Anda di halaman 1dari 16

SCHIZOPHRENIA DAN GANGGUAN

PSIKOTIK LAINNYA

Disusun oleh :

KELOMPOK 2

Yunika Maulidia 1806104030024


Nurjanah 1806104030057
Khilda 1906104030066
Safa Salsabila 1906104030084
Fira Rosalia 1906104030068
Putri Ayu Mahbengi 1906104030039

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan Rahmat,
Hidayah dan Karynia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dalam mata kuliah
Kesehatan Mental tentang “Schizophrenia dan Gangguan Psikotik Lainnya” ini dengan baik dan
tepat waktunya.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada ibuk Fajriani dan ibuk Nurhasanah sebagai
dosen mata kuliah Kesehatan Mental. Yang telah memberikan tugas ini. Kami menyadari bahwa
masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini
bisa membantu menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga
kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih bailk.

Demikian makalah ini kami buat, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi untuk kita semua terutaba bagi pembaca.

Wasalamualaikum Wr.Wb

Banda Aceh,15 November 2020

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................1
1.3 Tujuan...................................................................................................................1
BAB II.................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..................................................................................................................2
2.1 Pengertian schizophrenia...........................................................................................2
2.2 Jenis-jenis schizophrenia...........................................................................................3
2.3 Siptom- siptom schizophrenia...................................................................................4
2.4 Jenis –jenis gangguan psikotik lainnya.....................................................................6
2.5 Gangguan psikosis di masyarakat……………………...…………………………..8

BAB III..............................................................................................................................10
PENUTUP.........................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................10
3.2 Saran.........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Orang-orang yang menderita skozofrenia umunya mengalami beberapa episode
akut simtom–simtom, diantara setiap episode mereka sering mengalami simtom–simtom
yang tidak terlalu parah namun tetap sangat menggagu keberfungsian mereka.
Komorbiditas dengan penyalahguanaan zat merupakan masalah utama bagi para pasien
skizofrenia, terjadi pada sekitar 50 persennya. (Konsten & Ziedonis. 1997, dalam
Davison 2010). Skizofrenia adalah jiwa yang terpecah belah, adanya keretakan atau
disharmoni antara proses berpikir, perasaan dan perbuatan.
Kraeplin (dalam Maramis, 2009) membagi skizofrenia menjadi beberapa jenis.
Penderita digolongkan ke dalam salah satu jenis menurut gejala utama yang terdapat
padanya. Akan tetapi batasbatas golongan-golongan ini tidak jelas, gejala-gejala dapat
berganti-ganti atau mungkin seorang penderita tidak dapat digolongkan ke dalam satu
jenis.
Simtom-simtom yang dialami pasien skizofrenia mencakup gangguan dalam
beberapa hal penting pikiran, persepsi, dan perhatian. Perilaku motorik , afek, atau emosi,
dan keberfungsian hidup. Rentang masalah orang-orang yang didiagnosis menderita
skizofrenia sangat luas, meskipun dalam satu waktu pasien umumnya mengalami hanya
beberapa dari masalah tersebut. Dalam hal ini akan diuraikan beberapa simtomsimtom
utama skizofrenia dalam tiga kategori. Simtom positif, simtom negatif, dan simtom
disorganisasi. (Davison, 2010).
Menurut penelitian WHO prevalensi gangguan jiwa dalam masyarakat berkisar
satu sampai tiga permil penduduk. Misalnya Jawa Tengah dengan penduduk lebih kurang
30 juta, maka akan ada sebanyak 30.000-90.000 penderita psikotik. Bila 10% dari
penderita perlu pelayanan perawatan psikiatrik ada 3.000-9.000 yang harus dirawat.
Tetapi tidak semua bisa dirawat karena kapasitas pelayanan perawatan psikiatrik di
Jateng masih di bawah 1.000 tempat tidur. Sisa yang tidak terawat berada dalam
masyarakat dan pasien ini seharusnya perlu pengawasan yang seksama. Pasien psikotik
yang mungkin tenang terkadang tak terduga akan menjadi agresif tanpa stressor
psikososial yang jelas.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan schizophrenia ?
2. Apa saja jenis – jenis schizophrenia ?
3. Apa saja siptom – siptom schizophrenia ?
4. Sebutkan dan jelaskan jenis – jenis psikotik lainnya ?
5. Bagaimana gangguan psikosis di masyarakat ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui tentang apa itu schizophrenia
2. Untuk mengetahui tentang apa saja jeni- jenis schizophrenia
3. Untuk mengetahui tentang siptom – siptom schizophrenia
4. Untuk mengetahui tentang jenis – jenis psikotik lainnya
5. Untuk mengetahui tentang gangguan psikosis di masyarakat
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Skizofrenia
Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang ditandai dengan gangguan utama
dalam pikiran, emosi, dan perilaku, pikiran yang terganggu, dimana berbagai pemikiran
tidak salaing berhubungan secara logis, persepsi dan perhatian yang keliru afek yang
datar atau tidak sesuai, dan berbagai gangguan aktifitas motorik yang bizzare (perilaku
aneh), pasien skizofrenia menarik diri dari orang lain dan kenyataan, sering kali masuk ke
dalam kehidupan fantasi yang penuh delusi dan halusinasi. Orang-orang yang menderita
skozofrenia umunya mengalami beberapa episode akut simtom–simtom, diantara setiap
episode mereka sering mengalami simtom–simtom yang tidak terlalu parah namun tetap
sangat menggagu keberfungsian mereka.
Komorbiditas dengan penyalahguanaan zat merupakan masalah utama bagi para
pasien skizofrenia, terjadi pada sekitar 50 persennya. (Konsten & Ziedonis. 1997, dalam
Davison 2010). Skizofrenia adalah jiwa yang terpecah belah, adanya keretakan atau
disharmoni antara proses berpikir, perasaan dan perbuatan. Bleuler (dalam Maramis,
2009)membagi gejala – gejala skizofrenia menjadi 2 kelompok :
1. Gejala – gejala primer:
- Gangguan proses berpikir,
- Gangguan emosi,
- Gangguan kemauan,
- Autisme
2. Gejala – gejala sekunder
- Waham,
- Halusinasi,
- Gejala katatonik atau gangguan psikomotor yang lain

2
B. Jenis-jenis skizofrenia
Kraeplin (dalam Maramis, 2009) membagi skizofrenia menjadi beberapa jenis.
Penderita digolongkan ke dalam salah satu jenis menurut gejala utama yang terdapat
padanya. Akan tetapi batasbatas golongan-golongan ini tidak jelas, gejala-gejala dapat
berganti-ganti atau mungkin seorang penderita tidak dapat digolongkan ke dalam satu
jenis. Pembagiannya adalah sebagai berikut:
1. Skizofrenia paranoid Jenis skizofrenia ini sering mulai sesudah mulai 30
tahun.Permulaanya mungkin subakut, tetapi mungkin juga akut. Kepribadian
penderita sebelum sakit sering dapat digolongkan schizoid. Mereka mudah
tersinggung, suka menyendiri, agak congkak dan kurang percaya pada orang lain.
2. Skizofrenia hebefrenik Permulaanya perlahan-lahan atau subakut dan sering timbul
pada masa remaja atau antara 15 – 25 tahun. Gejala yang mencolok adalah
gangguan proses berpikir, gangguan kemauan dan adanya depersonalisasi atau
double personality. Gangguan psikomotor seperti mannerism, neologisme atau
perilaku kekanak-kanakan sering terdapat pada skizofrenia heberfrenik, waham dan
halusinasinya banyak sekali.
3. Skizofrenia katatonik Timbulnya pertama kali antara usia 15 sampai 30 tahun, dan
biasanya akut serta sering didahului oleh stres emosional. Mungkin terjadi gaduh
gelisah katatonik atau stupor katatonik. Gejala yang penting adalah gejala
psikomotor seperti:
a. Mutisme, kadang-kadang dengan mata tertutup, muka tanpa mimik, seperti
topeng, stupor penderita tidak bergerak sama sekali untuk waktu yang sangat
lama, beberapa hari, bahkan kadang-kadang beberapa bulan.
b. Bila diganti posisinya penderita menentang.
c. Makanan ditolak, air ludah tidak ditelan sehingga terkumpul di dalam mulut
dan meleleh keluar, air seni dan feses ditahan.
d. Terdapat grimas dan katalepsi.

3
4. Skizofrenia simplex
Sering timbul pertama kali pada masa pubertas.Gejala utama pada jenis simplex
adalah kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan. Gangguan proses berpikir
biasanya sukar ditemukan. Waham dan halusinasi jarang sekali ditemukan. .
5. Skizofrenia residual
Jenis ini adalah keadaan kronis dari skizofrenia dengan riwayat sedikitnya satu
episode psikotik yang jelas dan gejala-gejala berkembang kea rah gejala negative
yang lebih menonjol. Gejala negative terdiri dari kelambatan psikomotor, penurunan
aktivitas, penumpukan afek, pasif dan tidak ada inisiatif, kemiskinan pembicaraan,
ekspresi nonverbal yang menurun, serta buruknya perawatan diri dan fungsi sosial.

C. Simtom klinis skizofrenia.


Simtom-simtom yang dialami pasien skizofrenia mencakup gangguan dalam
beberapa hal penting pikiran, persepsi, dan perhatian. Perilaku motorik , afek, atau emosi,
dan keberfungsian hidup. Rentang masalah orang-orang yang didiagnosis menderita
skizofrenia sangat luas, meskipun dalam satu waktu pasien umumnya mengalami hanya
beberapa dari masalah tersebut. Dalam hal ini akan diuraikan beberapa simtomsimtom
utama skizofrenia dalam tiga kategori. Simtom positif, simtom negatif, dan simtom
disorganisasi. (Davison, 2010).
1. Simtom positif.
Mencakup hal–hal yag berlebihan dan distorsi, seperti halusinasi dan waham,
simtom–simtom ini, sebagian terbesarnya, menjadi ciri episode akut skizofrenia.
a. Delusi (waham), yaitu keyakinan yang berlawanan dengan kenyataan semacam
itu merupakan simtom–simtom positif yang umum pada skizofrenia.
b. Halusinasi, para pasien skizofrenia seringkali menuturkan bahwa dunia tampak
berbeda dalam satu atau lain cara atau bahkan tidak nyata bagi mereka. Dan
distorsi persepsi yang paling dramatis adalah halusinasi yaitu diamana
pengalaman indrawi tanpa adanya stimulasi dari lingkuangan.

4
2. Simtom negatif.
Simtom–simtom negatif skizofrenia mencakup berbagai devisit behavioral,
seperti avolition, alogia, anhedonia, afek datar dan asosiolitas. Simtom–simtom ini ini
cenderung bertahan melampaui suatu episode akut dan memiliki afek parah terhadap
kehidupan para pasien skizofrenia.
3. Simtom disorganisasi.
Simtom–simtom disorganisasi mencakup disorganisasi pembicaraan dan
perilaku aneh (bizarre). Disorganisasi pembicaraan juga dikenal sebagai gangguan
berfikir formal, disorganisasi pembicaraan merujuk pada masalah dalam
mengorganisasi berbagai pemikiran dan dalam berbicara sehingga pendengar dapat
memahaminya. Perilaku aneh terwujud dalam banyak bentuk, pasien dapat meledak
dalam kemarahan atau konfrontasi singkat yang tidak dapat dimengerti, memakai
pakaian yang tidak biasa, bertingkah seperti anak–anak, atau dengan gaya yang
konyol, menyimpan makanan, mengumpulkan sampah atau melakukan perilaku
seksual yang tidak pantas.
Terdapat simtom lain yang tidak tepat jika dimasukan ke dalam simtom
disorganisasi, yaitu simtom katatonia dan afek yang tidak sesuai: Katatonia memiliki
ciri utama berupa abnormalitas motorik, misalnya pasien melakukan gerakan berulang
kali, melakukan urutan aneh atau kadang kompleks antara gerakan jari, tangan dan
lengannya yang seringkali terlihat memiliki tujuan tertentu. Selain itu, pasien
menunjukan berbagai postur yang tidak biasa dan tetap dalam posisi demikian dalam
waktu yang sangat lama. Pasien dapat berdiri dengan satu kaki dan kaki lainnya
ditekuk ke arah pantat dan tetap dalam posisi tersebut hampir sepanjang hari.
Bahkan pasien katatonik juga dapat memiliki fleksibilitas lilin dimana orang
lain dapat menggerakan badan pasien dalam posisi aneh yang akan dipertahankan
olehnya dalam waktu yang sangat lama.Afek yang tidak sesuai maksudnya adalah
respon yang diberikan pasien diluat konteks yang seharusnya, misalnya pasien dapat
tertawa ketika mendengar kabar bahwa ibunya meninggal dan marak ketika ditanya
hal yang sederhana, pasien dapat dengan cepat berubah dari satu kondisi emosional ke
kondisi emosinal lainnya tanpa alasan yang jelas.

5
Simtom ini jarang terjadi, namun jika terjadi tentunya memiliki kepentingan
diagnostik yang besar karena simtomnya relatif spesifik untuk pasien.

D. Jenis – Jenis Gangguan Psikotik Lainnya


1. Gangguan Psikotik Akut
Gangguan psikotik akut merupakan penyakit psikiatri yang ditandai dengan onset
tiba-tiba dari 1 atau lebih gejala berikut ini: delusi, halusinasi, postur dan perilaku
yang bizarre, serta bicara yang kacau. Gangguan psikotik akut dapat menjadi gejala
awal dari penyakit psikotik lainnya, seperti schizophrenia. Perbedaan antara penyakit
ini dengan gangguan psikotik lainnya adalah dalam hal jenis dan intensitas gejala,
durasi waktu, serta perjalanan gangguan psikotik yang dapat kembali penuh pada
fungsi premorbid.
Diagnosis gangguan psikotik akut ditegakkan berdasarkan kriteria Diagnostic and
Statistical Manual of Mental Disorders 5 (DSM-5). Perbedaan dengan schizophrenia
pada kriteria waktu (terjadi dalam 1 hari namun kurang dari 1 bulan) dan tidak
disebabkan gangguan medis umum. Tidak adanya fase prodromal pada gangguan
psikotik akut menjadikan klasifikasi diagnosis ini tampak seperti perubahan fungsi
mental mendadak yang akhirnya kembali pada kondisi seperti sebelum mengalami
gangguan (tampak pulih sempurna).
Gangguan psikotik akut dapat disebabkan oleh adanya stresor yang jelas. Stresor
berupa stresor berat dari masalah interpersonal, pekerjaan dan pola relasi harian yang
menimbulkan kecenderungan perilaku membahayakan diri sendiri atau orang lain.
Sebuah analisis multivariat mengemukakan bahwa stres akut dan substance use
disorder berhubungan dengan perilaku bunuh diri pada pasien gangguan psikotik
akut.
Penatalaksanaan gangguan psikotik akut mencakup pemberian antipsikotik, rawat
inap jika ada peningkatan psikomotor atau adanya tendensi membahayakan diri
sendiri atau lingkungan, serta pemberian psikoterapi dan edukasi terkait gangguan
tersebut.Pasien dengan gangguan psikotik akut cenderung dapat kembali pulih seperti
semula, tetapi dapat juga berkembang menjadi schizophrenia.

6
Komplikasi gangguan psikotik akut meliputi komplikasi terkait obat antipsikotik,
psikiatrik, sosial dan mortalitas akibat tindakan bunuh diri.
2. Gangguan Skizoafektif,
Orang dengan gangguan ini memiliki gejala skizofrenia dan juga gangguan mood,
seperti depresi atau gangguan bipolar.
3. Gangguan Skizofreniform
Orang dengan gangguan ini mengalami gejala skizofrenia, tetapi berlangsung
lebih singkat, antara 1–6 bulan.
4. Gangguan Psikotik Singkat
Orang dengan penyakit ini dapat secara tiba-tiba mengalami periode pendek
perilaku psikotik yang seringkali sebagai respons terhadap peristiwa yang traumatis,
seperti kematian anggota keluarga. Sesuai namanya, gangguan psikotik singkat
seringkali dapat sembuh dengan cepat, biasanya kurang dari sebulan.
5. Gangguan Delusi
Gejala utama gangguan delusi adalah memiliki khayalan yang melibatkan situasi
kehidupan nyata yang seolah-olah terjadi, tetapi kenyataannya tidak. Misalnya,
merasa diikuti seseorang, dijadikan target incaran seseorang, atau memiliki penyakit.
Khayalan tersebut berlangsung setidaknya selama 1 bulan.
6. Gangguan Psikotik Bersama
Gangguan psikotik bersama atau yang disebut juga folie à deux terjadi ketika
seseorang memiliki khayalan berhubungan dengan orang lain yang mengadopsi
khayalan tersebut juga.
7. Gangguan Psikotik yang Diinduksi Zat
Gangguan psikotik ini disebabkan oleh penggunaan atau penarikan obat-obatan,
seperti halusinogen dan crack kokain, yang menyebabkan halusinasi, delusi, dan
omongan yang membingungkan.
8. Gangguan Psikotik karena Kondisi Medis Lain
Halusinasi, delusi, atau gejala lain yang dialami seseorang disebabkan oleh penyakit
lain yang memengaruhi fungsi otak, seperti cedera kepala atau tumor otak.

7
9. Parafrenia, Kondisi ini memiliki gejala yang mirip dengan skizofrenia, tetapibiasanya
terjadi pada usia lanjut atau pada lansia.

E. Gangguan Psikosis di Masyarakat


Menurut penelitian WHO prevalensi gangguan jiwa dalam masyarakat berkisar
satu sampai tiga permil penduduk. Misalnya Jawa Tengah dengan penduduk lebih kurang
30 juta, maka akan ada sebanyak 30.000-90.000 penderita psikotik. Bila 10% dari
penderita perlu pelayanan perawatan psikiatrik ada 3.000-9.000 yang harus dirawat.
Tetapi tidak semua bisa dirawat karena kapasitas pelayanan perawatan psikiatrik di
Jateng masih di bawah 1.000 tempat tidur. Sisa yang tidak terawat berada dalam
masyarakat dan pasien ini seharusnya perlu pengawasan yang seksama. Pasien psikotik
yang mungkin tenang terkadang tak terduga akan menjadi agresif tanpa stressor
psikososial yang jelas.
Pada zaman pemerintahan kolonial Belanda semua pasien psikotik (skizofrenia)
dirawat di Rumah Sakit Jiwa seumur hidup (dibuat koloni). Hal ini sekarang menjadi
stigma masyarakat, bahwa RSJ identik dengan gila. Tetapi sekarang situasi sudah
berbeda, tidak semua pasien dapat dirawat di RSJ. Mereka yang fase aktif gangguan
psikotiknya dirawat, sedang yang tenang dipulangkan namun masih dalam pengawasan
dalam bentuk perawatan jalan.
Fase aktif adalah pasien-pasien yang menunjukkan perilaku yang membahayakan
diri atau membahayakan lingkungannya, dan mudah dikenali gejalanya. Pada fase tenang
pasien dapat beradaptasi dengan lingkungannya, meskipun terbatas. Perjalanan psikiatrik
tidak terbatas pada Rumah Sakit Jiwa yang ada, tetapi di Rumah Sakit Umum pun ada
pelayanan psikiatrik yang dilakukan oleh psikiater. Yakni pelayanan integrasi dan
konsultasi psikiatri di RSU, mengingat jumlah psikiater yang ada belum memadai sesuai
kebutuhan. Ciri-ciri penderita psikotik antara lain:
1. Penarikan diri dari pergaulan sosial, banyak di dalam rumah, malu keluar rumah.
2. Tak mampu bekerja sesuai dengan fungsinya. Di rumah tak mau bekerja, atau
bekerjasekedarnya saja karena diperintah, setelah itu tak mau mengerjakan tugas yang
diberikan.

8
3. Berpikir aneh, dangkal, berbicara tak sesuai dengan keadaan situasi keseharian,
bicarangelantur.
4. Dalam pergaulan ada riwayat gejala waham atau halusinasi dan illusi.
5. Perubahan perilaku yang nyata, misalnya tadinya ceria menjadi melamun, perilaku
aneh-anehyang sebelumnya tidak pernah dijalani.
6. Kelihatan menjadi murung dan merasa tak berdaya.
7. Sulit tidur dalam beberapa hari, atau bisa tidur yang terlihat oleh keluarganya, tetapi
pasienmerasa sulit atau tidak bisa tidur.

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang ditandai dengan gangguan utama dalam
pikiran, emosi, dan perilaku, pikiran yang terganggu, dimana berbagai pemikiran tidak
salaing berhubungan secara logis, persepsi dan perhatian yang keliru afek yang datar atau
tidak sesuai, dan berbagai gangguan aktifitas motorik yang bizzare (perilaku aneh),
pasien skizofrenia menarik diri dari orang lain dan kenyataan, sering kali masuk ke dalam
kehidupan fantasi yang penuh delusi dan halusinasi.

Kraeplin (dalam Maramis, 2009) membagi skizofrenia menjadi beberapa jenis.


Penderita digolongkan ke dalam salah satu jenis menurut gejala utama yang terdapat
padanya. Akan tetapi batasbatas golongan-golongan ini tidak jelas, gejala-gejala dapat
berganti-ganti atau mungkin seorang penderita tidak dapat digolongkan ke dalam satu
jenis.
Simtom-simtom yang dialami pasien skizofrenia mencakup gangguan dalam
beberapa hal penting pikiran, persepsi, dan perhatian. Perilaku motorik , afek, atau emosi,
dan keberfungsian hidup. Rentang masalah orang-orang yang didiagnosis menderita
skizofrenia sangat luas, meskipun dalam satu waktu pasien umumnya mengalami hanya
beberapa dari masalah tersebut. Dalam hal ini akan diuraikan beberapa simtomsimtom
utama skizofrenia dalam tiga kategori. Simtom positif, simtom negatif, dan simtom
disorganisasi. (Davison, 2010).

Menurut penelitian WHO prevalensi gangguan jiwa dalam masyarakat berkisar satu
sampai tiga permil penduduk. Misalnya Jawa Tengah dengan penduduk lebih kurang 30
juta, maka akan ada sebanyak 30.000-90.000 penderita psikotik. Bila 10% dari penderita
perlu pelayanan perawatan psikiatrik ada 3.000-9.000 yang harus dirawat. Tetapi tidak
semua bisa dirawat karena kapasitas pelayanan perawatan psikiatrik di Jateng masih di
bawah 1.000 tempat tidur. Sisa yang tidak terawat berada dalam masyarakat dan pasien
ini seharusnya perlu pengawasan yang seksama.
B. SARAN

Bagi keluarga, mencari berbagai refernsi dan pengetahuan tentang skizofernia dan
berperan serta dalam memberikan dukungan kepada penderita skizofernia. Bila perlu,
keluarga meminta bantuan professional dari pihak-pihak yang terkait, seperti bidang medis,
psikologi, dan kerohanian. Bagi pemerintah dan bidang kesehatan, meningkatkan layanan
dan penanganan lebih baik kepada penderita psikosis , termasuk penderita skizofernia.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/35688294/MAKALAH_PSIKOSIS

https://www.halodoc.com/artikel/ini-9-gangguan-psikotik-yang-sering-didengar

https://www.kompasiana.com/evanurkhofifah/5c67ee9ac112fe7348050a47/mengenal-gangguan-
psikotik-skizofrenia?page=3

https://www.daya.id/usaha/artikel-daya/sosial/informasi-jenis-jenis-gangguan-psikotik-dan-
faktor-penyebabnya

Anda mungkin juga menyukai