Sains Malaysia., 1986-
1088.
Yahaya, P. M. (2019). Ganggaun Seksual . Masalah Ganggaun Seksual Di Kalangan Guru-
Guru Di Johor, Melaka, , 1-5.
Yahaya, P. M. (2019). Gangguan Seksual. Masalah Gangguan Seksual di Kalangan Guru-
Guru di Johor, Melaka, N,Sembilan, dan Selangor, 6,17.
Clevend Clinic. Diakses pada 2022. Sexual Dysfunction
https:// www.alodokter.com/disfungsi-seksual

18
Bocah Indonesia, 3 Penyebab Disfungsi Seksual – Gejala dan Cara Mengobati,
bocahindonesia.com,2023 diakses dari https://bocahindonesia.com/3-penyebab-
disfungsi-seksual/ pada Oktober 2023.
dr. Fadhli Rizal Makarim, Disfungsi Seksual, halodoc.com, maret 2022, diakses dari
https://www.halodoc.com/kesehatan/disfungsi-seksual, pada Oktober 2023
Hallodoc, Disfungsi Seksual, halodoc.com, 2019 diakses dari
https://www.halodoc.com/artikel/kenali-5-jenis-pengobatan-disfungsi-seksual pada
Oktober 2023.
Alodokter, Disfungsi Seksual, alodokter.com, 2019, diakses dari
https://www.alodokter.com/disfungsi-seksual, pada Oktober 2023.
Hamka, Tafsir al-Azhar Juz VIII, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984), hal. 288
Al-Sya’rawi, tafsir, jilid 4, hal. 2065

19

Anda mungkin juga menyukai