Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Perilaku
Kesehatan
DISUSUN OLEH
TANGERANG SELATAN
2017
1. PENDAHULUAN
mengkonsumsi rokok merupakan hal yang tidak dapat di pisahkan dari kehidupan
sehari-hari. Di dalam kenikmatan sebatang rokok, tersimpan juga bahaya yang begitu
besar.
Banyak zat kimia yang sangat berbahaya yang terkandung dalam sebatang
rokok. Lebih dari 1000 jenis bahan kimia yang berbahaya terkandung di dalamnya.
bahaya tersebut.
Dampak dari rokok itu sendiri tidak hanya orang yang menghisap secara
langsung rokok tersebut. Namun juga orang di sekitarnya yang juga menghirup udara
di sekitar perokok tersebut, atau disebut perokok pasif. Akibatnya, kerugian yang di
akibatkan asap rokok tersebut hampir tidak di ketahui oleh perokok pasif tersebut.
Akibatnya, banyak orang tidak bersalah yang merasakan dampak negatif dari rokok
tersebut.
2. ISI
Merokok
menjadi dua kelompok, yaitu perilaku merokok dan perilaku penggunaan tembakau
dengan mengunyah. Hal tersebut dikarenakan efek samping yang ditimbulkan akibat
2
menimbulkan polusi pada perokok pasif dan lingkungan sekitarnya, sedangkan
3.10.2 rerata proporsi perokok saat ini di Indonesia adalah 29,3 persen. Proporsi
perokok saat ini terbanyak di Kepulauan Riau dengan perokok setiap hari 27,2
3
Tabel 3.10.2
Proporsi penduduk umur ≥10 tahun menurut kebiasaan merokok dan provinsi,
Indonesia 2013
4
Tabel 3.10.3 menunjukkan proporsi penduduk umur ≥10 tahun menurut
karakteristik. Proporsi terbanyak perokok aktif setiap hari pada umur 30-34 tahun
sebesar 33,4 persen, umur 35-39 tahun 32,2 persen, sedangkan proporsi perokok
setiap hari pada laki-laki lebih banyak di bandingkan perokok perempuan (47,5%
perokok aktif setiap hari yang terbesar (44,5%) dibandingkan kelompok pekerjaan
lainnya. Proporsi perokok setiap hari tampak cenderung menurun pada kuintil indeks
5
Tabel 3.10.3
Proporsi penduduk umur ≥10 tahun menurut kebiasaan merokok dan karakteristik,
Indonesia 2013
6
Dari tabel 3.10.4 tampak bahwa rerata batang rokok yang dihisap per hari per
orang di Indonesia adalah 12,3 batang (setara satu bungkus). Jumlah rerata batang
rokok terbanyak yang dihisap ditemukan di Bangka Belitung (18 batang) dan di Riau
(16-17 batang).
7
Tabel 3.10.4
Rerata jumlah batang rokok yang dihisap penduduk umur ≥10 tahun
8
Tabel 3.10.5
9
mengunyah tembakau atau smokeless setiap hari di Indonesia sebesar 2,5 persen,
tertinggi pengunyah tembakau setiap hari yang berada diatas proporsi nasional
adalah Nusa Tenggara Timur (17,7%), Papua Barat (11,4%), Maluku utara (7,1%),
pada gambar 3.10.3 data gabungan perokok hisap dan kunyah tembakau pada
kelompok umur ≥15 tahun. Proporsi penduduk umur ≥15 tahun yang merokok dan
34,2 persen, Riskesdas 2010 sebesar 34,7 persen dan Riskesdas 2013 menjadi 36,3
pesen. Proporsi tertinggi pada tahun 2013 adalah di Nusa Tenggara Timur (55,6%).
Gambar 3.10.3
10
Kecenderungan proporsi penduduk umur ≥15 tahun yang mempunyai kebiasaan
menghisap dan mengunyah tembakau menurut provinsi, Indonesia 2007, 2010 dan
2013
memisahkan tembakau hisap dan tembakau kunyah, selain Riskesdas juga dilakukan
survei tersebut, hasil GATS 2011 dan Riskesdas 2013. Tampak proporsi perokok
laki-laki 67,0 persen tahun 2011, menjadi 64,9 persen tahun 2013. Demikian halnya
dengan perokok perempuan yang menurut GATS adalah 2,7 persen tahun 2011 dan
Gambar 3.10.4
11
Kecenderungan proporsi perokok umur≥15 tahun berdasarkan hasil survei GATS
menurut jenis kelamin dari data GATS 2011 dan Riskesdas 2013. Proporsi
dibandingkan hasil GATS 2011. Tahun 2011 proporsi mengunyah tembakau pada
laki-laki adalah 1,5 persen dan pada perempuan sebesar 2,7 persen, sementara
menurut Riskesdas 2013 proporsi laki-laki sebesar 3,9 persen dan 4,8 persen pada
perempuan.
Gambar 3.10.5
12
3. KESIMPULAN
dari 2007 ke 2013, cenderung meningkat dari 34,2 persen tahun 2007 menjadi 36,3
persen tahun 2013. 64,9 persen laki-laki dan 2,1 persen perempuan masih
menghisap rokok tahun 2013. Ditemukan 1,4 persen perokok umur 10-14 tahun, 9,9
persen perokok pada kelompok tidak bekerja, dan 32,3 persen pada kelompok kuintil
indeks kepemilikan terendah. Sedangkan rerata jumlah batang rokok yang dihisap
adalah sekitar 12,3 batang, bervariasi dari yang terendah 10 batang di DI Yogyakarta
13
DAFTAR PUSTAKA
www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf
14