OPERASI TRANSGENDER
Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Mata Kuliah Etika dan Hukum
KELOMPOK 4:
TANGERANG SELATAN
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Sang Maha Pencipta karena dengan
Rahmat dan Karunia-Nya lah makalah ini dapat terselesaikan dengan judul makalah
”ETIK DAN HUKUM” yang dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah, Program
Studi Komunikasi Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat STIKES KHARISMA
PERSADA.
Saya berharap, makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Saya mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan makalah
ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi................................................................................................................ ii
Bab I Pendahuluan
1. Kesimpulan ..................................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah ............................................................................................ 3
3. Tujuan Penulisan .............................................................................................. 3
Bab II Pembahasan
1. Kesimpulan .................................................................................................... 12
2. Saran .............................................................................................................. 12
Daftar Isi ............................................................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
status, tingkatan sosial, dan hal lain yang mencirikan persamaan dan perbedaan.
Sedangkan konsep keragaman merupakan hal wajar terjadi pada kehidupan manusia
perempuan.Namun, pada kenyataannya selain dua jenis kelamin tersebut ada sebagian
Kebingungan yang dimaksud adalah tidak adanya kesesuaian antara jenis kelamin
maupun humor. Hal itu tentunya akan turut andil memberikan legitimasi dan figur
yang dapat ditiru masyarakat untuk mempermainkan jenis kelamin atau bahkan
Akhir-akhir ini kita juga sering mendapatkan berita di media tentang beberapa
orang yang beralih gender dari wanita menjadi pria atau sebaliknya. Kebanyakan dari
mereka merasa dirinya terperangkap di dalam tubuh yang salah.Seperti yang terjadi
pada penyanyi cilik Dena ‘Renaldy’ Rahman.Dia dikenal sebagai Renaldy saat
1
menjadi penyanyi cilik (laki-laki) di era 90-an. Namun setelah sekian lama tidak
terdengar kabarnya, kini namanya mulai mencuat lagi setelah isu tentang perubahan
jalan hidupnya dalam kasus transgender yang mulai merebak dan menjadi
Selain kasus transgender yang terjadi pada Dena ‘Renaldi’ Rahman, beberapa
bulan yang lalu dan sebelumnya telah banyak kasus transgender yang mencuat ke
permukaan seperti Sammuel Brodie karena sering di-bully semasa kecilnya, Alter &
Jane yang ditentang pernikahannya hingga masuk ke ranah hukum, dan kasus
transgender yang terjadi pada Siti Maemunah yang berubah menjadi lelaki (Agus)
dan berhasil mendapatkan pengakuan gendernya setelah keluar putusan hukum dari
narkoba, dan sejenisnya karena mencari pelarian dari perasaan terabaikan utamanya
dari keluarga yang tidak dapat menerima perilaku mereka.Padahal sebenarnya banyak
diantara kasus transgender ini yang bisa menjalani kehidupan mereka secara normal
setelah mereka merasa telah diterima oleh lingkungan.Jadi salahkah para transgender
menimbulkan banyak pro dan kontra baik ditinjau dari segi etika, hukum maupun
agama.Oleh karena itu, penulis ingin mengangkat masalah ini untuk dijadikan sebagai
2
pembahasan utama dalam makalah berjudul “Tinjauan Kasus Transgender dari Segi
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah diatas, yang menjadi pokok
permasalahan adalah:
C. Tujuan Penulisan
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Transgender
Istilah gender pertama kali diperkenalkan oleh Robet Stoller pada tahun 1968
bersifat sosial budaya, bukan pendefinisian yang berasal dari ciri-ciri fisik biologis.
peran-peran sosial yang dikontribusikan oleh masyarakat, serta tanggung jawab dan
sosial tersebut dapat dilakukan oleh keduanya, laki-laki dan perempuan.Gender bukan
merupakan kodrat Tuhan ataupun ketentuan Tuhan, oleh karena itu, gender berkaitan
dan bertindak sesuai dengan tata nilai yang terstruktur, ketentuan sosial dan budaya di
tempat mereka tinggal atau lahir.Gender seseorang dapat berubah, sedangkan jenis
1992)
dua alat kelamin atau seseorang yang perilakunya berbeda dengan kodrat aslinya
tidak jelas dengan status kelaminnya disebut transgender, yaitu suatu gejala
ketidakpuasan seseorang karena merasa tidak adanya kecocokan antara bentuk fisik
dan kelamin dengan kejiwaan ataupun adanya ketidakpuasan dengan alat kelamin
4
yang dimilikinya.Transgender adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan
orang yang melakukan, merasa, berpikir atau terlihat berbeda dari jenis kelamin yang
dari dalam (intern) dan sebab dari luar (ekstern).Intern adalah sebab yang berkaitan
perempuan berkode kromosom XX.Dan kode kromosom ini bertambah dari yang
pula sebaliknya.Sebab selanjutnya adalah dari faktor ekstern, di mana dalam hal ini
dapat dihubungkan dangan keadaan sosial atau lingkungan, interaksi sosial ataupun
dengan dua alat kelamin harus ditentukan mana yang lebih dominan kemudian
mereka yang menjadi transgender karena pengaruh dari lingkungan, dalam upaya
5
serta berkonsultasi dengan pemuka agama agar mengetahui dalil-dalil yang
transgender merupakan sesuatu yang berjalan di luar kewajaran, dianggap tidak benar
bagian dari masyarakat dengan berlandaskan kepada Hak Asasi Manusia (HAM)
kaum transgender juga terjadi dalam dunia kerja.Mereka tidak dapat secara leluasa
sektor non-formal, seperti usaha salon atau dunia hiburan. Tetapi yang paling banyak
Peranan dokter dan tenaga medis lainnya dalam operasi kelamin status hukumnya
disesuaikan dengan alasan yang berkaitan dengan kondisi dari alat kelamin yang
6
4. Transgender dan Kedudukannya Ditinjau dari Segi Hukum
menolak Human Rights and Sexual Orientation pada tahun 2005 dan Economic and
Social Council juga menolak untuk memberi status konsultatif kepada International
Lesbian and Gay Association (ILGA) pada tahun 2006. Di Indonesia sendiri belum
ada peraturan yang spesifik menjelaskan masalah transgender, namun secara hukum
kaum transgender memiliki hak yang sama dengan manusia pada umumnya sesuai
UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. (Arni Rahmawati Fahmi
Sholihah, 2011).
mengubah jenis kelaminnya tersebut disetujui oleh Hakim Pengadilan sesuai aturan
dalam UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. Oleh karena itu, tidak
ada masalah jika kaum transgender menikah selama ia menikah dengan jenis kelamin
yang berlawanan dan jenis kelaminnya yang sah dan terdaftar sesuai dengan dokumen
status dan kedudukan kaum transgender apabila setelah mendapat perizinan dari
Kependudukan.
7
Status dokter dan tenaga kesehatan lain yang menggagalkan operasi
penggantian, perbaikan ataupun pembuangan salah satu kelamin diatur dalam pasal
ketentuan kode etik, standar profesi, hak pengguna pelayanan kesehatan, standar
2) Ketentuan mengenai kode etik dan standar profesi sebagaimana dimaksud pada
Sehingga, dokter dan tenaga kesehatan yang bisa dikatakan sebagai pelaku
malpraktek (dalam hal ini sengaja menggagalkan operasi kelamin) diberikan sanksi
oleh pihak yang bertanggung jawab terhadap pemberi layanan kesehatan dan oleh
organisasi profesi yang bersangkutan sesuai dengan kode etik yang dilanggar.
cenderung menolak ketetapan Tuhan. Namun, hal ini dianggap sebagai fenomena
yang terjadi bukan karena Tuhan yang menciptakan orang-orang seperti itu,
melainkan karena manusia sudah berdosa sejak semula (konsep dosa awal). Menurut
penghormatan terhadap integritas tubuh manusia. Menurut KGK 369, pria dan
satu pihak sebagai pribadi manusia dan di lain pihak dalam kepriaan dan
8
pums-prakriti (pria), stri-prakriti (perempuan), tritiya-prakriti (seks ketiga). Jenis seks
ketiga ini terdiri dari shanda (male to female) dan shandi (female to male). Karena
Contohnya dalam kisah Baratayudha terdapat masa dimana Arjuna berperan sebagai
Brihannala. Dengan begitu, operasi pergantian kelamin pun bebas dilakukan. Ajaran
Budha juga menyimpan akar kebudayaan Hindu yang menguasai jenis kelamin
ucapan dan pikiran, setelah meninggal dunia mempunyai kesempatan terlahir di alam
bahagia tanpa terpengaruh oleh jenis kelamin. Meskipun begitu, dalam tripitaka
dinyatakan bahwa seorang waria tidak berhak ditasbihkan sebagai bhiksu atau
dengan kurangnya rasa syukur manusia terhadap penciptaan Allah melalui tubuhnya.
Dalam sebuah Hadits dijelaskan bahwa “Allah mengutuk laki-laki yang menyerupai
wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki.” (HR. Ahmad). Hadits tersebut
diperkuat dengan ayat Al-Qur’an terkait dengan transgender sebagai salah satu
telinga-telinga hewan ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan saya
9
Barang siapa yang menjadikan setan menjadi pelindung selain dari Allah, maka
Adapun hukum operasi kelamin dalam syariat Islam yang harus diperinci
persoalan dan latar belakangnya. Dalam dunia kedokteran modern dikenal tiga
1) Operasi penggantian jenis kelamin yang dilakukan terhadap orang yang sejak
yang sejak lahir memiliki cacat kelamin, seperti zakar (penis) atau vagina yang
3) Operasi pembuangan salah satu dari kelamin ganda, yang dilakukan terhadap
orang yang sejak lahir memiliki dua organ/jenis kelamin. (Winda Novtatika
Anggraeni, 2013)
shalat dan lainnya dikembalikan kepada kondisi kelamin semula.Operasi nomor dua
kesehatan fisik.Operasi dalam kondisi ini tidak mendatangkan masalah dalam hal
syariat karena jenis kelamin yang bersangkutan tidak berubah.Operasi nomor tiga
berkelamin ganda (khuntsa) didasarkan atas kecenderungan sifat dan tingkah lakunya,
10
maka setelah perbaikan kelamin menjadi pria atau wanita, hak waris dan status
hukumnya menjadi lebih tegas dan mengacu pada status yang baru. (Abuddin Nata,
2004)
Dokter dan tenaga medis harus bisa mengambil langkah yang tepat dalam
(dari segi agama) maka ia ikut berdosa karena termasuk “tolong-menolong dalam
dosa” dan jika sesuai syariat Islam dan diperbolehkan maka ia mendapat pahala
11
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari segi etika, operasi kelamin yang dilakukan kepada kaum transgender
oleh dokter dan tenaga medis bukan merupakan sebuah pelanggaran kode etik,
kecuali jika dokter dan tenaga kesehatan tersebut menggagalkan operasinya dan
masuk ke dalam kasus malpraktek.Dari segi etika sosial, masih melanggar dan
transgender diperbolehkan jika sudah ada izin dari Hakim Pengadilan dan pemohon
transgender diharamkan karena termasuk tabdil dan taghyir, yaitu mengubah ciptaan
Allah kecuali ada alasan tertentu seperti berkelamin ganda (khuntsa) dan cacat
kelamin yang jika dibiarkan bisa berakibat fatal terhadap kesehatan reproduksinya.
2. Saran
menjadi jelas.Kita harus menjaga agar tidak terdapat banyak kesenjangan hak dan
kewajiban antara laki-laki dan perempuan yang membuat seseorang menjadi ingin
swt.adalah jalan utama untuk lebih percaya diri, menerima segala kelebihan dan
12
kekurangan, serta mendalami ayat-ayat Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai bentuk rasa
13
DAFTAR PUSTAKA
Surgery. Institut Teknologi Bandung. 2011 Dec 12; Accessed on November 1st, 2014
http://blogs.itb.ac.id/sholihah/2011/12/12/transseksualisme-sex-reassignment-
surgery/
making processes. A.S. Journal of Counseling Psychology. 2010 Oct; 57(4): 377-93.
http://psycnet.apa.org/index.cfm?fa=main.doiEventRedirect&uid=&pc=&nextURL=
http%3A%2F%2Fpsycnet%2Eapa%2Eorg%2Fjournals%2Fcou%2F57%2F4%2F377
%2Ehtml
4. Ghalib, Achmad. Rekonstruksi Pemikiran Islam. 1st. ed. Jakarta: UIN Jakarta
http://muhsinhar.staff.umy.ac.id/fenomena-transgender-dan-hukum-operasi-kelamin/
14
7. Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan. Buku III: Pengantar Teknik
8. Mustika, Andri Adi. Operasi Ganti Kelamin. Scribd. 2013 May 09;
http://www.scribd.com/doc/140351425/OPERASI-GANTI-KELAMIN
10. Nugroho, Riant. Gender dan Administrasi Publik. 1st. ed. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar; 2008. 30 p.
11. Pulungan, Suyuthi. Universalisme Islam. 1st. ed. Tuwah Muhammad dkk,
12. UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Lembaran Negara
Nomor 5063.
15
15. UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. Lembaran Negara
Nomor 5475.
17. Winda Novtatika Anggraeni. Tindakan Sosial Pemuka Agama Islam Terhadap
16