TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Proses
Dari ketiga aspek ini jelas yang terpenting pada pekerjaan perencanaan,
bukanlah hasil atau perangkat perencanaan, melainkan proses perencanaan. Untuk
keberhasilan pekerjaan perencanaan sangat dianjurkan kepada semua pihak yang
bergerak dalam bidang perencanaan, untuk memahami proses yang dimaksud.
a Mendefinisikan output.
b Mendefinisikan pelanggan.
c Definisi kebutuhan pelanggan.
d Identifikasi proses yang menghasilkan output ini.
e Identifikasipemilik proses.
Langkah 2: Identifikasi dan Dokumentasi Proses Diagram alit merupakan alat yang
umum digunakan untuk mendeskripsikan proses. Pembuatan diagram alir dari proses
akan memungkinkan kita untuk melakukan empat aktivitas perbaikan berikut:
a Mengidentifikasi peserta dalam proses, berdasarkan nama, proses atau
organisasi.
b Memberikan kepada semua peserta dalam proses suatu pemahaman
umum tetang semua langkah dalam proses dan peranan individual
mereka.
c Mengidentifikasi inefisiensi, pemborosan, dan langkah-langkah
redundant (berlebihan atau tidak perlu) dalam proses.
d Menawarkan suatu kerangka kerja untuk mendefinisikan pengukuran
proses.
Proses yang telah didefinisikan harus didokumentasikan secara baik agar dapat
dipergunakan sebagi bahan informasi yang berguna dalam perbaikan proses secara
terus menerus.
Langkah 3: Mengukur Performansi
Pengukuran performansi dimaksudkan untuk dapat mengkuantifikasikan
bagaimana baik atau jelek suatu sistem sedang berjalan atau beroprasi. Ukuran-ukuran
performansi harus didefinisikan dan dievaluasi dalam konteks ekspektasi pelanggan.
Dengan kata lain stiap ukuran performansi yang digunakan harus mengacu pada tiga
tingkat, yaitu: proses, output dan outcome. Ukuran-ukuran proses mendefinisikan
aktivitas, variiabel dan oprasi dari proses kerjaitu sendiri. Ukuran-ukuran output
mendefinisikan features spesifik, nilai-nilai, dan atribut dari setiap produk yang dapat
diuji dari dua sisi. Sisi petama, berkaitan dengan karakteristeik output yang diinginkan
oleh pelanggan (kebutuhan pelanggan). Dan sis kedua, yaitu karakteristik outputyang
secara aktual diserahkan oleh proses (kapabilitas proses). Kebutuhan pelanggan sering
disebut sebagai suara dari pelanggan, sedangkan kapabilitas proses sering disebut
sebagai suara dari proses. Ukuran-ukuran outcome mendefinisikan dampak absolut
dari proses dan ergantung pada keputusan pelanggan. Dengan demikian kepuasan
pelanggan merupakan ukuran kunci dari outcome.
Langkah 4: Memahami Mengapa Suatu Masalah dalam Konteks Prses Terjadi
Ketiadaan data menimbulkan kesulitan untuk memahami mengapa suatu sistem
berjalan seperti itu, sehingga performansinya tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Masalah adalah deviasi atau penyimpanganyang terjadi antar performansi yang
diharapkan (sasaran) dan performansi aktua Kunci perbaikan proses pertama kali
adalah mengidentifikasi area utama (masalah utama) dan memerlukan perhatian pada
masalah utama. Pertanyaan kedua dpat dijawab dengan diagram sebab akibat (cause-
and-effect diagram) atau bertanya mengapa lima kali (five whys). Kaoru Ishikawa,
seorang pakar kualitas berkebangsaan Jepang, menyatakan bahwa tanda pertama dari
maslah adalah gejala (symtoms), bukan penyebab (causes). Karena itu, perlu dipahami
apa penyebab (root causes). Suatu contoh yang menunjukan perbedaan anatara gejala,
penyebab, dan akar penyebab.
Langkah 5: Mengembangkan dan Menguji Ide-Ide
Empat langkah terdahulu (langkah 1 sampai 4) membangun kerangka dasar
untuk memahami dimensi kritis dari proses, dengan jalan mengidentifikasi proses
kunci mengukur bagaiman baik atau jelek proses itu beroprasi, dan memahami
mengapa proses itu beroprasi dengan cara nya sendiri sehingga menimbulkan masalah.
Keempat langkah itu membantu kita untuk mengidentifikasi penyebab-penyebab dan
masalah utama. Pengembangan ide-ide untuk perbaikan proses harus ditujukan
langsung pada akar penyebab masalah utama. Pengembanagn ide-ide untuk perbaikan
proses dimulai pada langkah kelima. Ide-ide untuk perbaikan proses harus ditujukan
langsung pada penyebab akar masalah. Agar ide-ide yang dipilih untuk perbaikan
proses itu efektif, ide-ide itu perlu diuji terlebih dahulu sebelum diimplementasikan.
Eksperimentasi dari ide-ide itu akan membantu menghindarkan kegagalan
ketika ide-ide tersebut diimplementasikan dalam proses. Dengan demikian langkah 5
ini berusaha untuk mengembangkan dan menguji ide-ide untuk perbaikan proses
melalui suatu eksperimentasi, sebelum ide-ide terpilih itu diimplementasikan.
Langkah 6: Implentasi Solusi dan Evaluasi
Langkah keenam dalam model perbaikan proses ini dimulai dengan
perencanaan dan implemntasi perbaikan-perbaikan yang diidentifikasi dan diuji dalam
langkah 5. Langkah 6 melanjutkan untuk mengukur dan mengevaluasi efektivitas dari
proses yang diperbaiki itu. Informasi yang diperoleh kemudian dijadikan umpan balik
untuk melaksanakan perbaikan proses selanjutnya, sehingga akan diperoleh suatu
perbaikan proses secara terus menerus.